Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .
Unknown Affiliation

Published : 64 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Tradisi Mengarak Sokok Di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng, Bali (Potensinya Sebagai Media Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman) ., Muhammad Sariman; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i1.5380

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui latar belakang masyarakat Islam di Desa Pegayaman melaksanakan Tradisi Mengarak Sokok, (2) Mengetahui bentuk-bentuk Sokok yang dibuat masyarakat Islam Desa Pegayaman, dan (3) Mengetahui pengintegrasian nilai-nilai tradisi mengarak Sokok dalam pembelajaran sejarah sebagai media pendidikan karakter di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah, (1) Metode penentuan informan, (2) Metode pengumpulan data (teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumen), (3) Metode validitas data, (4) Metode analisis data, (5) Penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Latar belakang masyarakat Islam di Desa Pegayaman melaksanakan tradisi ini, karena adanya faktor kepercayaan, faktor budaya, meningkatkan solidaritas sosial, faktor pendidikan, pemenuhan kebutuhan akan seni dan pemenuhan kebutuhan akan keselamatan (2) Bentuk Sokok dibedakan menjadi dua yakni Sokok Base dan Sokok Taluh, (3) Pengintegrasian Nilai-nilai Tradisi Mengarak Sokok dalam Pembelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman dapat di lihat dari aspek pendidikan yaitu sebagai ajang pengenalan budaya terhadap siswa, agar nantinya budaya tersebut bisa memperkaya materi pembelajaran sejarah. Selanjutnya nilai religius, nilai memperkuat solidaritas sosial, nilai menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai kesenian dan nilai ekonomis sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Kata Kunci : Mengarak sokok, Media Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sejarah. This research was conducted in the village of Pegayaman, District Sukasada, Buleleng, Bali. This study aims to: (1) Knowing the background of the Islamic community in the village of tradition parading Pegayaman implement Sokok, (2) Determine the forms Sokok made Islamic community Pegayaman village, and (3) Knowing the integration of traditional values in the learning parading Sokok media history as character education in Madrasah Aliyah Miftahul Pegayaman Ulum. The method used in this research is descriptive qualitative method with steps, (1) method to determine the informant, (2) data collection method (observation, interview techniques, engineering studies document), (3) Method of data validity, (4) methods of data analysis, (5) Writing research results. The results showed that (1) Background Islamic community in the village of Pegayaman carry this tradition, because of the trust factor, cultural factor, increase social solidarity, education factor, meeting the needs of the art and meet the need for safety (2) The form is divided into two Sokok namely Sokok Base and Sokok Taluh, (3) Integrating values Sokok tradition of parading in Teaching History in Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Pegayaman can be seen from the aspect of education that is as a venue for cultural recognition to the students, so that later the culture can enrich the learning materials of history. Furthermore, religious values, values strengthen social solidarity, the value of maintaining a harmonious relationship with nature, artistic value and economic value in accordance with the basic competence to analyze the interaction between local traditions, Hindu-Buddhist and Islam in Indonesia.keyword : Parading Sokok, Media Character Education, Teaching History.
