Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

BALANCE BETWEEN THE ECONOMY AND THE ENVIRONMENT Herlambang, Embang; Syahrul Ansari, Teuku; Budi Santoso, Imam; Yunus, Muhammad
Awang Long Law Review Vol. 6 No. 2 (2024): Awang Long Law Review
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/awl.v6i2.1190

Abstract

Economy and environment are variables contained in the principles of sustainable development which underlie legal regulations related to the environment in various countries in the world. Nevertheless, there is still environmental pollution and damage that occurs, such as air pollution caused by industrial activities from fertilizer factories that produce ammonia-based fertilizer which pollutes the air in residential areas around the factory, which shows an imbalance between the economy and the environment. On the one hand, this economic activity is an effort aimed at creating community welfare, but on the other hand, this activity causes disruption to the community in obtaining a good living environment. The results of this research show that ammonia gas is a compound produced from the fertilizer industry process which is toxic and pollutes the environment. Ammonia is a poisonous gas, colorless and has a distinctive odor which can cause problems with human health and even death. However, the ammonia gas that spreads to residential areas around the factory is caused by wind blowing towards the settlement and this is not dangerous, because the wind blows the levels of ammonia gas to decrease. However, the presence of an ammonia-based fertilizer factory does not necessarily mean that society is free from the threat of this gas, because there have been several incidents of ammonia gas leaks in various parts of the world which have caused material losses and claimed many lives.
TANGGUNG JAWAB PELAKU BISNIS ANGKUTAN UMUM BUS LINTAS KOTA LINTAS PROVINSI TERHADAP BARANG BAWAAN PENUMPANG Cahya Septiawan, Fattalah; Syahrul Ansari, Teuku; Apriani, Rani; Hayatul Iman, Candra
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 11 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i11.2023.5008-5019

Abstract

Permasalahan mengenai hilangnya barang bawaan penumpang angkutan umum bus masih sering terjadi di Indonesia. Perusahaan sebagai penyedia layanan angkutan umum memiliki kewajiban untuk meningkatkan keamanan armada busnya sebagai bentuk tanggung jawab kepada penumpang selaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan angkutan umum bus terutama yang melayani perjalanan lintas kota dan lintas provinsi terhadap barang bawaan penumpangnya. Metode penelitian ini ialah hukum empiris dengan menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari sumber hukum dan studi literatur dari berbagai referensi yang kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil dari pembahasan pada studi ini ialah perusahaan dapat menerapkan sejumlah strategi yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keamanan armada busnya yakni dengan pemanfaatan teknologi untuk menjaga keamanan barang bawaan penumpang. Penelitian yang membahas efektivitas dan efisiensi pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan keamanan barang bawaan penumpang angkutan umum bus diperlukan untuk meninjau lebih jauh dampak yang diterima oleh perusahaan dengan memanfaatkan teknologi tersebut
Implikasi Hukum Perjanjian: Kekuatan Mengikat Klausula Arbitrase dalam Kontrak Kerjasama Bina Ariani, Taufiqoh; Syahrul Ansari, Teuku; Amaliya, Lia
Recital Review Vol. 5 No. 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 Juli 2023
Publisher : Magister Kenotariatan, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/rr.v5i2.25783

