Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Orientalist Studies on the Authenticity of Prophetic Hadiths: A Phase Analysis of Western Scepticism Rahman, Ryan Arief; Widodo, Chandra Dwisetyo; Hidayat, Muhammad Sofian
Al-Bukhari : Jurnal Ilmu Hadis Vol 6 No 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/al-bukhari.v6i2.6856

Abstract

This article focuses on analyzing Orientalist arguments against hadith in the phase of Western skepticism. In this study, hadith is the subject and the main basis of discussion. The progress of Islamic civilization in the past has been an attraction for orientalists in studying Islam to subjugate Islamic civilization. This made hadith one of the targets of the orientalists' studies since it is one of the sources of Islamic epistemology. The skepticism of the early generation of orientalists claimed that hadith is a collection of anecdotes. This description will be explained using the library research method, focusing on the argumentation of orientalists in the phase of Western skepticism. The author analyses the data using content analysis. The author finds that there is a misunderstanding in the argumentation of the early generation of orientalists, and the argumentation is weak in terms of methodological and historical truth.
MENGURAI DISRUPSI PAHAM KEISLAMAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF TIPOLOGI EPISTIMOLOGI ABID AL-JABIRI Muslih, Mohammad; Kusuma, Amir Reza; Rahman, Ryan Arief; Rohman, Abdul; Suntoro, Adib Fattah
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v6i2.14028

Abstract

Diskursus pemahaman keagamaan masyarakat Indonesia masa kini menjadi perhatian sebagian tokoh dan cendekiawan belahan dunia. Pemahaman dan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian umat Muslim tidak mencerminkan universalitas dan “rahmatan” ajaran Islam. Ada sebagian kaum muslimin yang sangat tekstualis dalam memahami dan mengamalkan Islam, ada pula yang liberal sekuler dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam. Oleh karena itu dalam menghadapi problem tersebut. Peneliti ingin mengurainya berdasarkan tipologi epistimologi Abid al-Jabiri yaitu epistimologi bayani, burhani dan irfani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Ketiga tipologi epistimologi tersebut dapat dijadikan sebagai metode dan dasar dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan menjaga nilai Rahmatan dan Univeralitasnya. Penggunaan tipologi epistimologi Abid al-Jabiri dalam memahami dan mengamalkan Islam juga dapat menjadikan umat Islam sebagai umat yang berpegang teguh terhadap nushus (teks), antusias mencari kemaslahatan segala realitas, dan responsif terhadap segala tantangan/perubahan zaman. AbstractDiscourse of religious understanding in Indonesia today is a concern of some Indonesian figures and scholars and a wide part of the world. The understanding and deeds of some Muslims do not reflect the universality and "rahmatan" of Islamic teachings. There are some Muslims who are very textual and radical in understanding and practicing Islam, some are secular liberals in understanding and practicing the teachings of Islam. Therefore, in the face of this problem. Researchers wanted to parse it based on abid al-Jabiri's epistimology, namely epistimology bayani, burhani and irfani. This study uses the descriptive-analysis method. The three Epistimological Typologies can be used as a method and basis in maintaining the purity of Islamic teachings and maintaining the value of Rahmatan and its Univerality.The use of Abid al-Jabiri epistimology typology in understanding and practicing Islam can also make Muslims as a ummah who hold on to nusush (text), enthusiastically seek the benefit of all reality and responsive to all challenges/changes of the times. 
Diskursus Fenomenologi Agama Dalam Studi Agama-Agama Rahman, Ryan Arief; Bin Cecep Mustopa, Rodhi Hakiki; Fikri, Muhammad Dhiaul; Kusuma, Amir Reza; Rohman, Abdul
AL-ADYAN Vol 16 No 2 (2021): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v16i2.9853

