S.Pd. Putu Eka Dambayana S. .
Unknown Affiliation

Published : 86 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

MANIFESTATION OF SCIENTIFIC APPROACH IN LESSON PLAN BASED ON CURRICULUM 2013 IN SMPN 1 SINGARAJA ., Ni Putu Novita Sari; ., Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3325

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa manifestasi pendekatan saintifik dan menemukan masalah yang dihadapi dalam memanifestasikan pendekatan saintifik di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang dirancang oleh guru Bahasa Inggris kelas 7 di SMPN 1 Singaraja. Subjek dari penelitian ini adalah 2 orang guru Bahasa Inggris kelas 7 di SMPN 1 Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan pada 3 Januari 2014 sampai dengan 2 Mei 2014. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) manifestasi pendekatan saintiik pada 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah menggunakan langkah meneliti, menanya, mencoba/mengeksplorasi, mengasosiasi/menganalisis, dan mengkomunikasikan, (2) Ada beberapa penyimpangan pada langkah meneliti, mencoba/mengeksplorasi, dan mengasosiasi/menganalisis, (3) kedua guru Bahasa Inggris kelas 7 di SMPN 1 Singaraja menghadapi masalah dalam memilih aktivitas yang tepat untuk setiap langkah pada pendekatan saintifik, memanifestasikan langkah menanya, dan membedakan langkah mencoba/mengeksplorasi dan mengasosiasi/menganalisis.Kata Kunci : Pendekatan saintifik, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Kurikulum 2013 This study aimed to analyze the manifestation of scientific approach and find out the problem faced in manifesting the scientific approach in lesson plan based on curriculum 2013 designed by English teachers of the seventh grade students in SMPN 1 Singaraja. The subjects of this study were two English teachers of seventh grade students in SMPN 1 Singaraja. This study was conducted on January 3rd, 2014 – May 2nd, 2014. The design of this study was descriptive qualitative research. There were four lesson plans from each teacher being analyzed in the study. The result of this study was concluded as follows; (1) the manifestation of scientific approach in eight lesson plans had used the steps of observing, questioning, experimenting/exploring, associating/analyzing, and communicating, (2) there were deviations in the step of observing, experimenting/exploring, and associating/analyzing, (3) English teachers of the seventh grade students in SMPN 1 Singaraja faced problem in choosing the appropriate activity for each step in scientific approach, manifesting questioning step, and differentiating the step of experimenting/exploring and associating/analyzing.keyword : Scientific Approach, Lesson Plan, Curriculum 2013
THE PHONOLOGICAL SYSTEM OF BALINESE SPOKEN BY BUNUTAN VILLAGERS: A DESCRIPTIVE QUALITATIVE STUDY ., I Gede Tawa Utara Jaya; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3412

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jumlah fonem Bahasa Bali yang diucapkan oleh penduduk desa Bunutan (BB). Selain itu, untuk mengetahui proses fonologi yang terjadi pada bahasa itu sendiri. Penelitian sinkronis ini dirancang dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat rekaman, daftar kata, dan daftar kalimat. Dua daftar kata yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Swadesh dan Daftar Kata Nothofer. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB memiliki 31 fonem, yaitu: 6 vokal; /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, dan //. 3 Dipthongs; /ʌi/, /iʌ/, dan /ʌԑ/, 1 vokal rangkap; //, 19 Konsonan; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /r/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /w/, dan /y/, dan 2 gugus konsonan; /kl/ dan /sl/. Tidak semua distribusi fonem terjadi pada tiga posisi (awal, tengah, dan posisi akhir). Ada juga jenis proses fonologi yang ditemukan yaitu proses struktur suku kata meliputi penyisipan konsonan dan penyisipan vokal.Kata Kunci : Sistem fonologi, proses fonologi, Bahasa Bali yang diucapkan oleh Penduduk Desa Bunutan. The study aimed at describing the number of phonemes of Balinese spoken by Bunutan villagers (BB). Also, to find out the phonological process that happened in the language itself. This synchronic study was designed by using a descriptive qualitative research. The data were collected using the recording tools, word lists, and sentence list. Two word lists used in this research namely: Swadesh and Nothofer’s Word Lists. The obtained data were analyzed descriptively. The result of the study shows that BB has 31 phonemes, namely: 6 vowels; /ʌ/, /i/, /u/, /e/, /o/, and //. 3 Dipthongs; /ʌi/, /iʌ/, and /ʌԑ/, 1 geminate vowel; //, 19 Consonants; /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /ʔ/, /s/, /c/, /j/, /l/, /r/, /h/, /m/, /n/, /ñ/, / ŋ/, /w/, and /y/, and 2 Consonant cluster; /kl/ and /sl/. Not all of phonemes distribute in three positions (initial, middle, and final position). There was also found type of phonological process of syllable structure process namely consonant insertion and vowel insertionkeyword : Phonological System, Phonological process, Balinese Spoken by Bunutan Villagers.
