Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .
Unknown Affiliation

Published : 64 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

TRADISI TATEBAHAN DI DESA PAKRAMAN BUGBUG, KECAMATAN KARANGASEM,KABUPATEN KARANGASEM, BALI. (Latar Belakang Sejarah, Penyelenggaraan Ritual dan Fungsi Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda) ., Kadek Riadi Panji Sagitha; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i3.2390

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Mengapa masyarakat setempat di Desa Pakraman Bugbug menyelenggarakan ritual Tatebahan; (2) Penyelenggaraan tradisi Tatebahan di Desa Pakraman Bugbug; (3) Fungsi tradisi Tatebahan dilihat dari segi pendidikan karakter bagi generasi muda di Desa Pakraman Bugbug. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) Teknik Penentuan Informan menggunakan Purposive Sampling, (2) Teknik Pengumpulan Data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi), (3) Teknik Analisis Data, dan (4) Teknik Pengolahan Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tradisi Tatebahan sangat erat kaitanya dengan kehidupan pertanian masyarakat Desa Pakraman Bugbug. Tradisi ini dilaksanakan atas dasar rasa syukur para petani kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas panen yang berlimpah di desa ini. Disamping beberapa hal yang diuraikan di atas ada beberapa latar belakang lain yang mendorong dilaksanakannya Tradisi Tatebahan di Desa Pakraman Bugbug antara lain : Kekhawatiran Akan Marabahaya atau Takut Terhadap Hal-hal Yang Gaib, Media Memohon Kesuburan, Memohon Kemakmuran dan Kesejahteraan, Mempertebal Keyakinan Ajaran Agama Hindu, Media Mempererat Hubungunan Sosial Keluarga dan Masyarakat. (2) Pelaksanaan Tradisi Tatebahan dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap kedua dilakukan di banjar adat dan, tahap ketiga dilakukan di natar bale agung pura desa. Waktu pelaksanaan Tradisi Tatebahan ini dilaksanakan pada hari Purnama Sasih Desta, Tumpek Krulut, Nuju Triwara Beteng, Penanggal Ping Molas, berdasarkan kalender Bali (Paileh Aci Desa Adat Bugbug, 1996 : 48), yang dimana peserta dalam tradisi ini dilakukan oleh krama lanang baik muda maupun dewasa. (3) Pelaksanaan Tradisi Tatebahan juga mengandung nilai-nilai dan fungsi pendidikan karakter bagi generasi muda. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam pelaksanaan Tradisi Tatebahan tersebut yaitu: (1) Religius, (2) Cinta Damai, (3) Disiplin dan, (4) Tanggung Jawab. Kata Kunci : Tradisi, Pelaksanaan, Pendidikan Karakter. The purpose of this Research is to know (1) Why the society of Bugbug village done Tatebahan ceremony, (2) The society of Bugbug Village done Tatebahan tradition., (3) The function of Tatebahan tradition was looked from Character Education for the Young Generation at Bugbug Village. This research used kualitatif method such as: (1) found of Infoman Tecnich used Purposive Sampling, (2) The Data Collected Tecnich ( observation, communicative, and documentation study), (3) Data Analysis Tecnich, and Data Reflection Tecnich. The result of the reseach showed that, (1) Tatebahan tradition very closely relation to the agricultural community life Pakraman Bugbug. This tradition is carried out of gratitude to the farmers Ida Sang Hyang Wasa Widhi over abundant harvest in the village. Besides some of the things described above there are some other background that encourages the implementation of Tradition Tatebahan in Pakraman Bugbug among others: Concerns Will Marabahaya or Fear Of Things That invisibility, Media Fertility Invoke, Invoke Prosperity and Welfare, strengthening of the Doctrine of Faith Hinduism , Social Media Hubungunan Strengthening Families and Communities. (2) The tradition Tatebahan was done in three steps such as: the first steps was prepared step, the second steps was done at society organisation (banjar) and the third steps was done at the field of Bale Agung and village Temple (Puseh). The tradition of Tatebahan was done on Purnama Sasih Desta, Tumpek Krulut, Nuju Triwara Beteng, Penanggal Ping Molas, this time was taken from Balinese Calender ( taken by Paileh Aci Desa Bugbug ,1996 : 48), which one the crews of this ceremony was done by the young man and eldest man. (3) the tradition of Tatebahan also has many values (meaning) and character education function for young generation. The Education Character values that has in the tradition of Tatebahan were (1) Religious, (2) Love in Peace, (3) Dicipline, (4) Responsibilitieskeyword : Tradition, doing ceremony, Character Education.
