Claim Missing Document
Check
Articles

TRANSPORTASI KERETA API JOMBANG - BABAT TAHUN 1975 - 1981 BAGUS ROHMAN PRADIPTA, ADITYA; , SUMARNO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kereta api adalah salah satu transportasi darat yang mempunyai jalur khusus yang disebut rel. kereta api pertama kali ada di Indonesia pada tahun 1864 dengan jalur Semarang menuju Grobogan. Pada tahun selanjutnya banyak dibagun jalur kereta api di Jawa, Sumatra dan Kalimantan, hingga masuk ke Jombang dengan tujuan Jombang ? Babat. Pembangunan Jombang ? Babat di bangun oleh perusahaan Babat Djombang Stroomtram Maatchappij (BDSM) pada tahun 1907. Namun pada era 70-an Jurusan Jombang ? Babat mengalami penurunan jumlah penumpang hingga akhirnya jalur Jombang ? Babat ditutup.Berdasarkan dengan latar belakang tersebut, maka diperoleh beberapa rumusan masalah ini adalah : (1) Mengapa transportasi Kereta api Jombang ?Babat mengalami surut tahun 1975. (2) Mengapa jalur Kereta api Jombang ? Babat di tutup pada tahun 1981. Berdasarkan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa transportasi Kereta api Jombang ?Babat mengalami surut tahun 1975 dan mengetahui penyebab jalur kereta api di tutup pada tahun 1981. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.Hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Adanya transportasi baru berupa angkutan desa dan bus sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan baik dari pendapatan penumpang dan barang sehingga pada tahun 1981 pihak pemerintah belanda dan perusahaan kereta Straatsspoorwegen resmi menutup jalur transportasi kereta api Jombang ? Babat pada tahun 1981. Karena kalah saing dengan angkutan bis dengan jarak dekat seperti angkutan desa semakin banyak bermunculan. Sehingga warga lebih memilih angkutan mobil dari pada transportasi kereta api.Kata Kunci : Jombang, Babat, jalur kereta api, penutupan jalur kereta api
UPACARA ROKAT TASE’ KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2000-2014 MAULIDINA, HIDAYAH; , SUMARNO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat. Pada dasarnyakebudayaan yang muncul dalam suatu masyarakat pasti akan terus bertahan dan berkembang, karena menganggapkebudayaan tersebut masih mempunyai nilai-nilai yang baik dan sakral. Di Madura terdapat tradisi yang dilaksanakanoleh para nelayan yang disebut dengan Rokat Tase?. Terkait dengan hal tersebut peneliti mengangkat dengan rumusanmasalah sebagai berikut: 1). Bagaimana latarbelakang terjadinya rokat tase?? 2). Mengapa terjadi perubahan upacara rokattase? Dusun Candi Selatan Desa Polagan Kabupaten Pamekasan? 3). Bagaimana pengaruh upacara rokat tase? terhadapkehidupan sosial budaya masyarakat Dusun Candi Selatan, Desa Polagan, Kabupaten Pamekasan?. Metode yangdigunakan adalah metode wawancara. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian sejarah yaitu 1. Pengumpulansumber (Heuristik), 2. Kritik sumber (Menguji Sumber), 3. Interpretasi (Menganalisis Sumber/Fakta), 4. Tahap terakhirHistoriografi (Menuliskan hasil Penelitian).Hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu upacara rokat tase? pada awalnya di laksanakan merupakan bentukrasa syukur masyarakat Dusun Candi Selatan terutama para nelayan. Untuk mengungkapkan rasa syukur tersebutmasyarakat Dusun Candi Selatan melakukan rokat tase?. Dalam tahap persiapan dan tahap pelaksanaan rokat tase? inimengalami perubahan yang dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat, perkembangan pengetahuan, dan perkembanganzaman. Pelaksanaan upacara rokat tase? ini memiliki pengaruh terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat Dusun CandiSelatan. Dalam bidang sosial dan budaya terdapat pengaruh positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat Dusun CandiSelatan.Kata Kunci: Rokat Tase?, Perubahan, dan Pengaruh
TRADISI KEMANTEN SUNAT DESA LUMPUR KABUPATEN GRESIK 1960-2005 PUTRI DANA ISWARA, LARAS; , SUMARNO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradition is a legacy from ancestors that is still preserved by future generations. Traditions carried out by somepeople have certain meanings and values. The values contained in the impementation of tradiions have messages or advicefor the people who run them. This research is included in qualitative research because it describes how the tradition ofKemanten Sunat in Lumpur village, Gresik and what are the factors causing alack of interest in the community to knowhow to implement and what causes reduced interest in the tradition of Kemanten Sunat using the method of interviewingtraditional practitioners, wuthnesses and society around as wellas documentation ocomplete the interview.Kata Kunci: Tradisional, Kemanten Sunat, Desa Lumpur
TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM PERDESAAN DIKABUPATEN JOMBANG TAHUN 1997-2017 NUR PUTRIATI, TRI; , SUMARNO
Avatara Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Jombang, angkutan umum perdesaan salah satu transportasi umum yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mencapai tempat tujuan yang diinginkan. Kabupaten Jombang terdiri dari 21 kecamatan, dengan 302 desa dan 4 kelurahan. Angkutan desa di Jombang pernah menjadi primadona pada tahun 1990 namun sekarang sejak tahun 2000 angkutan perdesaan di kabupaten Jombang semakin berkurang. Kemerosotan angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang dikarenakan banyaknya kendaraan pribadi dan saingan transportasi umum lainnya di kabupaten Jombang. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana kebijakan transportasi angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang tahun 1997-2017? (2) Bagaimana manajemen pengelolaan transportasi angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang tahun 1997-2017? (3) Bagaimana dampak penurunan transportasi angkutan umum perdesaan terhadap pemilik dan pengoperasi transportasi angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan transportasi angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang tahun 1997-2017 ada Kebijakan Nasional tentang transportasi angkutan umum perdesaan antara lain Undang-Undang No. 14 tahun 1992 digantikan Undang-Undang No.22 tahun 2009 tentang lalulintas dan angkutan jalan sebagai acuan membuat kebijakan Pemerintah Kabupaten Jombang. Angkutan umum perdesaan dikabupaten jombang dioperasikan sesuai dengan rute trayek yang telah ditentukan dalam peraturan bupati No.57 tahun 2009 tentang jaringan trayek angkutan umum perdesaan dikabupaten Jombang. Tarif yang ditarik dari penumpang sesuai dengan peraturan bupati No.12 tahun 2015 tentang tarif dasar angkutan umum perdesaan di kabupaten Jombang. kehidupan pemilik dan pengoperasi transportasi angkutan umum perdesaan jauh dari kecukupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kata Kunci : Angkutan Umum Perdesaan, Kabupaten Jombang, Tahun 1997-2017
THE EFFECTS NEUROPROTECTION OF TELMISARTAN ON STROKE WITH HYPERTENSION Ernawati, Iin; Hidayati, Hanik Badriyah; ., Sumarno
Malang Neurology Journal Vol 6, No 1 (2020): January
Publisher : Malang Neurology Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mnj.2020.006.01.9

Abstract

Stroke is the second deadly disease in the world after ischemic heart disease. According to data of RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar), stroke was the highest cause of death in Indonesia in 2013. Hypertension is the one of the most important risk factors for stroke. Hypertension therapy is done by modification and the use of antihypertensives. The antihypertensives used is Telmisartan which is a class of Angiotensin Receptor Blocker (ARB) that works by inhibiting bind to angiotensin II type receptors that is angiotensin II type 1 receptors (AT-1R) which directly make angiotensin II bind to AT-2R (angiotensin receptor type 2 receptors). Telmisartan has a neuroprotectant effect that works by inhibiting the appearance of inflammatory cytokines, production of ROS (Reactive Oxygen Species), PGE2 (prostaglandin E2) and NMDA (N-Methyl-D-Aspartate) activity. Telmisartan activates PPAR-gamma (PPAR-γ), which is very useful in carbohydrate and lipid metabolism which directly protect blood vessels. Telmisartan has the advantage of structure and pharmacokinetics that support the effects of nerve protection. Based on lipophilicity and chemical structure, Telmisartan easily penetrates the brain barrier and high affinity to PPAR-γ, supporting the effects of Telmisartan neuroprotection. Based on pharmacokinetic aspects, telmisartan has the advantage of having a rapid onset that ranges from 30-60 minutes, with T ½ (half life) elimination is 24 hours. T 1/2 elimination for up to 24 hours from Telmisartan is clinically beneficial to improve medication adherence.
