Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Teologi Berita Hidup

Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini Gernaida Krisna R. Pakpahan; Abraham Geraldi Napitupulu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.226

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh penemuan ketidakadilan dalam praktik hutang piutang umat-Nya di zaman nabi Amos dimana kreditor menindas para debitor karena tidak mampu membayar hutangnya. Praktik hutang piutang ternyata menimbulkan banyak permasalahan baru khususnya ketika kredit macet. Setiap orang dapat terlibat dalam praktik hutang piutang yang sangat berisiko ini, termasuk orang percaya. Oleh sebab itu, penelitian ini mencari implikasi praktik hutang piutang bagi orang percaya masa kini, apakah orang percaya di masa kini diperbolehkan terlibat dalam prakitk hutang piutang? Dan bagaimana seharusnya sikap orang percaya sebagai seorang kreditor dan juga debitor? Untuk menjawabnya, peneliti menggunakan metode kualitatif jenis penelitian library research dengan melakukan eksegesis terhadap Amos 2:6-8 dan dilanjutkan dengan mencari implikasinya bagi kehidupan orang percaya di masa kini. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi pada zaman nabi Amos karena debitor tidak mampu membayar hutangnya dan kreditor memiliki sikap materialistik sehingga cenderung menguasai bahkan menindas debitor. Walaupun praktik hutang masih bisa dilakukan saat ini, tetapi itu bukan menjadi solusi untuk penyelesaian masalah karena memiliki resiko memunculkan masalah lainnya, Alkitab menyatakan bahwa orang percaya seharusnya menjadi pemberi pinjaman. Tetapi dalam praktiknya dibutuhkan kasih dan keadilan sebagai prinsip utama. Diperlukan juga sikap yang mengandalkan Tuhan dengan memiliki iman hingga dihasilkannya penguasaan diri dalam hidup orang percaya serta pentingnya manajemen keuangan yang baik agar tidak terjebak dengan masalah hutang piutang. Penyorotan terhadap permasalahan hutang piutang pada zaman nabi Amos dan menarik implikasinya ke masa kini menjadi kebaruan dari penelitian ini.
Integritas dan Moralitas sebagai Pesan dari Teguran Nabi Amos untuk Melestarikan Keadilan Timotius Avent Jordan; Gernaida Krisna R. Pakpahan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.227

Abstract

Justice is something that cannot be removed in life. There is a reason that justice can fade, even at the court, it’s because of integrity is not maintained. The problem of today's injustice in the field of law is not something new, even in the Bible this problem exists. The prophet Amos' rebuke to the Northern Kingdom of Israel because of injustice. Based on that message, the writer takes the essence that can be applied to this mature life. The author uses a literature study research method, because it is in accordance with the need to get the essence of the writings of the prophet Amos. Based on the research, it was found that justice can be maintained with integrity and morality in each individual. Keadilan merupakan sesuatu yang tak boleh dihilangkan dalam kehidupan. Ada penyebabnya keadilan itu bisa luntur, bahkan di meja hijau sekalipun, seperti integritas yang tak dijaga. Persoalan hari-hari ini tentang ketidakadilan dalam bidang hukum bukanlah sesuatu yang baru, dalam Alkitab pun persoalan ini ada. Teguran nabi Amos pada Kerajaan Israel Utara memberikan gambaran mengenai ketidakadilan tersebut. Berdasarkan pesan itulah penulis mengambil intisari yang dapat diterapkan untuk kehidupan masak ini. Penulis menggunakan metode penelitian studi literatur, karena sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan intisari dari tulisan nabi Amos. Berdasarkan penelitian, hasilnya didapati bahwa keadilan itu bisa terjaga dengan integritas dan moralitas dalam diri masing-masing pribadi.
Integritas dan Moralitas sebagai Pesan dari Teguran Nabi Amos untuk Melestarikan Keadilan Timotius Avent Jordan; Gernaida Krisna R. Pakpahan
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.227

Abstract

Justice is something that cannot be removed in life. There is a reason that justice can fade, even at the court, it’s because of integrity is not maintained. The problem of today's injustice in the field of law is not something new, even in the Bible this problem exists. The prophet Amos' rebuke to the Northern Kingdom of Israel because of injustice. Based on that message, the writer takes the essence that can be applied to this mature life. The author uses a literature study research method, because it is in accordance with the need to get the essence of the writings of the prophet Amos. Based on the research, it was found that justice can be maintained with integrity and morality in each individual. Keadilan merupakan sesuatu yang tak boleh dihilangkan dalam kehidupan. Ada penyebabnya keadilan itu bisa luntur, bahkan di meja hijau sekalipun, seperti integritas yang tak dijaga. Persoalan hari-hari ini tentang ketidakadilan dalam bidang hukum bukanlah sesuatu yang baru, dalam Alkitab pun persoalan ini ada. Teguran nabi Amos pada Kerajaan Israel Utara memberikan gambaran mengenai ketidakadilan tersebut. Berdasarkan pesan itulah penulis mengambil intisari yang dapat diterapkan untuk kehidupan masak ini. Penulis menggunakan metode penelitian studi literatur, karena sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan intisari dari tulisan nabi Amos. Berdasarkan penelitian, hasilnya didapati bahwa keadilan itu bisa terjaga dengan integritas dan moralitas dalam diri masing-masing pribadi.
Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini Gernaida Krisna R. Pakpahan; Abraham Geraldi Napitupulu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.226

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh penemuan ketidakadilan dalam praktik hutang piutang umat-Nya di zaman nabi Amos dimana kreditor menindas para debitor karena tidak mampu membayar hutangnya. Praktik hutang piutang ternyata menimbulkan banyak permasalahan baru khususnya ketika kredit macet. Setiap orang dapat terlibat dalam praktik hutang piutang yang sangat berisiko ini, termasuk orang percaya. Oleh sebab itu, penelitian ini mencari implikasi praktik hutang piutang bagi orang percaya masa kini, apakah orang percaya di masa kini diperbolehkan terlibat dalam prakitk hutang piutang? Dan bagaimana seharusnya sikap orang percaya sebagai seorang kreditor dan juga debitor? Untuk menjawabnya, peneliti menggunakan metode kualitatif jenis penelitian library research dengan melakukan eksegesis terhadap Amos 2:6-8 dan dilanjutkan dengan mencari implikasinya bagi kehidupan orang percaya di masa kini. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa permasalahan yang terjadi pada zaman nabi Amos karena debitor tidak mampu membayar hutangnya dan kreditor memiliki sikap materialistik sehingga cenderung menguasai bahkan menindas debitor. Walaupun praktik hutang masih bisa dilakukan saat ini, tetapi itu bukan menjadi solusi untuk penyelesaian masalah karena memiliki resiko memunculkan masalah lainnya, Alkitab menyatakan bahwa orang percaya seharusnya menjadi pemberi pinjaman. Tetapi dalam praktiknya dibutuhkan kasih dan keadilan sebagai prinsip utama. Diperlukan juga sikap yang mengandalkan Tuhan dengan memiliki iman hingga dihasilkannya penguasaan diri dalam hidup orang percaya serta pentingnya manajemen keuangan yang baik agar tidak terjebak dengan masalah hutang piutang. Penyorotan terhadap permasalahan hutang piutang pada zaman nabi Amos dan menarik implikasinya ke masa kini menjadi kebaruan dari penelitian ini.