Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .
Unknown Affiliation

Published : 64 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pura Puseh, Di Desa Pakraman Manuaba, Tegallalang, Gianyar, Bali (Tinjauan Sejarah, Fungsi Pura Dan Potensinya Sebagai Pewarisan Nilai Dalam Pembelajaran IPS Tingkat SMP Berdasarkan Kurikulum 2013) Ni Kadek Dwiyanti .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Ketut Margi, M.Si .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.3815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui Sejarah Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba. (2) Mengetahui Fungsi Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba. (3) Mengetahui Potensi Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba Sebagai Pewarisan Nilai Dalam Pembelajaran IPS Tingkat SMP. Model penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitin ini adalah pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pemecahan masalah kekinian,dengan tahap- tahap: (1) Rancangan Penelitian, (2) Lokasi Penelitian, (3) Teknik Penentuan Informan, (4) Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Pustaka / Dokumen, Teknik Validitas Data (triangulasi data dan Triangulasi Metode)), (5) Analisis Data, dan (6) Penulisan Hasil Penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Sejarah Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba, bersamaan dengan berdirinya Desa Manuaba pada tahun 1222- 1417. Pura Puseh mengandung nilai kepurbakalaan, terbukti dengan beberapa peningalan arca di Pura Puseh seperti, arca Ganesa, arca perwujudan, lingga, fragmen cetakan nekara dan beberapa buah fragmen arca.Dengan ditemukanya seni arca di Pura Puseh, hal tersebut membuktikan lokasi Pura Puseh sekarang diyakini sebagai sentral dari Desa Manuaba, maka di bangunlah Pura Kahyangan Jagat di lokasi Pura Puseh saat ini. Fungsi dari Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba adalah; (1) Fungsi Religius, (2) Fungsi Sosial dan (3) Fungsi Budaya. Nilai- nilai yang terdapat pada Pura Puseh Desa Pakraman Manuaba diantaranya: (1) Nilai Religius, (2) Nilai Sosial, (3) Nilai Estetik, (4) Nilai Politik, (5) Nilai Ekonomi, dan (6) Nilai Teoritik. Nilai-nilai ini nantinya akan diwariskan melalui lembaga sekolah, dengan guru sebagai agen pewarisan nilai.Kata Kunci : Pura Puseh, Pewarisan Nilai, Arca This study aimed at: (1) Knowing the history of Puseh Temple in the village of Manuaba. (2) Knowing the functions of Puseh Temple in the village of Manuaba. (3) Knowing the potencies of Puseh Temple in the village of Manuaba as the values inheritance in learning Social Science at Junior High School based on the Curriculum 2013. This research was a qualitative study in which it emphasized the problem solving in some stages, that is, (1) Research Planning, (2) Research Location, (3) Criteria of Informants Selection, (4) Method of Data Collection (Observation, Interview, Document Research, Data Validation Techniques (data triangulation and Triangulation method), (5) Data Analysis, (6) The Writing of Research results. The results of this study shows that the history of Puseh Temple in the village of Manuaba was proven by the finding of some statues, that is, the Ganesh statue, the phallus, the fragment of kettledrum, and some statue fragments. By the findings of the statues in Puseh Temple, it had been proven that the location of the Puseh Temple was the central of Manuaba Village. That was the reason of the built of Pura Kahyangan Jagat in this location. Puseh Temple in the village of Manuaba has some functions, that is, (1) Religious Functions, (2) Social Functions, and (3) Cultural Functions. The values contained in Puseh Temple in the village of Manuaba are: (1) Religious Values, (2) Social Values, (3) Esthetical Values, (4) Political Values, (5) Economical Values, (6) Theoritical Values. These values will be inherited through school institutions where teachers as the values inheritance agents.keyword : Puseh Temple, values inheritance, statue
Taman Bahagia Curastana di Kota Singaraja, Buleleng, Bali (Kriteria Pemakaman dan Nilai-Nilai Kepahlawanan) dalam Pembelajaran Sejarah Tingkat SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 Ni Komang Rusna Dewi .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3816

