Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Darma Diksani: Jurnal Pengabdian Ilmu Pendidikan, Sosial, dan Humaniora

Sosialisasi Model Pengembangan Pembelajaran Kaidah Kebahasaan Berbasis Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN Se-Kabupaten Lombok Barat: Disseminaton on the Model for Developing Text-Based Language Rules Teaching Materials for Indonesian Language Subject in Junior High Schools of West Lombok Regency Sudika, I Nyoman; Wahidah, Baiq; Asyhar, Mochammad; Wahyuni, Wika
DARMADIKSANI Vol 5 No 2 (2025): Edisi September
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v5i2.7624

Abstract

Pembelajaran kaidah kebahasaan di SMP menunjukkan bahwa proses pembelajarannya masih terbatas pada tahap pengidentifikasian jenis kaidah kebahasaan yang diperoleh dari materi pembelajaran teks. Padahal, kaidah bunyi dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian lebih dari guru. Dengan menerapkan pola pengembangan kaidah kebahasaan ini diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan peserta didik dalam memanfaatkan kemampuan kaidah kebahasaan tersebut untuk mengembangkan daya pikir dan daya gagasan siswa yang dituangkan dalam tataran bahasa, mulai dari tataran yang paling kecil sampai tataran yang paling tinggi adalah wacana. Hal ini akan dapat menjadi dasar dalam mengekspresikan pikiran dan gagasan siswa dalam bentuk teks. Berdasarkan kondisi ini, tujuan kegiatan yakni memberikan pemahaman konsep kepada para guru Bahasa Indonesia mengenai model pembelajaran kaidah kebahasaan berbasis teks dengan beberapa pola pengembangannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, diskusi, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap model pembelajaran kaidah kebahasaan yang disusun secara berjenjang sesuai dengan tingkat kelas masing-masing. Hal yang sama juga berlaku pada jenis teks yang diajarkan, yang disesuaikan dengan level peserta didik melalui penerapan model pengembangan kaidah kebahasaan yang diperkenalkan dalam kegiatan penyuluhan ini. Untuk tindak lanjut, disarankan agar model ini tidak hanya diterapkan dalam kegiatan pelatihan, tetapi juga diintegrasikan secara konsisten dalam proses pembelajaran di kelas, serta diperkuat dengan pendampingan berkelanjutan agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
Sosialisasi Media Ekosentris melalui Pendekatan Etnopedagogi pada Guru-Guru Bahasa Indonesia SMP/MTS Wahidah, Baiq; M. Ali, Nasaruddin; Mahsun; Sapiin
DARMADIKSANI Vol 1 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v1i2.556

