Claim Missing Document
Check
Articles

ALIROCUMAB : MECHANISM OF ACTION, PHARMACOKINETICS, SAFETY, AND CLINICAL OUTCOMES Medina, Farah; -, Sumarno
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hyperlipidemia is an established risk factor for developing cardiovascular disease (CVD). The latest guideline on lipid management emphasize treatment with 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase inhibitors (statins) at doses proven to reduce CVD events.  However, some of statin-treated patients have persistently elevated cardiovascular risk due to inadequate lowering of low density lipoprotein cholesterol (LDL-C) levels. In addition, adverse effects of statins may limit their tolerability and therefore the ability to attain effective doses in some patients. A new class of drugs that inhibit proprotein convertase subtilisin-kexin type 9 (PCSK9) has been developed to treat hyperlipidemia.  PCSK9 inhibitors are monoclonal antibodies for proprotein convertase-subtilicin/kexin type 9 which significantly reduces the concentration of LDL-C in vivo by inhibiting the degradation of LDL receptors in hepatocytes. The introduction of the PCSK9 inhibitor was heralded a new era of intensive LDL-C reductions with LDL-C concentrations lowered below the rate that once thought possible with conventional treatments such as statins. On July 24, 2015, the United States Food and Drug Administration (FDA) approved Alirocumab, the first converged proprotein of the Subtilisin Kexin 9 (PCSK9) inhibitor. This review discusses the mechanisms of action, pharmacokinetics, safety and clinical outcomes of the Alirocumab.
Partisipasi Petani dalam Pemuliaan Tanaman dan Konservasi Plasma Nutfah Secara ‘On Farm’ Nani Zuraida; , Sumarno
Zuriat Vol 14, No 2 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i2.6804

Abstract

Upaya dan naluri petani secara turun temurun untuk memilih tanaman yangmemiliki karakter unggul dari populasi alam telah menghasilkan kultivar-kultivar lokal yang memiliki karakter khusus dan beradaptasi dengan baik pada agroekologi setempat. Kultivar unggul lokal banyak digantikan dengan kultivar baru karena adanya anjuran penanaman kultivar unggul nasional, sejalan dengan berkembangnya revolusi hijau. Konsep usahatani modern yang mempersyaratkan keseragaman kultivar dalam hamparan luas sebenarnya lebih sesuai bagi usahatani berskala luas yang dikelola secara mekanisasi. Pertanian dengan skala usaha sempit seperti di Indonesia, memungkinkan bagi masingmasing petani untuk menanam kultivar yang berbeda, bahkan setiap petani dapat menanam dua atau lebih kultivar. Praktek penanaman multikultivar dalam satu hamparan berfungsi untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman guna meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit, dan meningkatkan daya sangga genetik terhadap perubahan lingkungan, serta berfungsi untuk pelestarian kultivar lokal. Pelestarian kultivar-kultivar lokal akan lebih efektif apabila petani dilibatkan dalam berbagai model kegiatan, disertai peningkatan kesadaran dan pengetahuan petani akan pentingnya pelestarian sumberdaya genetik bagi keperluan usahatani generasi yang akan datang. Hak-hak petani terhadap kultivar lokal yang mereka lestarikan harus dihormati, sesuai dengan prinsip ‘Prior Informed Consent’ (PIC), yang telah ditetapkan dalam Convention on Bio Diversity (CBD). Pelestarian kultivar-kultivar lokal dan plasma nutfah harus menjadi kepentingan petani di seluruh wilayah Indonesia, bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah. Konservasi plasma nutfah secara ‘onfarm’ dinilai memiliki peran yang nyata, dalam upaya pelestarian variabilitas genetic spesies tanaman yang dibudidayakan. Agar dapat diperoleh kultivar unggul yang sesuai dengan keinginan petani dan adaptif terhadap lingkungan spesifik, perlu dilakukan program pemuliaan partisipatif dengan melibatkan petani. Pelepasan kultivar disarankan bersifat regional berdasarkan kesesuain agroekologi setempat. Pemuliaan tanaman partisipatif telah banyak dilakukan pada Lembaga Penelitian Pertanian Internasional, dan sebaiknya juga diadopsi di Indonesia.
MENUJU SISTEM PENGELOLAAN PLASMA NUTFAH TANAMAN SECARA ADIL DAN BERMANFAAT , Sumarno
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6757