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui latar belakang sejarah berdirinya Taman Bahagia Curastana (2) mengetahui kriteria orang-orang yang dimakamkan di Taman Bahagia Curastana dan (3) mengetahui nilai-nilai kepahlawanan dari Taman Bahagia Curastana yang dapat ditanamkan pada peserta didik di SMA melalui RPP sejarah berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan teknik penjaminan keabsahan data); (4) teknik analisis data dan (5) metode penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Taman Bahagia Curastana adalah sebuah makam pahlawan yang dipergunakan untuk pemakaman para pejuang pada masa revolusi fisik di Buleleng atau masa sekarang yang mempunyai jasa bagi Negara Republik Indonesia. Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada Taman Bahagia Curastana antara lain: (1) patriotisme; (2) nilai nasionalisme; (3) nilai persatuan; dan (4) nilai religius. Nilai kepahlawanan Taman Bahagia Curastana dapat dijabarkan pada materi sejarah (1) Kompetisi Dasar Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Jepang, Sekutu, dan Belanda; (2) Kompetisi Dasar Memahami nilai-nalai kepahlawanan yang terkandung dalam setiap perjuangan dari pahlawan yang mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik di 1945-1950. Kata Kunci : Makam Pahlawan, Nilai Kepahlawanan, RPP Sejarah. This study is aimed to: (1) know the background history of Bahagia Curastana Garden building (2) know the criteria of people who were graved in BahagiaCurastanadan garden (3) know the hero values of Taman Bahagia Curastana garden which can be taught for the students in SMA by using history lesson plan based on the curricullum 2013. This study used qualitative approch, they were: (1) determine of area of the study; (2) technique of determining the informan; (3) The data were collected through interview, observation, documentation, and objectivity of guaranty the data; (4) technique of analyzing the data and (5) the method of the data’s presentation. The results of this study showed that Bahagia Curastana garden is a hero grave used to grave heros in era of physic revolution in Buleleng. Or nowdays, it has servi for Indonesian country. The hero values of Bahagia Curastana Garden are: (1) patriotic; (2)nationalism ; (3)unity ; and (4) religious. The hero values of Bahagia Curastana Garden can be used for materials in teaching History as follows. (1) Standard competency of analyzing the patriotism of Indonesia in defending the independency from japan, NICA and Netherland; (2) ) Standard competency in understanding the Hero values in every patriotic of heros who were defended the independency in era of physic revolution in year of 1945-1950. keyword : Hero Grave, Hero Values, Lesson Plan of History.
PURA AGUNG JAGATNATHA DI DENPASAR, BALI (PERSPEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA-SISWI SMPN 1 DENPASAR) Putu Admi Suryani .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Wayan Mudana,M.Si. .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3819

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) Sejarah Pura Agung Jagatnatha di Kota Denpasar ;(2) Persembahyangan yang dilakukan siswa-siswi SMPN 1 Denpasar;(3) Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang ditanamkan bagi siswa-siswi SMPN 1 Denpasar melalui kegiatan persembahyangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahap-tahap yaitu:(1) Teknik penentuan informan; (2) Teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Hasil temuan dilapangan bahwa pembangunan Pura Agung Jagatnatha yang berlokasi di sebelah timur Lapangan Puputan Badung dan di sebelah utara Museum Bali itu adalah untuk merealisasikan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam Pesamuhan Parisada Dharma Hindu Bali pada tanggal 20 November 1961 di Campuhan Ubud, Kabupaten Gianyar. Yaitu membangun pusat kegiatan keagamaan di jantung Kota Denpasar dan tempat persembahyangan umum. Akhirnya pada tanggal 13 Mei 1968 pura ini selesai di bangun dan dipelaspas dan dapat digunakan sebagai tempat persembahyangan untuk semua umat Hindu sedharma. Selain masyarakat umum, siswa-siswi SMPN 1 Denpasar juga sering melakukan persembahyangan di Pura ini saat Purnama Tilem atau hari hari biasa. Karena lokasi sekolah SMPN 1 Denpasar yang berdampingan dengan Pura Agung Jagatnatha. Melalui kegiatan persembahyangan inilah yang menjadi potensi dalam menanamkan Pendidikan Karakter bagi siswa-siswi SMPN 1 Denpasar. Sejalan dengan menurunnya etika dan moralitas di jaman globalissai ini. Dengan adanya kegiatan persembahyangan yang dilakukan inilah diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai karakter yang positif seperti religius, disiplin, jujur, toleransi, demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif,mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan lain sebagainya. Kata Kunci : Sejarah Pura Agung Jagatnatha, Persembahyangan/ritual, dan Pendidikan Karakter. This research as a purpose to knows about: (1)History of “Pura Agung Jagatnatha”in Denpasar City. (2) Praying who students of SMPN 1 Denpasar do. (3) The characteristic for students of SMPN 1 Denpasar by prayed activity on this research make us of qualitative by means phase that is: (1) Technique act of defermining informant. (2) Technique aggregation of data (Observation, interview, document study) and (3) data analyze. Result finding on Fact development of “Pura Agung Jagatnatha” which located on east Puputan badung field and on north Bali Museum. For bring something about permanent decisions in “Pesamuhan PARISADHA DHARMA HINDU BALI” on 20 November 1961 in Campuhan Ubud, Gianyar Regency. That’s to develop religiousness activity in Denpasar City and temple for public. Finally on 13 May 1968 this temple finish builded and “dipelaspas”and might be use as praying place for all Hinduism in Bali. Besides the society, students of SMPN 1 Denpasar as often as do praying at “Pura Agung Jagatnatha” when full moon and tilem or anothers days without “rahinan” Because of location SMPN 1 Denpasar contiguous with “Pura Agung Jagatnatha” by the praying activities which become potential of characteristic education for students in SMPN 1 Denpasar be in accordance with decrease of ethic and morality in this globalisastion period. With praying activity which do togethers to wishing can be character values positively. Such as religious, discipline, honest, tolerance, democratic, eager to know hard working, creative, be autonomous, spirit of nationality, appreciate archievement, be friends or communicative , eager to learn, people person, responsibility, and etc. keyword : History of “Pura Agung Jagatnatha”, praying/ritual, and characteristic education.
Identifikasi Arca Megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli (Kajian tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS pada Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum 2013). I Wayan Gunawan .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Ketut Margi, M.Si .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3822

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui sejarah keberadaan arca megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli. (2) Mengetahui karakteristik arca megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli. (3) Mengetahui aspek yang terdapat di arca megalitik yang bisa dikembangkan menjadi sumber pembelajaran IPS berdasarkan kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan Informan, (3) Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Dokumen) , (4) Teknik Validitas Data, (5) Teknik Pengolahan Data, (6) Penulisan Hasil Penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan, antara lain: (1) Sejarah keberadaan Arca Megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung kemungkinan ditemukan pada masa transisi antara masa prasejarah dengan masa Hindu, tepatnya sebelum ajaran Hindu masuk ke Desa Pakraman Selulung. Keberadaan Arca ini tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan masyarakat terhadap roh nenek moyang. (2) Arca Megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung memiliki karakteristik antara lain, bentuk muka bulat dan haus, hidung mancung, telinga panjang, mata setengah terpejam bibir tebal (3). Aspek yang terdapat pada Arca Megalitik yang bisa dikembangkan menjadi sumber pembelajaran IPS antara lain, aspek bentuk fisik arca, aspek historis, aspek keyakinan atau kepercayaan, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek geografis. Kata Kunci : Arca Megalitik, Sumber Pembelajaran IPS, Kurikulum 2013 ABSTRACT This research aimed at finding out: (1) Knowing the history of megalithic statues at Ulun Suwi Temple in Pakraman Village of Selulung, Kintamani, Bangli. (2) Knowing the characteristics of megalithic statues at Ulun Suwi Temple in Pakraman Village of Selulung, Kintamani, Bangli. (3) Knowing the aspects contained in megalithic statues that could be developed into a source of learning social studies by curriculum 2013. Methods used in this research is descriptive qualitative