Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDAMPINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA MIKRO MAKANAN RINGAN DI DUSUN KWARASAN, NOGOTIRTO, GAMPING, SLEMAN Hapsari, Yaning Tri; Marfuah, Hasti Hasanati; Kurniawanti, Kurniawanti; Samodro, Guntur; Dwinugroho, Theofilus Bayu
Jurnal Terapan Abdimas Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v8i1.14080

Abstract

Abstract. Cost of Production (HPP) is an important element to assess the success (performance) of a trading or manufacturing company. Especially in determining the selling price and calculating the profit and loss of each product. Based on observations and interviews with “KREES” Banana Chips and Cheese Stick SME Owners, it is known that there are difficulties in recognizing what cost components must be calculated, thus causing difficulties in determining the optimal selling price to increase profits. The purpose of carrying out PKM activities is to provide assistance in calculating the Cost of Production (HPP) for UKM Banana Chips and Cheese Sticks "KREES".The method used in this dedication is in the form of face-to-face in delivering material, debriefing and discussing the calculation of the cost of production. The result of this mentoring and training is that partners understand enough about the material provided. So far, partners have indirectly carried out simple calculations in determining the cost of production so that the material provided is easily accepted. The impact of this service is an increase in partners' knowledge of the cost components for calculating the cost of production. Partners are helped by the report format for calculating the cost of production made by servants. This format assists partners in detailing the cost components used in calculating the cost of production. Another impact is that the financial records are more orderly and neat so as to increase the accuracy of calculating the cost of production. Abstrak. Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Terutama dalam penetuan harga jual dan menghitung laba rugi dari setiap produk. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan Pemilik UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”, diketahui adanya kesulitan untuk mengenali komponen biaya apa saja yang harus dihitung, sehingga menyebabkan kesulitan dalam menentukan harga jual yang optimal untuk meningkatkan keuntungan. Tujuan dilakukannya kegiatan PKM adalah untuk memberikan pendampingan dalam menghitung Harga Pokok Produksi (HPP) pada UKM Keripik Pisang dan Stick Keju “KREESS”. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dalam bentuk tatap muka dalam penyampaian materi, tanya jawab serta pembahasan perhitungan harga pokok produksi. Hasil dari pendampingan dan pelatihan ini yaitu mitra cukup paham akan materi yang diberikan. Selama ini mitra secara tidak langsung sudah melakukan perhitungan sederhana dalam menetapkan harga pokok produksi sehingga materi yang diberikan mudah diterima. Dampak pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan mitra tentang komponen biaya untuk perhitungan harga pokok produksi. Mitra terbantu dengan format laporan perhitungan harga pokok produksi yang dibuatkan oleh pengabdi. Format ini membantu mitra dalam merinci komponen biaya yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi. Dampak lainnya yaitu pencatatan keuangan semakin teratur dan rapi sehingga meningkatkan akurasi HPP. 
Analisis Risiko pada Unit Critical Asset Menggunakan House of Risk pada Perusahaan X Samodro, Guntur; Cahyo, Winda Nur
Metode : Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Metode
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/mt.v11i1.4282

Abstract

Clean water is one of the basic needs for human life. The toughest challenge related to clean water problems is in the procurement and distribution of clean water. Instability in distribution and supply chain issues has now become one of the company's focuses of attention. The success of the company depends on the structure and alignment of the supply chain design, this can be done if the company is able to minimize the negative effects of the risk of critical assets. Understanding the concept of asset management is important. This study aims to design and implement an asset management policy model in the case of critical assets in Company X, especially in the K water house. After an analysis was carried out using the House of Risk phase 1 and the Pareto diagram, the results were 14 risk agents (Risk Agent) which are a description of 6 risk events (risk events) that are included in the vulnerable and high-risk categories. After an analysis was carried out using the House of Risk phase 2 and an assessment of the Effectiveness to Difficulty Ratio (ETD) value, 22 priority risk management strategies (PA) were obtained. One of these risk management strategies is the policy of installing a soft starter for the pump panel.
IDENTIFIKASI KEGAGALAN MAINTENANCE DENGAN METODE FMEA DAN LTA PADA MESIN OVERHEAD CRANE 36T AC Samodro, Guntur; Hermawan, Pradika
Jurnal TRINISTIK: Jurnal Teknik Industri, Bisnis Digital, dan Teknik Logistik Vol 4 No 2 (2025): September 2025
Publisher : nter of Execellence (COE) ICT Infrastructure, Smart Manufacture and Digital Supply Chain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/trinistik.v4i2.1559