Pura Puseh, Di Desa Pakraman Manuaba, Tegallalang, Gianyar, Bali (Tinjauan Sejarah, Fungsi Pura Dan Potensinya Sebagai Pewarisan Nilai Dalam Pembelajaran IPS Tingkat SMP Berdasarkan Kurikulum 2013) ., Ni Kadek Dwiyanti; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.3815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui Sejarah Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba. (2) Mengetahui Fungsi Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba. (3) Mengetahui Potensi Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba Sebagai Pewarisan Nilai Dalam Pembelajaran IPS Tingkat SMP. Model penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitin ini adalah pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pemecahan masalah kekinian,dengan tahap- tahap: (1) Rancangan Penelitian, (2) Lokasi Penelitian, (3) Teknik Penentuan Informan, (4) Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Pustaka / Dokumen, Teknik Validitas Data (triangulasi data dan Triangulasi Metode)), (5) Analisis Data, dan (6) Penulisan Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Sejarah Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba, bersamaan dengan berdirinya Desa Manuaba pada tahun 1222- 1417. Pura Puseh mengandung nilai kepurbakalaan, terbukti dengan beberapa peningalan arca di Pura Puseh seperti, arca Ganesa, arca perwujudan, lingga, fragmen cetakan nekara dan beberapa buah fragmen arca.Dengan ditemukanya seni arca di Pura Puseh, hal tersebut membuktikan lokasi Pura Puseh sekarang diyakini sebagai sentral dari Desa Manuaba, maka di bangunlah Pura Kahyangan Jagat di lokasi Pura Puseh saat ini. Fungsi dari Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba adalah; (1) Fungsi Religius, (2) Fungsi Sosial dan (3) Fungsi Budaya. Nilai- nilai yang terdapat pada Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba diantaranya: (1) Nilai Religius, (2) Nilai Sosial, (3) Nilai Estetik, (4) Nilai Politik, (5) Nilai Ekonomi, dan (6) Nilai Teoritik. Nilai-nilai ini nantinya akan diwariskan melalui lembaga sekolah, dengan guru sebagai agen pewarisan nilai.Kata Kunci : Pura Puseh, Pewarisan Nilai, Arca This study aimed at: (1) Knowing the history of Puseh Temple in the village of Manuaba. (2) Knowing the functions of Puseh Temple in the village of Manuaba. (3) Knowing the potencies of Puseh Temple in the village of Manuaba as the values inheritance in learning Social Science at Junior High School based on the Curriculum 2013. This research was a qualitative study in which it emphasized the problem solving in some stages, that is, (1) Research Planning, (2) Research Location, (3) Criteria of Informants Selection, (4) Method of Data Collection (Observation, Interview, Document Research, Data Validation Techniques (data triangulation and Triangulation method), (5) Data Analysis, (6) The Writing of Research results. The results of this study shows that the history of Puseh Temple in the village of Manuaba was proven by the finding of some statues, that is, the Ganesh statue, the phallus, the fragment of kettledrum, and some statue fragments. By the findings of the statues in Puseh Temple, it had been proven that the location of the Puseh Temple was the central of Manuaba Village. That was the reason of the built of Pura Kahyangan Jagat in this location. Puseh Temple in the village of Manuaba has some functions, that is, (1) Religious Functions, (2) Social Functions, and (3) Cultural Functions. The values contained in Puseh Temple in the village of Manuaba are: (1) Religious Values, (2) Social Values, (3) Esthetical Values, (4) Political Values, (5) Economical Values, (6) Theoritical Values. These values will be inherited through school institutions where teachers as the values inheritance agents.keyword : Puseh Temple, values inheritance, statue
Lukisan Gaya Kamasan di Bale Kertha Gosa Semarapura, Klungkung, Bali (Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Berbasis Kurikulum 2013) ., Kadek Edy Indraguna; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i1.4151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) alur cerita pada lukisan di Bale Kertha Gosa, (2) nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kerta Gosa (3) implementasi nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kertha Gosa dalam pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan Informan, (3) Metode Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Dokumen) , (4) Teknik Validitas Data, (5) Teknik Pengolahan Data, (6) Penulisan Hasil Penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan, (1) Alur cerita yang ada di langit-langit Bale Kertha