research approach with steps, namely: (1) Determination of Location Research, (2) Determination Technique informant, (3) Data Collection Techniques (observations, interviews, document studies), (4) Engineering Data Validity, (5) Data Processing Techniques, (6) Writing Research. This research resulted in findings, among others: (1) The history of the megalithic statues at Ulun Suwi Temple in Pakraman Village of Selulung likely to be found in the transition between prehistory to the Hindu, Hinduism precisely before entering into Pakraman Village of Selulung. The existence of this statue cannot be separated from the believe of the society to their ancestor. (2) Megalithic statue at Ulun Suwi Temple in Pakraman Village of Selulung has characteristics, among others, forms a round face and thirst, sharp nose, ear length, eyes half-closed, thick Lips. (3) Aspects found in megalithic statues that could be developed into a source of learning social studies, among others, the aspect of physical form statues, the historical aspect, aspects of belief or confidence, social aspect, economy aspect and geografys asfect. keyword : Megalithic Statue, IPS Learning Resources, Curriculum 2013
IDENTIFIKASI MONUMEN PERJUANGAN KUSUMA MANDALA BHAKTI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DI SMP DILIHAT DARI KURIKULUM 2013 DAN PERSEPSI SISWA I Gede Winaba Kusuma w .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.3829

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang peristiwa sejarah dibangunnya Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti (Monumen PKMB) Desa Bestala, (2) nilai-nilai yang terkandung di balik Monumen PKMB Desa Bestala dan, (3) nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB bisa dimasukkan ke dalam pembelajaran IPS di SMP dilihat dari sudut pandang Kurikulum 2013 dan persepsi siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Seririt. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) metode pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik validasi data (triangulasi data), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Monumen PKMB yaitu pristiwa gugurnya Made Anila pada 4 April 1946, Ketut Mudana pada 25 Juni 1946, Putu Sedana 5 Mei 1947 dan Made Cana pada tahun 1948 saat revolusi fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (2) nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB adalah nilai religius, nasionalisme, patriotisme dan kejujuran. (3) Nilai-nilai yang terkandung dalam Monumen PKMB dan peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya dapat dijadikan sumber pembelajaran IPS di SMP dilihat dari Kurikulum 2013 dan persepsi siswa Kelas VIII A. Materi akan dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mengacu pada silabus kelas IX kurikulum 2013. Kata Kunci : Kata kunci: Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti, Sumber Belajar IPS, Kurikulum 2013. Persepsi Siswa. ABSTRACT The purposes of this research are knowing (1) the history background of Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti (Monumen PKMB) Desa Bestala construction, (2) the values contained inside Monumen PKMB Desa Bestala, (3) the values contained in Monumen PKMB can be implemented in IPS learning in Junior High School seen from the point of view of Curriculum 2013 and students VIII A SMP Negeri 3 seririt perception. In this research, the data is gathered using quantitative method with these steps (1) technique of determining research location, (2) technique of determining informant, (3) method of gathering data (observation, interview, document investigation), (4) validation of data (data triangulation), and (5) technique of analyzing data. The result of the research shows that, (1) the history background of Monumen PKMB is the dead of Made Anila in April 4, 1946, Ketut Mudana in June 25, 1946, Putu Sedana in May 5, 1947 and Made Cana in 1948 in physic revolution in order to maintain Indonesian freedom, (2) the values contained in Monumen PKMB are religious, nasionalism, patriotism, and honestly values, (3) the values contained in Monumen PKMB and its background history can be source of IPS learning in Junior High School seen from Curriculum 2013 and students VIII A perception. The material is distributed in Lesson Plan, reffering to syllabus grade IX curriculum 2013. keyword : Key words: Monumen Perjuangan Kusuma Mandala Bhakti, IPS learning sources, Curriculum 2013, Students perception.