Abstract

The imbalance in the study of religions not only occurs in the history of its development but also its methodology. Starting from the Western scientists who are not objective in describing comprehensively the development of this discipline that sets aside the contribution of Muslim scientists in it. Which gives an effect on the paradigm that produces a methodology that is very westernized. This knowledge cannot be separated from the role of contemporary Muslim scientists and researchers, by using the method of critical analysis, the author tries to Islamize one of the main methods in the study of religions namely the phenomenology of religion. The goal is to be friendly and can be used by Muslim scientists and researchers. By the concept and method of Islamization of Syed Muhammad Naquib Al-Attas's on science (de-westernization, integration and Islamization), the authors formulated three problematic aspects in the phenomenology of religion, those are paradigms, epoche method and neutral. After the process of criticism as a form of de-westernization, the author then integrates with the research methods of Muslim scientists. Thus, the phenomenology of religion was successfully Islamized and friendly for Muslim researchers to be used.  Ketimpangan dalam studi agama-agama tidak hanya terjadi dalam sejarah perkembangannya tetapi juga metodologinya. Berawal dari para ilmuwan Barat yang tidak objektif dalam memaparkan perkembangan disiplin ilmu ini secara komprehensif yang menyisihkan kontribusi para ilmuwan muslim di dalamnya. Hal demikian berpengaruh terhadap paradigma yang menghasilkan metodologi yang sangat berbau kebarat-baratan. Disiplin ilmu ini tidak bisa lepas dari peran ilmuwan dan peneliti muslim kontemporer, dengan menggunakan metode analisis kritis, penulis mencoba untuk mengislamisasikan salah satu metode utama dalam studi agama-agama yakni fenomenologi agama. Tujuannya agar ramah dan dapat digunakan oleh para ilmuwan dan peneliti muslim. Dengan konsep dan metode islamisasi ilmu pengetahuan Syed Muhammad Naquib Al-Attas (dewesternisasi, integrasi dan islamisasi), penulis merumuskan tiga aspek yang bermasalah dalam fenomenologi agama yaitu paradigma, metode epoche dan netral. Setelah proses kritik sebagai bentuk dewesternisasi, kemudian penulis mengintegrasikan dengan metode penelitian ilmuwan muslim. Oleh yang demikian, fenomenologi agama berhasil diislamisasikan dan ramah untuk digunakan para peneliti muslim.
Homosexuality Arguments According To The American Psychological And Psychiatric Association: An Islamic Prespective Analysis Study Shalahuddin, Henri; Rahman, Ryan Arief; Fadhli, Fajrin Dzul; Rifa Da’i, Rahmat Ardi Nur
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 20 No. 1 (2023): Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan (AJAIP)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/al-hikmah:jaip.2023.vol20(1).11048

Abstract

Homoseksual adalah bentuk ketertarikan terhadap individu yang berjenis kelamin sama, baik secara perasaan ataupun secara erotik, dengan atau tidak melibatkan hubungan fisik. American Psychiatric Association dan American Psychological Association sebagai organisasi besar yang kredibel telah mengeluarkan penelitian-penelitian yang menjadi bukti-bukti ilmiah yang mendukung klaim mereka bahwa homoseksual bukanlah mental disorders. Makalah ini akan memaparkan point-point bukti ilmiah yang dikeluarkan dua organisasi besar ini dan menganalisisnya dengan tujuan untuk membuktikan apakah klaim tentang homoseksualitas bukanlah bagian dari mental disorder. Lalu akan dibahas juga bagaimana pandangan islam terhadap homoseksual. Penelitian ini berbentuk kualitatif yang berjenis library research dan metode yang digunakan adalah diskriptif-analisis. Adapun hasil yang ditemukan adalah Pertama, penulis menemukan adanya kerancuan argumen dan kebijakan para Psikolog professional yang tergabung dalam dua organisasi besar Amerika tentang Homoseksual yang sebelumnya merupakan abnormal menjadi normal. Kedua, perubahan tersebut tentu dipengaruhi dengan nilai-nilai yang berkembang dalam worldview Barat, seperti “ever shifting” yang selalu berubah-rubah. Ketiga, beberapa argumen yang dibangun oleh para pendukung homoseksualitas atas kenormalannya tentu bertentangan dengan cara pandang Islam (Worldview of Islam).
Orientalist Studies on the Authenticity of Prophetic Hadiths: A Phase Analysis of Western Scepticism Rahman, Ryan Arief; Widodo, Chandra Dwisetyo; Hidayat, Muhammad Sofian
Al-Bukhari : Jurnal Ilmu Hadis Vol 6 No 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/al-bukhari.v6i2.6856

