Claim Missing Document
Check
Articles

PERKEMBANGAN TASAWUF SHOLAWAT WAHIDIYAH DI PONDOK PESANTREN AT-TAHDZIB JOMBANG TAHUN 1993-2001 AYU MAGFIROH, DIAH; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wahidiyah merupakan ajaran yang mengatasnamakan gerakan tasawuf yang lahir dan berkembang di Indonesia. Hal pokok ajarannya terdiri dari sholawat wahidiyah dan ajaran wahidiyah. Kedua hal pokok tersebut merupakan perangkat praktis (amalan) yang disusun oleh Muallif K.H Abdoel Madjid Ma?ruf. Wahidiyah menghendaki terwujudnya persaudaraan, akan tetapi realita yang terjadi wahidiyah terpecah organisasinya menjadi tiga organisasi. Berdirinya organisasi baru yang mengatasnamakan wahidiyah menimbulkan ketidakharmonisan diantara ketiganya. Berbagai penghasutan dan fitnah yang diterima organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) mengakibatkan kegiatan-kegiatan organisasi terhambat. Salah satunya PSW tidak dapat menyelenggarakan mujahadah kubro wahidiyah di Kedunglo Kediri, namun tidak lama kemudian PSW mampu menyelenggarakan kembali mujahadah kubro di pondok pesantren At-Tahdzib Jombang.Hasil dari penelitian ini menunjukkan sholawat wahidiyah merupakan suatu amalan yang diamalkan dengan ber-mujahadah. Bermacam-macam mujahadah yang ada di wahidiyah, salah satunya yakni mujahadah kubro wahidiyah yang dilaksanakan 2 kali dalam setahun pada bulan Muharram dan Rojab. Perjalanan panjang yang dialami organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) pusat untuk menyelenggarakan mujahadah kubro wahidiyah tidak berjalan dengan baik. Pada tahun 1993 pelaksanaan mujahadah kubro wahidiyah berpindah dari Kedunglo Kediri ke Pondok Pesantren At-Tahdzib Jombang. Hal ini dikarena konflik internal yang terjadi di dalam tubuh organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) Pusat. Sebagai gerakan tasawuf, konsep ajaran wahidiyah mencakup Lillah-Billah, Lirrosul-Birrosul, Lilghouts-Bilghouts, Yukti Kulla Dzii Haqqin Haqqoh, Dan Taqdiimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa? Fal Anfa?. Seluruh konsep ajaran ini memberikan pengaruh positif yang sangat besar bagi orang-orang yang mengamalkannya, diantaranya dari segi batiniyah timbul kesadaran di dalam hatinya untuk kembali kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW serta dari segi lahiriyah timbul kesadaran untuk berhubungan baik dengan sesama manusia, seperti mencakup perilaku ramah tamah, sopan santun, saling menghormati, tawadhu?, suka dan saling menolong, jujur dan dapat dipercaya, berbaik sangka, saling menyayangi, dan lain sebagainya.