Lukisan Gaya Kamasan di Bale Kertha Gosa Semarapura, Klungkung, Bali (Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Berbasis Kurikulum 2013) Kadek Edy Indraguna .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Gusti Made Aryana,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i1.4151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) alur cerita pada lukisan di Bale Kertha Gosa, (2) nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kerta Gosa (3) implementasi nilai pendidikan karakter yang terdapat di balik cerita lukisan di Bale Kertha Gosa dalam pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan Informan, (3) Metode Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Studi Dokumen) , (4) Teknik Validitas Data, (5) Teknik Pengolahan Data, (6) Penulisan Hasil Penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan, (1) Alur cerita yang ada di langit-langit Bale Kertha Gosa menceritakan/mengkisahkan tentang cerita Ni Diah Tantri/Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Mencari Amerta, Pelelindong (Gempa), pertempuran Sang Bima dengan para dewa untuk menyelamatkan roh ayah dan ibunya, Sorga Roh. (2) Nilai-nilai karakter yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha gosa yaitu jujur, cerdas, tangguh, dan peduli. (3) Implementasi dari Lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa dalam memberikan nilai-nilai pendidikan karakter yaitu melalui pembelajaran di luar kelas atau karya wisata. Dengan menggunakan metode karya wisata guru dapat lebih mudah memberikan gambaran secara langsung tentang nilai-nilai pendidikan karakter khususnya dalam pembelajaran sejarah yang terdapat dibalik cerita lukisan di langit-langit Bale Kertha Gosa.Kata Kunci : Lukisan Kamasan, Pembelajaran Sejarah, Kurikulum 2013 This study aims to determine (1) the plot of the painting in Bale Kertha Gosa (2) the value of character education contained in the story behind the painting in Bale Kerta Gosa (3) the implementation of character education values contained in the story behind the painting in Bale Kertha Gosa in teaching history. The method used in this research is descriptive qualitative research approach with the steps are: (1) Determination of Location Research, (2) Determination informant Technique, (3) Data Collection Method (Observation, Interview, Study Document), (4 ) Validity Data Engineering, (5) Data Processing Techniques, (6) Writing Research.This research resulted in findings, (1) The story line that is in the ceiling Bale Kertha Gosa menjelaskan The story of Ni Diah Tantri / Tantri Kandak, Atma Presangsa, Sang Garuda Looking for Amrita, Pelelindong (Earthquake), The Milky battle with the gods to save the spirit of her father and mother, Heaven Spirit. (2) The values of the characters contained in the story behind the painting on the ceiling of the Bale Kertha Gosa is honest, smart, tough, caring. (3) Implementation of the painting on the ceiling of Bale Kertha Gosa in providing character education values is through learning outside the classroom or field trip. By using the methods of the field trip the teacher can more easily provide a snapshot directly on the values of character education, especially in learning the history of the story behind the painting found on the ceiling of Bale Kertha Gosa.keyword : Painting of Kamasan, Teaching History, Curriculum 2013
Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala, Di Kelurahan Bitera, Gianyar, Bali (Kajian Sistem Nilai dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA Berdasarkan Kurikulum 2013 I Wayan Eka Juliartha .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang pendirian Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala di Kelurahan Bitera, Gianyar, Bali (2) Nilai-nilai kepahlawanan apa yang dapat diungkapkan melalui Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala di Kelurahan Bitera, Gianyar, Bali, (3) Bagaimana potensi Taman Makam Pahlawan Kreta kirttya Mandala sebagai sumber belajar Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap ; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kajian dokumen), (4) teknik penjamin keaslian data (triangulasi data, triangulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) adanya peristiwa sejarah yang melatarbelakangi pembangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya adalah peristiwa telah terjadi peperangan Pemuda Republik Indonesia (PRI) yang pro terhadap Indonesia dengan Pemuda Pembela Negara (PPN) yaitu Organisasi Tandingan PRI pada waktu revolusi fisik tahun 1946-1950 di daerah Gianyar. (2) nilai yang bisa diungkapkan pada