Gosa menceritakan/mengkisahkan tentang cerita Ni Diah Tantri/Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Mencari Amerta, Pelelindong (Gempa), pertempuran Sang Bima dengan para dewa untuk menyelamatkan roh ayah dan ibunya, Sorga Roh. (2) Nilai-nilai karakter yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha gosa yaitu jujur, cerdas, tangguh, dan peduli. (3) Implementasi dari Lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa dalam memberikan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu melalui pembelajaran di luar kelas atau karya wisata. Dengan menggunakan metode karya wisata guru dapat lebih mudah memberikan gambaran secara langsung tentang nilai-nilai pendidikan karakter khususnya dalam pembelajaran sejarah yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa.Kata Kunci : Lukisan Kamasan, Pembelajaran Sejarah, Kurikulum 2013 This study aims to determine (1) the plot of the painting in Bale Kertha Gosa (2) the value of character education contained in the story behind the painting in Bale Kerta Gosa (3) the implementation of character education values contained in the story behind the painting in Bale Kertha Gosa in teaching history. The method used in this research is descriptive qualitative research approach with the steps are: (1) Determination of Location Research, (2) Determination informant Technique, (3) Data Collection Method (Observation, Interview, Study Document), (4 ) Validity Data Engineering, (5) Data Processing Techniques, (6) Writing Research.This research resulted in findings, (1) The story line that is in the ceiling Bale Kertha Gosa menjelaskan The story of Ni Diah Tantri / Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Looking for Amrita, Pelelindong (Earthquake), The Milky battle with the gods to save the spirit of her father and mother, Heaven Spirit. (2) The values of the characters contained in the story behind the painting on the ceiling of the Bale Kertha Gosa is honest, smart, tough, caring. (3) Implementation of the painting on the ceiling of Bale Kertha Gosa in providing character education values is through learning outside the classroom or field trip. By using the methods of the field trip the teacher can more easily provide a snapshot directly on the values of character education, especially in learning the history of the story behind the painting found on the ceiling of Bale Kertha Gosa.keyword : Painting of Kamasan, Teaching History, Curriculum 2013
PURA PAJENENGAN DI DESA PAKRAMAN PANJI, BULELENG, BALI (SEJARAH, STRUKTUR, FUNGSI PURA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BERBENTUK RANCANGAN BUKU SUPLEMEN DI SMA) ., I Made Cita Adnyana; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Made Pageh,M.Hum.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11402

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) Sejarah Pura Pajenengan di Desa Pakraman Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (2) Struktur dari Pura Pajenengan di Desa Pakraman Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (3) Fungsi dari Pura Pajenengan di Desa Pakraman Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (4) Potensi dari Pura Pajenengan di Desa Pakraman Panji, Sukasada, Buleleng, Bali sebagai sumber belajar yang berbentuk rancangan buku suplemen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang terdiri dari penentuan lokasi, penentuan informan, pengumpulan data (observasi, keabsahan data dan analisis data. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa (1) Berdirinya Pura Pajenengan di Desa Pakraman Panji, Sukasada, Buleleng, Bali yang berawal dari sebuah puri yang lengkap dengan pemerajan dan pemereman raja Buleleng yang beranama Panji Sakti, putra dari Raja Dalem Segening, Gelgel, (2) Struktur Pura Pajenengan ini menggunakan konsep Tri Mandala yang terdiri dari Nista Mandala (Jaba Sisi), Madya Mandala (Jaba Tengah), dan Utama Mandala (Jeroan), (3) Fungsi Pura Pajenengan meliputi Fungsi Religius, Sosial, Budaya, Rekreasi, dan Pendidikan, (4) Potensi dari Pura Pajenengan sebagai sumber sumber belajar sejarah dapat di lihat dari segi Historis dan segi Peninggalan-peninggalan yang nantinya berbentuk sebuah buku sebagai materi tambahan dalam pembelajaran sejarah. Kata Kunci : Sejarah, Pura Pajenengan, Sumber Belajar This research is aimed to solved the problems which is related to the research objectives: (1) the History of the Pajenengan Temple In the Pakraman Village of Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (2) the Structure of Pajenengan temple In the Pakaraman Village of Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (3) the Function of