Abstract

Agar para pihak dapat menggunakan arbitrase sebagai sarana penyelesaian sengketa yang mungkin sudah ada atau belum ada, hal terpenting yang perlu mereka lakukan adalah membuat kesepakatan terlebih dahulu yang tertulis dan disetujui oleh para pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang akan ditelaah dalam tulisan ini adalah: Di manakah letak ketentuan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Diskresi dan Tujuan Pilihan, Bagaimana kekuatan pembatas syarat mediasi dalam kaitannya dengan kesepakatan peraturan. Sistem yang digunakan adalah yuridis regulasi dan dipusatkan pada pemanfaatan pendekatan penyelesaian dan dihubungkan dengan permasalahan yang dikaji. Temuan penelitian ini didasarkan pada UU No. 30 Tahun 1999 yang mengatur bahwa para pihak harus terlebih dahulu mengadakan perjanjian atau klausula arbitrase sebelum arbitrase suatu sengketa dapat diselesaikan. Alasan kekuatan pembatas pernyataan diskresi adalah Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata dan Pasal 11 Peraturan Nomor 30 Tahun 1999. Sebuah kontrak memiliki kekuatan mengikat dan harus dilakukan oleh para pihak jika mengandung klausula arbitrase
Kekuatan Mengikat Klausula Arbitrase Dalam Kontrak Kerjasama Ditinjau Dari Hukum Perjanjian Dan Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Bina Ariani, Taufiqoh; Amaliya, Lia; Syahrul Ansari, Teuku
Recital Review Vol. 6 No. 2 (2024): Volume 6 Nomor 2 Juli 2024
Publisher : Magister Kenotariatan, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/rr.v6i2.34259

Abstract

In order for the parties to be able to use arbitration as a means of resolving disputes that may or may not have already existed, the most important thing they need to do is come to an agreement in advance that is written down and approved by the parties. In view of this, the issues that will be examined in this paper are: What is the place of the assertion proviso in Regulation Number 30 of 1999 concerning Discretion and Elective Question Goal, How is the limiting force of the mediation condition in light of agreement regulation. The system utilized is regulating juridical and is concentrated on utilizing the resolution approach and is connected to the issues examined. This study's findings are based on Law No. 30 of 1999, which stipulates that parties must first enter into an arbitration agreement or clause before arbitrating a dispute can be resolved. The reason for the limiting force of the discretion statement is Article 1338 passage (1) of the Common Code and Article 11 of Regulation Number 30 of 1999. A contract has binding force and must be carried out by the parties if it contains an arbitration clause.
BALANCE BETWEEN THE ECONOMY AND THE ENVIRONMENT Herlambang, Embang; Syahrul Ansari, Teuku; Budi Santoso, Imam; Yunus, Muhammad
Awang Long Law Review Vol. 6 No. 2 (2024): Awang Long Law Review
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/awl.v6i2.1190

Abstract

Economy and environment are variables contained in the principles of sustainable development which underlie legal regulations related to the environment in various countries in the world. Nevertheless, there is still environmental pollution and damage that occurs, such as air pollution caused by industrial activities from fertilizer factories that produce ammonia-based fertilizer which pollutes the air in residential areas around the factory, which shows an imbalance between the economy and the environment. On the one hand, this economic activity is an effort aimed at creating community welfare, but on the other hand, this activity causes disruption to the community in obtaining a good living environment. The results of this research show that ammonia gas is a compound produced from the fertilizer industry process which is toxic and pollutes the environment. Ammonia is a poisonous gas, colorless and has a distinctive odor which can cause problems with human health and even death. However, the ammonia gas that spreads to residential areas around the factory is caused by wind blowing towards the settlement and this is not dangerous, because the wind blows the levels of ammonia gas to decrease. However, the presence of an ammonia-based fertilizer factory does not necessarily mean that society is free from the threat of this gas, because there have been several incidents of ammonia gas leaks in various parts of the world which have caused material losses and claimed many lives.
THE EXISTENCE OF BASYARNAS IN THE JUSTICE SYSTEM IN INDONESIA Sahrudi, Sahrudi; Syahrul Ansari, Teuku; Koswara, Indra; Hadipura, Margo
UNES Law Review Vol. 5 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Ekasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/unesrev.v5i4.693

