Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

HUBUNGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BERULANG DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA A’yuny, Adinda Elsyira Qurroty; Sari, Atriany Nilam; Maulina, Rufidah; Rokhayati, Evi; Kusmawati, Iffah Indri
E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2024.V13.i05.P18

Abstract

Latar Belakang: Balita yang mengalami stunting pada lima tahun pertama kehidupannya, memiliki kapasitas belajar dan produktivitas rendah, serta berisiko tidak mencapai potensi fisik dan mental/ kecerdasan yang maksimal sehingga berdampak pada prestasi buruk di sekolah yang mengakibatkan produktifitas ekonomi rendah saat dewasa. Penyakit infeksi merupakan faktor penyebab langsung stunting bergantung pada frekuensi kambuh atau berulang. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang paling sering menyerang balita, dengan 3-6 episode setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi saluran pernapasan akut berulang dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional pada 88 ibu balita usia 24-59 bulan yang terdiagnosis infeksi saluran pernapasan akut di Puskesmas Sibela dalam 1 tahun terakhir yang dipilih dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023. Ibu diwawancarai dengan kuesioner dan balita ditimbang dan diukur tinggi badannya, status imunisasi diperoleh dari buku kesehatan ibu dan balita. Hasil: Berat badan kurang berkontribusi terhadap kejadian stunting (p-value=0,001), sedangkan status pekerjaan ibu (p-value=0,015) dan status imunisasi yang tidak lengkap (p-value=0,005) berkontribusi terhadap infeksi saluran pernapasan akut berulang berulang. Uji chi-square menunjukkan bahwa infeksi saluran pernapasan akut berulang secara signifikan berhubungan dengan kejadian stunting (p-value=0,001). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi saluran pernapasan akut berulang dengan kejadian stunting, serta ditemukan bahwa kelebihan berat badan berkontribusi terhadap kejadian stunting, sementara memiliki ibu yang bekerja dan status imunisasi yang tidak lengkap berkontribusi terhadap infeksi saluran pernapasan akut berulang pada balita.
Dampak Pijat Bayi pada Bonding dan Attachment Ibu-Bayi di Jenawi, Karanganyar Nugraheni, Angesti; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Kusmawati, Iffah Indri; Putri, Noviyati Rahardjo; Argaheni, Niken Bayu
Jurnal Kesehatan Vokasional Vol 9, No 4 (2024): November
Publisher : Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkesvo.99678

Abstract

Latar Belakang: Penelitian ini bertujuan memberikan bukti ilmiah tentang dampak pijat bayi terhadap hubungan emosional ibu dan bayi. Hasilnya diharapkan menjadi referensi dalam mendukung pengasuhan berkualitas, terutama di wilayah dengan akses terbatas terhadap edukasi kesehatan, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan emosional dan perkembangan holistik anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan menguji apakah pijat bayi dapat meningkatkan bonding dan attachment antara ibu dan bayi.Metode: Desain penelitian menggunakan one group pre-test post-test untuk membandingkan perubahan sebelum dan sesudah intervensi pijat bayi. Melibatkan 39 ibu dan bayi di Puskesmas Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Responden mengikuti sesi pijat bayi selama satu bulan. Data dikumpulkan melalui observasi dan pelaporan online melalui whats app. Analisis uji beda menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank untuk melihat perubahan skor bonding dan attachment.Hasil: Pijat bayi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada bonding (nilai p = 0,25), tetapi memberikan dampak positif yang jelas pada attachment, dengan perbedaan yang signifikan (nilai p = 0,0025). Dalam hal ini berarti pijat bayi dapat memperkuat keterikatan emosional antara ibu dan bayi, meskipun efeknya pada bonding langsung tidak bermakna.Kesimpulan: Pijat bayi membantu memperkuat attachment emosional antara ibu dan bayi, meskipun tidak memiliki dampak signifikan pada bonding
DETERMINAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI TRIMESTER 3 Mufidah, Amatullah; Putri, Noviyati Rahardjo; Kusmawati, Iffah Indri; Nurhidayati, Siti; Wahidah, Nurul Jannatul
Jurnal Sains Kebidanan Vol 6, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v6i2.11768

