Pendahuluan: Malnutrisi pada anak yang bermanifestasi sebagai stunting setelah balita menginjak usia dua tahun. Nutrisi yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, tubuh terbebas dari segala penyakit dan meningkatkan proses tumbuh kembang anak hingga mencapai tingkat optimal. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu dan berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak. Metode: Desain studi cross sectional dilakukan. 39 peserta direkrut dari puskesmas di Kabupaten Takalar, Indonesia dengan convenience sampling. Pesertanya adalah anak-anak berusia 1-5 tahun. Kami akan mengecualikan anak-anak dengan penyakit kronis. Chi-square digunakan untuk memprediksi variabel independen. Hasil: Angka kejadian BBLR disertai stunting sebanyak 20 responden, sedangkan yang tidak mengalami BBLR namun mengalami stunting sebanyak 19 responden, dan kejadian BBLR namun tidak stunting sebanyak 12 responden, sedangkan tidak BBLR tanpa stunting. stunting sebanyak 84 responden. Berdasarkan uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dan berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak di Kabupaten Takalar dengan p-value = 0,001. Simpulan: konseling kesehatan yang rutin diperlukan untuk mengembangkan kesadaran gizi orang tua khususnya pengetahuan ibu untuk membangun keluarga sadar gizi. Anak balita sebaiknya sepantau tumbuh kembangnya secara rutin dengan mengukur tinggi badannya di puskesmas.