Studi ini bertujuan menganalisis hubungan motivasi, pelatihan, dan budaya organisasi dengan kinerja guru SMK di Kota Tangerang, dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain eksplanatori, melibatkan 160 responden guru SMK yang dipilih melalui purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner skala Likert lima poin dengan indikator yang telah tervalidasi. Analisis data dilakukan melalui Partial Least Square–Structural Equation Modeling (PLS-SEM) menggunakan SmartPLS. Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi, pelatihan, budaya organisasi, dan kepuasan kerja berhubungan positif dengan kinerja guru. Budaya organisasi (β = 0,312; p < 0,001) dan kepuasan kerja (β = 0,324; p < 0,001) menjadi faktor dominan dalam peningkatan kinerja, sementara motivasi hanya berhubungan langsung dengan kinerja tanpa memengaruhi kepuasan kerja. Pelatihan berkontribusi signifikan baik secara langsung (β = 0,147; p = 0,008) maupun melalui kepuasan kerja (β = 0,086; p = 0,001). Temuan ini memperkuat literatur terdahulu yang menekankan pentingnya budaya organisasi dan pelatihan dalam pendidikan vokasi, sekaligus menunjukkan perbedaan pada peran motivasi. Secara praktis, hasil penelitian ini menyarankan perlunya penguatan budaya kerja, peningkatan kualitas pelatihan, serta penciptaan lingkungan yang mendukung kepuasan kerja guna meningkatkan kinerja guru SMK.