Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Profiles of Cortisol, Triiodothyronine, Thyroxine and Neutrophil/Lymphocyte Ratio as Stress Indicators in Swamp Buffaloes 15 Days Post-Transportation H Maheshwari; . Yulnawati; A Esfandiari; . andriyanto; M D Andriani; A Khovifah
Media Peternakan Vol. 36 No. 2 (2013): Media Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.602 KB) | DOI: 10.5398/medpet.2013.36.2.106

Abstract

Transportation may cause stress that affects livestock’s health. This research was conducted to observe the effect of transportation on the profiles of blood cortisol, triiodothyronine (T3), thyroxine (T4) and neutrophil/lymphocyte (N/L) ratio as stress indicators during 15 days post-transportation. Four females swamp buffaloes, 2-yr-old were used in this research. The animals were transported using an open truck, along 15 kilometers distance for 2 h. During acclimatization, the animals were fed grass twice a day and access to water ad libitum. Blood was collected at the time of arrival and everyday for 15 d post-transportation. Cortisol, T3 and T4were analyzed using Radioimmunoassay (RIA) method. Blood smears were also prepared and stained with Giemsa for leukocyte differential counts. Results showed a significant relation (P<0.05) between transport and an increase in cortisol and T4 level on day-1 post-transportation compared to the normal levels. The level of T3 was also increased on day-3 post-transportation. Total leukocyte counts were 8.91-18.83×10³/μL. Neutrophil, eosinophil, monocyte, and lymphocyte counts were 4.87-10.41×10³/μL, 0.66-1.75×10³/μL, 0.11-0.58×10³/μL, and 2.98-6.21×10³/μL, respectively. N/L ratio was 1.23-3.49 with >1.5 in average throughout the period of the research. It is concluded that transportation causes stress and therefore changes metabolic process. 
Performa dan Kecernaan Pakan Ayam Broiler yang diberi Hormon Testosteron dengan Dosis Bertingkat . Andriyanto; Aryani Sismin Satyaningtijas; Raden Yufiandri; Regina Wulandari; Vinda Mulyetti Darwin; Santa Nova A Siburi
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 3 No. 1 (2015): Januari 2015
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.894 KB) | DOI: 10.29244/avi.3.1.29-37

Abstract

Testosteron merupakan salah satu hormon anabolik yang dapat memacu pertumbuhan massa otot dan tulang. Hormon testosteron mampu merangsang sekresi growth hormone yang berperan dalam pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian hormon testosteron dengan dosis bertingkat terhadap performa dan kecernaan pakan ayam broiler. Sebanyak 44 ekor ayam broiler berumur 15 hari dengan rata-rata bobot badan antara 650 ± 71 g dibagi menjadi 4 kelompok (K, T1, T2, dan T3). K adalah kelompok kontrol; T1, T2, dan T3 adalah kelompok yang diberi testosteron dosis 1, 2, dan 4 mg per ekor. Parameter yang diukur adalah bobot badan, konsumsi pakan, rasio konversi pakan, serta persentase kandungan nutrisi (di dalam pakan dan feses). Hasil penelitian menunjukkan pemberian testosteron dosis 1 dan 4 mg dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian secara signifikan (p<0,05) pada ayam broiler yang berumur antara 15 dan 18 hari. Testosteron dosis 2 mg meningkatkan bobot badan harian secara signifikan (p<0,05) pada ayam broiler yang berumur antara 21 dan 24 hari. Konsumsi pakan, rasio konversi pakan, dan kecernaan pakan ayam broiler yang diberi hormon testosteron tidak menunjukkan perbedaan dibanding dengan kontrol. Akan tetapi, pada kelompok yang diberi testosteron dosis 4 mg, nilai kecernaan lemak, protein, dan karbohidrat cenderung meningkat.Kata kunci: broiler, kecernaan, pertambahan bobot badan harian, proksimat, testosteron (Broiler Chickens Performance and Feed Digestibility Treated with Multi-Dose Testosterone Hormone)Testosterone is one of the anabolic hormone that can trigger the growth of muscle mass and bone. Testosterone hormone can stimulate secretion of growth hormone that has a role in growth. The aim of this research was to observe the administration of multi-dose testosterone hormone on broiler chickens performance and feed digestibility. Fourty four broiler chickens 15 days old with average weight 650 ± 71 g were divided into 4 groups (K, T1, T2, and T3). K was control group; T1, T2, and T3 were groups which given testosterone dose 1, 2, and 4 mg each chicken. Parameters measured were body weight, feed consumption, feed conversion ratio (FCR), and nutritions percentage (in feed and feces). The results showed that testosterone dose 1 and 4 mg could increase the daily body weight gain significantly (p<0.05) in broiler chickens aged between 15 and 18 days old. Testosterone dose 2 mg could increase the daily body weight gain significantly (p<0.05) in broiler chickens aged between 21 and 24 days old. Feed consumption, FCR, and feed digestibility of chickens given testosterone did not show any difference compare with control. However, in group which given testosterone dose 4 mg, the digestibility values of fat, protein, and carbohydrates tended to increase.Keywords: broiler, digestibility, daily body weight gain, proximate, testosterone
Evaluasi Gambaran Darah dan Marker Stres (Rasio H/L) Ayam Pedaging yang Diberi Daun Bangun-Bangun selama 28 Hari Rindy Fazni Nengsih; Aulia Mustika; Andriyanto .
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.867 KB) | DOI: 10.29244/avi.8.2.9-15