Abstract

ABSTRAK Pada dasarnya, tujuan pendidikan adalah adanya perubahan yang terjadi pada seorang peserta didik, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Afektif sebagai salah satu elemen penting yang menunjang proses pendidikan lebih mengarah kepada perilaku dan sikap seorang peserta didik. Selain kognitif dan psikomotorik, afektif perlu ditumbuhkembangkan dengan tujuan untuk mengarahkan perilaku dan sikap peserta didik ke arah yang lebih baik. Seiring dengan perubahan zaman, moralitas peserta didik, terutama terhadap lingkungan hidupnya menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh guru melalui proses pembelajaran. Paradigma peserta didik dalam konteks kepedulian dan kesensitifan terhadap lingkungan hidupnya menjadi sebuah polemik yang muncul di tengah arus modernisasi. Oleh karena itu, guru harus memiliki inovasi dan kreatifitas dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada peserta didik tentang lingkungan hidupnya. Proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat berbagai model menjadi alternatif bagi guru untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar memiliki kesensitifan terhadap lingkungan hidupnya. Salah satu unsur penting dalam model pembelajaran yaitu media berupa seperangkat alat yang mampu memberikan perubahan bagi peserta didik. Para guru Bahasa Indonesia jenjang SMP/MTs memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan berbagai media pembelajaran yang variatif. Namun, belum memiliki strategi khusus untuk menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan hidupnya. Hal itulah yang menjadi landasan dasar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini untuk memberikan sosialisasi tentang media ekosentris dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Media ekosentris merupakan seperangkat alat yang berusaha memberikan pemahaman kepada peserta didik sekaligus menumbuhkembangkan kepeduliannya terhadap lingkungan hidup yang berorientasi kearifan lokal. Substansi dari media tersebut berupa dokumentasi, baik foto maupun video tentang sistem ekologis, serta nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Media ekosentris perlu dipublikasikan kepada para guru agar menjadi salah satu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga peserta didik memiliki kesadaran ekologis misalnya hormat terhadap alam, tidak merugikan alam, serta bersikap hidup sederhana dan selaras dengan alam. ABSTRACT In essence, the aim of education is to make positive changes to the learners in terms of their cognitive, affective and psychomotoric domains. Affective domain, as one of the important elements that support the educational process, is more directed to the behavior and attitudes of a learner. In addition to cognitive and psychomotor, affective needs to be developed to direct the students to the good behavior and attitudes. Along with the changing times, the morality of students, especially their environment, becomes an important part that teachers must pay close attention to through the learning process. The paradigm of students’ concern and sensitivity to their environment has been a polemic that started to emerge in the midst of modernization. To cope with this, teachers must use their innovation and creativity to provide insight to students about their environment. They can use various models as alternatives to make students have more understanding and sensitivity to their environment. Despite these alternatives, Indonesian language teachers at SMP/MTs level have not succeded to develop students' awareness of their environment using the so-called variety of learning media. This community service program offered a new insight to ecosentric model that we consider the best alternative that teachers can use to instill their students with ecological awareness by respecting nature, being humble with the local wisdom and its philosophical values as well as to provide them with positive changes in themselves.
Pengenalan Honorifik (Sistem Penghormatan) Bahasa Sasak Sebagai Bahan Ajar Muatan Lokal Bahasa Sasak Pada Guru SD di Kelurahan Monjok Mataram Jafar, Syamsinas; Intiana, Siti Rohana Hariana; Wahidah, Baiq; Qodri, Muh. Syahrul; Chaer, Hasannudin
DARMADIKSANI Vol 3 No 2 (2023): Edisi Desember
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v3i2.3696

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan berdasarkan identifikasi masalah guru-guru SD di lingkungan Monjok Mataram, minimnya pengetahuan tentang kebahasaan bahasa Sasak, sebagai salah satu bahan ajar muatan lokal dan kelangkaan silabus bahan ajar muatan lokal bahasa Sasak, sehingga pembelajaran muatan lokal bahasa Sasak diajarkan seadanya. Selain itu para guru SD belum memanfaatkan hasil-hasil penelitian bahasa Sasak yang dilakukan para akademisi, sebagai salah satu cara mengembangkan bahan ajar muatan lokal bahasa Sasak. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka diperlukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan yang bertujuan para guru SD di lingkungan kelurahan Monjok Mataram dapat 1) memperoleh pengetahuan tentang bahasa Sasak dari hasil penelitian bahasa Sasak, khususnya tentang sistem honorifik (penghormatan) bahasa Sasak 2) mengembangkan bahan ajar materi muatan lokal bahasa Sasak berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya, 3) menyusun silabus sederhana muatan lokal bahasa Sasak berdasarkan pengetahuan kebahasaan yang diperolehnya. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui tiga tahap pelatihan, yaitu tahap pemaparan materi konseptual, penerapkan materi aplikatif, dan pelaksanakan evaluasi dan refkleksi untuk mengukur keterpahaman peserta pelatihan dan feedback kegiatan pelatihan. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini cukup berhasil karena telah memenuhi tujuan dan target luaran pengabdian masyarakat yang telah direncanakan. Hal ini terlihat pada hasil pelatihan melalui evaluasi dan refleksi. Hasil evaluasi penyajian materi dan refleksi menunjukkan tanggapan positif dari para peserta pelatihan, baik melalui diskusi, penugasan dan pengisian angket. Secara keseluruhan menunjukkan hasil yang memuaskan. Kat ABSTRACT This community service activity was carried out based on identifying the problems of elementary school teachers in the Monjok Mataram environment, the lack of knowledge about the Sasak language, as one of the local content teaching materials and the scarcity of the syllabus for local content teaching materials in the Sasak language, so that local content learning in the Sasak language is taught as is. Apart from that, elementary school teachers have not utilized the results of Sasak language research conducted by academics, as a way to develop teaching materials with local Sasak language content. Based on these problems, community service activities are needed in the form of training aimed at elementary school teachers in the Monjok Mataram sub-district environment being able to 1) gain knowledge about the Sasak language from the results of Sasak language research, especially about the Sasak language honorific (respect) system 2) develop materials teach local content material in the Sasak language based on the knowledge they have acquired, 3) prepare a simple syllabus for local content in the Sasak language based on the linguistic knowledge they have acquired. The method for implementing community service activities is through three stages of training, namely the stage of presenting conceptual material, applying applicable material, and carrying out evaluation and reflection to measure the understanding of training participants and feedback on training activities. The implementation of this training activity was quite successful because it met the planned goals and targets for community service outcomes. This can be seen in the training results through evaluation and reflection. The results of the evaluation of material presentation and reflection showed positive responses from the training participants, both through discussions, assignments and filling out questionnaires. Overall shows satisfactory results.
Pendalaman Konsep Teori Kelinguistikan dan Kesastraan pada Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMA di Sumbawa Besar Asyhar, Mochammad; Sudika, I Nyoman; Wahidah, Baiq; Saharudin, Saharudin; Hidayat, Rahmad
DARMADIKSANI Vol 4 No 1 (2024): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v4i1.4589

