Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Hewan

EFEK PEMBERIAN HORMON PREGNANT MARE’S SERUM GONADOTROPIN (PMSG) SEBELUM KAWIN TERHADAP GAMBARAN DARAH MERAH INDUK DOMBA SELAMA PERIODE KEBUNTINGAN Andriyanto A; Ridi Arif; Muhammad Darjat Darulfalah; Ganjar Maulana Nugraha; Nastiti Kusomorini; Hera Maheshwari; Wasmen Manalu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.377 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.675

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian hormon PMSG sebelum kawin terhadap gambaran darah merah induk domba bunting. Sebanyak 14 ekor induk domba bunting dengan kisaran bobot badan antara 20-25 kg dikelompokkan ke dalam dua kelompok, masing-masing terdiri atas 7 ekor domba. Perlakuan pertama terdiri atas induk domba bunting hasil perkawinan alami tanpa diberikan hormon PMSG (P0) dan perlakuan kedua terdiri atas induk domba bunting yang diberikan 125 IU PMSG (PG 600, Intervet, Holland) sebelum dikawinkan (P1). Sebelum diberikan hormon PMSG, domba penelitian diserentakkan berahinya dengan menyuntikkan 10 mg/ekor prostaglandin (PGF2α, LutalyseTM, Pharmacia Upjohn Company, Pfizer Inc.) sebanyak dua kali dengan interval sebelas hari. Penyuntikan hormon PMSG dilakukan bersamaan dengan penyuntikan hormon PGF2α yang kedua. Domba betina yang estrus dikawinkan secara alami dengan pejantan yang telah diseleksi. Pada hari ke-30 setelah dikawinkan, dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan jumlah fetus dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Sampel darah untuk pemeriksaan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit diambil pada periode kebuntingan bulan ke-1, 2, 3, 4, dan 5. Perlakuan hormon PMSG sebelum perkawinan meningkatkan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin induk domba bunting. Peningkatan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin terjadi pada periode awal kebuntingan dan menurun pada akhir masa kebuntingan.
KORELASI FOLIKEL DOMINAN AKIBAT PENYUNTIKAN HORMON PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN (PMSG) DENGAN PENINGKATAN RESPONS BERAHI PADA KAMBING KACANG A, Andriyanto; A, Amrozi; Rahminiwati, Min; Boediono, Arief; Manalu, Wasmen
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2779

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) terhadap peningkatan respons berahi kambing kacang. Sebanyak 20 ekor kambing kacang betina dewasa kelamin dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dosis penyuntikan PMSG, yaitu 0,0 (K1); 1,0 (K2); 7,5 (K3); 15,0 (K4); dan 20,0 (K5) IU/kg bobot badan dan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada K3, K4, dan K5 terjadi peningkatan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, dan konsentrasi estrogen dalam serum darah (P0,05), serta menunjukkan gejala berahi yang lebih jelas dibandingkan K1. Konsentrasi estrogen dalam serum darah memiliki korelasi positif dengan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, onset berahi, durasi berahi, perubahan vulva menjadi merah, kebengkakan vulva, peningkatan respons betina terhadap pejantan, dan pergerakan ekor pada saat berahiatau fleging berturut-turut sebesar 53,10; 82,60; 48,80; 53,0; 45,50; 39.40; 32,60; 32,60; dan 80,20% dengan pola kuadratik. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG pada dosis 7,5; 15,0; dan 20,0 IU/kg bobot badan mampu meningkatkan konsentrasi estrogen dan respons berahi kambing kacang.
EFEK PEMBERIAN HORMON PREGNANT MARES SERUM GONADOTROPIN (PMSG) SEBELUM KAWIN TERHADAP GAMBARAN DARAH MERAH INDUK DOMBA SELAMA PERIODE KEBUNTINGAN A, Andriyanto; Arif, Ridi; Darulfalah, Muhammad Darjat; Nugraha, Ganjar Maulana; Kusomorini, Nastiti; Maheshwari, Hera; Manalu, Wasmen
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.675

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian hormon PMSG sebelum kawin terhadap gambaran darah merah induk domba bunting. Sebanyak 14 ekor induk domba bunting dengan kisaran bobot badan antara 20-25 kg dikelompokkan ke dalam dua kelompok, masing-masing terdiri atas 7 ekor domba. Perlakuan pertama terdiri atas induk domba bunting hasil perkawinan alami tanpa diberikan hormon PMSG (P0) dan perlakuan kedua terdiri atas induk domba bunting yang diberikan 125 IU PMSG (PG 600, Intervet, Holland) sebelum dikawinkan (P1). Sebelum diberikan hormon PMSG, domba penelitian diserentakkan berahinya dengan menyuntikkan 10 mg/ekor prostaglandin (PGF2, LutalyseTM, Pharmacia Upjohn Company, Pfizer Inc.) sebanyak dua kali dengan interval sebelas hari. Penyuntikan hormon PMSG dilakukan bersamaan dengan penyuntikan hormon PGF2 yang kedua. Domba betina yang estrus dikawinkan secara alami dengan pejantan yang telah diseleksi. Pada hari ke-30 setelah dikawinkan, dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan jumlah fetus dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Sampel darah untuk pemeriksaan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit diambil pada periode kebuntingan bulan ke-1, 2, 3, 4, dan 5. Perlakuan hormon PMSG sebelum perkawinan meningkatkan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin induk domba bunting. Peningkatan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin terjadi pada periode awal kebuntingan dan menurun pada akhir masa kebuntingan.