Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Tanah dan Air (Soil and Water Journal)

PENGARUH KELERENGAN TERHADAP STATUS UNSUR N, P, DAN K DAN PRODUKSI TANAMAN KAYU PUTIH PADA TANAH MEDITERAN DI BAGIAN DAERAH HUTAN KARANGMOJO Handayani, Wuri; Nurcholis, Mohammad; Mulyanto, Djoko
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 16, No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v16i2.3984

Abstract

Bagian selatan Gunungkidul didominasi oleh pegunungan batugamping, solum tanah yang tipis, kekurangan unsur hara, dan sumber air permukaan yang terbatas, sehingga tanahnya memiliki  sifat-sifat fisik buruk. Kemiringan lahan merupakan salah satu faktor penting yang harus diprioritaskan, karena dapat menimbulkan limpasan yang dapat membawa partikel tanah dan unsur hara. Beberapa permasalahan tanah Mediteran antara lain ketersediaan air, pH tanah sering diatas 7 dan fiksasi unsur hara terutama N, P, dan K. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemiringan lereng terhadap kandungan N, P dan K. di dalam tanah dan untuk mengetahui pengaruh kemiringan terhadap produksi tanaman kayu putih. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Daerah Hutan Karangmojo Ruas Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Nglipar plot 26 dengan kemiringan 0-8% dan RPH Kenet plot 47 dengan kemiringan 8-15% dan RPH Gelaran plot 32 dengan kemiringan 15-25%, Kabupaten Gunugkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat tiga lereng yang masing-masing lereng dibuat dari tiga lokasi, di lokasi tersebut dipilih lima tanaman yang pertumbuhannya optimal untuk diamati profil tanahnya kemudian dilakukan pengambilan sampel tanah pada satu profil yang mewakili setiap horizon untuk dianalisis. Penghitungan produktivitas tanaman sampel dapat ditentukan dari percabangan dan daun sampel setelah dilakukan penimbangan. Pengamatan terhadap profil tanah meliputi: horizon, kedalaman lapisan, tekstur, struktur, dan warna tanah. Analisis sifat kimia tanah terdiri dari: pH, N-total, P-tersedia, K-tersedia, BV dan BJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemiringan terhadap N, P, K dan produksi. Dimana unsur N-total tertinggi berada pada kemiringan 8-15%, unsur P tersedia tertinggi pada kemiringan 15-25%, unsur K-tersedia tertinggi berasal dari tiga lereng yang sama yaitu bernilai rendah dan produksi tanaman kayu putih tertinggi pada kemiringan 15-25%.
BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH SAWAH ATAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DENGAN KURUN WAKTU BERBEDA DI SAYEGAN, SLEMAN Tri Mulyadi; Mohammad Nurcholis; Partoyo Partoyo
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v17i2.4237

Abstract

Pemberian pupuk organik dalam jangka pendek atau jangka panjang ke tanah sawah dapat berpengaruh terhadap peningkatan bahan organik tanah sawah, sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara tanah sawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa sifat kimia tanah sawah pada pemberian pupuk organik yang berbeda kurun waktunya. Penelitian dilakukan di tanah sawah jenis Latosol di Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, di tanah sawah yang sudah dipupuk organik selama kurun waktu berbeda, yaitu: 3, 7, dan 13 tahun. Pengambilan sampel tanah di ketiga lokasi penelitian dilakukan di kedalaman 0-20 cm. Sifat kimia tanah yang dianalisis adalah pH (H2O dan KCl), Daya Hantar Listrik (DHL), Potensial Redoks (Eh), C- Organik, P-Tersedia, K-Tersedia, N-Total. Beda rerata antar perlakuan untuk setiap parameter di Uji t-Test pada taraf α =5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk organik meningkatkan nilai rerata tertinggi C-Organik, K Tersedia, dan N Total tanah pada pemberian kontinyu selama 13 tahun. 
PENDUGAAN EROSI DI LAHAN KERING DENGAN METODE USLE DI SUB SUB DAS DENGKENG KECAMATAN BULU DAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH Novita Andarwati; AZ. Purwono Budi Santoso; Mohammad Nurcholis
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v17i2.4238

