Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Comparison of the Use of Indonesian, Foreign Languages and Regional Languages in Naming Places in the Mataram Region Wahyuni, Wika; Sudika, I Nyoman; Nazir, Yuniar Nuri; Ramdantia, Baiq Alvi
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 10, No 3 (2024): Jurnal Ilmiah Mandala Education ( Agustus)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v10i3.7258

Abstract

This research was motivated by the emergence of various names of places in the Mataram city area with names in foreign languages. On the one hand, the use of foreign languages aims to make it easier for foreign immigrants to understand places in Indonesia, but on the other hand, the use of foreign languages in the public sphere, in the form of advertising and promotion of goods and services, is under the pull of globalization/internationalization interests. Prestige or a sense of pride in using a foreign language is an interesting aspect to study further. This research aims to record the use of language in naming tourist and culinary attractions in the city of Mataram and see the dominance of language. Data was collected using the documentation method, then the data was analyzed using the content analysis method which includes data reduction, data presentation and drawing conclusions. Data is presented in the form of tables, diagrams and narrative text. Based on the results of the analysis, two linguistic features were found in naming places, namely monolingual and bilingual. The monolingual feature is divided into 57 foreign languages, 47 Indonesian languages, and 9 regional languages. Meanwhile, the form of the bilingual feature is divided into two, namely a combination of foreign languages and regional languages with 13 data and a combination of foreign language and Indonesian with 3 data.
Penggunaan Deiksis Dalam Novel Susah Sinyal Karya Ernest Prakasa dan Ika Natassa Juliandiny, Dinda Femas; Sudika, I Nyoman; Jafar, Syamsinas
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v10i3.9408

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan penggunaan deiksis dalam novel Susah Sinyal karya Ernest Prakasa dan Ika Natassa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini yaitu dialog-dialog dalam novel Susah Sinyal karya Ernest Prakasa dan Ika Natassa yang dimuat dalam tabel sesuai dengan jenis deiksis. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk dan penggunaan deiksis dalam novel Susah Sinyal karya Ernest Prakasa dan Ika Natassa terdapat tiga jenis deiksis yang ditemukan, yaitu bentuk deiksis pronomina persona, deiksis tempat/ruang, dan deiksis waktu. Deiksis pronomina persona terbagi menjadi tiga yaitu deiksis pronomina persona pertama tunggal bentuk gue, saya, dan aku, pronomina persona jamak bentuk kami, dan kita. Pada deiksis pronomina persona kedua tunggal ditemukan bentuk kamu, lo, kau, dan anda, deiksis pronomina persona kedua jamak bentuk kalian, sedangkan deiksis pronomina persona ketiga tunggal bentuk dia, dan beliau, terakhir deiksis pronomina persona ketiga jamak bentuk mereka. Bentuk deiksis ruang/tempat terjangkau ditemukan bentuk di sini, sedangkan bentuk deiksis tempat/ruang tak terjangkau meliputi di sana, dan di situ. Adapun bentuk deiksis waktu terbagi atas deiksis waktu lampau, waktu kini, dan waktu mendatang. Deiksis waktu lampau ditemukan bentuk kemarin, tadi, dan dulu. Bentuk deiksis waktu kini yaitu sekarang, dan hari ini. Terakhir bentuk deiksis waktu yang akan datang meliputi nanti, besok, dan lusa.
Relasi Sinonimi Bahasa Sasak di Desa Aikmel Lombok Timur: Synonymous Relations of Sasak Language in Aikmel Village, East Lombok Ningrum, Istiara; Burhanuddin; Sudika, I Nyoman
Jurnal Bastrindo Vol 5 No 1 (2024): Edisi Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v5i1.1763

