Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Uji Efektivitas Masker Wajah Sediaan Sheet-Mask Biji Cokelat Theobroma Cacao L Terhadap Kerutan Kulit Wajah Civitas Universitas Tadulako Pratiwi, Resitasari; Sofyan, Asrawati; Syamsi, Nur; Fitriani, Junjun
Jurnal Siber Multi Disiplin Vol. 2 No. 4 (2025): (JSMD) Jurnal Siber Multi Disiplin (Januari 2025)
Publisher : Siber Nusantara Research & Yayasan Sinergi Inovasi Bersama (SIBER)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jsmd.v2i4.396

Abstract

Kulit wajah adalah bagian tubuh yang sering terpapar langsung oleh berbagai faktor eksternal, seperti polusi, sinar matahari, dan radikal bebas, yang dapat mempercepat penuaan dan munculnya kerutan. Penuaan kulit dapat dikurangi dengan perawatan yang dapat meningkatkan elastisitas kulit seperti penggunaan masker wajah, yang dapat memberikan efek hidrasi dan mengandung bahan aktif yang berpotensi memperbaiki kondisi kulit. Biji cokelat telah dikenal karena kandungan senyawa aktifnya, seperti flavonoid, antioksidan, dan asam lemak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan produk berbasis biji cokelat dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit dan mengurangi tanda-tanda penuaan, termasuk kerutan. Mengetahui efektivitas masker wajah sediaan Sheet-mask biji cokelat (Theobroma cacao L) terhadap kerutan kulit wajah. Metode quasi-eksperimental (pre-post test design). Sampel terdiri dari 33 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni kontrol negatif, kontrol positif dan kelompok uji. Pengukuran kerutan kulit menggunakan alat Skin analyzer. Analisis data yang digunakan adalah uji Friedman dan uji Wilcoxon untuk melihat perbedaan signifikan dalam kerutan kulit antar kelompok. Analisis stastistik menggunakan uji Friedman pada kelompok uji menunjukkan nilai p 0,006 yang berarti nilai p < 0,05 dan hasil uji Wilcoxon pada minggu 0 ke minggu 2 menunjukkan nilai p 0,061. Kemudian minggu 2 ke minggu 4 sebesar 0,041 dan pada minggu 0 ke minggu 4 sebesar 0,023. Hasil dari kedua uji menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam kerutan kulit antara waktu pengukuran. Hasil analisis stastistik masker wajah sediaan sheet-mask biji cokelat (Theobroma cacao L.) menunjukkan adanya perubahan yang signifikan efektif dalam meningkatkan kerutan kulit wajah.
Uji Efektivitas Masker Madu (Genus Apis) Dalam Sediaan Sheet Mask Terhadap Kelembapan Kulit Wajah Dongke, Riche; Sofyan, Asrawati; Syamsi, Nur; Fitriani, Junjun
Jurnal Siber Multi Disiplin Vol. 2 No. 4 (2025): (JSMD) Jurnal Siber Multi Disiplin (Januari 2025)
Publisher : Siber Nusantara Research & Yayasan Sinergi Inovasi Bersama (SIBER)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jsmd.v2i4.397

Abstract

Kandungan UV pada sinar matahari dapat membuat kulit menjadi terhidrasi. Kulit kering atau xerosis cutis adalah kondisi dimana kulit yang tidak memiliki kebutuhan cairan yang cukup pada bagian lapisan luar kulit. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah untuk meningkatkan kelembapan kulit dan melindungi kulit dari kerusakan oksidatif yaitu dengan menggunakan sheet mask dengan bahan alami seperti madu (Genus Apis), dimana madu mengandung polifenol, flavonoid, gliserin, dan asam amino yang berfungsi untuk menarik air dari lingkungan dan mengumpulkannya pada lapisan terluar. Mengetahui efektivitas masker madu (Genus Apis) dalam sediaan sheet mask terhadap kelembapan kulit wajah. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental (pre-post test design) dengan double blind. Sampel terdiri dari 33 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok uji. Pengukuran kelembapan kulit menggunakan skin analyzer. Analisis data menggunakan uji friedman dan uji Wilcoxon untuk melihat perubahan terhadap kelembapan kulit wajah. statistik menggunakan uji friedman pada kelompok uji didapatkan nilai p 0,002 berarti nilai p <0,05 dan hasil uji Wilcoxon pada minggu 0 ke minggu 2 didapatkan nilai p 0,031, pada minggu 2 ke minggu 4 didapatkan nilai p 0,009, dan pada minggu 0 ke minggu 4 didapatkan nilai p 0,003. Pada hasil kedua uji menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan pada kelembapan kulit wajah yang di uji dari minggu 0, minggu 2, dan minggu 4. Berdasarkan hasil analisis statistik masker madu (Genus Apis) dalam sediaan sheet mask menunjukkan adanya perubahan yang signifikan atau efektif dalam meningkatkan kelembapan kulit wajah.
Uji Efektivitas Masker Wajah Peel-Off Ekstrak Kopi Robusta (Coffea Canephora) Konsentrasi 2,5% Terhadap Kelembapan Kulit Wajah Radyanita, Tiara; Sofyan, Asrawati; Syamsi, Nur; Fitriani, Junjun
Jurnal Siber Multi Disiplin Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Siber Multi Disiplin (April 2025)
Publisher : Siber Nusantara Research & Yayasan Sinergi Inovasi Bersama (SIBER)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jsmd.v3i1.400