KEBIJAKAN JILBAB DI SMA PADA MASA DAOED JOESOEF (PENERAPAN DI SURABAYA TAHUN 1982-1991) RAMADHANI, SALSABILA; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jilbab merupakan busana muslimah yang longgar yang menutupi tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan sampai pergelangan. Secara umum jilbab adalah penutup tubuh wanita, khususnya rambut, telinga dan leher. Dari perspektif sosial-politik, jilbab menjadi issu politik terutama bagi pengamat politik islamisasi di Indonesia. Hal inilah yang membuat penulis mengambil penelitian terkait Kebijakan Jilbab Di SMA Pada Masa Daoed Joesof (penerapan Di Surabaya Tahun 1982-1991). Penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu tentang 1) Mengapa larangan jilbab itu muncul, 2) Bagaimana aturan larangan jilbab sekolah Negeri dan 3) Bagaimana dampak dari adanya aturan larangan berjilbab di sekolah. Dengan bertujuan menganalisis jalannya peristiwa pelarangan jilbab di sekolah negeri menurut ketetapan dari Daoed Joesoef dari awal munculnya jilbab hingga adanya Kemindukbud merevisi tentang surat keputusan tahun 1991. Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: 1) Heuristik melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan; 2) Kritik Sumber; 3) Intepretasi; 4) Historiografi.Berdasarkan hasil penelitian Kebijakan yang mengacu pada aturan pakaian seragam sekolah yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda yaitu sekolah umum dengan seokolah madrasah yang kemudian menimbulkan salah satu bentuk dari reaksi kalangan muda ini munculnya semangat berjilbab di sekolah-sekolah akibat adanya pelarangan jilbab akibat dari adanya komunitas yang di adakan di sekolah seperti organisa Mental Training. Keberhasilan perjuangan mereka ditandai dengan terbitnya SK 100/C/Kep/D/91 yang memperbolehkan penggunaan jilbab di lingkungan sekolah. Hasil penulisan menunjukan bahwa dengan keluarnya SK 1991 Pemerintah Masa Orde Baru memiliki tujuan yaitu menumbuhkan rasa persamaan berdasarkan asas persatuan Indonesia dengan adanya penyeragaman seragam sekolah ini bisa memperkecil, bahkan dapat menghilangkan perbedaan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.Kata Kunci: Jilbab, Kebijakan, Sikap.
ALIH FUNGSI LAHAN TAMBAK KE SEKTOR INDUSTRI DI DESA BANYUWANGI, KECAMATAN MANYAR, KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010-2017 shamsu, nur; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alih fungsi lahan tambak Desa Banyuwangi saat ini sudah mulai mengalami perubahan-perubahan setelah masuknya industrialisasi, dimana industrialisasi ini tidak terlepas dari pembangunan masyarakat desa Banyuwangi. Desa Banyuwangi merupakan salah satu desa yang mengalami pembangunan dimana desa Banyuwangi tadinya merupakan desa biasa kemudian mengalami perubahan setelah terjadi penetapan alih fungsi lahan menjadi industri di gresik. Dampak dari adanya alih fungsi lahan tambak di desa Banyuwangi menjadi industri sangat dirasakan oleh masyarakat desa Banyuwangi, dimana masyarakat Desa Banyuwangi mengalami suatu perubahan dalam kehidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak alih fungsi lahan tambak terhadap pola kehidupan masyarakat desa Banyuwangi kecamatan Manyar kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data utama yang terdiri dari pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah gresik, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat yang tinggal di Desa banyuwangi. Sumber data sekunder diperoleh melalui dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan latar belakang pada penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: (1) Bagaimana latar belakang dilakukannya alih fungsi lahan tambak menjadi wilayah industri di desa Banyuwangi; (2) Bagaimana pengaruh terjadinya alih fungsi lahan tambak terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat desa Banyuwangi; (3) Bagaimana dampak terjadinya alih fungsi lahan tambak pada lingkungan di desa Banyuwangi;.Kata Kunci: Alih fungsi lahan, Desa Banyuwangi, Petani Tambak