Abstract

Erosi tanah merupakan proses penghancuran, pengikisan, pengangkutan, atau penyimpanan tanah dari materi eksternal, yaitu hujan. Erosi mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan hilangnya top soil sebagai lapisan tanah yang subur untuk media tumbuh tanaman dan berkembangnya akar. Budidaya tanaman di daerah yang berbukit-bukit memiliki beberapa masalah seperti lereng yang relatif curam, kepekaan tanah terhadap erosi dan curah hujan yang tinggi. Pada daerah aliran sungai, erosi dapat mengakibatkan pendangkalan badan sungai karena sedimen tanah yang menumpuk. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan besarnya potensi erosi yang ada dan peta penyebaran erosi. Penelitian dilaksanakan di sub-sub DAS Dengkeng Kecamatan Bulu dan Weru, Kabupaten Sukoharjo seluas 288 ha. Titik sampel ditentukan dengan metode purposive sampling dari hasil tumpangsusun peta kemiringan lereng dan tataguna lahan. Parameter penelitian ini adalah nilai erosivitas hujan, bahan organik, tekstur, struktur, permeabilitas tanah, indeks panjang dan kemiringan lereng, indeks nilai C dan nilai P. Pendugaan nilai erosi dihitung menggunakan Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang dikelaskan menurut Kementerian Kehutanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan sawah tadah hujan pada kemiringan curam memiliki nilai pendugaan erosi tertinggi yaitu 600,64 ton/ha/tahun atau 40,04 mm/tahun, sedangkan pada lahan pemukiman dengan kemiringan lereng datar memiliki nilai pendugaan erosi terkecil yaitu 4,54 ton/ha/tahun atau 0,30 mm/tahun. Kelas erosi berat memiliki penyebaran paling luas yaitu 175,27 ha dengan penyebaran terluas di Dusun Kedung Lanang, Desa Karangmojo. 
BEBERAPA SIFAT FISIKA DAN KIMIA TANAH PADA AREAL REVEGETASI TANAMAN SENGON DI WASTE DUMP TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN Dwi Ayu Fitriani; Mohammad Nurcholis; Djoko Mulyanto
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v15i2.4110

Abstract

Pertambangan tambang terbuka dapat berakibat menurunkan produktivitas tanah karena perubahan sifat fisik, sifat kimiawi, dan sifat biologi tanah. Perubahan tersebut meliputi: pemampatan, penurunan daya tahan tanah terhadap erosi, penurunan produktivitas tanah, laju infiltrasi yang mempengaruhi air tanah, penurunan pH tanah, dan penurunan populasi mikroba tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penentu pertumbuhan tanaman sengon berhubungan dengan sifat fisika dan kimia tanah sehingga dapat menyebabkan terjadinya perbedaan pertumbuhan pada tanaman sengon berumur 5 tahun. Penelitian dilakukan di areal waste dump tambang batubara di Kalimantan Selatan, dengan menggunakan metode survei. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode purposif dengan membagi areal menjadi 4 lokasi yaitu datar 1, miring 1, datar 2 dan miring 2 dan sampel yang diambil berjumlah 12 buah. Data hasil setiap blok dihitung rata-rata dan deviasi standarnya.  Unuk mengetahui hubungan antar parameter digunakan analisis regresi, dan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antar area digunakan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik, kimiawi dan pertumbuhan sengon pada kemiringan lebih baik dari pada areal datar dan faktor penentu pertumbuhan sengon sebagai vegetasi utama untuk sifat fisik adalah porositas, permeabilitas dan tinggi lempung, sedangkan untuk sifat kimia adalah C-organik, total N, P tersedia, dan KPK.
KADAR C ORGANIK SETELAH PERIODE TANAM PADI KE DUA DENGAN APLIKASI BIOCHAR PADA LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BATA DI POTORONO YOGYAKARTA Kamaratih Nisrina Pertiwi; Susila Herlambang; Mohammad Nurcholis
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 16, No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v16i1.3976

