Intensitas kebutuhan infrastruktur mengalami peningkatan setiap harinya, namun industri konstruksi kerap menjadi akar permasalahan utama yang berkaitan dengan lingkungan karena sering bertentangan dengan kelestarian alam. Dampak negatif yang berasal dari perkembangan industri konstruksi sangat mengkhawatirkan. Maka dari itu, diperlukan kerangka pemikiran yang cakupannya luas dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi di masa depan, konsep ini disebut sustainable construction atau konstruksi berkelanjutan. Tetapi masih banyak pembangunan yang belum menerapkan konsep ini karena beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat, faktor penghambat utama yang paling berpengaruh serta solusi dalam penerapan konsep sustainable construction. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada para stakeholder dan analisis data yang menggunakan metode statistik dengan uji validitas, uji reliabilitas dan analisis faktor. Dari analisis ini, beberapa variabel yang kurang berpengaruh akan dieliminasi. Adapun variabel tersebut adalah kinerja dari produk hijau yang belum diuji, menolak untuk menerima risiko dan terjadi konflik dengan arsitek terkait jenis material yang akan digunakan.