AN ANALYSIS OF CODE SWITCHING USED BY A TEACHER AS A TECHNIQUE OF TEACHING ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGE IN CLASS X IS4 OF SMA NEGERI 1 NEGARA IN THE ACADEMIC YEAR 2013/2014 ., Ni Made Dita Sintadewi; ., Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3756

Abstract

PPenelitian descriptive qualitative ini bertujuan untuk menganalisa alih code (code switching) yang digunakan oleh seorang guru sebagai sebuah teknik mengajar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di kelas X IS4 SMA Negeri 1 Negara tahun ajaran 2012/2013. Subjek dari penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris wanita yang mengajar kelas X IS4. Peneliatian ini adalah peneliatian deskriptif qualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekaman MP3, catatan dan lembar observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada tiga tipe alih code (code switching) yang digunakan oleh guru yaitu intra-sentential code-switching (42,7%), inter-sentential code switching (25,7%), and inter-personal code switching (31,6%). Ada tiga fungsi dari alih kode (code switching) yang digunakan oleh guru yaitu menekankan(60,2%), menginstruksi (1,2%), mengklarifikasi(19,3%), fungsi sociolinguistik (1,2%), dan mendapatkan perhatian (18,1%). Alasan penggunaan alih code (code switching) yaitu untuk mendapatkan perhatian siswa, membuat lelucon, menjelaskan konsep, memberikan instruksi, membuat konsep dengan siswa.Kata Kunci : Alih Kode, Tipe Alih Kode, Fungsi Alih Kode, Alasan Alih Kode, Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Asing This descriptive qualitative study aimed at analyzing code switching used by a teacher as a technique of Teaching English as a Foreign Language in class X IS4 of SMA Negeri 1 Negara in the academic year 2013/2014. The subject of this study was a female English teacher of class X IS4. This study was a descriptive qualitative research. The instruments used in this study were MP3 recorder, a field note and an observation sheet. The result of this study showed that there were three types of code switching used by the teacher. They were intra-sentential code-switching (42.7%), inter-sentential code switching (25.7%), and inter-personal code switching (31.6%). There was five functions of code switching used by teacher, that are emphasis function (60.2%), instruction function (1.2%), clarification function (19.3%), Sociolinguistic play function (1.2%) and attention function (18.1%) . The reasons of using code switching were attracting the student’s attention, making a joke, explaining the concept, giving instruction, and establishing the contact with the students.keyword : Code Switching, Types of Code Switching, Functions of Code Switching, Reasons of Code Switching, English as a Foreign Language
A STUDY ON COMMUNICATION STRATEGIES USED BY “NYENTANA” MARRIED COUPLES IN TABANAN REGENCY (A STUDY ON LANGUAGE AND GENDER) ., Ika Susilestari; ., Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3857

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi komunikasi yang digunakan oleh pasangan suami istri Nyentana di Kabupaten Tabanan dalam percakapan mereka sehari-hari. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian kualitatif yang hasil dari penelitiannya dianalisa secara deskriptif. Peneliti, perekam suara, catatan, dan pedoman wawancara digunakan sebagai instrumen. Empat pasangan suami istri Nyentana di Kabupaten Tabanan digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini; pasangan pertama berasal dari Kediri, pasangan kedua berasal dari Marga, pasangan ketiga bersal dari Penebel, dan pasangan terakhir berasal dari Kerambitan. Teknik pemilihan subyek adalah purposive sampling. Tabanan dipilih sebagai tempat penelitian ini, karena Tabanan merupakan kabupaten yang mensahkan sistem perkawinan Nyentana di Bali. Data yang didapatkan diproses dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa kelompok dan didiskusikan secara deskriptif. Melalui analisa data deskriptif, hasilnya ditemukan bahwa pasangan suami istri Nyentana menggunakan dua jenis strategi komunikasi, yaitu (1) bentuk perintah langsung dan (2) bentuk perintah tidak langsung. Hasil analisa juga menemukan bahwa wanita dalam pernikahan Nyentana menggunakan bentuk perintah tidak langsung lebih sering daripada laki-laki sebagai strategi komunikasi mereka dan laki-laki menyatakan bentuk perintah langsung lebih banyak daripada wanita dalam memberikan perintah. Sementara, dominasi istri terhadap suami tidak tampak dalam perkawinan Nyentana ini. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Nyentana, Pasangan Suami Istri This study’s aimed to determine the communication strategies used by Nyentana married couples in Tabanan regency on their everyday conversations. The study was designed in form of qualitative research in which all research’s results were analyzed descriptively. Observer, voice recorder, notes, and interview guide were used as the instruments. Four Nyentana married couples in Tabanan regency were used as the participants of this study; the first couple is from Kediri, the second is from Marga, the third couple is from Penebel, and the last couple is from Kerambitan. Tabanan was chosen as the setting of this study because it is the regency which legalizes Nyentana marriage system in Bali. The data obtained were processed into tables in several categories and discussed descriptively. Through descriptive data analysis of Tabanan Nyentana married couples, it was found that the couples used two kinds of communication strategies, namely (1) direct imperative and (2) indirect imperative. It was also found that females in Nyentana marriage used indirect imperative as their communication strategy more often than the males when they gave commands. In contrast, the males of Nyentana marriage expressed direct imperative more than females in giving commands. Meanwhile, the wives’ domination towards the husbands did not appear in this Nyentana marriage. keyword : Communication Strategies, Nyentana, Married Couples
THE USE OF COLORED COMIC STRIPS TECHNIQUE TO IMPROVE STUDENTS’ COMPETENCY IN WRITING A NARRATIVE PARAGRAPH IN CLASS VIII A OF SMPN 1 SUSUT IN ACADEMIC YEAR 2013/2014 ., Dewa Made Agustawan; ., Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.4798

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan Teknik Komik Berwarna dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis paragraf narasi di kelas VIII A SMP N 1 Susut pada tahun akademik 2013/2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP N 1 Susut pada semester kedua di tahun akademik 2013/2014. Jumlah subjek adalah 32 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Ada dua jenis data kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Data kuantitatif adalah data numerik yang diperoleh dari hasil pre-test, post-test 1, dan post-test 2. Hasil penelitian ini dipresentasikan oleh skor yang diperoleh oleh siswa di setiap langkah. Data kualitatif adalah data deskriptif yang diambil dari peneliti buku harian di setiap sesi dalam setiap siklus dan kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Teknik Komik Berwarna dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa terutama dalam menulis paragraf narasi.Kata Kunci : Menulis, Paragraf Narasi, Teknik Komik Berwarna This study aimed at finding out whether the use of Colored Comic Strips Technique can improve students’ competency in writing a narrative paragraph of class VIII A of SMP N 1 Susut in academic year 2013/2014. The subjects of this study were the students of class VIII A of SMP N 1 Susut on the second semester in academic year 2013/2014. The total number of the subject was 32 students, consisting of 13 male and 19 females students. This study was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four steps namely: planning, action, observation, and reflection. There were two kinds of data, quantitative and qualitative data gathered in this study. The quantitative data were the numerical data gained from the result of pre-test, post-test 1, and post-test 2. The results of this study were presented by the scores gained by the students in each step. The qualitative data were descriptive data taken from the researchers’ diary in every session in each cycle and the questionnaire. The data were analyzed descriptively. Based on the findings of this study, it can be concluded that Colored Comic Strips Technique can improve the students’ competency especially in writing a narrative paragraph. keyword : Writing, Narrative Paragraph, Colored Comic Strips Technique
AN ANALYSIS OF COMMUNICATION STRATEGIES USED BY ENGLISH TEACHER AT SUTA DHARMA KINDERGARTEN ., Ni Wayan Yuni Lisnayanti; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6073