Abstract

Abstrak: Bahasa Sasak di kawasan Desa Aikmel memperlihatkan ciri khas yang signifikan dalam struktur semantiknya, terutama dalam hal sinonimi. Penggunaan sinonim yang unik ini mencerminkan dinamika interaksi sosial dan budaya masyarakat setempat, yang telah membentuk kekhasan linguistik yang membedakannya dari varian bahasa Sasak lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam mengenai kekayaan dan keragaman semantik bahasa Sasak, khususnya dalam konteks penggunaan sinonim di Desa Aikmel. Dengan menganalisis data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan kunci, penelitian ini berupaya untuk mengungkap pola-pola penggunaan sinonim yang unik dan khas dalam komunitas tersebut. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi: Proses pengolahan data sinonimi diawali dengan identifikasi dan pemilihan unit-unit kata yang memiliki kesatuan makna. Tahap berikutnya adalah pengelompokan dan penerjemahan unit-unit kata tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggabungkan teknik padan intralingual dan ekstralingual. Analisis mendalam terhadap data penelitian mengungkap adanya empat jenis relasi sinonim yang khas dalam bahasa Sasak di Desa Aikmel, yaitu: 1) sinonimi temporal; 2) sinonimi afektif; 3) sinonimi kolokasional; dan 4) sinonimi hierarkis. Berdasarkan struktur kata, relasi sinonimi dalam bahasa Sasak di Desa Aikmel dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama: 1) sinonimi intra-morfemik, yang terjadi antara kata dasar dengan kata dasar lainnya; 2) sinonimi inter-morfemik, yang melibatkan kata dasar dan kata turunannya; dan 3) sinonimi derivasional, yang terjadi antara dua kata turunan atau lebih. Abstract:The thesis, titled 'Semantic Relations of Synonymy in Sasak Language in Aikmel Village, East Lombok', examines the unique characteristics of the Sasak language in the Aikmel Village area, particularly in terms of synonymy. The unique use of synonyms reflects the dynamics of social interaction and the local community's culture, which has shaped a linguistic distinctiveness that sets it apart from other Sasak language variants. This research aims to contribute to a deeper understanding of the richness and diversity of Sasak semantics, especially in the context of synonym usage in Aikmel Village. By analyzing data obtained through interviews with key informants, this study seeks to reveal unique and distinctive patterns of synonym usage in the community. The research steps involved include: The process of processing synonymy data begins with the identification and selection of word units that have the same meaning. The next step is grouping and translating these word units into Indonesian. The methodology used in this study combines intralingual and extralingual matching techniques. In-depth analysis of the research data reveals four types of typical synonymy relations in the Sasak language in Aikmel Village, namely: 1) Temporal synonymy, where word choice depends on the time context; 2) Affective synonymy, which involves differences in emotional intensity between words; 3) Collocational synonymy, whose use is limited to certain word combinations; and 4) Hierarchical synonymy, which involves semantic inclusion relations between words with more general and more specific meanings. Based on word structure, synonymy relations in the Sasak language in Aikmel Village can be classified into three main groups: 1) Intra-morphemic synonymy, which occurs between base words and other base words; 2) Inter-morphemic synonymy, which involves base words and their derivatives; and 3) Derivational synonymy, which occurs between two or more derivatives.
Sosialisasi Model Pengembangan Pembelajaran Kaidah Kebahasaan Berbasis Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN Se-Kabupaten Lombok Barat: Disseminaton on the Model for Developing Text-Based Language Rules Teaching Materials for Indonesian Language Subject in Junior High Schools of West Lombok Regency Sudika, I Nyoman; Wahidah, Baiq; Asyhar, Mochammad; Wahyuni, Wika
DARMADIKSANI Vol 5 No 2 (2025): Edisi Juli-September
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/darmadiksani.v5i2.7624

Abstract

Pembelajaran kaidah kebahasaan di SMP menunjukkan bahwa proses pembelajarannya masih terbatas pada tahap pengidentifikasian jenis kaidah kebahasaan yang diperoleh dari materi pembelajaran teks. Padahal, kaidah bunyi dan kaidah kalimat dalam bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian lebih dari guru. Dengan menerapkan pola pengembangan kaidah kebahasaan ini diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan dan penguasaan peserta didik dalam memanfaatkan kemampuan kaidah kebahasaan tersebut untuk mengembangkan daya pikir dan daya gagasan siswa yang dituangkan dalam tataran bahasa, mulai dari tataran yang paling kecil sampai tataran yang paling tinggi adalah wacana. Hal ini akan dapat menjadi dasar dalam mengekspresikan pikiran dan gagasan siswa dalam bentuk teks. Berdasarkan kondisi ini, tujuan kegiatan yakni memberikan pemahaman konsep kepada para guru Bahasa Indonesia mengenai model pembelajaran kaidah kebahasaan berbasis teks dengan beberapa pola pengembangannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi penyuluhan, diskusi, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap model pembelajaran kaidah kebahasaan yang disusun secara berjenjang sesuai dengan tingkat kelas masing-masing. Hal yang sama juga berlaku pada jenis teks yang diajarkan, yang disesuaikan dengan level peserta didik melalui penerapan model pengembangan kaidah kebahasaan yang diperkenalkan dalam kegiatan penyuluhan ini. Untuk tindak lanjut, disarankan agar model ini tidak hanya diterapkan dalam kegiatan pelatihan, tetapi juga diintegrasikan secara konsisten dalam proses pembelajaran di kelas, serta diperkuat dengan pendampingan berkelanjutan agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
Public Speaking in Academic Context: A Study of Student Communication Obstacles and Strategies Wahyuni, Wika; Sudika, I Nyoman; Susanti, Pipit Aprilia; Pratama, Januari Rizki; Nazir, Yuniar Nuri; Rizkia, Septi
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 11, No 4 (2025): Jurnal Ilmiah Mandala Education (Oktober)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v11i4.9309

Abstract

Public speaking is one of the most important skills for students. Public communication skills not only play a role in supporting academic success, but also provide great benefits in professional and social life. In fact, it turns out that many students still experience obstacles when they have to speak in front of many people, including in academic presentations. Based on these facts, this study attempts to classify the obstacles to public communication of students so that recommendations can be provided to overcome these obstacles to public communication in the campus environment. Data were collected using observation and interview methods. Furthermore, the data were analyzed using the content analysis method and presented informally. The findings of this study are several obstacles to public communication, namely linguistic, psychological, technical, environmental, body movement, mastery of material, and visual aids. From these findings, it is concluded that the obstacles to public communication in students' academic presentations mostly come from internal factors (linguistic, psychological, body movement, and mastery of material) and external factors (technical, visual aids, and environmental). Students who are less accustomed to public speaking tend to have difficulty organizing material and delivering it well. In addition, the lack of training in the use of presentation aids worsens the situation