Abstract

Kulit kering merupakan permasalahan yang sering dijumpai di masyarakat. Dalam menghadapi masalah tersebut diperlukan perawatan kulit wajah. Salah satu bentuk perawatan kulit wajah yaitu penggunaan masker wajah dalam sediaan peel-off. Masker wajah dapat diformulasikan dari bahan organik seperti biji kopi robusta. Biji kopi robusta (Coffea Canephora) mengandung senyawa aktif asam klorogenat yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melembapkan kulit wajah. Mengetahui bagaimana efektivitas masker wajah peel-off ekstrak kopi robusta (Coffea Canephora) konsentrasi 2,5% terhadap kelembapan kulit wajah. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimental dengan rancangan pre-post design. Sampel adalah warga Universitas Tadulako. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu skin analyzer dan uji analisis bivariat menggunakan uji Friedman dan uji Wilcoxon. Hasil dari uji friedman menunjukkan p value sebesar 0,211 (p>0,05) dan hasil p value uji Wilcoxon pada minggu 0 ke 2 senilai 0,074, minggu 2 ke 4 senilai 0,210 dan minggu 0 ke 4 senilai 0,844. Dari kedua uji statistk menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap pemakaian masker wajah peel-off ekstrak kopi robusta konsentrasi 2,5%. Masker wajah peel-off ekstrak kopi robusta (Coffea Canephora) konsentrasi 2,5% tidak memiliki pengaruh terhadap kelembapan kulit wajah.
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP KADAR ASAM URAT DAN KOLESTEROL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO Muhammad Iradat Sakti; Badaruddin, Rahma; Fitriani, Junjun; Asrinawaty, Andi Nur; Akib, Muhammad Ihsan
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Vol. 10 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/mtj.v10i1.1838

Abstract

Latar Belakang: Asam urat merupakan senyawa dari metabolisme purin dalam darah. Kolesterol adalah salah satu bentuk dari lipid yang diproduksi oleh tubuh melalui organ hati. Kadar asam urat dan kolesterol dapat dikontrol dengan melakukan gaya hidup sehat seperti konsumsi makanan dan olahraga atau latihan fisik. Latihan fisik (balke test) merupakan salah satu jenis olahraga yang membantu optimalisasi kerja organ jantung dan paru. Latihan fisik berupa balke test dapat bermanfaat menurunkan tingginya angka penderita penyakit tidak menular dengan faktor risiko seperti tingginya asam urat dan kolesterol dalam darah. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap kadar asam urat dan kolesterol mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako. Metode: Penelitian ini yaitu penelitian eksperimental menggunakan metode penelitian pra eksperimental dengan one group pretest-posttest. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Analisis data menggunakan uji Shapiro-wilk menunjukkan nilai sig>0.05 yang artinya data terdistribusi normal kemudian dilanjutkan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney dengan hasil (p=0,000) yang menunjukkan terdapat pengaruh signifikan latihan fisik terhadap kadar asam urat dan kolesterol dalam darah. Kesimpulan: Terdapat pengaruh latihan fisik (balke test) terhadap kadar asam urat dan kolesterol
PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS KAMONJI SULAWESI TENGAH Wafiq Nadzifah Ahyani; Fitriani, Junjun; Syamsi, Nur; Badaruddin, Rahma; Nilawati
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Vol. 10 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/mtj.v10i1.1912

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian utama di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Kepatuhan minum obat didefiniskan sejauh mana seseorang dalam mengkonsumsi obat, kepatuhan dapat menjadi faktor kunci dalam mengelola hipertensi. Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) merupakan sistem pelayanan kesehatan yang diadakan oleh BPJS Kesehatan salah satunya penderita hipertensi, untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Pengaruh Kepatuhan Minum Obat Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Pada Peserta Prolanis di Puskesmas Kamonji Sulawesi Tengah. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 sampel. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuisioner MMAS-8 dan kuisioner data karakteristik responden, dan data sekunder yaitu rekam medis pasien penderita hipertensi peserta prolanis di puskesmas kamonji sulawesi tengah. Hasil uji statistik Chi square didapatkan hasil hasil bahwa P value sebesar 0,327, artinya nilai P > dari =0,5 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak, tidak terdapat pengaruh antara kepatuhan minum obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Kesimpulan Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepatuhan minum obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi pada peserta prolanis di puskesmas kamonji sulawesi tengah. Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan Minum Obat, Prolanis, Tekanan Darah.
Evaluation of C-Reactive Protein, Neutrophil-To-Lymphocyte Ratio, and Absolute Neutrophil Count as Simple Diagnostic Markers for Spontaneous Bacterial Peritonitis Putri, Ayu Sekarani Damana; Supriono, Supriono; Tonowidjojo, Vera Diana; Fitriani, Junjun; Utama, Gede Nanda; Muthmainah, Andi Alfia; Asrinawati, Andi Nur
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.497