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tipe-tipe strategi komunikasi yang digunakan oleh guru Bahasa Inggris di Taman Kanak-Kanak Suta Dharma dalam berkomunikasi dengan siswa, (2) mengetahui strategi komunikasi yang paling banyak digunakan oleh guru Bahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan siswa, (3) mengetahui alasan dari guru Bahasa Inggris dalam menerapkan strategi komunikasi tertentu dalam berkomunikasi dengan para siswa. Penelitian ini bersifat kualitaitif. Subyek dari penelitian ini adalah seorang guru Bahasa Inggris yang mengajar pada pelajaran Bahasa Inggris kepada siswa di Taman Kanak-Kanak Suta Dharma. Guru menggunakan lebih dari satu bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Bali di dalam pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali digunakan untuk membantu siswa mengerti dengan bahasa yang ingin dicapai. Objek dari penelitian ini adalah strategi komunikasi yang meliputi approximation, circumlocution, massage abandonment, code switch, repetition, literal translation, appeal for assistance, mime, generalization, drawl, reconstruction, topic avoidance, dan word coinage. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa guru menerapkan delapan dari tiga belas strategi komunikasi dalam pengajaran Bahasa Inggris di Taman Kanak-Kanak Suta Dharma yaitu : topic avoidance, message abandonment, code switch, approximation, circumlocution, repetition, literal translation, dan mime. Strategi komunikasi yang paling banyak digunakan oleh guru Bahasa Inggris adalah code switch. Terdapat dua alasan mengapa guru di Suta Dharma Kindergarten menerapkan startegi komunikasi yaitu (1) untuk membuat para siswa mengerti tentang apa yang guru ucapkan dan (2) kurangnya kemampuan Bahasa Inggris dari guru tersebut. Kata Kunci : komunikasi, strategi komunikasi, bilingual This study aimed at finding out (1) the types of communication strategies which were used by the English teacher at Suta Dharma Kindergarten in communicating with students, (2) the communication strategy which was most frequently used by English Teacher in communicating with students, (3) English teacher’s reasons in applying the communication strategies to communicate with students. This study was qualitative. The subject of this study was an English teacher who taught the English lesson to the students at Suta Dharma Kindergarten. The teacher used more than one language which were Indonesian and Balinese in teaching English. Indonesian and Balinese were used to help the students understand the target language. The object of this study was communication strategies which included approximation, circumlocution, massage abandonment, code switch, repetition, literal translation, appeal for assistance, mime, generalization, drawl, reconstruction, topic avoidance, and word coinage. The results of this study showed that the teacher applied eight out of thirteen of communication strategies in teaching English at Suta Dharma Kindergarten that had been observed, namely: topic avoidance, message abandonment, code switch, approximation, circumlocution, repetition, literal translation, and mime. The communication strategy that was most frequently used by the English teacher was code switch. There were two reasons why the teacher at Suta Dharma Kindergarten applied the communication strategies. The reasons were (1) making the students understand about what the teacher said and (2) lack of the teacher English ability. keyword : communication, communication strategies, bilingual
THE EFFECT OF CLUSTERING TECHNIQUE COMBINED WITH PEER ASSESSMENT UPON STUDENTS’ WRITING COMPETENCY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS ON SMP NEGERI 3 SINGARAJA IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 ., Ni Putu Eka Novitri; ., Prof. Dr. Anak Agung Istri Ngr. Marha; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6094

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang berarti antara siswa yang diajarkan dengn menggunakan Teknik Clustering dikombinasikan dengan Peer Assessment dan siswa yang diajarkan dengan menggunakana teknik menulis yang konvensional. Rancangan penelitian ini adalah Post-test Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas delapan di SMP Negeri 3 Singaraja. Sampel penelitian ini berjumlah 68 siswa yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang berarti dalam kemampuan menulis antara siswa yang diajarakan dengan menggunakan teknik clustering dikombinasikan dengan peer assessment dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik menulis konvensional (tobs = -7.322, Sig. 0.001) diaman siswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik clustering dikombinasikan dengan peer assessment memiliki kemampuan menulis yang lebih baik.Kata Kunci : Kemampuan menulis, Teknik Clustering dan Peer