Abstract

Anthraquic Typic Epiaquepts pada tanah sawah yang digunakan penelitian merupakan lahan setelah penambangan batu bata di Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Tanah bekas penambangan batu bata memiliki nutrisi dan tingkat C organik rendah. Pemberian limbah organikyang merupakan bahan pembenah tanah yaitu: biochar, kotoran sapi dan ampas tebu diharapkan dapat meningkatkan C organik dan unsur hara baik setelah tanam pertama maupun kedua. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh limbah organik sebagai amelioran dan waktu inkubasi dilakukan pada dua kali tanam padi. Analisa laboratorium yang dikaji adalah kadar C organik, N total, P tersedia, pH (H2O) dan Kapasitas perukaran kation (KPK). Penelitian ini menggunakan plot terpisah dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Dosis yang digunakan adalah residu biochar tempurung kelapa, ampas tebu, dan kotoran sapi sebanyak 15 ton / ha dengan jumlah 36 petak percobaan. Parameter yang diamati adalah C organik, N-Total, P-Tersedia, pH (H2O), Kapasitas perukaran kation (KPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah dengan limbah organik biochar tempurung kelapa tidak memiliki perbedaan yang nyata pada C organik, N total, pH (H2O), dan Kapasitas perukaran kation (KPK, tetapi berbeda nyata pada tanah P tersedia. Biochar residual memiliki kadar C organik tertinggi sebesar 1,76%. Sisa batok kelapa Biochar dapat meningkatkan Kapasitas perukaran kation (KPK) dari 5,83 cmol (+) kg-1 menjadi 7,85 cmol (+) kg-1. P- tersedia tanah dengan residual biochar tempurung kelapa paling tinggi, yaitu 20,32 ppm
Spatial Integration for Assessing Land Condition in the Sileng Sub-Watershed, Magelang Regency: Integrasi Spasial untuk Penilaian Kondisi Lahan pada Sub-DAS Sileng, Kabupaten Magelang Tri Sulistyo, Aprilian; Arbiwati, Dyah; Nurcholis, Mohammad
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 21 No 2 (2024): December 2024
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v21i2.15079

Abstract

Land degradation in upland sub-watersheds poses serious threats to environmental sustainability, agricultural productivity, and disaster risk. This study aims to evaluate the land condition of the Sileng Sub-Watershed in Borobudur District, Central Java, using an integrated approach based on four key indicators: erosion index, land cover index, land use suitability, and landslide susceptibility. Field surveys and spatial analyses were conducted in 18 land system units, with supporting data derived from Sentinel-2 imagery and regional spatial planning maps. The results show that 61.1% of land systems are in good condition, 33.3% in fairly good condition, and 5.6% in moderate condition. While erosion risk is generally low, two land systems show critical erosion and landslide susceptibility due to steep slopes and minimal vegetative cover. The high land use suitability (88.36%) indicates strong adherence to spatial planning regulations, while the land cover index (63.71%) suggests moderate vegetation density. Overall, the integrated land condition index highlights both areas of ecological resilience and zones requiring rehabilitation. These findings offer valuable insights for sustainable watershed management and policy formulation, particularly in tropical highland areas vulnerable to land degradation and climate impacts.
EVALUASI PENERAPAN SISTEM SETTLING POND DALAM PENGELOLAAN AIR ASAM TAMBANG DI PT INTERNASIONAL PRIMA COAL SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Subagja, Muhammad Rafif Riefanto; Nurcholis, Mohammad; Ardiansyah, Yudi; Dirja, Surya
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 21 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v21i1.13947