PERAN KOMANDO PASUKAN SANDHI YUDHA (KOPASSANDHA) DALAM OPERASI SEROJA DI TIMOR-TIMUR PADA TAHUN 1976-1979 SURYA ARIFIAN, DWI; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha) merupakan satuan elit Indonesia dibawah naungan TNI-AD. Secara umum Kopassandha merupakan cikal bakal Kopassus di masa sekarang ini. Sesuai dengan namanya Kopassandha memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror. Pada saat operasi seroja selesai dengan masuknya Timor-Timur ke Indonesia Operasi Seroja masih terus berlangsung. Alasan kelanjutkan operasi tersebut karena kekuatan dari Fretilin masih belum menurun malah semakin gencar melakukan propaganda. Hal ini lah yang membuat Indonesia khawatir akan adanya penyebaran paham komunis yang semakin meluas. Maka dari itu penulis mengambil penelitian terkait Peran Kopassandha dalam Operasi di Timor-Timur pada tahun 1976-1979. Penelitian ini mengambil rumusan masalah yaitu tentang keterlibatan kembali Kopassandha dalam operasi seroja pasca integrasi, peran dari Kopassandha dalam operasi seroja, dan hasil dari keterlibatan Kopassandha dalam operasi seroja. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber penulisan disini menggunakan sumber tertulis yang berupa catatan , koran dan dokumen yang sezaman pada waktu itu. Hasil penulisan menunjukan bahwa dengan keterlibatan Kopassandha dalam bertugas mendapatkan dampak baik yang dalam Operasi Seroja ini. Kopassandha berhasil menewaskan dan menangkap tokoh-tokoh Fretilin seperti Presiden Nicolau Lobato. Setelah berhasilnya dalam menewaskan presiden Nicolau Lob ato hal ini membuat moral yang dimiliki oleh Fretilin melemah karena tidak ada garis komando lagi dalam perjuangan Fretilin. Serta berhasilnya Indonesia dalam menghambat pertumbuhan paham Komunis di Timor-Timur.Kata Kunci: Kopassandha, Seroja, Timor-Timur
MAKNA PISOWANAN AGUNG DI YOGYAKARTA TAHUN 1998-2008 MUSTIFARIS NUGROHO, AGUNG; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki banyak budaya dan tradisi, salah satunya yaitu Pisowanan Agung. Pisowanan Agung merupakan tradisi yang menujukan hubungan antara raja/sultan dengan rakyatnya. Secara tradisional Pisowanan Agung memiliki makna sangat kental akan nuansa tradisi budayanya. Akan tetapi di era modern, Tradisi Pisowanan Agung yang diselenggarakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, yaitu pada Mei 1998, September 1998, April 2007, dan Oktober 2008 memiliki makna yang berbeda. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : (1) Bagaimana latar belakang terselenggaranya Pisowanan Agung pertama hingga keempat tahun 1998? (2) Apakah ada perubahan makna dari Pisowanan Agung masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X? (3) Bagaimana dampak Pisowanan Agung di Yogyakarta tahun 1998-2008?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah dengan menggunakan sumber utama berupa arsip dan pemberitaan-pemberitaan media cetak dari surat-surat kabar seperti Kedaulatan Rakyat, Bernas Jogja, Jawa Pos, Kompas, serta menggunakan sumber pendukung berupa buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan makna yang terkandung dari tradisi Pisowanan Agung tradisional dengan Pisowanan Agung di era modern. Perbedaan makna tersebut dapat dilihat melalui Pisowanan Agung yang terselenggara oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, karena dari Pisowanan Agung pertama (1998) hingga keempat (2008) terdapat kepentingan-kepentingan politik dibaliknya. Pisowanan Agung masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X memiliki makna yang kental akan nuansa poltik.Kata Kunci: Makna, Pisowanan Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Yogyakarta