Assessment This study was aimed at investigating whether there was a significant difference in writing competency of students who were taught by using Clustering Technique combined with Peer Assessment and those who were taught by using Conventional Writing Technique. The research design of this study was Posttest Only Control Group Design. The population of this study was the eighth grade students of SMP Negeri 3 Singaraja. The sample of this study was 68 students which were selected by using random sampling technique. Result of analysis show that there is a difference in writing competency between students taught by using Clustering Technique combined with Peer Assessment and those taught by using conventional writing technique, (tobs = -7.322, Sig. 0.001) in which the students taught by using Clustering Technique combined with Peer Assessment achieve better in writing achievement.keyword : Writing Competency, Clustering Technique, and Peer Assessment
ANALYSIS OF CLASSROOM INTERACTION AT VII A1 CLASS OF SMP NEGERI 1 SINGARAJA IN ACADEMIC YEAR 2015/2016 ., Komang Suarma; ., Dr.Sudirman, M.L.S; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6124

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori interaksi kelas yang terjadi di kelas VII A 1 di SMP Negeri 1 Singaraja berdasarkan Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC), kategori interaksi yang sering digunakan, bahasa yang dominan di gunakan dan alasan menggunakan bahasa tersebut dalam interaksi kelas. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas VII A 1 sebanyak 26 siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk observasi non-partisipan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) accepts feelings terjadi sebanyak 49 ucapan, praises atau encouragement terjadi sebanyak 67 ucapan, accepts atau uses ideas of students terjadi sebanyak 66 ucapan, asks questions terjadi sebanyak 381 ucapan, lecturing terjadi sebanyak 101 ucapan, giving directions terjadi sebanyak 160 ucapan, criticizing atau justifying authority terjadi sebanyak 17ucapan, students’ talk response terjadi sebanyak 365 ucapan, students’ talk initiation terjadi sebanyak 219 ucapan, silence atau confusion terjadi sebanyak 30 ucapan. (2) Kategori dari interaksi kelas yang paling sering terjadi yaitu asking questions. (3) Bahasa yang dominan di gunakan adalah Bahasa Inggris yang terjadi sebanyak 1176 ucapan sementara Bahasa Indonesia terjadi sebanyak 249 ucapan, selanjutnya alasan menggunakan Bahasa Inggris dalam interaksi kelas yaitu: (a) Bahasa Inggris digunakan untuk memberikan instruksi. (b) Bahasa Inggris digunakan untuk mengklarifikasi kata-kata asing bagi siswa. (c) Bahasa Inggris digunakan untuk memberikan contoh-contoh. (d) Bahasa Inggris digunakan untuk mengkritisi tingkah laku negatif siswa. (e) Bahasa Inggris digunakan untuk memberikan feedback. (f) Bahasa Inggris digunakan untuk bertanya. Kata Kunci : Interaksi Kelas, Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC) This research aimed at analyzing the classroom interaction category occurred at VII. A1 class of SMP Negeri 1 Singaraja based on Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC). The category which mostly used, the dominant language used and the reasons to use it. The subjects of the study were a teacher and 26 students of VII A1 class. This research employed qualitative research. The results of this research showed that: (1) accepting feelings occurred 49 utterances, praising or encouragement occurred 67 utterances, accepting or using ideas of students occurred 66 utterances, asking questions occurred 381 utterances, lecturing occurred 101 utterances, giving directions occurred 160 utterances, criticizing or justifying authority occurred 17 utterances, students’ talk response occurred 365 utterances, students’ talk initiation occurred 219 utterances, silence or confusion occurred 30 utterances. (2) The category that mostly occurred was asking question. (3) The dominant language used was English which occurred 1176 utterances while Bahasa Indonesia occurred 249 utterances, furthermore the reasons of using English during classroom interaction were: (a) because English was used to clarify English instruction. (b) English was used to clarify unfamiliar words. (c) English was used to give examples. (d) English was used to criticize students’ bad behavior. (e) English was used to give feedback. (f) English was used to ask questions.keyword : Classroom Interaction, Flanders Interaction Analysis Categories (FIAC).