Pajenengan temple In the Pakraman Village of Panji, Sukasada, Buleleng, Bali, (4) the Potential of Pajenengan temple In the Pakraman Village of Panji, Sukasada, Buleleng, Bali as a source of learning in form of a draft book supplements. The method used in this research is a qualitative research method that consists of determination of location, determination of informants, data collection (observation, data validity and data analysis. From these results it can be seen that (1) the Establishment of Pajenengan temple in the Pakraman Village of Panji, Sukasada, Buleleng, Bali which originated from a castle that is complete with pemerajan and pemereman of the king of Buleleng named Panji Sakti, the son of King Dalem Segening, Gelgel, (2) the Structure of the Pajenengan temple using the concept of Tri Mandala, which consists of the Nista Mandala (Jaba Sisi), Madya Mandala (Jaba Tengah), and the Utama Mandala (Jeroan), (3) the Function of Pajenengan temple include the functions of Religious, Social, Cultural, Recreational, and Education, (4) the Potential of Pajenengan temple as a source of learning history can be viewed in terms of Historically and in terms of relics which later become a book as additional material in the teaching of history.keyword : History, Pura Pajenengan, Learning Resources
Sejarah Wisata Bahari dan Pendidikan Sadar Wisata pada Komunitas Desa (Studi Kasus di Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, Bali) ., Ni Kadek Ari; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i1.2130

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) faktor-faktor yang menyebabkan pantai Tulamben bisa berkembang sebagai objek wisata bahari di Desa Tulamben, (2) perkembangan destinasi pantai Tulamben sebagai objek wisata bahari dilihat dari kunjungan wisman maupun wisdom periode 2000-2010, dan (3) penyelenggaraan sistem pendidikan sadar wisata guna menjaga kelestarian objek wisata bahari di Desa Tulamben. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi); (4) teknik penjaminan keabsahan data; (5) teknik analisis data; dan (6) teknik penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang menyebabkan Pantai Tulamben bisa berkembang sebagai objek wisata bahari di Desa Tulamben adalah 1) daya tarik pemandangan alamnya yang indah, 2) daya jangkau yang mudah, 3) akomodasi yang lengkap seperti hotel, villa dan bungalows, restaurant, toko cendramata, penyewaan alat selam, Torism Information Center, dan parkir, 4) respon masyarakat lokal yang sangat positif. (2) Perkembangan destinasi Pantai Tulamben sebagai objek wisata bahari dilihat dari kunjungan wisman maupun wisdom periode 2000-2010 diawali dengan penemuan awal kemudian direspons oleh masyarakat lokal dan ditindaklanjuti dengan tahap pengembangan baik dari sarana maupun prasarana sehingga terus mengalami perkembangan sampai sekarang. (3) penyelenggaraan sistem pendidikan sadar wisata guna menjaga kelestarian objek wisata bahari di Desa Tulamben melibatkan berbagai pihak diantaranya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem, para nelayan dan sekaa truna-truni Desa Tulamben. Penyelenggaraan sistem pendidikan sadar wisata di Desa Tulamben sudah berjalan dengan baik dan masyarakat pun merespon baik terhadap penyelenggaraan pendidikan sadar wisata. Kata Kunci : wisata bahari, pendidikan sadar wisata, Pantai Tulamben This study aimed to (1) the factors that led to the beach of Tulamben can develop as a maritime tourist attraction in the village of Tulamben, (2) development of Tulamben beach destination as attraction of foreign tourists visiting marine views and wisdom from the period 2000-2010, and (3) organization of the education system in order to maintain the sustainability of tourism awareness maritime tourist attraction in the village of Tulamben. This study used a qualitative approach, namely : (1) determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, and documentary studies), (4) techniques guarantee the validity of the data, (5) analysis techniques the data, and (6 ) writing techniques and research results. The results showed that (1) the factors that led to Tulamben Beach can grow as marine attractions in the village of Tulamben is 1) the attractiveness of the beautiful natural scenery, 2) a range of convenient, 3) complete accommodation such as hotels, villas and bungalows, restaurant, souvenirs shop, diving equipment rental, Torism Information Center, and parking ,4) response of the local community is very positive. (2) The development of destination Tulamben Beach as seen from marine attraction of foreign tourists visit the period 2000-2010 and wisdom begins with