Abstract

Kekayaan sumber daya hayati Indonesia yang tercermin oleh besarnya ketersediaan keanekaragaman spesies tanaman, sering diartikan  secara langsung sebagai tersedianya kekayaan plasma nutfah. Anggapan ini tidak tepat, karena untuk tanaman-tanaman penting, Indonesia termasuk negara yang miskin plasma nutfah. Pengelolaan plasma nutfah tanaman di Indonesia tersebar di berbagai instansi yang dilakukan secara terpisah dan sendiri-sendiri, belum ada koordinasi dan kebijakan pengelolaan secara nasional. Untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan plasma nutfah, disarankan dibentuk Pusat Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh negaranegara lain. Berkembangnya status hak kepemilikan plasma nutfah dan varietas tanaman secara eksklusif mengikuti ketentuan Perlindungan Varietas Tanaman dari UPOV, ketentuan National Sovereign Rights dan Prior Informed Consent dari Convention on Biodiversity (CBD), serta keharusan membuat Material Transfer Agreement (MTA) untuk mendapatkan materi plasma nutfah dari negara lain, diperlukan adanya Undang-undang Perlindungan Plasma Nutfah Tanaman Indonesia. Hak kepemilikan, hak perwalian dan hak memproduksi varietas lokal dan atau plasma nutfah tanaman tertentu bagi seseorang, masyarakat, suku, komunitas dan masyarakat adat yang telah berjasa dalam memelihara dan memanfaatkan secara turun-temurun perlu dilindungi oleh Undang-undang. Kini tiba waktunya kita mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan, melindungi, memperkaya, melestarikan dan memanfaatkan plasma nutfah tanaman secara penuh tanggung-jawab, adil, dan bermanfaat. Adanya instansi struktural-formal yang menangani pengelolaan plasma nutfah perlu diperjuangkan.
PENGARUH EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP INDEKS ULKUS GASTER STUDI EKSPERIMENTAL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI IBUPROFEN Ramadhani, Syifa Eka; Cahyono, Erwin Budi; Yusuf, Iwang; ., Sumarno
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 3, No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu manis merupakan salah satu tanaman tropis yang memiliki banyak spesies utama, salah satunya yaitu Cinnamomum burmannii. Kayu manis memiliki kandungan senyawa utama yaitu synalmadehide, flavonoid, dan tannin. Senyawa tersebut berfungsi sebagai antiinflamasi, analgesic, antioksidan, antibakteri, dan menurunkan aktivitas radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis terhadap indeks ulkus gaster.Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain post-test randomized controlled group. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar yang dihitung jumlahnya menggunakan rumus Federer. Sampel pada penelitian ini berjumlah 28 tikus yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menggunakan kulit batang kayu manis yang telah diekstraksi dengan metode infundasi. Penilaian pada subjek uji menggunakan tabel indeks ulkus gaster untuk menilai adanya jumlah dan keparahan tukak. Analisis statistik menggunakan uji deskriptif yang kemudian diolah menggunakan uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji homogenitas Levene”s Test yang kemudian dilanjutkan uji non parametrik Kruskal-Walls dan uji signifikansi menggunakan post hoc Mann-Whitney dengan program SPSS.Hasil uji non parametrik menggunakan uji analisis Kruskal-Walls didapatkan nilai p value = 0,021 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor indeks ulkus gaster pada seluruh kelompok. Hasil uji analisis menggunakan uji post hoc Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan rerata skor indeks ulkus gaster antar kelompok kontrol dan percobaan didapatkan nilai p value = 0,060 (p < 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kayu manis dengan metode infundasi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap skor indeks ulkus gaster.Kata Kunci: ekstrak kayu manis, antiinflamasi, flavonoid, ulkus gaster
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA KELAS V Nahara Amari, Syarifa; ., Sumarno; Eka, Ervina
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 3 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jipp.v2i3.16235

Abstract

The Effectiveness of Explicit Instruction Learning Model on Learning Outcomes Mathematical Subjects of Comparative Material and Class V Scale of MI Ma'arif Krakal Alian Kebumen. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of Explicit Instruction learning models on Mathematics learning outcomes Fractions and class V scales MI Ma'arif Krakal. This research method is quantitative research in the form of Pre Experimental Design with the design of One-Group Pretest-Posttest Design. The population of this study was all fifth grade students of MI Ma'arif Krakal. The samples taken were all students of class V which numbered 25 students using the Nonprobability Sampling technique in the form of saturated sampling. The data in this study were obtained through interviews, documentation, and tests. The results of the analysis of research data after getting treatment using the Explicit Instruction learning model obtained 21 students who completed and 4 students who have not been completed. Calculation of the value of learning outcomes at the average value of posttest > pretest is 65.60 > 47.44. This is evident in the final analysis using the t test known that the result of tcount > ttable is 8.316 > 1.711 at a significant tariff of 5%. The average value of attitudes and skills of students also increases by using the Explicit Instruction learning model. From the analysis it can be concluded that the Explicit Instruction learning model is effective against the mathematics learning outcomes of the fraction material and class V scale MI Ma'arif Krakal. Keywords: Explicit Instruction Model, learning outcomes