AN ANALYSIS OF LEXICO – GRAMMATICAL ERRORS IN SPOKEN ENGLISH COMMITTED BY ENGLISH SPEAKING TOURIST GUIDES IN BALI ., I Gede Bryan Permana Yasa; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini dimaksudkan untuk (1) mengklasifikasikan kesalahan yang dilakukan oleh pemandu wisata Bahasa Inggris dalam penggunaan Bahasa Inggris lisan di Bali dan (2) Menginvestigasi asal kesalahan yang dilakukan oleh lima pemandu wisata Bahasa Inggris di Bali. Studi ini didesain secara kualitatif. Subyek dari studi ini adalah lima pemandu wisata Bahasa Inggris di Bali. Data dari studi ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh lima pemandu wisata Bahasa Inggris di Bali. Data-data dianalisis berdasarkan teori Dulay and Krashen (1982) kesalahan yang dilakukan pemandu wisata diklasifikasikan menjadi empat; peniadaan, pengadaan, kesalahan formasi, dan kesalahan penempatan. Lebih lanjut, asal kesalahan pemandu wisata dikategorikan sebagai interlingual dan intralingual.Kata Kunci : kesalahan, analisa kesalahan, Bahasa Inggris lisan The present study aimed at (1) classifying the errors in spoken English committed by the English speaking tourist guides in Bali and (2) investigating the sources of errors in spoken English committed by the English speaking tourist guides in Bali. This study used qualitative research design. The subjects of the study were the English speaking tourist guides in Bali. The data of the study were the errors made by the guides in spoken descriptive. The data were analyzed based on Dulay and Krashen (1982) the guides’ errors in spoken English were classified into four namely; omission, addition, misformation, and misordering. Further, the sources of the guides’ errors were categorized as interlingual and intralingual sources.keyword : error, error analysis, spoken English
AN ANALYSIS ON CODE-SWITCHING USED BY MALE AND FEMALE TEACHERS AS A TEACHING STRATEGY IN TEACHING LEARNING EFL AT SMP NEGERI 3 SUKASADA ., Ni Kadek Deni Nitiasih; ., Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, MA; ., Putu Eka Dambayana S., S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alih kode yang digunakan oleh guru bahasa Inggris pria dan wanita di SMP Negeri 3 Sukasada. Subyek penelitian ini adalah guru laki-laki dan perempuan yang mengajar bahasa Inggris di SMP Negeri 3 Sukasada. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan desain deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) perekam suara, (2) lembar observasi, dan (3) pedoman wawancara. Peneliti mengumpulkan data melalui observasi kelas menggunakan perekam suara digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru laki-laki dan perempuan menggunakan tiga jenis alih kode. Ketiga jenis tersebut adalah alih kode intra-sentensial (13% dan 5,7%), alih kode inter-sentensial (55,1% dan 62,3%), dan alih kode Interpersonal (31,9% dan 32%). Ada 5 fungsi alih kode yang digunakan oleh guru laki-laki. Fungsi-fungsi tersebut adalah emphasis, attention, clarification, sociolinguistics play, dan instruction. Fungsi yang paling dominan digunakan oleh guru laki-laki adalah fungsi clarification. Sementara itu, fungsi yang paling dominan digunakan oleh guru wanita adalah fungsi emphasis. Ada beberapa alasan guru menggunakan alih kode dalam pengajaran bahasa Inggris. Alasan-alasan tersebut adalah kurangnya kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh siswa, kurangnya rasa percaya diri siswa saat berpartisipasi di dalam prosess pembelajaran, guru berusaha untuk membuat siswa lebih mudah menangkap materi yang diajarkan, untuk menekankan poin-poin tertentu