Abstract

PT Internasional Prima Coal is a coal mining company utilizing open-pit mining methods, which has the potential to generate acid mine water that can be environmentally damaging if discharged directly into rivers. Hence, the necessity for management, one of which includes the use of settling ponds. The research aims to understand the application of the settling pond system in acid water management and determine the quality of acid mine water and sediment from the inlet to the outlet zones of settling ponds 01 and 08. The research employed survey and laboratory analysis methods. Sampling of acid mine water utilizes grab sampling techniques, while sediment sampling utilizes a core sampler. Parameters used for acid mine water and sediment samples included pH of water, sediment pH (H2O, KCl), Eh, TSS, Fe, Mn, Pb, and Cd levels. Determination of acid mine water quality referred to the East Kalimantan Regional Regulation No. 2 of 2011 concerning the Quality Standards of Coal Industry Wastewater, specifically for pH, TSS, Fe, and Mn, and Minister of State for the Environment Decision No. KEP-51/MENLH/10/1995 for Pb and Cd. Sediment quality referenced the Guidelines for the Protection and Management of Aquatic Sediment Quality in Ontario. The research results indicate that acid mine water and sediment generated by mining activities exhibit characteristics of Fe, Mn, Pb, Cd, and TSS meeting the quality standards but possess low pH values (acidic), especially in Settling Pond 01. Acid mine water that underwent treatment experienced an increase in quality, making it safe for discharge into water bodies. The water flow rate requiring treatment in Settling Pond 01 is 1.110 m3/s sourced from rainwater, runoff, while Settling Pond 08 is 0.704 m3/s from rainwater, runoff, and pumping from the mine's sump pit. 
KAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI TANAH PADA TOPOSEKUEN LERENG SELATAN GUNUNGAPI MERAPI DI DESA BALERANTE, KECAMATAN KEMALANG, KABUPATEN KLATEN Putri, Istimawati Rizki Marga; Nurcholis, Mohammad
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 21 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v21i1.13949

Abstract

Topography is one factor that influences the pedogenic process. Balerante Village, Kemalang Subdistrict located on The Southern Slope of Merapi Volcano at an altitude between 680-2760 meters above sea level (masl) and frequently experiences topographical changes due to lava flows or eruptions. This research aims to study the level of soil development and to classify the soil based on classification systems of Soil Taxonomy, World Referense Base, and National Soil Classification. The method used in this research is a field survey by determining the location of the soil profile using a purposive sampling method based on the difference in altitude and overlaying Soil Type Maps, Contour Maps, and Slope Maps. Observations in the field include soil morphology and landscape, and analysis of the physical and chemical properties of the soil in the laboratory. The results showed that the three profiles 1129, 881, and 778 masl had diagnostic horizons: umbric epipedons and cambic endopedons. The soil development is at an intermediate stage. Soil classification at 1129 masl according to the USDA Soil Taxonomy is Andic Humudepts; according to WRB is Cambisols Andic; according to the National Soil Classification is the District Cambisol. Soil classification at 881 masl according to the USDA Soil Taxonomy is Acrudoxic Hapludands; according to WRB is Andosols Cambic; according to the National Soil Classification is Umbric Andosol. Soil classification at 778 masl according to the USDA Soil Taxonomy is Andic Humudepts; according to WRB is Cambisols Andic; according to the National Soil Classification is District Kambisols. 
Ability of Sandy Soil to Retain Water in Various Coastal Sand Land Management Practices in Bugel Village, Kulon Progo Regency: Kemampuan Lahan Pasir Menahan Air pada Berbagai Praktik Pengelolaan Lahan di Desa Bugel Kabupaten Kulon Progo Tri Nursasomo, Muhammad; Nurcholis, Mohammad
Jurnal Ilmu Tanah dan Air Vol 22 No 1 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jta.v22i1.15262

Abstract

The reduction of agricultural land due to land conversion has compelled farmers to explore alternative cultivation areas such as coastal sandy soils, despite their limited water retention capacity. Agricultural land in Bugel Village, Kulon Progo Regency, is predominantly composed of sand and exhibits various land management practices. This study aims to analyze the influence of land management strategies on the water retention capacity of coastal sand soils and to identify related soil properties. Soil samples were collected through purposive sampling based on land use maps and direct observation, resulting in three sampling locations that represent different land management practices. Descriptive statistical methods were employed, and the data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) followed by the Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results showed a significant difference in permanent wilting point moisture content (P < 0.01), available moisture content (P < 0.05), and air-dried moisture content (P < 0.05). These findings underscore the importance of appropriate land management in enhancing the water-holding capacity of coastal sandy soils.