PURA BUKIT DHARMA DURGA KUTRI DI DESA BURUAN, GIANYAR, BALI (SEJARAH, STRUKTUR, DAN FUNGSI SERTA POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) ., Ngakan Made Viky Purnama Teja; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i3.6291

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) sejarah berdirinya Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (2) struktur dan fungsi Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (3) potensi yang terdapat di Pura Bukit Dharma Durga Kutri, Desa Buruan, Gianyar, Bali yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen); (3) teknik validitas data; (4) analisis data dan (5) teknik penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah berdirinya Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Desa Buruan berkaitan erat dengan permaisuri Raja Udayana yang bernama Ratu Gunapriyadharmapatni. Struktur Pura Bukit Dharma Durga Kutri terdiri tiga halaman yaitu nista mandala atau jaba sisi, madya mandala atau jaba tengah dan utama mandala atau jeroan. Fungsi Pura Bukit Dharma Durga Kutri secara umum dapat dibagi menjadi enam, (1) fungsi religius; (2) fungsi sosial; (3) fungsi pendidikan; (4) fungsi budaya ; (5) fungsi ekonomi ; (6) fungsi rekreasi. Adapun potensi yang dimiliki Pura Bukit Dharma Durga Kutri yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah di SMA, yaitu: (1) Struktur berundak; (2) peninggalan arca dan (3) fragmen candi. Kata Kunci : Sejarah, Struktur dan Fungsi, Sumber Belajar Sejarah di SMA This research aims to find out, (1) the history of the Bukit Dharma Durga Kutri temple at Buruan village, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (2) the structure and function of Bukit Dharma Durga Kutri Kutri temple at Buruan village, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (3) the potential contained in Bukit Dharma Durga Kutri temple at Buruan village, Gianyar, Bali which can be used as a source of history learning in high school based on curriculum 2013. This research used the qualitative approach, namely: (1) the determination of the location; (2) the technique of determination of the informant; (3) data collection techniques (observation, interview, document studies); (3) the technique of validity of data; (4) data analysis and (5) the techniques of writing. The results showed that the history of the Pura Bukit Dharma Durga Kutri at Buruan village is closely related to King Udayana named Queen Gunapriyadharmapatni. Bukit Dharma Durga Temple structure Kutri consists of three of these namely nista mandala or jaba sisi, madya mandala or jaba tengah and utama mandala or jeroan. The function of Pura Bukit Dharma Durga Kutri can generally be divided into six, (1) religious function; (2) social functions; (3) the functions of education; (4) the function of culture; (5) economic function; (6) a recreational function. As for the potential of Bukit Dharma Durga Kutri temple which can serve as a source of learning history in high school, namely: (1) the structure of the stairs; (2) a relic statue and (3) fragments of the ancient temple. keyword : history, structure and function, the source of Learning History in high school
MUSEUM SEMARAJAYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL DI SMAN 1 SEMARAPURA, KLUNGKUNG, BALI ., Luh Putu Ayu Diah Pratiwi; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i3.2329

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang pendirian Museum Semarajaya, (2) Koleksi dari Museum Semarajaya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar Sejarah Lokal di SMAN 1 Semarapura (3) Latar belakang belum dimanfaatkannya Museum Semarajaya sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMAN 1 Semarapura berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu: (1) tehnik penentuan informan; (2) tehnik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa bangunan Museum Semarajaya menggunakan bangunan sekolah Belanda (MULO) dan mulai digunakan sebagai Museum pada tanggal 28 April 1992 untuk memperingati 84 tahun pasca perang Puputan Klungkung. Museum Semarajaya terbagi dalam tiga ruangan. Ruangan pertama menyimpan koleksi zaman praaksara seperti lesung, beliung, tempayan dan benda-benda praaksara lain yang ditemukan di sekitar Klungkung, ruangan kedua menyimpan koleksi zaman aksara dipamerkan benda-benda peninggalan Kerajaan Klungkung seperti tombak, keris, hiasan dinding, perhiasan, dan sebagainya, dan ruangan terakhir berisikan peralatan rumah tangga kerajaan Klungkung seperti di antaranya sebuah kursi antik serta foto-foto raja beserta keluarganya dalam memanfaatkan potensi yang ada dari koleksi yang dimiliki Museum Semarajaya sebagai sumber belajar guru dapat menggunakan metoda karya wisata. Metoda karya wisata digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Pada kegiatan karya wisata, siswa dapat melakukan observasi langsung terhadap koleksi praaksara dan aksara, kemudian saling berdiskusi dengan sesama teman dan guru. Selain itu siswa dapat memperoleh pengalaman nyata dan akan tumbuh motivasi belajar sejarah lebih aktif karena ternyata belajar sejarah tidak hanya dilakukan dalam kelas yang dapat membosankan.Kata Kunci : Museum Semarajaya, Sumber Belajar This study aims to know (1) The background of founding of Semarajaya Museum, (2) The collection of Semarajaya Museum that can be a source of the local history learning, (3) The background why of Semarajaya Museum’s doesn’t as a source of the local history learning in SMAN 1 Semarapura based on curriculum 2013. The use of Semarajaya Museum uses kualitatif approach including: (1) resources determination technique; (2) data collection technique (observation, interview, document) and; (3) data analysis. Based on the finding, it is found that Semarajaya Museum was built use Netherland school (MULO) and legitimated on 28th