Perselingkuhan yang dilakukan istri merupakan krisis kompleks yang tidak hanya menghancurkan kepercayaan tetapi juga mengancam keutuhan keluarga, sedangkan panduan pemulihan yang mengintegrasikan dimensi spiritual Islam masih terbatas. Penelitian kualitatif fenomenologis ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika pemulihan dan rekonstruksi kepercayaan pasca-perselingkuhan istri, dengan fokus pada strategi resiliensi keluarga dalam perspektif Psikologi Islam. Melalui wawancara mendalam dengan pasangan yang mengalami krisis, penelitian ini mengungkap bahwa proses resiliensi berjalan melalui empat fase dinamis (konfrontasi, eksplorasi, negosiasi ulang, dan transformasi) dan dapat terhambat oleh "resiliensi stagnan" ketika tidak ada pengakuan dari pihak istri. Hasilnya merumuskan model intervensi strategis berbasis nilai-nilai Islam (restorasi makna transendental, transformasi spiritualitas relasional, rebranding relationship, dan rekonstruksi makna), yang efektif memfasilitasi penyembuhan luka psikologis dan pertumbuhan pasca-trauma. Kesimpulannya, integrasi Psikologi Islam dan teori resiliensi keluarga menawarkan peta jalan yang holistik dan kontekstual bagi pemulihan, dengan implikasi praktis bagi pengembangan konseling keluarga Islami dan edukasi pranikah yang lebih efektif.