Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Review of the Maslahah Mursalah Related to Early Marriage: Implementation and Orientation Suleman, Frangky; Arifuddin, Qadriani; Saifudin, Saifudin; Khasanah, Fitrohtul; Karimullah, Suud Sarim
Jurnal Dinamika Hukum Vol 23, No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Law, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jdh.2023.23.3.3783

Abstract

Child marriage is a controversial issue in many countries, including Indonesia, due to its negative impact on girls. Indonesian law regulates the minimum age for marriage, but there are still gaps in its implementation. This issue also relates to social, economic, and health impacts, such as reproductive health risks and limited access to education. This research aims to review the implementation of child marriage policies, policy orientations, and their impact on the understanding and implementation of maslahah mursalah values. This study uses normative legal research methods to examine the issue of child marriage based on the normative aspects present in applicable legislation. The results of the research indicate that the implementation of child marriage policies based on maslahah mursalah in Indonesia should be holistic, considering social, cultural, religious, and legal aspects. This policy should prioritize the common welfare and protection of children's rights, with an emphasis on education, legal protection, reproductive health, and reducing social stigma. The importance of collaboration between the government, NGOs, religious leaders, and the community in designing and implementing this policy is emphasized. Regular evaluations need to be conducted to ensure the effectiveness of the policy in achieving the goals of child protection and public welfare. Additionally, consideration should be given to the cultural and religious diversity in Indonesia while adhering to international commitments supporting the prohibition of child marriage.
Perspektif Hukum Islam terhadap Adat Istiadat Mogama’ di Kelurahan Mogolaing: Perbedaan Nilai dengan Ajaran Islam Suleman, Frangky; Soleman, Moh. Rafiq; Ontowirjo, Nurul Izzah Assyifa
Al-Mujtahid: Journal of Islamic Family Law Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/ajifl.v3i2.2731

Abstract

This research aims to analyze the Islamic perspective on implementing the Mogama’ customary practices in Mogolaing Village, West Kotamobagu. A qualitative method was employed, conducting field research in Mogolaing Village, gathering data through observation, interviews, and documentation, which were analyzed based on information from the village head, customary leaders, religious figures, and community leaders. The research findings reveal differences in values between the Islamic interpretation and the practice of Mogama’ and Islamic law. Islamic teachings, such as respect for women, friendship, cooperation, blessings through congregational prayers, good treatment of women, and the development of strong familial ties, are not aligned with the values in Mogama’s practices. Some scholars discuss 'urf related to customs and traditions, utilizing 'urf and customs/practices appropriate to their context for adaptation. However, the traditional marriage procession of Bolaang Mongondow is considered in line with Islamic teachings as "Urf Saḥīh" because it does not contradict them. The research concludes that there are differences in values between Islamic teachings and Mogama’ practices. At the same time, some scholars use 'urf and customs/practices in their appropriate contexts for adaptation, and the traditional Bolaang Mongondow marriage is considered in accordance with Islamic teachings as 'Urf Saḥīh. Keywords: Mogama’; Sanctions; Islamic Law. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif Islam terhadap penerapan adat istiadat Mogama’ di Kelurahan Mogolaing, Kotamobagu Barat. Metode kualitatif digunakan dengan penelitian lapangan di Kelurahan Mogolaing, mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dianalisis berdasarkan informasi dari kepala Kelurahan, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai antara penafsiran Islam terhadap praktik Mogama’ dan hukum Islam. Prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti penghormatan terhadap perempuan, persahabatan, gotong royong, keberkahan melalui shalat berjamaah, perlakuan baik terhadap perempuan, dan pembangunan tali kekeluargaan erat, tidak selaras dengan nilai-nilai dalam praktik Mogama’. Beberapa ulama membahas ‘urf yang terkait dengan adat istiadat dan kebiasaan, menggunakan ‘urf serta adat/kebiasaan yang sesuai dengan konteksnya untuk menyesuaikan diri. Meskipun demikian, prosesi pernikahan adat Bolaang Mongondow dianggap sesuai dengan ajaran Islam sebagai "Urf Saḥīh" karena tidak bertentangan. Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai antara ajaran Islam dan praktik Mogama’, sementara beberapa ulama menggunakan ‘urf dan adat/kebiasaan sesuai konteksnya untuk menyesuaikan diri, sementara pernikahan adat Bolaang Mongondow dianggap sesuai dengan ajaran Islam sebagai ‘Urf Saḥīh. 
Tinjauan Yuridis Terhadap Peningkatan Dispensasi Nikah Pada Masa Pandemi Di Pengadilan Agama Manado Hiola, Ibrahim; Manggara, Fariska; Mahrus, Aiman Abdurrahman; Rajafi, Ahmad; Suleman, Frangky
Indonesian Journal of Shariah and Justice Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga dan Hukum Ekonomi Syariah, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46339/ijsj.v4i1.72