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan ini adalah: (a) untuk meningkatkan pemahaman mitra kegiatan tentang konsep-konsep teori kelinguistikan dan kesastraan, (b) menumbuhkan dan memperbarui motivasi belajar guru-guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Indonesia tingkat SMA, dan (c) menjalin kemitraan dengan guru-guru di wilayah Kabupaten Sumbawa Besar yang selama ini belum pernah dilaksanakan. Dalam kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan dua metode, yaitu metode ceramah dan tanya-jawab. Target luaran nonfisik pelaksanaan pengabdian ini adalah peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra. Dalam hal ini penguasaan mitra pengabdian tentang konsep-konsep teori kelinguistikan dan kesastraan menjadi lebih baik. Dari hasil kegiatan ini didapatkan fakta bahwa khalayak sasaran yang dalam hal ini adalah para guru bahasa Indonesia di SMA masih memiliki miskonsepsi terkait beberapa konsep teori dalam bidang sintaksis (linguistik) dan puisi (sastra). dapat dilaksanakan dengan lancar dan antusias peserta dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Melalui kegiatan ini dengan menerapkan beberapa metode di atas para peserta diharapkan memliki penguasaan tentang konsep teori kelinguistikan dan kesastraan dapat lebih meningkat dan memiliki persepsi yang sama dalam pemahaman konsepnya. Di samping itu, penguasaan konsep teori ini diharapkan dalam pengaplikasiannya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah memiliki keseragaman konsep dalam penyampaiannya antara guru yang satu dan lainnya, khususnya terkait dengan materi kebahasaan dan kesastraan.
Penyuluhan tentang Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pola Lesson Study For Learning Community (LSLC) bagi Guru-Guru Bahasa Indonesia di SMP Se-Kabupaten Lombok Barat Sudika, I Nyoman; Kaharuddin; Asyhar, Mochammad; Nazir, Yuniar Nuri; Wahidah, Baiq
DARMADIKSANI Vol 3 No 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v3i1.2631