KIPRAH KH. FAKIH USMAN DALAM ORGANISASI MUHAMMADIYAH TAHUN (1925-1968) AHMAD AZHAR, EMIR; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Organisasi Muhammadiyah merupakan organisasi yang berdiri pada tahun 1912 dan di bentuk oleh KH. Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah semakin menyebar luas ke seluruh negeri. sampai pada akhirnya ke Gresik, KH. Faqih Usman adalah sosok pertama yang menyambut kedatangan Muhammadiyah di Gresik. Sejak 1922, ia aktif dalam kegiatan persyarikatan ini. la seolah mendapat penyaluran atas obsesinya selama ini. Pada 1925, Fakih Usman muda dipercayakan menjadi Ketua Group Muhammadiyah Gresik. la pun semakin terlibat dalam wacana keagamaan Muhammadiyah yang lebih berorientasi pembaruan berdasarkan al-Quran dan al-Hadits dan berorientasi sosial. Berkat kepemimpinannya, group Muhammadiyah Gresik ditingkatkan menjadi cabang. Perubahan status ini semakin mendorong Fakih Usman untuk aktif dalam pengembangan Muhammadiyah, khususnya di Surabaya. KH. Faqih Usman lalu giat dalam Muhammadiyah Surabaya, MIAI, Masyumi, Muhammadiyah pusat, sampai pada akhirnya menjabat sebagai mentri Agama.Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini memfokuskan pada jejak karier KH. Faqih Usman serta mengapa beliau bisa menjadi seorang mentri Agama dan apa kontribusi seorang KH. Faqih Usman terhadap organisasi Muhammadiyahnya maupun kepada Negara setelah beliau menjabat sebagai mentri Agama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian ini serta menganalisis jenjang karier di kalangan organisatoris dan mentri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian sejarah mengingat penelitian ini merupakan penelitian seorang tokoh mulai dari beliau belum menjadi seorang yang belum berpengaruh sampai menjadi sosok yang patut dikenang.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KH. Faqih Usman masuk dalam organisasi Muhammadiyah dikarenakan ideologi dan pemikiran beliau sejalan dengan ideologi Muhammadiyah. KH. Faqih Usman merupakan sosok yang telah berkontribusi untuk organisasi Muhammadiyah salah satunya yakni beliau membuat sebuah penekanan pada pidato beliau dan mampu membuat banyak petinggi Muhammadiyah sadar akan identitas dan Kepribadian Muhammadiyah, dan hasil penekanan tersebut melahirhan sebuah identitas baru bagi Muhammadiyah yang dinamakan Kepribadian Muhammadiyah, dalam kementrian Republik Indonesia beliau juga berpengaruh dalam mengembangkan pendidikan yang menekankan pada nilai-nilai keagamaan. Sehingga, organisator maupun mentri yang lain berkesempatan luas untuk mengikuti dan meniru kepribadian sosok KH. Faqih Usman.Kata kunci : KH. Faqih Usman, Muhammadiyah, Organisasi, Mentri.
MEDIA MASSA PANJEBAR SEMANGAT DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI SURABAYA TAHUN 1979-1985 NAHDIA, IMROATUN; , SUMARNO
Avatara Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintahan Orde Baru yang dihadapkan masalah angka pertambahan penduduk yang salah satu solusinya ialah pencanangan Program Keluarga Berencana, khususnya pada Repelita III (1978-1984). Di sisi lain, media massa dapat digunakan sebagai alat komunikasi politik guna menyebarkan suatu kebijakan pemerintah. Salah satu media yang terlihat memberikan dukungan terhadap program pemerintah adalah majalah mingguan yang menggunakan bahasa jawa Panjebar Semangat, khususnya di Surabaya. Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana kondisi kependudukan di Surabaya ?; (2) Bagaimana pemberitaan media massa Panjebar Semangat dalam menunjang program keluarga berencana di Surabaya 1979-1985?; (3) Bagaimana dampak dari pemberitaan terhadap minat keluarga berencana di Surabaya 1979-1985?. Sumber utama dari penelitian ini adalah majalah panjebar semangat tahun 1979-1985 dan hasil program keluarga berencana di Surabaya.Hasil penelitian menunjukan, dengan jumlah penduduk sebanyak 2.017.527 pada tahun 1980 dan 2.332.410 pada tahun 1985, kota Surabaya merupakan kota yang berkembang pesat sebagai kota industri, mengalami berbagai permasalahan yang disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk. Diantaranya adalah tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan mayoritas penduduk kota Surabaya hidup dibawah garis kemiskinan. Kurangnya sektor pemukiman untuk masyarakat menengah ke bawah mengakibatkan menjamurnya pemukiman kumuh yang menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di wilayah yang berdekatan dengan bantaran sungai. Rendahnya pendidikan menyebabkan paradigma lama bahwa bayak anak banyak rejeki masih dianut. Dalam proses memberitakan program keluarga berencana majalah pandjebar semangat sangat pro-terhadap pemerintah. dimana topik pemberitaan yang diambil tidak bersebrangan