April 1992 to celebrate 84 years of Puputan Klungkung War. Semarajaya Museum is divided into three rooms. The first room contains the collection of before word age such as mortar, pickax, water jar, and other collection found in Klungkung Regency. Second room displays some collections from Klungkung Palace such as spear, wavy double-bladed dagger called ‘keris’, wall decoration, household equipment of Klungkung Palace such as antique chairs and the portraits of the king and his family. In using the potential of the collections of Semarajaya Museum as the learning source, the teachers can use study tour method. Study tour method is a way that can be done by the teachers by asking the students to go to a particular place to learn something associated to the subject in the school. In the study tour, the students can observe the collection of before history and history directly, then discuss it with their peers and teachers. Besides that the students can get real experience and motivate them to learn history because learning history is not only done in the class that can be boring.keyword : Semarajaya Museum, a source of the local history learning
PEMERTAHANAN IDENTITAS SEBAGAI PEDAGANG SATE MELALUI PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA PADA ETNIK MADURA DI KAMPUNG MADURA, SERIRIT BULELENG ,BALI ., Jamilah; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i3.3812

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) latar belakang memilih pekerjaan sebagai pedagang sate dalam mempertahankan identitas etnik Madura di Kampung Madura Seririt, Buleleng Bali, (2) pola pendidikan di lingkungan keluarga dalam mempertahankan identitas etnik sebagai pedagang sate. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen dan studi pustaka); (4) validasi data; (5) teknik analisis data; dan (6) teknik penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pemertahanan identitas sebagai pedagang sate dalam mempertahankan identitas etnik Madura di Kampung Madura Seririt, Buleleng Bali dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor tradisi, faktor modal yang terjangkau, faktor sosial dan faktor kemudahan medapat tenaga kerja yang ada di wilayah tersebut. Pola pendidikan yang diterapkan oleh keluarga dalam mempertahankan identitas etnik sebagai pedagang sate Madura adalah orang tua menjadi agen dalam pendidikan di lingkungan keluarga dan anak menjadi peserta didik yang akan menerima pewarisan dalam hal pemertahanan identitas sebagai pedagang sate. Selain itu pengenalan terhadap alat-alat yang digunakan untuk kegiatan berdagang sate serta jenis-jenis bumbu yang digunakan untuk pembuatan sate Madura semuanya diterapkan dengan menggunakan metode pembiasaan yang sudah ada di dalam keluarga seperti kegiatan berkandang, kegiatan meracik bumbu, kegiatan menusuk daging kambing dan kegiatan berdagang. Penanaman etos kerja dalam pola pendidikan yang ada di lingkungan keluarga juga menjadi upaya dalam pemertahanan identitas etnik Madura yang terkenal tekun, ulet, rajin, serta memiliki semangat kerja yang tinggi. Kata Kunci : Kata Kunci: pemertahanan identitas etnik, pendidikan keluarga, etos kerja ABSTRACT This research aims to determine, (1) the background of choosing a job as a satay trader in maintaining identity of Madura ethnic, Madura village, Seririt, Buleleng, Bali, (2) the pattern of education in the family in maintaining ethnic identity as traders satay. This research used a qualitative approach, namely: (1) determining the location of the study; (2) determination techniques informant; (3) data collection techniques (observation, interviews, document studies and literature); (4) data validation; (5) data analysis techniques; and (6) writing techniques and research results. The results showed that the retention background of identity to be a trader of Madura satay, in Madura village, Seririt, Buleleng, Bali is influenced by four factors: cultural factors, affordable capital factors, social factors and easiness factors to get the workforce in the region. The education pattern which is adopted by the family in maintaining ethnic identity as traders Madura satay is the parents roles as agents in education in the family, and children become learners who will receive inheritance of identity retention as satay traders. Besides that, an introduction to the tools which is used for trading satay and the types of spices which is used to manufacture Madura satay is applied by using the habituation method that is already in the family such as farming activities, seasoning mix activities , mutton piercing activities and trading activities. Planting work ethic in the pattern of education in the family environment is also an efforts to maintain Madura ethnic identity which are diligent, tenacious, diligent, and have a high morale. keyword : Keywords: retention of ethnic identity, family education, work ethic
TRADISI MAKANDAL DALAM UPACARA PERNIKAHAN DI DESA PAKRAMAN SONGAN,KINTAMANI,BANGLI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA ., Ni Nengah Sariasih; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.7406