bangunan Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala. (3) Nilai-nilai terkandung di dalam Taman Makam Pahlawan Kreta Kirttya Mandala seperti nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jiwa, semangat merdeka, nasionalisme, patriotisme, rela dan iklas berkorban untuk mempertahankan NKRI dapat dijabarkan ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kurikulum 2013 pada kelas X semester ganjil. Kata Kunci : Taman Makam Pahlawan, pewarisan nilai-nilai sejarah, pemanfaatan nilai This study aims to determine the background of the establishment of the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala Bitera, Gianyar, Bali (2) The values of heroism that can be expressed through the Heroes Cemetery in the Village of Kreta Kirttya Mandala Bitera, Gianyar, Bali, (3) how does the potential for Heroes Cemetery Kreta Kirttya Mandala as a learning resource in school history. In this study, the data collected using qualitative methods with the stages; (1) a technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3) data collection techniques (observation, interviews, review of documents), (4) techniques guarantor authenticity of the data (data triangulation, triangulation method), and (5) techniques data analysis. The results showed that, (1) the existence of historical events underlying the development of Kreta Kirttya Heroes cemetery is a war events have occurred Youth of the Republic of Indonesia (PRI), which pro-Indonesia Youth Advocate with the State (VAT) that the PRI Counter Organization at the time of physical revolution year 1946-1950 in the area of Gianyar. (2) the value of which can be expressed in the building of Kreta Kirttya Heroes Cemetery Mandala. (3) The values contained in the Heroes Cemetery in Kreta Kirttya Mandala as the value of piety towards Almighty God, the soul, the spirit of independence, nationalism, patriotism, sincere and willing to sacrifice to defend the Homeland can be translated into the syllabus and lesson plan (RPP) curriculum based on class X 2013 semester.keyword : Heroes cemetery, historical inheritance values, utilization value
Persepsi Siswa Terhadap Guru Sejarah yang Ideal (Studi Kasus Pada Kelas X Matematika Sains Tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Ubud, Gianyar, Bali) Ni Made Wiyanthini .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Ketut Margi, M.Si .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4178

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari penampilan fisikal; (2) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari sistem pengajaran; (3) Mengetahui persepsi persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kuisioner, studi dokumentasi dan studi pustaka); (4) teknik penjaminan keabsahan data; dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Persepsi siswa tentang penampilan fisikal guru sejarah yang ideal yaitu berpenamilan bersih, berpenampilan rapi, berpenampilan sopan, dan berpenampilan menarik; (2) Persepsi siswa tentang sistem pengajaran guru sejarah yang ideal yaitu harus mampu melakukan kegiatan pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, dan menutup pelajaran; (3) Persepsi siswa tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran yaitu guru yang ideal harus bertegur sapa, memberika senyuman, dan membimbing siswa ketika mengalami kesulitanKata Kunci : Persepsi, Siswa, Guru Ideal The purpose of this research (1) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from physical appearance; (2) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from a system of teaching; (3) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from social relationships between teachers and students outside the learning process. This research is using a qualitative approach with some steps: (1) determination of research location, (2) determination informant technique, (3) collection data technique (observation, interview, questionnaire, documentation study and literature study), (4) guaranty of validity data technique, and (5) data analysis technique. The result of this research showing that: (1) Students' perceptions about physical appearance that is an ideal history teacher berpenamilan clean, well groomed, decently dressed, and attractive; (2) Students' perceptions about the teaching system that is an ideal history teacher must be able to perform pre learning activities, open learning, mastery learning materials, approach / strategy defenders, utilization of resource / learning media, learning that trigger and maintain student engagement, assessment processes and learning outcomes, and closing lessons, (3) Students' perceptions of the social relationships between teachers and students outside the learning process that is ideal teacher should greet, smile gives, and guiding students when experiencing difficulties.keyword : perception, the learner, ideal teacher.
