Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Studi Keberhasilan Reklamasi Tahap Operasi Produksi Tambang Batubara Pada Outpit Dump 1 Tiwa Abadi, Bayan Group Tabang Project, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur Prayoga, Yogi Bayu; Respati, Lucia Litha; Magdalena, Henny; Devy, Shalaho Dina; Nugroho, Windhu
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 13, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2025
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v13i1.19459

Abstract

Studi Keberhasilan Reklamasi merupakan kegiatan yang penting untuk mengukur perubahan lingkungan yang terjadi pada wilayah bekas tambang. Perubahan lingkungan yang dimaksud salah satunya adalah perubahan kimiawi yang berdampak pada air tanah dan air permukaan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan flora dan fauna, serta tanah menjadi tandus dan gundul. Menurut Kepmen 1827 K/30/MEM/2018, reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Kegiatan pengamatan di lapangan dan hasil analisa seluruh tahapan kegiatan reklamasi, dapat dilakukan penilaian keberhasilan reklamasi PT. Tiwa Abadi. Penilaian tabel keberhasilan reklamasi ada 17 kategori dalam setiap penilaian tersebut menggunakan parameter poin yaitu 1,2, dan 3. Hasil poin penilaian mendapatkan rata rata yaitu 3 poin. Menentukan nilai akhir perhitungan yaitu Total Skor Evaluasi untuk masing-masing kriteria dibagi dengan Jumlah Kriteria dikali dengan Nilai Maksimal Tiap Kriteria kemudian dikali 100%. Nilai Pencapaian persentase keberhasilan reklamasi PT. Tiwa Abadi pada tahun 2023 yaitu 78,43%. Kegiatan reklamasi juga melakukan pengelolaan pH Asam Tanah pada PT. Tiwa Abadi dengan pH Tanah (5-6). Dari faktor penghambat keberhasilan reklamasi yaitu tidak tercapai luas area revegetasi, tidak melakukan penanaman (cover crop), pertumbuhan tanaman cepat tumbuh 50%, belum melakukan penanaman tanaman lokal, belum terlihat penutup tajuk, dan belum dilakukannya penyulaman pada area revegetasi.
Evaluasi Trigger Action Response Plan (TARP) Pergerakan Lereng Disposal Menggunakan Alat Slope Stability Radar (SSR) Pada Disposal PT. Bara Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur Sembiring, Irianta Ibo; Trides, Tommy; Nugroho, Windhu; Oktaviani, Revia; Pontus, Albertus Juvensius
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 13, No 1 (2025): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2025
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v13i1.19258

Abstract

PT Bara Tabang merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang menggunakan alat Slope stability radar (SSR) sebagai alat monitoring lereng. SSR merupakan salah satu alat pemantauan lereng yang memiliki kelebihan dalam memantau keadaan lereng secara real time. SSR dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pengembangan dan penerapan Trigger Action Response Plan (TARP) untuk manajemen risiko. TARP merupakan sistem respon terstruktur yang mengatur langkah-langkah yang perlu diambil berdasarkan pemicu tertentu (trigger) yang terdeteksi di lapangan, guna mencegah kecelakaan dan kerugian. Penerapan SSR dalam menentukan TARP fokus pada identifikasi pemicu yang terkait dengan pergerakan lereng yang berbahaya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ambang batas pada alarm dengan menggunakan metode Upper Control Limit (UCL) dan merekomendasikan nilai Trigger Action Response Plan (TARP). Hasil penelitian didapatkan nilai ambang batas pada VCP 1440, nilai rekomendasi alarm ialah 5.71 mm/jam dengan critical value sebesar 15.871 mm/jam dan berdasarkan nilai VCP 1440, tindakan yang diperlukan dapat disesuaikan terhadap status kestabilan lereng Disposal Pit Bara Tabang yang dikategorikan menjadi empat yaitu kondisi hijau – aman (< -1.48 mm/jam), kondisi kuning – awas (-1.48 – 4.28 mm/jam), kondisi oranye – kritis (4.28 -5.71) mm/jam, dan kondisi merah – longsor (>15.871 mm/jam).`