Articles
PENERAPAN MODEL JUCAMA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH
Sahila, Rofi’atus;
Warli, Warli
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 2, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32502/jp2m.v2i1.1594
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya siswa dalam berpikir divergen yang menyebabkan penurunan tingkat kreativitas pemecahan masalah siswa terhadap materi bidang matematika. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kreativitas pemecahan masalah matematika siswa dan respon siswa setelah diterapkannya model jucama pada siswa kelas VIII B SMP Sabilul Muhtadin. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas VIII B SMP Sabilul Muhtadin yang terdiri dari 20 siswa, sedangkan yang dijadikan gambaran kreativitas pemecahan masalah dipilih 6 siswa dengan kemampuan heterogen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kreativitas pemecahan masalah, wawancara, dan angket respon siswa. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Subjek dengan kemampuan matematika tinggi kualitas kreativitas pemecahan masalah mengalami peningkatan dengan hasil kualitas kreativitasnya cenderung tinggi. Subjek dengan kemampuan sedang kualitas kreativitas pemecahan masalah mengalami peningkatan dengan hasil kualitas kreativitasnya cenderung tinggi, dan subjek dengan kemampuan rendah kualitas kreativitas pemecahan masalah mengalami peningkatan dengan hasil kualitas kreativitasnya cenderung sedang/cukup, 2) Respon siswa selama diterapkan model jucama mengalami respon positif pada pokok bahasan prisma dan limas dengan rata-rata persentase respon siswa sebesar 80,51%, yang di mana setiap item pernyataan siswa memiliki kategori sangat baik 12≥50%"> .
PROFIL KREATIVITAS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
Siti Ariyanti;
Warli Warli;
Puji Rahayu
Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Ronggolawe
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (408.808 KB)
|
DOI: 10.55719/jrpm.v1i1.64
This study aims to describe the profile of junior high school students' creativity in solving mathematical problems in terms of learning styles. The type of this research is descriptive qualitative. Research subjects are junior high school students with visual, auditory, and kinesthetic style. Research subjects were 6 students, consisting of 2 students in visual learning style, 2 auditorially-style students, and 2 students of kinesthetic learning style. The results of research are as follows: The visual creativity profile of the students in visual learning style tends to be low in solving math problems. Audience-style student creativity profiles tend to be high in solving mathematical problems. And the students' creativity profile with kinesthetic learning tends to be very low in solving math problems.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
Wiwik Astutik;
warli warli
Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Ronggolawe
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (331.679 KB)
|
DOI: 10.55719/jrpm.v1i2.106
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E dengan teknik scaffolding terhadap hasil belajar matematika siswa SMP pada pokok bahasan Statitika kelas VII SMP Negeri 1 Semanding semester genap tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain posttest kelompok kontrol subjek random. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Semanding Tahun Ajaran 2017/2018 dengan sampel penelitian adalah kelas VII A dan VII B. Kelas VII B sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dengan teknik scaffolding sedangkan kelas VII A sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Data hasil belajar matematika siswa SMP diperoleh dari tes hasil belajar matematika yang kemudian akan dilakukan uji t-dua sampel bebas dengan syarat harus memenuhi uji prasyarat (uji normalitas dan uji homogenitas). Tujuan dari uji t-dua sampel bebas adalah untuk mengetahui perbedaan pada kedua data tersebut. Karena data yang diperoleh memenuhi uji normalitas tetapi tidak memenuhi uji homogenitas maka data dianalisis menggunakan uji-t dua sampel bebas dengan asumsi bahwa kedua sampel tidak homogen. Berdasarkan hasil uji-t dua sampel bebas diperoleh bahwa ada perbedaan rata-rata yang signifikan nilai tes hasil belajar matematika siswa SMP antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan rata-rata nilai tersebut akibat adanya perlakuan yang berbeda pada kedua kelas. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E dengan teknik scaffolding terhadap hasil belajar matematika siswa SMP pada pokok bahasan Statistika kelas VII SMP Negeri 1 Semanding semester genap tahun ajaran 2017/2018. Kata Kunci: Learning Cycle 5E, Scaffolding, Hasil Belajar Matematika.