Sistem Pemerintahan Ulu-Apad Di Desa Pakraman Sukawana, Bangli, Bali (Struktur, Fungsi, dan Persepsi Siswa dan Guru Terhadap Pemanfaatannya Sebagai Sumber Pengayaan IPS di SMP Negeri 7 Kintamani) I Putu Eka Noviantara .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Drs. I Ketut Margi, M.Si .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui bagaimana struktur dan dinamika struktur pada sistem pemerintahan Ulu-Apad di Desa Pakraman Sukawana, Bangli, Bali. (2) Untuk mengetahui bagaimana fungsi sistem pemerintahan Ulu-Apad di Desa Pakraman Sukawana, Bangli, Bali dalam rangka pemertahanan filsafat Tri Hita Karana. (3) Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru terhadap pemanfaatan sistem pemerintahan Ulu-Apad sebagai sumber pengayaan IPS di SMP Negeri 7 Kintamani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu: (1) Teknik Penentuan Informan. (2) Teknik Pengumpulan Data (Observasi, Wawancara, Kuisioner/ Angket, Studi Dokumen). (3) Teknik Penjamin Keaslian Data (Triangulasi Data, Triangulasi Metode). (4) Teknik Analisis Data. Penelitian ini menghasilkan temuan, antara lain: (1) Struktur Sistem Pemerintahan Ulu-Apad di desa Pakeraman Sukawana berdasarkan konsep Rwabineda (Kiwa-Tengen) yang mengutamakan senioritas perkawinan, (2) Dinamika Struktur Sistem Pemerintahan Ulu-Apad berdasarkan urutan (senioritas), dimana untuk mencapai posisi utama dalam sistem pemerintahan harus melalui beberapa tahapan, diantaranya harus melangsungkan upacara Mapiuning Menek Madesa dan akhirnya tercatat sebagai anggota Krama Pamugbung dengan urutan mulai dari posisi paling bawah, hingga akhirnya jika ada Krama yang keluar maka secara otomatis urutan akan naik, (3) Fungsi Sistem Pemerintahan Ulu-Apad terhadap pemertahanan konsep Tri Hita Karana telah berjalan sesuai posisi masing-masing, diman Jero Kubayan bertindak di bidang Parahyangan, Jero Pengelanan bertindak di bidang Pawongan, dan Jero Mekel bertindak di bidang Palemahan, (4) persepsi guru dan siswa di SMP N 7 Kintamani sebagian besar menyatakan setuju dengan Sistem Pemerintahan Ulu-Apad dijadikan sebagai sumber pengayaan IPS.Kata Kunci : Ulu-Apad, Struktur, Fungsi, Persepsi, Sumber Pengayaan IPS This study aims to: (1) To determine how the structure and dynamics of the structure of the governance system in the Ulu-Apad Pakraman Sukawana, Bangli, Bali. (2) To determine how the system functions of government in the Ulu-Apad Pakraman Sukawana, Bangli, Bali in order preservation philosophy of Tri Hita Karana. (3) To determine how the perceptions of students and teachers to use the Ulu-Apad system of government as a source of enrichment IPS in SMP Negeri 7 Kintamani. The method used in this research is descriptive qualitative research method steps, namely: (1) Determination Technique informants. (2) Data Collection Techniques (Observation, Interview, Questionnaire, Study Document). (3) Data Authenticity Assurance Techniques (Data Triangulation, Triangulation Method). (4) Data Analysis Techniques. This research resulted in findings, among others: (1) Structure-Government System Ulu-Apad Pakeraman village Sukawana based concept Rwabineda (Kiwa-Tengen) that prioritizes seniority marriage, (2) Structural Dynamics Government Systems Ulu-Apad based sequence (seniority), in which to achieve their central position in the system of government has to go through several phases, of which should solemnize Mapiuning Menek Madesa and finally registered as a member of Krama Pamugbung the sequence starting from the bottom position, and finally if there Krama is out then the order will automatically go up, (3) Function Government System Ulu-Apad against the concept of Tri Hita Karana retention has aligned positions, respectively, Diman Jero Kubayan act in the field of Parahyangan, Jero Pengelanan Pawongan act in the field, and Jero Mekel Palemahan act in the field, (4) the perception of teachers and students in SMP N 7 Kintamani largely agreed with the Government System Ulu-Apad IPS used as a source of enrichment.keyword : Ulu-Apad, Structure, Function, Perception, Enrichment IPS Resources
PURA PANYAGJAGAN DI DESA PAKRAMAN CATUR, KINTAMANI, BANGLI, BALI (Latar Belakang Sejarah, Fungsi Pura dan Potensinya Sebagai Media Pendidikan Multikultur di Sekolah Menengah Pertama dan Masyarakat) I Nyoman Sukra Adinatha .; Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA .; Dra. Tuty Maryati,M.Pd .