the initial discovery then responded to by local people and followed up with both the development phase of the facilities and infrastructure that had been developed up to now. (3) the implementation of tourism awareness education system in order to preserve the maritime tourist attraction in the village of Tulamben involve various stakeholders including the Department of Culture and Tourism of Karangasem regency, fishermen and sekaa truna - truni Tulamben village. Implementation of the education system in the village of Tulamben tourism awareness has been going well and the community is responding well to the implementation of tourism awareness education.keyword : nautical tourism, educational tourism awareness, Tulamben Beach
Taman Bahagia Curastana di Kota Singaraja, Buleleng, Bali (Kriteria Pemakaman dan Nilai-Nilai Kepahlawanan) dalam Pembelajaran Sejarah Tingkat SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 ., Ni Komang Rusna Dewi; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3816

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui latar belakang sejarah berdirinya Taman Bahagia Curastana (2) mengetahui kriteria orang-orang yang dimakamkan di Taman Bahagia Curastana dan (3) mengetahui nilai-nilai kepahlawanan dari Taman Bahagia Curastana yang dapat ditanamkan pada peserta didik di SMA melalui RPP sejarah berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan teknik penjaminan keabsahan data); (4) teknik analisis data dan (5) metode penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Taman Bahagia Curastana adalah sebuah makam pahlawan yang dipergunakan untuk pemakaman para pejuang pada masa revolusi fisik di Buleleng atau masa sekarang yang mempunyai jasa bagi Negara Republik Indonesia. Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada Taman Bahagia Curastana antara lain: (1) patriotisme; (2) nilai nasionalisme; (3) nilai persatuan; dan (4) nilai religius. Nilai kepahlawanan Taman Bahagia Curastana dapat dijabarkan pada materi sejarah (1) Kompetisi Dasar Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Jepang, Sekutu, dan Belanda; (2) Kompetisi Dasar Memahami nilai-nalai kepahlawanan yang terkandung dalam setiap perjuangan dari pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik di 1945-1950. Kata Kunci : Makam Pahlawan, Nilai Kepahlawanan, RPP Sejarah. This study is aimed to: (1) know the background history of Bahagia Curastana Garden building (2) know the criteria of people who were graved in BahagiaCurastanadan garden (3) know the hero values of Taman Bahagia Curastana garden which can be taught for the students in SMA by using history lesson plan based on the curricullum 2013. This study used qualitative approch, they were: (1) determine of area of the study; (2) technique of determining the informan; (3) The data were collected through interview, observation, documentation, and objectivity of guaranty the data; (4) technique of analyzing the data and (5) the method of the data’s presentation. The results of this study showed that Bahagia Curastana garden is a hero grave used to grave heros in era of physic revolution in Buleleng. Or nowdays, it has servi for Indonesian country. The hero values of Bahagia Curastana Garden are: (1) patriotic; (2)nationalism ; (3)unity ; and (4) religious. The hero values of Bahagia Curastana Garden can be used for materials in teaching History as follows. (1) Standard competency of analyzing the patriotism of Indonesia in defending the independency from japan, NICA and Netherland; (2) ) Standard competency in understanding the Hero values in every patriotic of heros who were defended the independency in era of physic revolution in year of 1945-1950. keyword : Hero Grave, Hero Values, Lesson Plan of History.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., Handoko Satrio Prakoso; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.6303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) penerapan pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan aktivitas belajar, (2) penerapan pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar, (3) respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik yang digunakan adalah observasi aktivitas pembelajaran Sejarah dan tes hasil belajar siswa. Subjek penelitian yang peneliti gunakan yaitu siswa kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium Undisha Singaraja berjumlah 27orang dan objek penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua siklus). Masing-masing siklus terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan yang terakhir refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interatif yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian siklus 1 aktivitas siswa individu mencapai persentase 7,56 dengan kriteria cukup baik dan hasil belajar siswa siklus 1 rata-rata kelas sebesar 55,92 dengan persentase ketuntasan 0% selanjutnya mengalami kenaikan pada siklus II aktivitas siswa individu mencapai persentase 9,26 dengan kriteria baik dan hasil belajar siswa siklus II rata-rata kelas sebesar 82,04 dengan persentase ketuntasan 81,48%.Kata Kunci : metode discovery learning, aktivitas dan hasil belajar siswa The research of purposed for the : (1) the method discovery learning to improve activity, (2) the method discovery learning to improve result of students, (3) the student responsive to the method discovery learning. The research use of Calssroom Action Research (CAR). Use the technik is observation history activity and test result of students. The research of subject is XI IPS 1 class SMA Laboratorium Undiksha Singaraja the sumer of 27 people and the research object is activiry and result of students history XI IPS 1 class SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. This study was conducted in two cycles. Each cycle consisting of the stages of action planning, action, observation, and reflection. Data collection metgods used by the test method, observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is descriptive qualitative interative analysis which consists of data collection, data presentation, and conclusion. The results of the first cycle are the activity of individual students in the first cycle reaches 7,56 percentage criteria quite well and the result of the result of students 1st siclus level in the class was 55,92 with ending presentation 0%. After that have increased cycle II to 9,26 with both criteria and the result for 2nd siclus level in the class was 82,04 with presentation 81,48%.keyword : discovery learning method, learning activity and the research result.
Persepsi Siswa Terhadap Guru Sejarah yang Ideal (Studi Kasus Pada Kelas X Matematika Sains Tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Ubud, Gianyar, Bali) ., Ni Made Wiyanthini; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4178

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari penampilan fisikal; (2) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari sistem pengajaran; (3) Mengetahui persepsi persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kuisioner, studi dokumentasi dan studi pustaka); (4) teknik penjaminan keabsahan data; dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Persepsi siswa tentang penampilan fisikal guru sejarah yang ideal yaitu berpenamilan bersih, berpenampilan rapi, berpenampilan sopan, dan berpenampilan menarik; (2) Persepsi siswa tentang sistem pengajaran guru sejarah yang ideal yaitu harus mampu melakukan kegiatan pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, dan menutup pelajaran; (3) Persepsi siswa tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran yaitu guru yang ideal harus bertegur sapa, memberika senyuman, dan membimbing siswa ketika mengalami kesulitanKata Kunci : Persepsi, Siswa, Guru Ideal The purpose of this research (1) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from physical appearance; (2) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from a system of teaching; (3) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from social relationships between teachers and students outside the learning process. This research is using a qualitative approach with some steps: (1) determination of research location, (2) determination informant technique, (3) collection data technique (observation, interview, questionnaire, documentation study and literature study), (4) guaranty of validity data technique, and (5) data analysis technique. The result of this research showing that: (1) Students' perceptions about physical appearance that is an ideal history teacher berpenamilan clean, well groomed, decently dressed, and attractive; (2) Students' perceptions about the teaching system that is an ideal history teacher must be able to perform pre learning activities, open learning, mastery learning materials, approach / strategy defenders, utilization of resource / learning media, learning that trigger and maintain student engagement, assessment processes and learning outcomes, and closing lessons, (3) Students' perceptions of the social relationships between teachers and students outside the learning process that is ideal teacher should greet, smile gives, and guiding students when experiencing difficulties.keyword : perception, the learner, ideal teacher.