Abstract

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, mengatur batas usia pernikahan baik laki-laki dan perempuan, namun sejak 2019 hal tersebut diperbaharui melalui Undang-undang No. 16 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa standar minimal pernikahan bagi laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun. Namun sejak terjadinya pandemi Covid-19 angka perkara dispensi nikah di Pengadilan Agama Manado meningkat dari 21 perkara ditahun 2019 menjadi 42 perkara ditahun 2020 dan selama tahun 2021 (per agustus 2021) tercatat ada 36 perkara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya dispensasi nikah di di Pengadilan Agama Manado pada masa pandemi Covid-19 dan Bagaimana tinjauan yuridis terhadap peningkatan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan sosiologi hukum. Adapun yang menjadi informan penelitian adalah hakim dan panitera Pengadilan Agama Manado serta pelaku dispensasi nikah atau kuasa hukum dengan menggunakan teknik purposive sampling. sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisa menggunakan model Miles and Huberman yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian hingga tuntas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama faktor kehamilan diluar nikah dan faktor ekonomi menjadi latar belakang terjadinya dispensasi nikah di Pengadilan Agama Manado. Kedua, dalam tinjauan yuridis pembaharuan batas usia minimal pernikahan yang diatur dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2019 sebagai upaya pemerintah untuk menekan angka pernikahan dini, ternyata tidak cukup untuk menekan angka pernikahan dini atau dispensasi nikah di Pengadilan Agama Manado selama pandemi covid-19.
Perspektif Al-maysir pada Sistem Gacha di Game Valorant Napu, Ridho; Ovosi, Bilkisu Mohammed; Suleman, Frangky
Al-'Aqdu: Journal of Islamic Economics Law Vol 4, No 2 (2024): December
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/ajiel.v4i2.3372

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif al-maysir dalam game Valorant. Valorant adalah permainan daring yang saat ini digemari oleh berbagai kalangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian fenomenologis. Teknik pengumpulan data meliputi observasi terkait al-maysir dan wawancara dengan beberapa pemain Valorant, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Dalam game Valorant, al-maysir muncul pada sistem penawaran yang disediakan oleh pihak pengembang. Sistem ini dianggap sebagai gacha oleh beberapa pemain karena mereka tidak dapat memastikan item apa yang akan ditawarkan. Pengembang game menggunakan sistem berbasis keberuntungan, yang memungkinkan barang yang telah dijual sebelumnya dapat ditawarkan kembali.
Traditional Wisdom and Modern Methods in Qibla Direction: A Multicultural Study of Sunan Geseng Great Mosque, Indonesia Muhajir, Muhajir; Khusurur, Misbah; Suleman, Frangky; Karimullah, Suud Sarim; Kuklienė, Lina; Siripipatthanakul, Supaprawat
Kawanua International Journal of Multicultural Studies Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/kijms.v5i2.1178

Abstract

The accuracy of the Qibla direction holds paramount importance in Islamic worship practices, particularly in historical mosques where traditional methods intersect with modern calculations. This study examines the case of the Sunan Geseng Great Mosque in Indonesia, established circa 1400 AD, where traditional supernatural methods of Qibla determination converge with contemporary astronomical calculations. This research investigates the historical method of Qibla direction determination and analyzes community perspectives on potential recalibration, examining the balance between preserving historical authenticity and ensuring religious accuracy. This qualitative research employs historical analysis and astronomical approaches. Data collection involved in-depth interviews with six key informants including religious leaders, mosque administrators, and community members, supplemented by astronomical measurements and historical document analysis. Astronomical calculations revealed a 4° 54' 55.5" northward deviation in the mosque's Qibla direction. Historical analysis indicated that the original direction was determined through a supernatural method by Sunan Geseng's teacher. Interview findings revealed three key responses to potential calibration: religious leaders acknowledged the deviation and adjusted prayer rows accordingly; community leaders supported row adjustment without structural changes; and certain community members opposed changes based on ancestral reverence. This study contributes to understanding the dynamics between traditional methods and modern calculations in determining Qibla direction, while providing insights for managing similar cases where religious accuracy intersects with cultural preservation.