Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Program Pre-Exposure Prophylaxis Dalam Penurunan Penyebaran HIV Pada Lelaki Seks Lelaki Pradnyawati, Luh Gede; Santosa, Agus; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpd.v8i2.3710

Abstract

Perkembangan masalah IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV/AIDS (HumanImmunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) sangat mengkhawatirkansecara kuantitatif dan kualitatif. Bali merupakan provinsi yang berada pada urutan kelimadengan jumlah kasus HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia, setelah Papua, Jawa Timur, DKIJakarta, dan Jawa Barat. PrEP atau Pre-Exposure Prophylaxis merupakan suatu tindakanpencegahan penularan HIV dengan menggunakan basis antiretroviral (ARV). OPSI atauOrganisasi Perubahan Sosial Indonesia merupakan lembaga baru yang bergerak di isupencegahan dan penanggulangan infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS serta bergerak jugadi bidang hak asasi manusia (HAM) untuk kelompok minoritas secara gender dan seksualitas.Hasil wawancara dengan mitra didapatkan beberapa permasalahan terkait program pencegahanHIV yaitu minimalnya pengetahuan mitra mengenai penyebaran dan pencegahan HIV/AIDStersebut. Mereka juga kurang memahami program PrEP untuk menurunkan angka HIV. Mitratidak memiliki gambaran mengenai pelaksanaan program pencegahan tersebut dan caramendapatkan PrEP. Kegiatan program Pre-Exposure Prophylaxis dalam penurunan penyebaranHIV pada lelaki seks lelaki berjalan dengan lancar. Dari program pendampingan tersebutterdapat 80% mitra mengalami peningkatan pengetahuan tentang program PrEP. PrEP telahterbukti menjadi metode pencegahan HIV yang aman dan sangat efektif untuk LSL. PrEPmemungkinkan untuk diterapkan sebagai intervensi pencegahan penularan HIV pada orangdengan risiko tinggi terinfeksi HIV selama penggunaannya teratur.
Analysis of children's dietary factors in the first 1000 days of life with the incidence of stunting in Gianyar Regency Pradnyawati, Luh Gede; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna; Wijaya, Made Indra
Science Midwifery Vol 13 No 3 (2025): August: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v13i3.2011

Abstract

Background: 1000 days period first life, which begins since moment conception until child 2 years old, is the most critical period for repair development physical and cognitive child. Stunting, or short stature, is a nutritional problem that persists in Indonesia, alongside underweight and overweight/obesity. Public especially parents who are less good in effort fulfillment need nutrition in the “golden period” become factor emergence problem nutrition. Objective: To analyze the factors of children's dietary patterns in the first 1000 days of life with the incidence of stunting in Gianyar Regency. Method: Study done with using research design case control for know analysis of factors influencing children's dietary patterns during the first 1000 days of life and the incidence of stunting in Gianyar Regency. Results: Material food source carbohydrates that are often consumed by toddlers both in the stunting group and group not stunting is white rice and porridge. Sources of protein that are often consumed by stunting groups and groups not stunting is meat chicken and eggs chicken. Based on results analysis, frequency eat source vegetables, it is known type material frequent foods consumed in the stunting group is spinach and carrots. While those that are often consumed group not stunting is spinach, carrots, and mustard greens green. Conclusion: With focus on optimization intake carbohydrates, protein, and vegetables during 1000 days of life, it is expected prevalence of stunting in the Gianyar Regency can lowered in a way significant, ensuring generation upcoming grow healthy and optimal.
Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Melalui Pendampingan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting di Desa Bukian, Payangan Pratiwi, Anny Eka; Sukmawati, Hegard; Pradriyawati, Luh Gede; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Politeknik Kesehatatan Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v5i2.1981

Abstract

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 melaporkan di Karangasem terdapat 3,5% balita gizi kurang, disusulkan oleh Kabupaten Tabanan 2,9%, dan Klungkung 2,6%.7 Angka balita stunting Kabupaten/kota di Bali yang mengalami peningkatan dari tahun 2016-2017, yaitu Gianyar sebesar 8,9%, Buleleng 4,8%, Klungkung sebesar 3,7%, Badung sebesar 3,4%, Jembrana sebesar 2,1% dan Tabanan sebesar 0,4%. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 diperoleh Kecamatan dengan jumlah terbesar, yaitu Ubud sebesar 28,6%, Gianyar sebesar 28, 4%, Tegallalang sebesar 28,4%, Tampaksiring sebesar 27,2%, Blahbatuh sebesar 20,4%, Sukawati sebesar 12,9%, dan Payangan sebesar 12,5%. Hasil survey awal yang dilakukan di Desa Bukian bahwa pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, keluarga memilih untuk memberikan asupan anak dan balita seadanya karena berkurangnya pendapatan keluarga, posyandu melakukan dini dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah community development. Kelompok sasaran pada kegiatan ini adalah Pokja Posyandu Desa Bukian sebanyak 20 orang. Hasil kegiatan nilai pre-posttest ditemukan adanya peningkatan pengetahuan kader sebelum dilakukan pelatihan dan setelah dilakukan pelatihan. Kader posyandu sangat antusias dengan kegiatan pelatihan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita di Desa Bukian serta kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang dari usia 0-2 tahun telah terlaksana. Kesimpulan kegiatan adalah aspek pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan kategori baik sebesar 55%, aspek pengetahuan deteksi perkembangan dengan kategori cukup sebesar 55%, dan aspek pengetahuan alat edukatif dengan kategori cukup sebesar 50%. Saran pokja posyandu sebaiknya tidak dilakukan perubahan kaderisasi yang akan berdampak pada pelaksaan deteksi dini tumbuh kembang, perlu adanya peningkatan komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan posyandu tumbuh kembang balita dengan puskesmas terkait.