STRATEGI POLITIK ARYA WIRARAJA DALAM PEMERINTAHAN KERAJAAN LAMAJANG TIGANG JURU TAHUN 1295 – 1316 MASEHI AGUSTRI AYU, WULAN; , SUMARNO
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Historiografi kerajaan Lamajang Tigang Juru utamanya pada masa pemerintahan Arya Wiraraja yang sangat terbatas. Padahal sosok tokoh Arya Wiraraja sangatlah penting dalam berbagai kejadian besar yang terjadi diakhir abad ke-12 Masehi. Kerajaan Lamajang Tigang Juru sendiri menjadi bahan kajian yang sangat menarik karena kerajaan ini merupakan kerajaan dengan tipikal ibukota yang mirip dengan ibukota kerajaan Majapahit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Arya Wiraraja mendapatkan tanah yang dijanjikan di kawasan Lamajang Tigang Juru sebagai hasil dari membantu Raden Wijaya dalam meruntuhkan kekuasaan Raja Jayakatwang dengan memanfaatkan kedatangan Pasukan Tar Tar. Pergolakan politik yang terjadi dalam waktu yang berdekatan memicu ketidakstabilan hubungan antarkerajaan. Berdasarkan pengetahuannya tentang situasi politik pada waktu itu, Arya Wiraraja mengembangkan pembangunan di wilayah Kerajaan Lamajang Tigang Juru dengan mengutamakan pertahanan militer di kawasan ibukota kerajaan. Selain pertahanan militer, Arya Wiraraja juga sudah mengembangkan desa ? desa tepian sungai yang dapat langsung terhubung dengan pelabuhan ? pelabuhan yang termasuk dalam kawasan Lamajang Tigang Juru. Kemudahan akses ini menjadikan Kerajaan Lamajang Tigang Juru semakin banyak dikunjungi, utamanya dengan keberadaan Gunung Semeru sebagai tujuan ziarah. Kata Kunci : Lamajang Tigang Juru, Majapahit, Arya Wiraraja, Raden Wijaya
STRATEGI POLITIK ARYA WIRARAJA DALAM PEMERINTAHAN KERAJAAN LAMAJANG TIGANG JURU TAHUN 1295 – 1316 MASEHI AGUSTRI AYU, WULAN; , SUMARNO
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Historiografi kerajaan Lamajang Tigang Juru utamanya pada masa pemerintahan Arya Wiraraja yang sangat terbatas. Padahal sosok tokoh Arya Wiraraja sangatlah penting dalam berbagai kejadian besar yang terjadi diakhir abad ke-12 Masehi. Kerajaan Lamajang Tigang Juru sendiri menjadi bahan kajian yang sangat menarik karena kerajaan ini merupakan kerajaan dengan tipikal ibukota yang mirip dengan ibukota kerajaan Majapahit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Arya Wiraraja mendapatkan tanah yang dijanjikan di kawasan Lamajang Tigang Juru sebagai hasil dari membantu Raden Wijaya dalam meruntuhkan kekuasaan Raja Jayakatwang dengan memanfaatkan kedatangan Pasukan Tar Tar. Pergolakan politik yang terjadi dalam waktu yang berdekatan memicu ketidakstabilan hubungan antarkerajaan. Berdasarkan pengetahuannya tentang situasi politik pada waktu itu, Arya Wiraraja mengembangkan pembangunan di wilayah Kerajaan Lamajang Tigang Juru dengan mengutamakan pertahanan militer di kawasan ibukota kerajaan. Selain pertahanan militer, Arya Wiraraja juga sudah mengembangkan desa ? desa tepian sungai yang dapat langsung terhubung dengan pelabuhan ? pelabuhan yang termasuk dalam kawasan Lamajang Tigang Juru. Kemudahan akses ini menjadikan Kerajaan Lamajang Tigang Juru semakin banyak dikunjungi, utamanya dengan keberadaan Gunung Semeru sebagai tujuan ziarah. Kata Kunci : Lamajang Tigang Juru, Majapahit, Arya Wiraraja, Raden Wijaya