KEMAMPUAN MEMBUKTIKAN PERNYATAAN DENGAN STRATEGI SCAFFOLDING BERBASIS KOMPUTER
Puji Rahayu;
Warli Warli;
Imas Cintamulya
JIPMat Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26877/jipmat.v6i2.9519
Artikel ini mengkaji tentang teori kemampuan membuktikan pernyataan dengan strategi scaffolding berbasis komputer. Kajian yang tertulis dalam artikel mempunyai tujuan untuk memberikan penjelasan bagaimana kemampuan membuktikan pernyataan dengan strategi scaffolding berbasis komputer. Strategi scaffolding dapat membantu mahasiswa dalam memahami bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dengan bertahap yang cocok dengan zone of proximal development mahasiswa. Melalui kegiatan komputer mahasiswa bisa memandang konsep-konsep matematika yang abstrak dari sisi kongkrit sehingga bisa meningkatkan nilai tes retensi serta memecahkan sebuah masalah. Dengan memanfaatkan komputer, pembelajaran dapat efektif dan efisien sehingga sangat cocok jika scaffolding yang diberikan dalam pembelajaran mendayagunakan teknologi komputer. Bentuk scaffolding yang diberikan dengan memanfaatkan penggunaan komputer dalam membuktikan sebuah pernyataan bisa berbentuk video, gambar dan animasi. Dengan demikian aktivitas komputer bisa menjadikan matematika jadi lebih bermakna dan meningkatkan motivasi mahasiswa dalam membuktikan pernyataan. Teori yang telah dirangkum oleh penulis dalam artikel ini terdiri dari berbagai sumber dan teori, serta artikel yang telah ditulis penulis sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menguatkan sebuah pendapat.
SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR
Puji Rahayu;
Warli Warli;
Imas Cintamulya
JIPMat Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26877/jipmat.v5i1.4838
Struktur aljabar merupakan salah satu materi matematika aksiomatik yang syarat dengan definisi dan teorema yang memuat konsep yang abstrak, karena sifatnya yang abstrak mahasiswa merasa kesulitan dalam memahaminya. Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam mengikuti matakuliah struktur aljabar adalah kesulitan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan bukti. Berdasarkan beberapa penelitian para ahli mahasiswa cenderung mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi bukti. Berdasarkan hal tersebut, dalam kegiatan pembelajaran mahasiswa perlu mendapatkan bantuan dari seorang dosen atau orang yang lebih ahli untuk menjadi fasilitator. Scafolding adalah pemberian bantuan dalam proses pembelajaran kepada mahasiswa untuk menyelesaikan masalah, tugas yang berupa gambar, petunjuk, dan pemberian contoh yang bertujuan agar mahasiswa mampu menyelesaikan masalah matematika yang diberikan secara mandiri. Jadi scaffolding dalam struktur aljabar merupakan salah satu bentuk pendampingan kognitif dosen kepada mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman baru yang bisa juga dituangkan dalam buku ajar/lembar kerja mahasiswa maupun model pembelajaran sehingga mahasiswa mampu bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah serta mampu menjaga mahasiswa dari rasa gagal melalui berbagai bantuan berupa strategi dan prosedur-prosedur kunci untuk menyelesaikan soal struktur aljabar yang difokuskan pada tujuan pembelajaran dan kesuksesan mahasiswa.
OPERASI PENJUMLAHAN EKSPONENSIAL KOMPLEKS FUZZY MENGGUNAKAN METODE APROKSIMASI PIRAMIDA
Siti Na'imah;
Syarif Abdullah;
Warli Warli;
Mu’jizatin Fadiana;
Aswata Aswata
STATMAT : JURNAL STATISTIKA DAN MATEMATIKA Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Math Program, Math and Science faculty, Pamulang University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (551.108 KB)
|
DOI: 10.32493/sm.v2i1.4208
Fungsi eksponensial juga dikenal dalam fungsi kompleks yang didefinisikan sebagai ????(????) = ???? ???? , ???? ???? ℂ, dimana ???? = ???? + ???????? dengan ???? dan ???? adalah bilangan real. Dalam perkembangannya analisis kompleks dipadukan dengan aljabar fuzzy. Bagian real ???? dan ???? dalam bilangan kompleks digantikan dengan bilangan fuzzy, yang selanjutnya disebut bilangan kompleks fuzzy. Operasi penjumlahan eksponensial fuzzy kompleks yang didefinisikan sebagai: ????̃ = ???? ????̃ + ???????? ????̃ dengan ???? 2 = −1 dapat direpresentasikan dengan sebuah grafik piramida menggunakan Metode Aproksimasi Piramida. Operasi penjumlahan eksponensial kompleks fuzzy menggunakan Metode Aproksimasi Piramida diperoleh rumus umum dalam bentuk potongan−????, (????̃ + ????̃ ) ???? = [[???? ????1 + ???? ????1 + ????(???? ????2 + ???? ????2 − ???? ????1 − ???? ????1),???? ????3 + ???? ????3 − ????(???? ????3 + ???? ????3 − ???? ????2 − ???? ????2)],[???? ????1 + ???? ????1 + ????(???? ????2 + ???? ????2 − ???? ????1 − ???? ????1),???? ????3 + ???? ????3 − ????(???? ????3 + ???? ????3 − ???? ????2 − ???? ????2)]].