TRADISI NGEREBEG DI DESA PAKRAMAN TEGAL DARMASABA, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA KE DALAM KURIKULUM 2013 ., Ida Ayu Putu Ratna Dewi; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Dra. Tuty Maryati,M.Pd
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.7384

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan latarbelakang Tradisi Ngerebeg tetap dipertahankan. (2) Mendeskripsikan tata cara pelaksanaan Tradisi Ngerebeg. (3) Mendeskripsikan nilai-nilai dari Tradisi Ngerebeg yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) Teknik penentuan lokasi penelitian,penelitian ini berlokasi di desa pakraman Tegal darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, (2) Pendekatan penelitian, menggunakan pendekatan kualitatif. (3) Teknik penentuan informan, penentuan informan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling (4) Teknik pengumpulan data, melalui data primer dan data sekunder. (5) Teknik validitas atau teknik keabsahan data, dengan triangulasi data (6) Teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemertahanan Tradisi Ngerebeg di latar belakangi karena adanya suatu kepercayaan dan keyakinan yang telah mengakar di masyarakat, di samping adanya alasan pelestarian budaya, melanjutkan tradisi dari desa asal, pemenuhan rasa aman secara niskala, pelestarian budaya, penguatan solidaritas, asset ekonomi desa, penguatan ekonomi keluarga, memperkuat agama Hindu. Tata cara pelaksanaan tradisi Ngerebeg diantaranya: persiapan dan pelaksanaan upacara (tempat, waktu, perlengkapan, pemimpin dan peserta upacara). Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi Ngerebeg diantaranya: nilai religious, nilai ekonomi, nilai estetis, nilai social dan nilai politik.Kata Kunci : Kata Kunci: Tradisi, Ngerebeg, nilai tradisi. This study aimed (1) to describe the background of tradition Ngerebeg retained. (2) Describe the procedures of Tradition Ngerebeg. (3) Describe the values of tradition Ngerebeg utilized as a source of teaching history. This study uses a qualitative method by stages; (1) Location determination techniques of research, this research is located in Tegal, Darmasaba village, Abiansemal subdistrict, Badung regency (2) The research approach, using qualitative approach. (3) Determination techniques informant, using Primary and Secondary data. (4) Data collection techniques, (5) The validity of technique or techniques data authenticity, using Triangulasion data. (6) The data analysis technique. The results showed that, retention of Ngerebeg Tradition happends because of the existence of a trust and confidence that has become a root in the community, in addition to the grounds of cultural preservation, continuing the tradition of the original village, the fulfillment sense of security the abstract, cultural preservation, strengthening solidarity, economic asset village, economic strengthening families, strengthening the Hindu religion. The procedure for execution Ngerebeg tradition include: the preparation and execution of the ceremony (place, time, equipment, leaders and participants of the ceremony). The values contained in Ngerebeg tradition are: religious values, economic values, aesthetic values, social values and political values.keyword : Keywords: Tradition, Ngerebeg, the value of tradition.