Abstract

Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) is a serious complication of liver cirrhosis with high morbidity and mortality. Early diagnosis is crucial; however, ascitic fluid analysis is invasive and often yields a low culture positivity rate. This study aimed to evaluate the diagnostic performance of C-reactive protein (CRP), absolute neutrophil count (ANC), and neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR) as non-invasive markers for the early detection of SBP. A prospective observational study was conducted on 90 liver cirrhosis patients with ascites undergoing diagnostic paracentesis at Saiful Anwar Hospital, Indonesia. CRP, ANC, and NLR levels were compared between the SBP and non-SBP groups. Receiver operating characteristic (ROC) curves were used to assess diagnostic accuracy, and logistic regression identified independent predictors. NLR and ANC levels were significantly higher in SBP patients (p = 0.004 and p = 0.033, respectively), while the difference in CRP levels was not statistically significant (p = 0.372). NLR showed the best performance (sensitivity 81.8%, specificity 68.2%) at a cut-off of 6.8 and was independently associated with SBP (OR = 11.09, p = 0.019). ANC had similar sensitivity but lower specificity, while CRP demonstrated the weakest predictive value. In conclusion, NLR and ANC are emerging as promising, simple, and cost-effective non-invasive biomarkers for the early screening of SBP in cirrhotic patients, particularly in settings where paracentesis is not readily available. NLR, in particular, holds significant diagnostic value. Conversely, CRP may be less reliable in this patient population. Larger multicenter studies are needed to validate these findings
HUBUNGAN USIA, DURASI DAN LAMA KERJA TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PENJAHIT KONVEKSI DI KOTA PALU Nilawati, Nilawati; Filatamar, Anggun; Fitriani, Junjun; Sulistiana, Ria; Rupawan, I Kadek; Akib, Muhammad Ihsan; Pratika, Mayabi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49983

Abstract

Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan timbulnya gejala nyeri di sekitar punggung bawah (L5-S1) tanpa atau dapat disertai penularan ke ekstremitas inferior. NPB merupakan keluhan muskuloskeletal yang paling umum. Prevalensinya berkisar 20-33% pada seluruh penderita keluhan nyeri muskuloskeletal di seluruh dunia. Jumlah penderita nyeri punggung bawah di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan antara 7,6% hingga 37%. NPB dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti usia, durasi dan lama bekerja. Penjahit konveksi merupakan pekerjaan dengan risiko tinggi terjadinya keluhan NPB akibat paparan faktor risiko dalam melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, durasi dan lama bekerja terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada penjahit konveksi di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penjahit konveksi, ukuran sampel adalah 36 yang diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan The Pain and Distress Scale. Uji chi square untuk analisis bivariat. Ada korelasi antara usia dan lama bekerja dengan keluhan NPB pada penjahit konveksi Kota Palu, sesuai dengan hasil, yang menunjukkan nilai p <0,05 untuk usia (p = 0,000) dan lama bekerja (p = 0,000). Namun, tidak ditemukan korelasi untuk durasi kerja (p = 0,148). Usia dan lama bekerja berhubungan, namun tidak ada korelasi antara durasi kerja dan keluhan NPB pada penjahit konveksi Kota Palu.
The Effect of Harvard Step Test on Vital Lung Capacity Among Medical Students at Tadulako University Badaruddin, Rahma; Sulistiana, Ria; Handayani, Fitriah; Fitriana, Yuli; Ramadhan, Mohammad Zainul; Ihsan Akib, Muhammad; Fitriani, Junjun; Nasir, Muhammad; Ginting, Geovani
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 2 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i2.1707

Abstract

Background: According to the World Health Organization (WHO), a lack of physical activity contributed to 830,000 deaths annually in 2022. University students are among the populations with low levels of physical activity. Vital capacity is the maximum amount of air that can be expelled from the lungs, influenced by various factors including age, gender, exercise habits, smoking activity, nutritional status, and medical history. This study aims to determine the effect of physical exercise using the Harvard Step Test on vital lung capacity in students at the Faculty of Medicine, Tadulako University. Specifically, this study aims to determine the value of vital lung capacity before and after physical exercise and analyze the effect of physical exercise on changes in vital lung capacity in students at the Faculty of Medicine, Tadulako University.. Methods: This study employed a pre-experimental method with a One Group Pre-Test Post- Test design without a control group, involving 23 participants, both male and female. Sampling was conducted using a non-probability method with purposive sampling technique. The physical exercise intervention consisted of the Harvard step test for four weeks, with a frequency of three times per week for approximately five minutes per session. The results were analyzed using the Paired Sample T-test in SPSS software. Results: The average pre-test vital capacity was 2.64 liters, while the average post-test vital capacity was 3.24 liters, indicating an increase in vital capacity following the intervention. The comparative analysis using the Paired Sample T-test yielded a p- value<0.000 (p<0.05), indicating a significant effect of the Harvard step test on vital capacity. Conclusion: There is an effect of physical exercise using the Harvard step test method on the vital capacity of the lungs in students of the Faculty of Medicine, Tadulako University.