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian simplisia daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour.) terhadap gambaran darah dan marker stres (rasio H/L) ayam pedaging. Sebanyak 60 ekor ayam pedaging strain Cobb berumur 1 hari (DOC) dibagi ke dalam rancangan acak lengkap yang terdiri atas 4 perlakuan dan 15 ulangan. Ayam percobaan yang diberi tambahan simplisia daun bangun-bangun dalam air minum dengan dosis 0% (kontrol) dan dosis 0.125, 0.25, dan 0.375% (perlakuan). Pemberian perlakuan dilakukan selama 28 hari secara per oral melalui air minum yang dimulai sejak ayam berumur 8 sampai dengan 35 hari. Analisis darah dilakukan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak 6 kali. Pengambilan sampel darah dilakukan pada hari ke-7 (sebelum perlakuan) dan 35 (setelah perlakuan). Hasil gambaran darah merah (jumlah butir darah merah, hematokrit, dan hemoglobin) dan diferensial darah putih (monosit, eosinofil, basofil) tidak berbeda nyata (p>0.05) pada semua perlakuan baik sebelum dan setelah perlakuan. Setelah perlakuan, ayam yang diberi daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% memiliki rasio H/L yang lebih rendah dibanding kontrol (p<0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian daun bangun-bangun dosis 0.125 dan 0.25% mampu menurunkan tingkat stres ayam percobaan tanpa disertai perubahan gambaran darah.
Potensi Infusa Kemiri (Aleurites moluccana) sebagai Analgesik dan Stimulator Stamina Fajar Anaba; Andriyanto; Ni Luh Putu Ika Mayasari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.14-20

Abstract

Kesehatan merupakan hal penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Penurunan kesehatan dan daya tahan tubuh mengakibatkan timbul rasa nyeri serta mudah terserang penyakit. Pengobatan herbal digunakan sebagai pengobatan alternatif yang lebih aman dan terjangkau dibandingkan pengobatan nonherbal dari bahan-bahan kimia. Kemiri merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat dan sering digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan mempelajari efektivitas infusa kemiri sebagai analgesik dan stimulator stamina dalam berbagai dosis pada mencit. Uji efektivitas analgesik ditinjau menggunakan metode hot water immersion tail-flick test dan uji efektivitas stamina menggunakan metode natatory enhausen. Penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit jantan yang dikelompokkan menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi infusa kemiri dengan dosis 1, 2, dan 4 g/kg BB. Setiap kelompok terdiri atas 5 ekor. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian didapatkan dosis efektif pada uji analgesik adalah 4 g/kg BB dengan waktu respons nyeri ekor terlama yaitu 7.840±0.477 detik dan pada uji stamina adalah 1 g/kg BB yang ditunjukkan dengan durasi berenang terlama yaitu 145.00±20.65 detik. Kemiri memiliki efektivitas terhadap analgesik dan stimulator stamina.
Pengujian Toksisitas Akut LD50 Infusa Benalu Teh (Scurrula sp.) dengan Menggunakan Mencit (Mus musculus) Amalina Qurratu Ayun; Didah Nur Faridah; Nancy Dewi Yuliana; Andriyanto Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.1.53-63