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan latarbelakang Tradisi Makandal tetap dipertahankan. (2) Mendeskripsikan tata cara pelaksanaan Tradisi Makandal. (3) Mendeskripsikan nilai-nilai dari Tradisi Makandal yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) pendekatan penelitian, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik validitas atau teknik keabsahan data, (6) Teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemertahanan Tradisi Makandal di latar belakangi karena adanya suatu kepercayaan dan keyakinan yang telah mengakar di masyarakat, di samping adanya alasan membersihkan pengantin dari cuntaka,melegitimasi keanggotaan pada desa pakraman,mengumumkan peresmian pasangana pengantin, mempertunjukan status ekonomi social, memperkuat solidaritas keluarga laki-laki dan perempuan, memperkuat posisi kubayan, memperkuat posisi pemangku,memperkuat struktur desa adat dan desa dinas, memperkuat tradisi agama hindu. Tata cara pelaksanaan tradisi Makandal diantaranya: persiapan dan pelaksanaan upacara (tempat, waktu, perlengkapan, pemimpin dan peserta upacara). Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi Makandal diantaranya: nilai religious, nilai ekonomi, nilai estetis, nilai social dan nilai politik.Kata Kunci : Tradisi, Makandal, nilai tradisi. This research aims (1) to describe the background of Makandal Tradition that still retained. (2) to describing the procedures of Makandal tradition. (3) to describing the values of Makandal Tradition that used as a source of history teaching in high school. This study used a qualitative method by stages; (1) location determination techniques of research, (2) the research approach, (3) determination techniques informant, (4) techniques of data collection, (5) the validity of the technique or techniques data authenticity, (6) The technique of analysis data. The results of this researched showing that, the background retention of Makandal Tradition in backs because of the people’s credibility and confidence that had been taken root in their community, besides the reason to the grounds bathe the brides from cuntaka, legitimizing the members in Pakraman, announced the inauguration of couple bride, point out their economic status, social, strengthening the solidarity between man and woman’s family, strengthening the position of kubayan, strengthening the position of stakeholders, strengthening the structure of the traditional village and village offices, strengthening the Hindu’s tradition. The procedure for Makandal’s execution traditions include: the preparation and execution of the ceremony (place, time, equipment, leaders and participants of the ceremony). The contained of values in Makandal tradition: religion values, economic values, aesthetic values, social values and political valueskeyword : Tradition, Makandal, the values of tradition.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 SAWAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ., I Kadek Wiradarma; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i1.4846

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui peningkatan partisipasi aktif siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada pelajaran Sejarah, (2) mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), (3) mengetahui respon siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada pelajaran Sejarah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu: (1) penentuan subjek penelitian, (2) membuat rencana tindakan, (3) melaksanakan tindakan, (4) melakukan observasi, (5) melakukan refleksi dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) persentase rata-rata partisipasi aktif siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan pada siklus I adalah 52,96% dengan kategori sedang, meningkat menjadi 77,3% pada siklus II dengan kategori tinggi; (2) rata-rata prestasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan pada siklus I adalah 70,26 dengan kategori tinggi, meningkat menjadi 82,89 pada siklus II dengan kategori sangat tinggi; (3) respon siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mencapai kategori positif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan partisipasi aktif dan prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 serta memperoleh respon yang positif.Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT), Partisipasi Aktif, Prestasi Belajar, Sejarah. This research aims to (1) know the increase active participation of students in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the second semester of the school year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT) on History lesson, (2) know the increase learning achievement history of students in class class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the second semester of the school year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT), (3) know response of students in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the second semester of the school year 2014/2015 towards the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT) on History lesson. This research is a classroom action research (CAR). Phases performed within classroom action research (CAR), is: (1) determining the subject of research, (2) create a plan of action, (3) implement the action, (4) conducting observations, (5) conducting reflection and evaluation. The results of this research showed: (1) the average percentage of active participation of students in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the first cycle was 52.96% with moderate category, increased to 77.3% in the second cycle with high category; (2) the average of learning achievement of students in class class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the first cycle is 70.26 with the high category, increased to 82.89 in the second cycle with very high category; (3) the response of students in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan towards the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournament (TGT) reached the positive category. Based on these results it can be concluded that the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournament (TGT) may increase the active participation and learning achievement History of students in class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Sawan in the second semester of the school year 2014/2015 and also obtain get positive respon.keyword : Cooperative Learning Model type Teams Games Tournament (TGT), Active Participation, Learning Achievement, History.