Abstract

Pemeliharaan (Maintenance) diartikan sebagai kegiatan memelihara suatu fasilitas dan mengadakan perbaikan atau penggantian komponen diperlukan supaya tetap bekerja sebagaimana mestinya. PT. XYZ salah satu bengkel lokomotif yang berada di kota Yogyakarta, Dimana dari seringnya mesin yang beroperasi pasti dibutuhkannya perawatan mesin pada Overhead Crane 36T AC. Sehingga perlu dilakukannya pencegahan dan meminimalisir dampak terjadi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tabel penilaian, dan studi literatur/kajian pustaka. Tahapan ini dilaksanakan melalui langkah perbaikan yang harusnya dilakukan serta mengarah pada kegiatan perawatan untuk meminimalisir kegagalan dari mesin berdasar analisis data yang didapatkan melalui pendekatan metode FMEA dan LTA. Berdasarkan hasil analisis pengolahan menggunakan FMEA didapatkan nilai RPN 5 part dari masing-masing failure cause paling tinggi yaitu: Baut dengan failure cause kurang maksimal dalam pengencangan, Motor Penggerak Roda dengan failure cause Bearing aus menimbulkan panas, Motor Penggerak Roda dengan failure cause Konslet, Kabel dengan failure cause Digigit Hewan, dan Carbon Brush dengan failure cause Faktor Usia. Sementara dengan metode LTA diketahui terdapat 6 kategori jenis safety problem, 5 kategori jenis outage problem, 1 kategori jenis economic problem, 5 kategori jenis hidden failure. Adapun upaya meminimalisir terjadinya risiko yang terjadi diuraikan dalam Federal OSHA 1910.179.
PENDAMPINGAN UMKM “TANI HASIL KEBUN” DALAM MENINGKATAKAN PRODUKSI OLAHAN BUAH SIRSAK DI DUSUN PLUMBUNGAN KAPANEWON PATUK , GUNUNGKIDUL Suharman, Suharman; Permana, Muhammad Priya; Samodro, Guntur; Shidqia, Aida Rahman; Nugroho, Awan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.36653

Abstract

Pohon sirsak termasuk tumbuhan yang mudah dibudidayakan dengan kondisi tidak memiliki lahan besar. Sehingga pemilihan tempat tanam seperti samping rumah atau kebun di belakang rumah bisa dilakukan. Pertanian buah-buahan memiliki dua waktu panen yakni biasa dan panen raya. Khusus untuk buah sirsak, panen raya dilaksanakan pada tiga kurun waktu dalam satu tahun, yakni Bulan Maret, Juli, dan November. Pada panen biasa harga masih cenderung stabil tetapi ketika panen raya harga akan anjlok ke harga yang rendah. Hal ini dikarenakan jumlah buah sirsak yang banyak pada periode panen raya. Harga panen biasa kisaran Rp 7.000 – Rp 9.000/ kg dan harga panen raya sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000/ kg(5). Permintaan pasar untuk buah sirsak juga stabil dan tidak berubah, bahkan ketika panen raya. Hal ini menyebabkan kerugian besar kepada petani/ pembudidaya buah sirsak apabila dijual secara buah langsung. Oleh karena itu, penjualan buah sirsak sekarang tidak hanya dijual secara langsung, tetapi dibuat produk olahan berbentuk frozen. Pengolahan ini memerlukan usaha lebih dalam pemisahan biji dengan daging, pengemasan sekaligus pembekuan, dan pembuatan olahan lain seperti dalam bentuk ice cream. Harga jual produk olahan buah sirsak bisa mencapai Rp 35.000/ kg untuk penjualan buah sirsak frozen/ original dan Rp 5.000 untuk setiap ice cream cup 120ml(6). Penyuluhan dan pelatihan pengolahan es krim meningkatan pemahaman dan keterampilan mitra. Produk es krim sirsak yang dihasilkan dapat meningkatkan nilai ekonomi UMKM “Hasil Tani Kebun”
IMPLEMENTASI CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (CPPOB) UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN DAN MUTU PRODUK PANGAN KELOMPOK USAHA BERSAMA SEJAHTERA DI KAPANEWON NGAWEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL Samodro, Guntur; Permana, Muhammad Priya; Suharman, Suharman; Pratama, Ifan Adi; Pamuji, Rahmat; Sumarsana, Tejo
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 5 (2025): Vol.6 No. 5 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i5.50680

Abstract

Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjamin mutu serta keamanan pangan olahan. Penerapan CPPOB bertujuan melindungi konsumen dari pangan tercemar fisik, kimia, maupun mikrobiologi serta meningkatkan daya saing produk di pasar nasional maupun internasional (BPOM, 2019). Lingkup penerapan CPPOB mencakup berbagai aspek produksi, antara lain lokasi dan lingkungan, bangunan dan fasilitas, peralatan, suplai air, higiene karyawan, pengendalian proses, pengemasan, penyimpanan, distribusi, dokumentasi, hingga prosedur penarikan produk (Sari & Putri, 2021). Implementasi CPPOB tidak hanya menjadi syarat perolehan izin edar, tetapi juga sebagai dasar dalam penerapan sistem jaminan mutu yang lebih lanjut seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) (Widyaningsih et al., 2020). Dengan demikian, CPPOB berperan penting sebagai fondasi sistem keamanan pangan yang harus dipenuhi oleh industri pangan olahan, baik skala besar maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kata kunci: CPPOB, keamanan pangan, mutu pangan, BPOM, HACCP