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 2 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i3.4276

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah berdirinya Pura Panyagjagan di Desa Pakraman Catur, (2) struktur dan fungsi Pura Panyagjagan dalam rangka menumbuhkan masyarakat multikultur di Desa Pakraman Catur, (3) fungsi Pura Panyagjagan sebagai media pendidikan multikultur di SMP dan masyarakat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data, (4) validitas data yang terdiri dari triangulasi data dan triangulasi metode, (5) analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pura Panyagjagan didirikan oleh masyarakat Desa Pakraman Catur pada abad ke-19. Hal ini diawali dari pembuatan beberapa arca/pertima yang akhirnya dibuatkan pura yang disebut Pura Panyagjagan. (2) Struktur Pura Panyagjagan terdiri dari tiga halaman (Tri Mandala) yaitu Nista Mandala (jaba sisi), Madya Mandala (jaba tengah), dan Utama Mandala (jeroan). Secara vertikal pelinggih di Pura Panyagjagan mengacu pada konsep Tri Angga yang terdiri (kaki, badan, dan kepala). (3) Potensi Pura Panyagjagan sebagai media pendidikan multikultural yaitu: (a) bentuk bangunan, terutama adanya Pelinggih Ida Bhatara Konco dan Pelinggih Ida Bhatara Ratu Subandar tetapi dalam praktek upacara keagamaannya secara Hindu, (b) upacara keagamaan, dimana sarana dan prasarana menggunakan budaya Hindu dan Tionghoa.Kata Kunci : Sejarah, Struktur, Media Pendidikan, Multikultural This study aimed to determine: (1) the history of the establishment of the Panyagjagan temple in Pakraman Catur village, (2) the structure and function of the Panyagjagan temple in order to foster a multicultural society in Pakraman Catur village, (3) Panyagjagan temple functions as a media of multicultural education in junior high school and community. This research is a qualitative study, with the following steps: (1) determining the location of the research, (2) determination of the informant, (3) data collection, (4) the validity of the data consists of data triangulation and triangulation methods, (5) data analysis. The results showed that: (1) Panyagjagan temple founded by community Pakraman Catur village in the 19th century. It begins from the making of some of the statues/pertima which eventually made temple called Panyagjagan temple. (2) Panyagjagan temple structure consists of three pages (Tri Mandala) is Nista Mandala (outside), Madya Mandala (middle side), and Utama Mandala (inside). Vertically shrines in the Panyagjagan temple refers to the concept of Tri Angga comprising (feet, body, and head). (3) Potential Panyagjagan temple as a media of multicultural education are: (a) shape of the building, especially the presence of Pelinggih Ida Bhatara Konco and Pelinggih Ida Bhatara Ratu Subandar but in practice the Hindu religious ceremony, (b) religious ceremony, where facilities and infrastructure use Hindu and Tionghoa culture.keyword : History, Structure, Education Media, Multicultural
Co-Authors ., I Made Cita Adnyana ., Ida Ayu Putu Ratna Dewi ., Ni Km Dina Indrayani ., Ni Nengah Sariasih ., Ni Pt Ida Yuniastuti AGUS BUDI YULIANTO . Agus Herry Sumardika . Agus Herry Sumardika ., Agus Herry Sumardika Anak Agung Gede Sugianthara Arno . Arno ., Arno Desak Made Oka Purnawati Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Handoko Satrio Prakoso . Handoko Satrio Prakoso ., Handoko Satrio Prakoso I Gede Winaba Kusuma w . I GST AYU KUSUMAYANI . I Gusti Made Aryana I GUSTI NGURAH ANOM . I Kadek Wiradarma . I Made Agus Eri Antara . I Made Candiasa I Made Cita Adnyana . I Made Pageh I Made Yudana I Nyoman Natajaya I NYOMAN RATMAJA . I Nyoman Sukra Adinatha . I Putu Eka Noviantara . I Wayan Eka Juliartha . I Wayan Gunawan . I WAYAN MERTA JIWA . IDA AYU PUSPA ADHI . Ida Ayu Putu Ratna Dewi . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo . Ikhsan Maulana Putra Prasetyo ., Ikhsan Maulana Putra Prasetyo Jamilah . Kadek Edy Indraguna . Kadek Riadi Panji Sagitha . Ketut Sedana Arta LUH KETUT DEWI PUSPAWATI . Luh Putu Ayu Diah Pratiwi . M.Si Drs. I Ketut Margi . MADE KINTEN . Muhammad Sariman . Muhammad Sariman ., Muhammad Sariman Ngakan Made Viky Purnama Teja . Ngakan Made Viky Purnama Teja ., Ngakan Made Viky Purnama Teja Ni Kadek Ari . Ni Kadek Dwiyanti . NI KETUT SURYANI . Ni Km Dina Indrayani . NI KOMANG RAIYANTI . Ni Komang Rusna Dewi . Ni Luh Rika . Ni Made Wiyanthini . Ni Nengah Sariasih . NI NYOMAN SRIWATI . Ni Pt Ida Yuniastuti . Ni Putu Tika Indrayanti . Ni Putu Tika Indrayanti ., Ni Putu Tika Indrayanti NI PUTU WIWIK WIDIASIH . NI WAYAN ARIANI . Ni Wayan Astini . Nyoman Dantes Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA . Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana . Putu Admi Suryani . Vania Ratna Wedha . YUNI WULANDARI . ZAKKIYAH .