PURA AGUNG JAGATNATHA DI DENPASAR, BALI (PERSPEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA-SISWI SMPN 1 DENPASAR) ., Putu Admi Suryani; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3819

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) Sejarah Pura Agung Jagatnatha di Kota Denpasar ;(2) Persembahyangan yang dilakukan siswa-siswi SMPN 1 Denpasar;(3) Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang ditanamkan bagi siswa-siswi SMPN 1 Denpasar melalui kegiatan persembahyangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahap-tahap yaitu:(1) Teknik penentuan informan; (2) Teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Hasil temuan dilapangan bahwa pembangunan Pura Agung Jagatnatha yang berlokasi di sebelah timur Lapangan Puputan Badung dan di sebelah utara Museum Bali itu adalah untuk merealisasikan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam Pesamuhan Parisada Dharma Hindu Bali pada tanggal 20 November 1961 di Campuhan Ubud, Kabupaten Gianyar. Yaitu membangun pusat kegiatan keagamaan di jantung Kota Denpasar dan tempat persembahyangan umum. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 1968 pura ini selesai di bangun dan dipelaspas dan dapat digunakan sebagai tempat persembahyangan untuk semua umat Hindu sedharma. Selain masyarakat umum, siswa-siswi SMPN 1 Denpasar juga sering melakukan persembahyangan di Pura ini saat Purnama Tilem atau hari hari biasa. Karena lokasi sekolah SMPN 1 Denpasar yang berdampingan dengan Pura Agung Jagatnatha. Melalui kegiatan persembahyangan inilah yang menjadi potensi dalam menanamkan Pendidikan Karakter bagi siswa-siswi SMPN 1 Denpasar. Sejalan dengan menurunnya etika dan moralitas di jaman globalissai ini. Dengan adanya kegiatan persembahyangan yang dilakukan inilah diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai karakter yang positif seperti religius, disiplin, jujur, toleransi, demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif,mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan lain sebagainya. Kata Kunci : Sejarah Pura Agung Jagatnatha, Persembahyangan/ritual, dan Pendidikan Karakter. This research as a purpose to knows about: (1)History of “Pura Agung Jagatnatha”in Denpasar City. (2) Praying who students of SMPN 1 Denpasar do. (3) The characteristic for students of SMPN 1 Denpasar by prayed activity on this research make us of qualitative by means phase that is: (1) Technique act of defermining informant. (2) Technique aggregation of data (Observation, interview, document study) and (3) data analyze. Result finding on Fact development of “Pura Agung Jagatnatha” which located on east Puputan badung field and on north Bali Museum. For bring something about permanent decisions in “Pesamuhan PARISADHA DHARMA HINDU BALI” on 20 November 1961 in Campuhan Ubud, Gianyar Regency. That’s to develop religiousness activity in Denpasar City and temple for public. Finally on 13 May 1968 this temple finish builded and “dipelaspas”and might be use as praying place for all Hinduism in Bali. Besides the society, students of SMPN 1 Denpasar as often as do praying at “Pura Agung Jagatnatha” when full moon and tilem or anothers days without “rahinan” Because of location SMPN 1 Denpasar contiguous with “Pura Agung Jagatnatha” by the praying activities which become potential of characteristic education for students in SMPN 1 Denpasar be in accordance with decrease of ethic and morality in this globalisastion period. With praying activity which do togethers to wishing can be character values positively. Such as religious, discipline, honest, tolerance, democratic, eager to know hard working, creative, be autonomous, spirit of nationality, appreciate archievement, be friends or communicative , eager to learn, people person, responsibility, and etc. keyword : History of “Pura Agung Jagatnatha”, praying/ritual, and characteristic education.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas XI IPS 1 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Singaraja Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 ., Agus Herry Sumardika; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v5i1.5315