STRATEGI POLITIK ARYA WIRARAJA DALAM PEMERINTAHAN KERAJAAN LAMAJANG TIGANG JURU TAHUN 1295 – 1316 MASEHI AGUSTRI AYU, WULAN; , SUMARNO
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Historiografi kerajaan Lamajang Tigang Juru utamanya pada masa pemerintahan Arya Wiraraja yang sangat terbatas. Padahal sosok tokoh Arya Wiraraja sangatlah penting dalam berbagai kejadian besar yang terjadi diakhir abad ke-12 Masehi. Kerajaan Lamajang Tigang Juru sendiri menjadi bahan kajian yang sangat menarik karena kerajaan ini merupakan kerajaan dengan tipikal ibukota yang mirip dengan ibukota kerajaan Majapahit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Arya Wiraraja mendapatkan tanah yang dijanjikan di kawasan Lamajang Tigang Juru sebagai hasil dari membantu Raden Wijaya dalam meruntuhkan kekuasaan Raja Jayakatwang dengan memanfaatkan kedatangan Pasukan Tar Tar. Pergolakan politik yang terjadi dalam waktu yang berdekatan memicu ketidakstabilan hubungan antarkerajaan. Berdasarkan pengetahuannya tentang situasi politik pada waktu itu, Arya Wiraraja mengembangkan pembangunan di wilayah Kerajaan Lamajang Tigang Juru dengan mengutamakan pertahanan militer di kawasan ibukota kerajaan. Selain pertahanan militer, Arya Wiraraja juga sudah mengembangkan desa ? desa tepian sungai yang dapat langsung terhubung dengan pelabuhan ? pelabuhan yang termasuk dalam kawasan Lamajang Tigang Juru. Kemudahan akses ini menjadikan Kerajaan Lamajang Tigang Juru semakin banyak dikunjungi, utamanya dengan keberadaan Gunung Semeru sebagai tujuan ziarah. Kata Kunci : Lamajang Tigang Juru, Majapahit, Arya Wiraraja, Raden Wijaya
TRANSFORMASI SISTEM PENDIDIKAN SALAFIYAH MENJADI SISTEM KHALAFIYAH DI PONDOK PESANTREN AN-NUR BULULAWANG MALANG TAHUN 1968-1973 RAVANA PUTRI, RISKA; , SUMARNO
Avatara Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jur. Pendidikan Sejarah FIS UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pemerintah pasca kemerdekaan atas penerapan pendidikan nasional mengharuskan pondok pesantren beradaptasi dengan sistem modern agar dapat bertahan menghadapi tantangan zaman. Transformasi sistem pendidikan tradisional menjadi modern dialami salah satunya oleh lembaga pendidikan Pondok Pesantren An-Nur Bululawang. Perubahan sistem pendidikan tersebut ditandai dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah Agama Islam An-Nur pada tahun 1968. Kehadiran Madrasah Tsanawiyah An-Nur menjadi Madrasah Tsanawiyah pertama kali di Kabupaten Malang. Tentunya hal ini memberi corak keunikan sebagai dismilaritas pondok pesantren di wilayah Kabupaten Malang karena pada waktu itu hanya pondok pesantren An-Nur yang mempunyai sekolah umum.Berkaitan dengan pemaparan di atas peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: pertama, Mengapa Pondok Pesantren An-Nur sebagai pesantren Salafiyah berubah menjadi Khalafiyah?, kedua, Bagaimana penerapan sistem khalafiyah di lembaga pendidikan Pondok Pesantren An-Nur Bululawang?, dan ketiga, Bagaimana perkembangan setelah dilakukannya perubahan sistem pendidikan di Pondok Pesantren An-Nur Bululawang?. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelusuran pustaka dan wawancara. Adapun tahapan yang dilaksanakan ketika penelitian sejarah yaitu: 1. Heuristik (mengumpulkan sumber) sumber utama berupa wawancara dan dokumen arsip pondok pesantren, sumber pendukung berupa buku, jurnal dan penelitian terdahulu, 2. Kritik (menguji sumber), 3. Interpretasi (penafsiran fakta-fakta sejarah secara kronologi) dalam tahap ini peneliti melakukan analisis dan sintesa terhadap sumber yang telah didapat pada tahap sebelumnya untuk mendapatkan gambaran fakta sejarah, 4. Historiografi (penulisan).Melalui penelitian ini dapat diketahui Pondok Pesantren An-Nur Bululawang mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup signifikan. Perubahan terjadi pada sistem pendidikan dari sistem Salaf (Tradisional) yang menerapkan metode sorogan dan bandongan, kemudian lambat laun berubah menggunakan sistem Khalaf (Modern) yang menerapkan sistem madrasah. Pondok Pesantren An-Nur memutuskan mulai menerapkan sistem madrasah didasari oleh keinginan pengasuh untuk mengembangkan pondok pesantren dengan mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan. Penerapan sistem madrasah pada Pondok Pesantren An-Nur Bululawang yaitu menggunakan dua jenis model madrasah diantaranya ialah madrasah diniyah dan madrasah non diniyah. Awal pendirian lembaga pendidikan formal madrasah non diniyah terjadi pada tahun 1968 ditandai oleh berdirinya sekolah umum dibawah Departemen Agama. Pendirian sekolah umum terus berlanjut hingga tahun 1973 Pondok Pesantren An-Nur berhasil membangun empat lembaga pendidikan formal yang berdampak pada perkembangan pondok pesantren diantaranya meliputi kelengkapan fasilitas para santri, eksistensi pondok pesantren, kenaikan jumlah santri, hingga penghargaan yang diberikan oleh pemerintah sebagai sekolah percontohan dalam megelola sekolah agama di Kabupaten Malang.Kata Kunci: Transformasi, Salafiyah, Khalafiyah, Pondok Pesantren, An-Nur Bululawang
ALIROCUMAB : MECHANISM OF ACTION, PHARMACOKINETICS, SAFETY, AND CLINICAL OUTCOMES Medina, Farah; -, Sumarno
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hyperlipidemia is an established risk factor for developing cardiovascular disease (CVD). The latest guideline on lipid management emphasize treatment with 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase inhibitors (statins) at doses proven to reduce CVD events.  However, some of statin-treated patients have persistently elevated cardiovascular risk due to inadequate lowering of low density lipoprotein cholesterol (LDL-C) levels. In addition, adverse effects of statins may limit their tolerability and therefore the ability to attain effective doses in some patients. A new class of drugs that inhibit proprotein convertase subtilisin-kexin type 9 (PCSK9) has been developed to treat hyperlipidemia.  PCSK9 inhibitors are monoclonal antibodies for proprotein convertase-subtilicin/kexin type 9 which significantly reduces the concentration of LDL-C in vivo by inhibiting the degradation of LDL receptors in hepatocytes. The introduction of the PCSK9 inhibitor was heralded a new era of intensive LDL-C reductions with LDL-C concentrations lowered below the rate that once thought possible with conventional treatments such as statins. On July 24, 2015, the United States Food and Drug Administration (FDA) approved Alirocumab, the first converged proprotein of the Subtilisin Kexin 9 (PCSK9) inhibitor. This review discusses the mechanisms of action, pharmacokinetics, safety and clinical outcomes of the Alirocumab.