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian infusa benalu teh (Scurrula sp.) terhadap toksisitas akut lethal dose 50 (LD50) dan mengkaji perubahan histopatologi hati, ginjal, dan limpa mencit. Sebanyak 30 ekor mencit jantan dan 30 ekor mencit betina dibagi menjadi enam kelompok dan lima ulangan. Mencit percobaan yang tidak diberi infusa benalu teh dikelompokkan sebagai kontrol, sedangkan yang diberi infusa benalu teh dosis 1, 5, 10, 15, dan 20 g/kg BB dikelompokkan sebagai perlakuan. Pemberian infusa benalu teh dilakukan satu kali pada awal penelitian secara oral kemudian mencit diamati gejala klinis, mortalitas, dan bobot badan. Pada akhir penelitian (hari ke-14), mencit percobaan dikorbankan untuk dievaluasi secara histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada mencit sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak menimbulkan kematian ataupun gejala klinis spesifik serta pertumbuhan normal. Gambaran histopatologi menunjukkan bahwa pemberian infusa benalu teh pada semua mencit percobaan sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak ditemukan adanya degenerasi maupun nekrosis pada organ hati, ginjal, maupun limpa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa infusa benalu teh dikelompokkan dalam sediaan praktis tidak toksik dan tidak menimbulkan kelainan pada organ hati, ginjal, maupun limpa.
Efek Ekstrak Fraksi Etil Asetat Daun Pelawan pada Kinerja Ovarium Tikus Pascamelahirkan Yusfiati; Wasmen Manalu; Hera Maheshwari; Andriyanto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.8-22

Abstract

Daun Pelawan memiliki kandungan flavonoid dan steroid yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi betina. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas ekstrak fraksi etil asetat Pelawan pada fisiologis ovarium tikus pacamelahirkan berdasarkan pada prediksi jumlah anak, bobot anak, kadar estrogen, dan bobot ovarium. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial. Perlakuan dibagi menjadi perlakuan tikus yang melahirkan sekali dan melahirkan dua kali. Tiap perlakuan terdiri atas kontrol tanpa ekstrak pelawan, tikus diberikan ekstrak pelawan dengan dosis 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, dan 150 mg/kg BB secara peroral. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak dan bobot anak pada induk melahirkan dua kali mengalami peningkatan pada dosis 50 mg. Jumlah anak dan bobot anak pada induk melahirkan sekali mengalami penurunan pada dosis 100 mg. Konsentrasi estrogen pada semua perlakuan mengalami penurunan di hari ke-3 dan meningkat di hari ke-5. Konsentrasi estrogen pada dosis 100 mg memiliki kadar tertinggi dibandingkan dosis 50 mg dan 150 mg. Bobot ovarium mengalami penurunan di hari ke-3 dan meningkat di hari ke-5. Induk melahirkan dua kali dengan dosis 100 mg mengalami peningkatan bobot ovarium dibandingkan dengan dosis lain. Senyawa bioaktif ekstrak Pelawan mempengaruhi jumlah anak, bobot anak, kadar estrogen, dan bobot ovarium. Diduga, senyawa antioksidan pada ekstrak mempengaruhi kinerja hormon pertumbuhan dan faktor pertumbuhan untuk menghasilkan LH dan FSH di kelenjar pituitari.
Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Antidiare Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rendi Pratama Mukti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.80-86

Abstract

Kunyit dan mengkudu sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit. Tanaman ini secara empiris digunakan untuk pengobatan diare. Akan tetapi, sejauh ini belum ada studi farmakologi aktivitas antidiare kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi secara ilmiah pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu terhadap diare yang diinduksi minyak jarak pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol negatif (Tween 80 1%), kelompok kontrol positif (Loperamid HCl) dan kelompok perlakuan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu (perbandingan 1:1) dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB. Perlakuan dilakukan secara peroral. Parameter yang digunakan adalah proteksi intestinal (frekuensi defekasi mencit setiap 30 menit selama empat jam) dan transit intestinal (persentase lintasan penanda usus mencit). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB memiliki efek antidiare dalam menurunkan frekuensi defekasi mencit dan menurunkan persentase lintasan penanda usus mencit, dengan dosis terbaik 80 mg/kg BB. Hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah terhadap penggunaan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu untuk pengobatan diare.
Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica val.) dan Mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai Antidiare Lina Noviyanti Sutardi; Aulia Andi Mustika; Andriyanto; Rendi Pratama Mukti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.1.80-86