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui peningkatan aktivitas belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada pelajaran sejarah, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, (3) mengetahui persepsi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu: (1) penentuan subjek penelitian, (2) observasi awal, (3) refleksi awal, (4) perencanaan penelitian, (5) pelaksanaan penelitian, (6) melakukan observasi, (7) melakukan evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) rata-rata aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja pada siklus I adalah 5,53 dengan kategori cukup aktif, meningkat menjadi 7,96 pada siklus II dengan kategori aktif; (2) rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja pada siklus I adalah 60,19 dengan kategori kurang baik meningkat menjadi 83,46 pada siklus II dengan kategori baik, persepsi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singraja sangat “positif”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture (mengurutkan gambar) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja semester genap tahun pelajaran 2014/2015Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Sejarah This research aims to (1) determine the increased activity of learning the history of class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja semester of academic year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model Picture and Picture at the lessons of history, (2) determine students' learning outcome history class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja semester of academic year 2014/2015 through the implementation of cooperative learning model Picture and Picture, (3) determine the perception of class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja toward cooperative learning model Picture and Picture. This research is classroom action research (PTK). The stages are done in the classroom action research (PTK), namely: (1) determining the subject of research, (2) the initial observation, (3) early reflections, (4) planning studies, (5) implementation of research, (6) making observations , (7) the evaluation and reflection. The results showed: (1) the average activity of students of class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja in the first cycle is 5.53 with moderately active category, increased to 7.96 in the second cycle with the active category; (2) the average results of student learning in class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja in the first cycle was 60.19 with unfavorable category increased to 83.46 in the second cycle in both categories, perceptions of class XI IPS 1 SMA N 3 Singraja very "positive". Based on these results it can be concluded that the implementation of cooperative learning model Picture and Picture (sort pictures) can increase the activity and learning outcomes History class XI IPS 1 SMA N 3 Singaraja semester of academic year 2014/2015keyword : Cooperative Learning Model Type Picture and Picture, Activity Learning, Learning Outcomes, History
MIGRASI ORANG-ORANG SERAYA KARANGASEM DI DESA GEROKGAK, BULELENG, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH SOSIAL- EKONOMI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PEMINATAN DI SMA KELAS X BERBASIS KURIKULUM 2013 ., Ni Putu Tika Indrayanti; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i3.6292

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar Belakang Sejarah maupun proses migrasi Orang-orang Seraya-Karangasem di Gerokgak; (2) Nilai-nilai balik peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem yang bisa di aplikasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA kelas X berbasis kurikulum 2013; dan (3) kisah migrasi orang-orang Seraya-Karangasem di Gerokgak serta nilai-nilai yang bisa di masukkan ke dalam pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui langkah-langkah berikut ini : Jenis penelitian, Penentuan lokasi penelitian, Teknik penentuan informan, Instrumen