dengan putusan pemerintah pada saat itu. Pemberitaan yang persuasif dilakukan oleh panjebar semangat dengan secara rutin menampilkan berita dan poster tentang keluarga berencana di tiap terbitan mingguannya. Pemberitaan KB di majalah Penyebar Semangat sangatlah efektif dalam mengedukasi masyarakat yang sibuk dan tidak bisa hadir di sosialisasi-sosialisasi secara langsung tentang cara dan manfaat mengikuti KB. Dampaknya ialah Peningkatan jumlah akseptor KB hingga 85% pada tahun 1983, serta penurunan angka kelahiran di tahun 1984. Perencanaan keluarga tentang jarak dan kehamilan mulai tertata. Hal tersebut khususnya terlihat di wilayah yang menjadi kantong pembaca Penyebar Semangat di Surabaya, misal Kecamatan Wonokromo dan rungkut.Kata Kunci: Keluarga Berencana, Penjebar Semangat, Pemberitaan
PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN WALI BAROKAH LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) BURENGAN BANJARAN KEDIRI TAHUN 2010-2016 AROFIAH, NANDA; , SUMARNO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pada awalnya, lembaga pondok pesantren tidak dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan sekolah atau madrasah seperti yang ada sekarang. Berdirinya sebuah pondok pesantren tidak dapat dipisahkan dari keadaan sosial budaya masyarakat sekitarnya. Dan berdirinya pondok pesantren di Indonesia sering memiliki latar belakang yang sama, dimulai dengan usaha seorang atau beberapa orang secara pribadi atau kolektif, yang berkeinginan mengajarkan ilmu pengetahuan agama kepada masyarakat luas. Terkait dengan hal tersebut peneliti mengangkat dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya pondok pesantren Wali Barokah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Burengan Banjaran Kediri Tahun 2010-2016? 2. Bagaimana perkembangan pondok pesantren Wali Barokah sebagai lembaga pendidikan Tahun 2010-2016? 3. Apa dampak keberadaan pondok pesantren Wali Barokah dalam bidang sosial, agama, dan pendidikan bagi masyarakat Burengan, Banjaran dan sekitarnya?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelusuran pustaka dan wawancara. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian sejarah yaitu 1. Tahapan mencari dan menemukan sumber-sumber (Heuristik), 2. Langkah yang lebih lanjut setelah sumber-sumber sejarah telah terkumpul (Kritik sejarah), 3. Proses penyusunan fakta-fakta secara kronologi (Interpretasi), 4. Tahap akhir untuk menyajikan semua fakta (Historiografi). Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui pondok pesantren Wali Barokah dalam sejarahnya telah mengalami perkembangan baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik baik dari bangunan pondok, sarana dan prasarana, fasilitas pondok. Secara non fisik baik dari sistem pendidikan, kurikulum. Hal ini diharapakan para santri dapat mempunyai sikap mandiri, berakhlakul karimah, alim, faqih. Dan tercapainya visi dan misi pondok pesantren Wali Barokah yang internasional. Dalam perkembangannya, kejayaan pondok pesantren Wali Barokah dikaitkan dengan kharisma kepemimpinan kyainya sebagai para pendidik/ guru serta adanya dukungan-dukungan besar dari pemerintah dan masyarakat. Dampak keberadaan pondok pesantren Wali Barokah dalam bidang sosial, agama, dan pendidikan menimbulkan dampak yang baik bagi masyarakat Burengan, Banjaran dan sekitarnya. Dalam bidang sosial terjadi hubungan sosial yang baik dengan masyarakat. Dalam bidang agama yaitu terciptanya sikap toleransi dan menerima agama yang berbeda- beda. Dalam bidang pendidikan, masyarakat yang belum mengenal pendidikan menjadi mengenal pendidikan terutama pendidikan agama. Hal ini dilatar belakangi masyarakat perkotaan yang dikenal dengan sifat heterogen yang artinya terdiri dari banyak penduduk. Dan dalam kehidupan agamanya masyarakat kota itu kurang, cenderung kearah keduniaan saja. Maka dari itulah adanya sebuah pondok pesantren yang hadir ditengah- tengah kota ini, tentu menimbulkan dampak yang baik. Masyarakat yang belum mengenal pendidikan agama menjadi mengenal tentang ilmu agama Al Qur?an dan Al Hadits. Kata Kunci: Perkembangan, Pondok Pesantren, Wali Barokah.