pada materi pelajaran, dan membantu guru saat menyampaikan materi pelajaran.Kata Kunci : Alih kode, guru laki-laki dan perempuan This research aimed at finding out code switching used by male and female English teachers of eighth grade at SMP Negeri 3 Sukasada. The subjects of this research were male and female teachers teaching English at SMP Negeri 3 Sukasada. To achieve the goal, the researcher used the qualitative descriptive design. The instruments used in this research were (1) tape recorder, (2) observation sheet, and (3) interview guide. The researcher collected the data through class observation using a digital tape recorder. The results of this study showed that both of male and female teachers used three types of code switching. Those were Intra-sentential code switching (13% and 5.7%), Inter-sentential code switching (55.1% and 62.3%), and Interpersonal code switching (31.9% and 32%). There were five functions used by male teacher. Those functions were emphasis, attention, clarification, sociolinguistics play, and instruction. The most dominant function used by male teacher was clarification function of code switching. Meanwhile, the most dominant function used by female teacher was emphasis function. There were several reasons of using code switching. Those reasons were the students had lack of registrar competence, students had lack of confidence to participate in teaching and learning process, teacher tried to make the students easier to catch the material, to emphasize particular point, and help the teacher easier to deliver the material.keyword : code switching, male and female teachers
Co-Authors ., Desak Ayu Made Pradnya Iswari ., Dewa Putu Nara Kusuma ., Dewa Putu Nara Kusuma ., I Kadek Tubuh Aryana ., I Kadek Tubuh Aryana ., I Pt Hendry Gunawan ., I Putu Surya Pratama ., I Putu Surya Pratama ., Komang Ayu Dian Pertiwi ., Komang Ayu Dian Pertiwi ., Luh Putu Yogi Indah Purnami ., Luh Putu Yogi Indah Purnami ., Made Dewi Setyathi ., Made Dewi Setyathi ., Md Yudyantara Risadi ., Md Yudyantara Risadi ., Meindy Ferawati Effendy ., Ni Wayan Wita Astiti S. ., Prof. Dr. Anak Agung Istri Ngr. Marha ., Putu Dinda Mirahayu ., Putu Linda Ayu Pebriyanti ., Putu Linda Ayu Pebriyanti ., Putu Mursita Tenia Sari ., Putu Mursita Tenia Sari ., Putu Seriardana ., Putu Seriardana ., Sapto Prio Utomo Anak Agung Gede Yudha Paramartha Dewa Made Agustawan . Drs.Gede Batan,MA . Eka Wahyu Ningsih Wijaya . Gede Surya Ulandara . I Gede Bryan Permana Yasa ., I Gede Bryan Permana Yasa I Gede Tawa Utara Jaya . I Nyoman Adi Jaya Putra I Putu Marten Chrispayana ., I Putu Marten Chrispayana I Wayan Suarnajaya Ika Susilestari . Kadek Agus Darmaya Putra ., Kadek Agus Darmaya Putra Kadek Sonia Piscayanti Komang Suarma ., Komang Suarma Luh Putu Ayu Surya Pratiwi ., Luh Putu Ayu Surya Pratiwi M.L.S ., Dr.Sudirman, M.L.S M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd Ni Kadek Deni Nitiasih . Ni Luh Putu Elly Trikayanti . Ni Luh Seri Maratni ., Ni Luh Seri Maratni Ni Made Dita Sintadewi . Ni Made Ratminingsih Ni Putu Ayu Indra Yuliantari . Ni Putu Ayu Yudha W. P. . Ni Putu Eka Novitri ., Ni Putu Eka Novitri Ni Putu Lisa Pebrianti . Ni Putu Mettarani Aprianti . Ni Putu Novita S Dewi ., Ni Putu Novita S Dewi Ni Putu Novita Sari . Ni Putu Veni Venikagitayani . Ni Wayan Yuni Lisnayanti ., Ni Wayan Yuni Lisnayanti Nyoman Karina Wedhanti Pande Made Ari Saguna ., Pande Made Ari Saguna Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . Prof. Dr.I Ketut Seken,MA . Putu Dian Pratiwi . Putu Kerti Nitiasih S.Pd. I Putu Ngurah Wage M . Wisnu Saputra .