penelitian, Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumen, Metode penjaminan keabsahan data, Metode analisis data, dan Metode penulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Kedatangan orang-orang Seraya-Karangasem ke Buleleng khususnya di Desa Gerokgak dilatarbelakangi oleh faktor kesulitan ekonomi yang dialami oleh orang-orang Seraya-Karangasem. Latar belakang migrasi orang-orang Seraya-Karangasem ke Desa Gerokgak terbagi menjadi beberapa periode diantaranya yaitu Periode tahun 1660 -1697 (Masa Kerajaan), Periode tahun 1848-1849 (Kalahnya Buleleng dari Belanda), Periode tahun 1917 (Bencana Genjong / gempa bumi yang dasyat), Periode Pasca Kemerdekaan 1945 (Buleleng menjadi ibukota Sunda Kecil) dan Periode tahun 1963 (Bencana Meletusnya Gunung Agung); (2) Nilai-nilai di balik peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem yaitu: nilai religius, nilai toleransi, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai bersahabat / komunikatif, nilai cinta damai dan nilai tanggung jawab; (3) Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam peristiwa migrasi orang-orang Seraya-Karangasem sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat dijabarkan pada ranah kognitif, ranah afektif, silabus sebagai acuan guru dalam merencanakan pembelajaran dan RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai alat dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Kata Kunci : Migrasi, Nilai-nilai, Sumber belajar sejarah This study aims to determine (1) Historical Background and the process of migrating Seraya- Karangasem people in Gerokgak; (2) The values behind the events of migration Seraya- Karangasem people that can be applied in teaching high school history class X-based curriculum, 2013; and (3) the story of the migration Seraya- Karangasem people in Gerokgak and values that can be entered into the teaching of history in high school. This study used qualitative research methods through the steps below: Type of research, Location research, technique of determining the informant, research instrument, method of data collection by observation techniques, interviews and documents, methods guarantee the validity of data, data analysis method, and Method writing. The results showed that (1) The arrival of the Seraya- Karangasem to Buleleng, especially in the village of Gerokgak motivated by factors of economic difficulties experienced by people Seraya-Karangasem. Background migration of people to the village of Seraya- Karangasem people in Gerokgak divided into several periods among which period of the year 1660 -1697 (The period of the Kingdom), Period 1848-1849 year (Buleleng defeat of the Netherlands), Period 1917 (Genjong disasters / earthquakes terrible), Post-Independence Period 1945 (Buleleng became the capital of the Sunda Kecil ) and Period of 1963 (Disaster eruption of Mount Agung); (2) The values behind the migration event Seraya- Karangasem namely: religious values, values of tolerance, the value of hard work, creative value, the value of friends / communicative, the value of peace and the values of responsibility; (3) Integration of the values of characters in the event of migration of people Seraya-Karangasem as a source of learning history can be described in the cognitive, affective, syllabus as a reference for teachers in planning learning and RPP (Draft Lesson) as a tool in conveying the material to learners.keyword : Migration, values, source of learning history
TRADISI NGEREBONG DI DESA PAKRAMAN KESIMAN, DENPASAR TIMUR, BALI (LATAR BELAKANG SEJARAH, PELAKSANAAN SISTEM RITUAL DAN ASPEK – ASPEK RITUAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH ., Ni Pt Ida Yuniastuti; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.8711