Peningkatan Kreativitas Pemecahan Masalah melalui Metode “What’s Another Way” pada Materi Bangun Datar Siswa kelas VII SMP
Warli Warli;
Epa Yuliana
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA Vol 1, No 3 (2011): Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (523.262 KB)
|
DOI: 10.30998/formatif.v1i3.79
This study aims to describe the increase in students' creativity in solving mathematical problems and student response after learning the methods of what's another way. To achieve these objectives with the class action research conducted qualitative descriptive approach. Research subjects were students in grade VII SMP N Semanding, Tuban. Data collection techniques, to find out the creativity problem solving is done through task-based interviews. To study the response of students is done through questionnaire responses of students. Analysis of data creativity problem solving creativity refers to the three indicators, namely fluency, flexibility, and novelty. The results showed that subjects with good levels of mathematical ability, moderate and less intelligent, creativity in solving problems increased after the applied method of what's another way. The quality of students' creativity in solving the problem tends to be low. Being the response of students towards learning by using the "what's another way" is very positive.
STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MULTIMEDIA POWERPOINT DAN VIDEO ANIMASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT PADA SISWA SMP
Rahmansyah, Bagus;
Warli, Warli
Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) e- ISSN 2721-9666 Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36312/teacher.v4i2.2129
This study aims to compare the use of PowerPoint multimedia and video animation in improving the understanding of integer concepts in junior high school students. The use of interactive multimedia is an important part of education today, but the use of multimedia is still limited when teaching in the classroom. In this research, an experiment was carried out involving two groups of junior high school students. The first group used animated videos while the second group used PowerPoint multimedia. The data collected includes tests of understanding the concept of integers before and after using PowerPoint multimedia and animated videos in teaching. The analysis used includes the normality test, homogeneity test, and t-test to test whether there is a difference or not from the data of each group. The results of the data analysis show that there are differences in understanding the concept of concept numbers between those using powerpoint media and animated videos. The group that experienced the most significant difference was the group that used video animation compared to the group that used PowerPoint multimedia. The use of animated videos in this context can be an effective and interesting alternative in learning the context of integers.
Kontribusi Mahasiswa dalam Program Asistensi Mengajar di Sekolah Menengah Pertama
Kusuma, Rachmalia Vinda;
Yuliastuti, Rita;
Rahayu, Puji;
Nurfalah, Edy;
Warli, Warli;
Sulistyaningrum, Heny;
Fadiana, Mu'jizatin
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 1 No. 3 (2024): Januari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.59837/1qcg7d42
Asistensi Mengajar merupakan salah satu program flagship kemendikbudristek dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar di luar kampus melalui dukungan pendidikan pada satuan pendidikan dengan bimbingan pengawas lapangan. Metodologi pelaksanaan dukungan pendidikan yang diterapkan adalah metode observasi. Metode ini dipilih karena memungkinkan penulis melihat secara langsung apa yang diuji. Dalam pelaksanaan kegiatan penunjang pendidikan di sekolah, mahasiswa berperan aktif dan mengikuti berbagai aktivitas baik akademik maupun non akademik, formal dan nonformal di sekolah, yang dalam hal ini bertempat di SMP Negeri 1 Brondong Kabupaten Lamongan. Aktivitas itu diantaranya adalah: kegiatan peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa, membantu proses pembelajaran, adaptasi teknologi, kerjasama, manajemen sekolah, dan berpartisipasi dalam seluruh kegiatan sekolah.
Exploration of Mathematics Problem Solving Processes of Junior High School Students with Different Levels of Logical Thinking Ability
Nurhalisa, Tika;
Azizah, Isnainy Ibnatul;
Tsania, Firdaus Qoofa Putri;
Warli, Warli
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education Vol. 5 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Science and Mathematics Education
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24042/ijsme.v5i2.11182
Problem solving is one of the most important skills for students. Meanwhile, logical thinking is the ability to solve problems by relying on mental abilities. The purpose of this research is to describe the problem solving process of students with different levels of logical thinking. This research is an exploratory qualitative research involving eighth grade students of SMP N 5 Tuban who have different levels of logical thinking as research subjects. The subjects who were interviewed were 4 students. Instruments to measure the level of logical thinking used The Group Assessment of Logical Thinking (GALT) while exploring the process of solving problems using the stages of entry, attack, and review. The results of the analysis show that students with high logical thinking skills meet the entry, attack, and review stage. Students with low logical thinking skills meet the entry stage in ‘know’ and ‘want’ aspects only, at the attack stage they only meet the try and possible aspects, and do not meet the review stage at all. Thus, it can be concluded that students with different levels of logical thinking ability have different mathematical problem solving abilities.