Abstract

This article focuses on analyzing Orientalist arguments against hadith in the phase of Western skepticism. In this study, hadith is the subject and the main basis of discussion. The progress of Islamic civilization in the past has been an attraction for orientalists in studying Islam to subjugate Islamic civilization. This made hadith one of the targets of the orientalists' studies since it is one of the sources of Islamic epistemology. The skepticism of the early generation of orientalists claimed that hadith is a collection of anecdotes. This description will be explained using the library research method, focusing on the argumentation of orientalists in the phase of Western skepticism. The author analyses the data using content analysis. The author finds that there is a misunderstanding in the argumentation of the early generation of orientalists, and the argumentation is weak in terms of methodological and historical truth.
FRAMEWORK PENAFSIRAN AYAT-AYAT ASTRONOMI Rahman, Ryan Arief; Azizi, Imdad Fahmi; hidayat, muhammad sofian; Da'i, Rahmat Ardi Nur Rifa
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 8 No. 1 June 2022
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ushuluna.v8i1.29181

Abstract

Kemajuan ilmu pengetahauan turut mempengaruhi perkembangan penafsiran Al-Qur’an. Namun hal ini memunculkan dilematis dimana begitu mudahnya ilmuwan muslim menafsirkan Al-Quran dari sudut pandangnya terkhusus tentang astronomi. Hal ini yang kemudian perlu dijelaskan bahwa penafsiran Al-Quran memiliki syarat dan ketentuan dalam tafsir terutama tentang ayat-ayat astronomi. Artikel ini mencoba menguraikan frame work penafsiran ayat-ayat astronomi dengan menggunakan penelitian kepustakaan atau library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Ditemukan bahwa penafsiran ayat astronomi di dalam Al-Quran harus berangkat dari penafsiran ma’thur. Terutama yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern harus memperhatikan bahwa sebuah penafsiran harus berangkat dari penafsiran secara ma’thur (naqly), kemudian penafsiran (penakwilan) secara ijtihadi (‘aqly).
PENDIDIKAN AQIDAH SEBAGAI LANDASAN KARAKTER SESEORANG DI PERGURUAN TINGGI Rahman, Ryan Arief; Ashari, Mohammad Ali; Kusuma, Amir Reza; Alfiansyah, Iqbal Maulana
JURNAL ILMIAH EDUNOMIKA Vol. 8 No. 1 (2024): EDUNOMIKA
Publisher : ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jie.v8i1.11640

Abstract

Aqidah jiwa menjadi hal yang penting untuk membentuk manusia. intensitas penelitian terhadap wacana pengembangan Namun, apabila kita sadari menurut Mohd Zaidi Ismail bahwa daya khayal ini memiliki dua segi, yakni segi yang menuruti serangkaian aturan tertentu (muntaẓam) dan segi yang bebas dari aturan-aturan tersebut (ghayr muntaẓam). Dalam hal ini al-Attas, sepertinya juga memiliki terma yang sepadan yakni, orderly dan non-orderly fashion. Hal demikian, nyatanya pun selaras dengan pandangan Syed Muhammad Nauqib al-Attas dalam karyanya Prolegomena terkait daya tersebut. Dalam hal ini al-Attas pun juga telah membagi dua bentuk imajinasi, yaitu sensitive imajinasi dan rasional imajinasi. Dimana jenis yang pertama ini hanya menerima dari data inderawi dan jenis kedua lebih kepada intelek atau alam batin yang tinggi.Di samping itu al-Attas juga menegaskan bahwa dalam perolehannya terhadap ilmu perlu adanya bantuan atas daya imajinasi. Sebagaimana yang beliau tuliskan bahwa “Thought (al-fikr) is the soul’s movement towards meaning, and this needs imagination (al-khayal)