Abstract

Kunyit dan mengkudu sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit. Tanaman ini secara empiris digunakan untuk pengobatan diare. Akan tetapi, sejauh ini belum ada studi farmakologi aktivitas antidiare kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi secara ilmiah pengaruh kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu terhadap diare yang diinduksi minyak jarak pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok dibagi menjadi kelompok kontrol negatif (Tween 80 1%), kelompok kontrol positif (Loperamid HCl) dan kelompok perlakuan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu (perbandingan 1:1) dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB. Perlakuan dilakukan secara peroral. Parameter yang digunakan adalah proteksi intestinal (frekuensi defekasi mencit setiap 30 menit selama empat jam) dan transit intestinal (persentase lintasan penanda usus mencit). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB memiliki efek antidiare dalam menurunkan frekuensi defekasi mencit dan menurunkan persentase lintasan penanda usus mencit, dengan dosis terbaik 80 mg/kg BB. Hasil penelitian ini memberikan informasi ilmiah terhadap penggunaan kombinasi ekstrak kunyit dan mengkudu untuk pengobatan diare.
Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) pada Tikus Putih Jantan (ANTIPYRETIC ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI) IN MALE WHITE RAT) Andriyanto Andriyanto; Ni Made Ria Isriyanthi; Edwin Ligia Sastra; Ridi Arif; Aulia Andi Mustika; Wasmen Manalu
Jurnal Veteriner Vol 18 No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.873 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.4.597

Abstract

The experiment was conducted to study the activity of ethanol extract of belimbing wuluh (EEBW) as antipyretic. Fever induction was done by using difteri pertusis tetanus (DPT) vaccine intramuscularly at a dose of 0.1 mL/100 g BW. Male white rat strain spraque dawley with range of weight by 200 to 300 g was used in this research.Fifteen experimental rats were used to explore the specific time of fever (time of early fever and time of peak fever) which were divided in 2 treatments, i.e. 10 experimental rats with DPT vaccine injection and 5 experimental rats without DPT vaccine injection as control.Fourty experimental rats were used to study effectivity of EEBW as antipyretic which were grouped with factorial randomized design with 4 x 2 and 5 replications. The first factor was various substance administered which consisted of aquadest (control), EEBW 0.88 g/kg BW, EEBW 1.75 g/kg BW, and aspirin 0.004 g/kg BW.The second factor was time of fever detection, i.e. time of early stage fever and time of peak fever. The variable was measured with rectal temperature of the experimental rats by using digital thermometer (correction factor 0.01oC) every 30 minutes. The data were analyzed with t-student dan general linear model (GLM). Increasing of rectal temperature of experimental rats with DPT injection began at 30 minutes post-DPT injection (time of early stage fever) and reached time of peak fever at 210 minutes post-DPT injection. Ethanol extract of belimbing wuluh at dose of 1.75 g/kg BW administered at early fever lowered rectal temperature of the experimental rats compared to the other groups. It was concluded that the administration of EEBW at dose of 1.75 g/kg BW was effective combination in dose and time administration as an antipyretic.
Peningkatan Peran Dewan Kemakmuran Masjid sebagai Fungsi Edukasi dalam Pelaksanaan Kurban di Tengah Pandemi Covid-19 Ridi Arif; Ardilasunu Wicaksono Wicaksono; Andriyanto Andriyanto; Dede Sholeh
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.1.67-75

Abstract

Situasi pelaksanaan ibadah kurban pada tahun 1441 H atau 2020 M ini berbeda dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Kejadian pandemi terjadi sejak awal tahun 2020 dan belum berakhir hingga dilaksanakannya ibadah kurban pada tanggal 31 Juli 2020. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan terkait pelaksanaan kurban di tengah pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan masyarakat dalam pelaksanaan kurban di tengah pandemi dan membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat melalui media online. Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei secara online selama 1 minggu sebelum pelaksanaan Kurban untuk mendapatkan data baseline kesiapan masyarakat. Survei ini didisain sekaligus sebagai kuis evaluasi diri dalam pelaksanaan kurban. Selanjutnya, disediakan link materi dan buku saku kurban yang disediakan secara gratis yang dihosting di web resmi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Hasil survei menunjukkan bahwa responden berjumlah 40 orang dari beragam daerah di seluruh Indonesia. Secara total didapatkan poin rata-rata 7.05 yang menunjukkan bahwa masyarakat masih kurang siap dalam pelaksanaan kurban di tengah pandemi. Akan tetapi, terlihat poin rata-rata yang berbeda nyata ketika dilihat dari kelompok respondennya. Responden masyarakat umum didapatkan poin 6.4±1.55 (kurang siap) sedangkan kelompok petugas pemeriksa hewan kurban dan panitia penyelenggara/DKM secara berurutan mendapatkan poin 8.00±1.83 dan 8.25±1.28 yang berarti telah siap. Secara signifikan terlihat bahwa masyarakat umum masih membutuhkan edukasi terkait protokol penyelenggaraan kurban di tengah pandemi. Untuk membantu memberikan solusi, pada form survei telah disertakan link materi dan buku saku kurban yang dapat diakses secara gratis dengan harapan dapat membantu meningkatkan kesiapan masyarakat umum dalam pelaksanaan kurban di tengah pandemi.