Abstract

In legal matters, there are two attempts to resolve disputes between parties, one of which is by using a sharia-based dispute resolution system. Settlement of sharia-based disputes includes non-litigation (outside court) and/or litigation in court). Sharia disputes in court (Litigation) are requested through religious courts, and dispute resolution outside the court (Non Litigation) through sharia Arbitration bodies. In Indonesia, the institution that resolves sharia arbitration disputes is called BASYARNAS (National Sharia Arbitration Board), and the procedures for settlement are not much different from arbitration procedures in general. The legal basis for the settlement of sharia arbitration disputes is regulated in Law No. 30 of 1999 concerning Arbitration and Alternative Dispute Resolution and furthermore regarding the execution of sharia arbitral awards is regulated in Supreme Court Circular Letter No. 08 of 2008. This research uses a qualitative method with a normative approach and uses a library research collection method, as well as analyzing documents, data, information related to BASYARNAS. The results of research on the existence of BASYARNAS still depend on the district court.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI DI E-COMMERCE Soleh Hardiansyah, Mochammad; Syahrul Ansari, Teuku
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 1 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i1.2024.35-41

Abstract

Penelitian ini fokus pada perlindungan hukum bagi konsumen dalam e-commerce. Melalui pendekatan yuridis normatif, penelitian ini mengevaluasi ketentuan perundang-undangan terkait, seperti UUPK, KUHPerdata, KUHPidana, dan UU ITE. Meskipun ada kerangka hukum, temuan menunjukkan bahwa beberapa konsumen tidak sepenuhnya terlindungi, terutama karena kurangnya pengawasan dan pemahaman. Evaluasi terhadap toko e-commerce menunjukkan upaya kepatuhan, tetapi hasil kuesioner mengungkapkan kurangnya pemahaman konsumen. Ditemukan bahwa beberapa pelaku usaha e-commerce melanggar UUPK, dan sebagai upaya penyelesaian, konsumen dapat mengadu ke YLKI atau melalui pengadilan. Rekomendasi melibatkan perbaikan desain situs web, peningkatan tanda tangan digital, pengawasan ketat, serta pengenalan aspek keamanan seperti asuransi dan lembaga penjaminan.
TANGGUNG JAWAB PELAKU BISNIS ANGKUTAN UMUM BUS LINTAS KOTA LINTAS PROVINSI TERHADAP BARANG BAWAAN PENUMPANG Cahya Septiawan, Fattalah; Syahrul Ansari, Teuku; Apriani, Rani; Hayatul Iman, Candra
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 11 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i11.2023.5008-5019

Abstract

Permasalahan mengenai hilangnya barang bawaan penumpang angkutan umum bus masih sering terjadi di Indonesia. Perusahaan sebagai penyedia layanan angkutan umum memiliki kewajiban untuk meningkatkan keamanan armada busnya sebagai bentuk tanggung jawab kepada penumpang selaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai tanggung jawab yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan angkutan umum bus terutama yang melayani perjalanan lintas kota dan lintas provinsi terhadap barang bawaan penumpangnya. Metode penelitian ini ialah hukum empiris dengan menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari sumber hukum dan studi literatur dari berbagai referensi yang kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil dari pembahasan pada studi ini ialah perusahaan dapat menerapkan sejumlah strategi yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keamanan armada busnya yakni dengan pemanfaatan teknologi untuk menjaga keamanan barang bawaan penumpang. Penelitian yang membahas efektivitas dan efisiensi pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan keamanan barang bawaan penumpang angkutan umum bus diperlukan untuk meninjau lebih jauh dampak yang diterima oleh perusahaan dengan memanfaatkan teknologi tersebut
MEKANISME ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MELALUI ARBITRASE Martin Sinaga, Yosua; Syahrul Ansari, Teuku; Apriani, Rani; Hasan, Ida R.
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 1 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i1.2024.18-21

Abstract

Dalam kegiatan bisnis sering munculnya ketidaksesuaian denga apa yang termuat dalam suatu perjanjian yang sering disebut suatu sengketa, diantara para pihak yang terlibat dalam perjanjian, Untuk menyelesaikan sengketa dapat melalui jalur litigasi maupun non litigasi atau biasa dikenal alternatif penyelesaian sengketa dalam kenyataanya banyak pihak yang lebih memilih menyelesaikannya melalui jalur non litigasi, karena dipandang lebih efisien dan efektif. Dalam jalur non litigasi terdapat berbagai bentuk tata cara penyelesaian sengketa salah satunya ialah arbitrase.