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Menngetahui Latar Belakang Sejarah Tradisi Ngerebong di Desa Pakraman Kesiman masih dipertahankan oleh masyarakat setempat, (2) Mengetahui tata cara ritual dari Tradisi Ngerebong,(3) Mengetahui Aspek-aspek dari Tradisi Ngerebong di Desa Pakraman Kesiman yang dapat di gunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) Memilih Lokasi Penelitan berada di Desa Pakraman Kesiman tepatnya di Pura Petilan, (2) Teknik Penentuan Informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan juga Snow Ball, (3)Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan Observasi, Wawancara, Studi Dokumen dan Teknik Analisis Data. Dalam Teknik Analisis Data menggunakan penelitian deskriptif kualitif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar Belakang Sejarah Tradisi Ngerebong di Desa Pakraman Kesiman merupakan upacara yang dilakukan untuk menetralisir kekuatan jahat menjadi kekuatan baik dan mengindari masyarakat dari bencana alam. (2) Tata cara ritual tradisi Ngerebong adalah dilakukannya tabuh rah, pelawatan berupa barong dn rangda diusung ke area wantilan yang selanutnya akan mengitari wantilan sebanyak tiga kali. (3) Aspek –aspek dari tradisi Ngerebong yang dapat digunakan sebagai sumber belajar Sejarah di SMA adalah sebagai berikut; Aspek Sejarah dan Aspek Pendidikan.Kata Kunci : Kata Kunci : Sejarah, Tradisi Ngerebong, Sumber Belajar Sejarah. The research if for (1) to know historical background Ngerebong Tradition in Pakraman Kesiman village still retained by local community, (2) to know about ritual procedures of Ngerebong Tradition, (3) to know about aspects of Ngerebong tradition in Pakraman Kesiman village that can be used as a saurce of learning in high school. The research in a qualitative with stages : (1) Selecting research located in Pakraman Kesiman village exactly at Petilan Temple. (2) Definition of informants technique is done by using Purposive Sampling and also Snow Ball. (3) Collection of data technique is using Observation, Interview, Study Documents and analysis of data. Analysis of data technique used Descrptive qualitive. The result showed: (1) Historical background of Ngerebong tradition in Pakraman Kesiman village is ceremony for neutralize the force’s of evil into good strength and keep people from nature disasters. (2) Procedures of Ngerebong tradition performance is with Tauh Rah, following with Barong and Rangda takes to Wantilan area and than go around Wantilan area 3 times. (3) Aspects of Ngerebong tradition that can be used as a source of Learning history in high school is aspects of history and social aspects. keyword : Keywords : Historical, Ngerebong tradition, Source of historical studied.
Co-Authors ., I Made Cita Adnyana ., Ida Ayu Putu Ratna Dewi ., Ni Km Dina Indrayani ., Ni Nengah Sariasih ., Ni Pt Ida Yuniastuti AGUS BUDI YULIANTO . Agus Herry Sumardika . Agus Herry Sumardika ., Agus Herry Sumardika Anak Agung Gede Sugianthara Arno . Arno ., Arno Desak Made Oka Purnawati Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Handoko Satrio Prakoso . Handoko Satrio Prakoso ., Handoko Satrio Prakoso I Gede Winaba Kusuma w . I GST AYU KUSUMAYANI . I Gusti Made Aryana I GUSTI NGURAH ANOM . I Kadek Wiradarma . I Made Agus Eri Antara . I Made Candiasa I Made Cita Adnyana . I Made Pageh I Made Yudana I Nyoman Natajaya I NYOMAN RATMAJA . I Nyoman Sukra Adinatha . I Putu Eka Noviantara . I Wayan Eka Juliartha . I Wayan Gunawan . I WAYAN MERTA JIWA . IDA AYU PUSPA ADHI . Ida Ayu Putu Ratna Dewi . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo ., Ikhsan Maulana Putra Prasetyo Jamilah . Kadek Edy Indraguna . Kadek Riadi Panji Sagitha . Ketut Sedana Arta LUH KETUT DEWI PUSPAWATI . Luh Putu Ayu Diah Pratiwi . M.Si Drs. I Ketut Margi . MADE KINTEN . Muhammad Sariman . Muhammad Sariman ., Muhammad Sariman Ngakan Made Viky Purnama Teja . Ngakan Made Viky Purnama Teja ., Ngakan Made Viky Purnama Teja Ni Kadek Ari . Ni Kadek Dwiyanti . NI KETUT SURYANI . Ni Km Dina Indrayani . NI KOMANG RAIYANTI . Ni Komang Rusna Dewi . Ni Luh Rika . Ni Made Wiyanthini . Ni Nengah Sariasih . NI NYOMAN SRIWATI . Ni Pt Ida Yuniastuti . Ni Putu Tika Indrayanti . Ni Putu Tika Indrayanti ., Ni Putu Tika Indrayanti NI PUTU WIWIK WIDIASIH . NI WAYAN ARIANI . Ni Wayan Astini . Nyoman Dantes Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana . Putu Admi Suryani . Vania Ratna Wedha . YUNI WULANDARI . ZAKKIYAH .