Abstract

ABSTRAK Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai prinsip dasar Lesson Study for learning community( LSLC) bagi guru- guru ketika dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Lombok Barat. Di samping itu, kegiatan ini bermaksud untuk meningkatkan professional guru dengan meningkatkan kualitas pembelajaran, dan meningkatkan kreativitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran melalui LSLC ini. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan pendampingan. Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi pokok tentang pola lesson study for learning community (LSLC) kepada peserta agar memperoleh pengetahuan baru dan pemahaman yang sama mengenai LSLC secara komprehensif. Kegiatan pendampingan disasarkan pada latihan menyusun perangkat pembelajaran sebagai kegiatan perencanaan pembelajaran dalam konsep LSLC. Dalam kegiatan prencanaan pembelajaran (Plan) para peserta mampu menyusun secara bersama-sama rancangan pembelajaran berupa Chapter Design dan Lesson Design. Hasil kegiatan ini diharapkan peserta dapat mengimplementasikan konsep-konsep LSLC ini dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas mereka masing-masing. ABSTRACT This community service program aimed to provide insights into the basic principles of Lesson Study for learning community (LSLC) for teachers when implementing Indonesian language lessons in West Lombok District junior high schools. Additionally, this activity intended to enhance teachers' professionalism by improving the quality of instruction and fostering students' creativity through LSLC. The activity was conducted using lecture and mentoring methods. The lecture method was employed to deliver the main content on the pattern of Lesson Study for learning community (LSLC) to participants, enabling them to acquire new knowledge and a comprehensive understanding of LSLC. The mentoring activity focused on practicing the development of instructional materials as part of the lesson planning process within the LSLC concept. During the lesson planning phase (Plan), participants were able to collaboratively design learning frameworks such as Chapter Design and Lesson Design. The outcome of this activity is expected to enable participants to implement these LSLC concepts in their respective classrooms.
Pengenalan Korpus Data Bahasa pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Mataram Jafar, Syamsinas; Intiana, Siti Rohana Hariana; Wahidah, Baiq; Khairussibyan, Muh.
DARMADIKSANI Vol 3 No 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v3i1.2745

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan hasil penelitian analisis kesalahan berbahasa, kemampuan mahasiswa dalam menerapkan kaidah kebahasaan ketika menulis akademik masih kurang. Ada semacam pola dan jenis kesalahan yang umum dan selalu terjadi ketika mahasiswa menulis skripsi. Oleh karena itu, dalam rangka menghasilkan tulisan ilmiah yang berkualitas dari segi substansi sekaligus tata tulis, penyuluhan bentuk kesalahan berbahasa dalam skripsi perlu dilakukan. Dengan demikian, kesalahan berbahasa skripsi dapat diminimalisasi. Penyuluhan dilaksanakan dalam bentuk ceramah, studi kasus, diskusi kelompok terpumpun, dan demonstrasi. Secara khusus, metode penyuluhan mengadopsi tahapan pembelajan teks dengan sedikit modifikasi. Tahapan yang dimaksud, yakni membangun konteks, memberikan model, menemukan kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan. Kegiatan penyuluhan ini berkontribusi pada peningkatan kemampuan peserta dalam melakukan swasunting terhadap tulisan sendiri menjadi lebih baik. Selain itu, para peserta lebih memahami hubungan teori kebahasaan dengan kesalahan berbahasa sehingga memudahkan mereka menganalisis dan mengidentifikasi kesalahan berbahasa. Pada akhirnya, kegiatan penyuluhan ini berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas tulisan ilmiah mahasiswa khususnya dari segi tata tulis. Peningkatan kualitas tersebut juga selaras dengan peningkatan kualitas lulusan dan capaian pembelajaran lulusan. ABSTRACT The main goal of this community service program was to address the existing issue that students face when writing scientific papers, particularly their lack of understanding of language data corpus, which is crucial for their research. The problem stems from the fact that students have limited knowledge about language data corpus, which ideally should have been taught in research methodology classes before they start writing their scientific papers. To overcome this challenge, the community service initiative aimed to introduce language data corpus to students enrolled in the Indonesian Language and Literature Program at the University of Mataram. The objective was to enhance their comprehension of this linguistic resource, specifically targeting final-year students who were working on their scientific theses. The program involved a combination of offline and online activities. Offline sessions were used to deliver both theoretical and practical content, while online components included student registration via WhatsApp groups and Google forms, as well as final evaluations and reflection activities conducted through the same platform. The offline activities employed various methods such as lectures, discussions, and group presentations to facilitate learning. The training was successfully carried out according to the planned schedule, yielding the desired outcomes. The results demonstrated that the participants, or students, were able to understand the conceptual aspects of a corpus, including electronic and non-electronic data corpus, metadata, annotations, and more. They were also able to apply this knowledge by completing assignments, participating in discussions, and delivering presentations. The evaluation results indicated satisfactory performance, and participant reflections showed a positive response to the training.