IDENTIFIKASI MONUMEN PERJUANGAN KUSUMA MANDALA BHAKTI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DI SMP DILIHAT DARI KURIKULUM 2013 DAN PERSEPSI SISWA ., I Gede Winaba Kusuma w; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.3829

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang peristiwa sejarah dibangunnya Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti (Monumen PKMB) Desa Bestala, (2) nilai-nilai yang terkandung di balik Monumen PKMB Desa Bestala dan, (3) nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB bisa dimasukkan ke dalam pembelajaran IPS di SMP dilihat dari sudut pandang Kurikulum 2013 dan persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Seririt. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik validasi data (triangulasi data), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen PKMB yaitu pristiwa gugurnya Made Anila pada 4 April 1946, Ketut Mudana pada 25 Juni 1946, Putu Sedana 5 Mei 1947 dan Made Cana pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (2) nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB adalah nilai religius, nasionalisme, patriotisme dan kejujuran. (3) Nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB dan peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya dapat dijadikan sumber pembelajaran IPS di SMP dilihat dari Kurikulum 2013 dan persepsi siswa Kelas VIII A. Materi akan dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengacu pada silabus kelas IX kurikulum 2013. Kata Kunci : Kata kunci: Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti, Sumber Belajar IPS, Kurikulum 2013. Persepsi Siswa. ABSTRACT The purposes of this research are knowing (1) the history background of Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti (Monumen PKMB) Desa Bestala construction, (2) the values contained inside Monumen PKMB Desa Bestala, (3) the values contained in Monumen PKMB can be implemented in IPS learning in Junior High School seen from the point of view of Curriculum 2013 and students VIII A SMP Negeri 3 seririt perception. In this research, the data is gathered using quantitative method with these steps (1) technique of determining research location, (2) technique of determining informant, (3) method of gathering data (observation, interview, document investigation), (4) validation of data (data triangulation), and (5) technique of analyzing data. The result of the research shows that, (1) the history background of Monumen PKMB is the dead of Made Anila in April 4, 1946, Ketut Mudana in June 25, 1946, Putu Sedana in May 5, 1947 and Made Cana in 1948 in physic revolution in order to maintain Indonesian freedom, (2) the values contained in Monumen PKMB are religious, nasionalism, patriotism, and honestly values, (3) the values contained in Monumen PKMB and its background history can be source of IPS learning in Junior High School seen from Curriculum 2013 and students VIII A perception. The material is distributed in Lesson Plan, reffering to syllabus grade IX curriculum 2013. keyword : Key words: Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti, IPS learning sources, Curriculum 2013, Students perception.
Co-Authors ., I Made Cita Adnyana ., Ida Ayu Putu Ratna Dewi ., Ni Km Dina Indrayani ., Ni Nengah Sariasih ., Ni Pt Ida Yuniastuti AGUS BUDI YULIANTO . Agus Herry Sumardika . Agus Herry Sumardika ., Agus Herry Sumardika Anak Agung Gede Sugianthara Arno . Arno ., Arno Desak Made Oka Purnawati Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Handoko Satrio Prakoso . Handoko Satrio Prakoso ., Handoko Satrio Prakoso I Gede Winaba Kusuma w . I GST AYU KUSUMAYANI . I Gusti Made Aryana I GUSTI NGURAH ANOM . I Kadek Wiradarma . I Made Agus Eri Antara . I Made Candiasa I Made Cita Adnyana . I Made Pageh I Made Yudana I Nyoman Natajaya I NYOMAN RATMAJA . I Nyoman Sukra Adinatha . I Putu Eka Noviantara . I Wayan Eka Juliartha . I Wayan Gunawan . I WAYAN MERTA JIWA . IDA AYU PUSPA ADHI . Ida Ayu Putu Ratna Dewi . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo ., Ikhsan Maulana Putra Prasetyo Jamilah . Kadek Edy Indraguna . Kadek Riadi Panji Sagitha . Ketut Sedana Arta LUH KETUT DEWI PUSPAWATI . Luh Putu Ayu Diah Pratiwi . M.Si Drs. I Ketut Margi . MADE KINTEN . Muhammad Sariman . Muhammad Sariman ., Muhammad Sariman Ngakan Made Viky Purnama Teja . Ngakan Made Viky Purnama Teja ., Ngakan Made Viky Purnama Teja Ni Kadek Ari . Ni Kadek Dwiyanti . NI KETUT SURYANI . Ni Km Dina Indrayani . NI KOMANG RAIYANTI . Ni Komang Rusna Dewi . Ni Luh Rika . Ni Made Wiyanthini . Ni Nengah Sariasih . NI NYOMAN SRIWATI . Ni Pt Ida Yuniastuti . Ni Putu Tika Indrayanti . Ni Putu Tika Indrayanti ., Ni Putu Tika Indrayanti NI PUTU WIWIK WIDIASIH . NI WAYAN ARIANI . Ni Wayan Astini . Nyoman Dantes Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana . Putu Admi Suryani . Vania Ratna Wedha . YUNI WULANDARI . ZAKKIYAH .