TRANSPORTASI KAPAL PENYEBERANGAN DI PELABUHAN KAMAL-UJUNG KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2004-2018 , SUFIATIN; , SUMARNO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengoperasian jembatan Suramadu, memberikan besar bagi PT ASDP sebagai pengelola transportasi kapal penyeberangan serta bagi masyarakat di sekitar pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi transportasi kapal penyeberangan di pelabuhan Kamal-Ujung Kabupaten Bangkalan tahun 2004-2018, merosotnya sarana transportasi kapal penyeberangan di Pelabuhan Kamal Ujung Kabupaten Bangkalan, dan dampak berdirinya jembatan Suramadu terhadap merosotnya transportasi kapal penyeberangan di Pelabuhan Kamal-Ujung Kabupaten Bangkalan tahun 2004-2018. Adapun hasil penelitian PT ASDP mengalami kerugian yang cukup besar karena penurunan penumpang yang awalnya mencapai 9,338,545 jadi 2,190,474 pada tahun 2018, pengurangan jumlah armada kapal yang semula 18 kapal sekarang jadi 3 kapal, jam operasional yang awalnya 24 jam jadi 16 jam, dan fasilitas lainnya. Sedangkan bagi masyarakat sekitar, sepinya penumpang kapal mematikan sejumlah mata pencaharian yang ada. Sehingga banyak diantara mereka yang bermata pencaharian di sekitar pelabuhan melakukan alih profesi, pindah tempat bekerja, hingga ada yang jadi TKI.Kata Kunci: Kata kunci : Pelabuhan Kamal, Kapal Penyeberangan, Jembatan Suramadu
PERJALANAN POLITIK NAHDLATUL ULAMA TAHUN 1973-1984 KELUARNYA NAHDLATUL ULAMA DARI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN EKO SUBAGTIO, MUHAMMAD; , SUMARNO
Avatara Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perjalanan sejarah NU sekitar tahun 1973-1984 sangat menarik untuk dikaji, sebab pada saat tersebut NU berusaha keluar dari kemelut konflik yang disebabkan oleh hegemoni dan korporasi pemerintah. Masalah mulai muncul ketika tahun 1973 pemerintah menerapkan korporatisme partai, yaitu menggabungkan partai menjadi satu berdasarkan ideologinya. Tindakan tersebut sangat merugikan NU yang pada pemilu 1971 menjadi partai pemenang ke dua setelah Golkar. Kebijakan fusi membuat kiprah politik NU menjadi semakin terbatas dan eksistensinya secara otomatis terenggut oleh PPP.Dari peristiwa tersebut akhirnya muncul masalah-masalah baru yang melanda NU maupun PPP. Terkait dengan hal itu maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana sejarah keterlibatan NU di dunia politik?, 2). Bagaimana pemerintah Orde Baru melakukan hegemoni terhadap PPP dan NU? Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitin sejarah yang terdiri dari heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Adapun sumber utama yang digunakan adalah dokumen putusan Munas Alim Ulama Situbondo tahun 1973 dan Laporan Muktamar ke-27 Situbondo tahun 1984.Berdasarkan penemuan hasil analisis data, dapat dinyatakan bahwa konflik yang mengiringi perkembangan NU dan PPP pada tahun 1973-1984 muncul akibat hegemoni dan korporasi pemerintah, korporasi tersebut berupa pemaksaan fusi terhadap sembilan partai politik yang disederhanakan berdasarkan ideologinya menjadi dua saja. Sedangkan hegemoni pemerintah adalah upaya pengkerdilan partai politik melalui beberapa kebijakan. Beberapa diantaranya yaitu kebijakan fusi partai, ikut campurnya pemerintah dalam urusan internal partai (terutama suksesi kepemimpinan), pemaksaan RUU melalui parlemen meliputi RUU Perkawinan, RUU Parpol dan Golkar, RUU Pemilu, pembahasan aliran kepercayaan dan pelembagaan P4 (meskipun ada bebrapa pasal yang berhasil digagalkan oleh NU) serta kebijakan asas tunggal.Pada saat Muktamar Situbondo tersebut selain membahas tentang penerimaan Pancasila juga menyatakan sikap keluar dari PPP (bahkan politik praktis) setelah mengalami beberapa kali marjinalisasi politik dan puncaknya adalah ketika merasa dicurangi dalam penetapan DCS (Daftar Calon Sementara) oleh Naro.Kata Kunci : Politik, NU, PPP