Abstract

Ibu hamil risiko tinggi mengalami depresi dan kecemasan tiga kali lebih besar daripada ibu hamil normal. Hal itu berdampak negatif pada perkembangan anak dan risiko depresi pascapersalinan. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor pada tingkat kecemasan ibu hamil risiko tinggi trimester 3. Metode pada penelitian  ini cross-sectional dengan populasi ibu hamil trimester 3 dengan jumlah sampel 41 orang menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan lembar identitas responden, Kartu Skor Poedji Rochyati, Perinatal Anxiety Screening Scale (PASS), dan kuesioner spiritual support. Analisis statistik dilakukan menggunakan Spearman Rank Correlation (rho). Hasil analisis statistik diperoleh p-value untuk masing-masing variabel, yaitu usia (p: 0,932), paritas (p: 0,865), pekerjaan (p: 0,808), penghasilan keluarga (p: 0,239), dan spiritual supportl (p: 0,121). Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan usia, paritas, pekerjaan, penghasilan keluarga, dan spiritual support pada ibu hamil risiko tinggi di Puskesmas Gondangrejo. Sehingga, penelitian selanjutnya terkait variabel kecemasan pada ibu hamil risiko tinggi dapat dikaitkan dengan faktor-faktor lain.
Pengaruh Terapi Mewarnai Mandala terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Rahmawati, Elsa; Kusmawati, Iffah Indri; Novika, Revi Gama Hatta; Nurhidayati, Siti; Putri, Noviyati Rahardjo
Jurnal Sains Kebidanan Vol 6, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v6i2.11918

Abstract

Pada trimester pertama kehamilan membawa perubahan fisik dan psikologis bagi ibu. Mual, muntah, kram perut, dan ketidakstabilan emosi adalah beberapa contoh perubahan fisik yang umum terjadi. Di sisi lain, ibu hamil perlu beradaptasi dengan kehamilannya, yang dapat memicu kecemasan dan stres. Siklus ini dapat memperparah emosi ibu dan berdampak pada janin. Aktfitas mewarnai terbukti efektif dalam menurunkan aktivitas amigdala, yaitu bagian otak yang berhubungan dengan stres dan kecemasan. Untuk mengetahui pengaruh terapi mewarnai mandala terhdadap penurunan tingkat kecemasan ibu hamil. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan jenis pre-eksperimental one group pretest-posstest design. Populasi dari penelitian ini sebanyak 74 ibu hamil trimester I. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling , dengan jumlah sampel sebanyak 32 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Aktivitas dilakukan 20 menit per hari selama 6 hari. Data diambil menggunakan kuesioner PASS pada hari pertama dan keenam untuk mengetahui nilai pretest dan posttest. Uji statistik Wilcoxon menunjukkan hasil dengan p-value  sebesar 0,002 (p0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terapi mewarnai mandala memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil. Terapi mewarnai mandala dapat digunakan sebagai terapi non farmakologis dalam mengatasi kecemasan yang dialami ibu hamil.
Relationships between Sedentary Lifestyle and Body Mass Index in Students in Pandemic COVID-19 Putri, Noviyati Rahardjo; Kusmawati, Iffah Indri; Argaheni, Niken Bayu; Nugraheni, Angesti; Sukamto, Ika Sumiyarsi
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 8 No. 3 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2023.08.03.11

Abstract

Background: Students during the Covid-19 pandemic were very close to a sedentary lifestyle because of online learning patterns. This results in an increase in body mass index (BMI) due to lack of physical activity and energy burnt. The aim of this research was to find out the relationship between sedentary lifestyle and body mass index of female students during the Covid-19 pandemic. Subjects dan Method: The research method uses a quantitative analytic observational design, with a cross sectional approach. The population in this study were 110 students of the Midwifery Study Program, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University. Sampling using the Slovin formula as many as 85 respondents with a confidence level of 95%. The research dependent variable is the body mass index of female students during the Covid-19 pandemic and the independent variable is sedentary lifestyle. The data collection method is to use the BMI questionnaire and the Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ). Data analysis used Somer's test. Results: The results showed that 61.2% of students were included in the less sedentary lifestyle classification, while 56.5% of students had a normal body mass index. The results of bivariate analysis with Somer's correlation test obtained a p-value of 0.045 and a gamma coefficient value of 0.38. Conclusion: The conclusion is that there is a relationship between sedentary lifestyle and body mass index in undergraduate students of Applied Midwifery, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. The correlation strength is moderate. It is hoped that individuals and communities can motivate themselves to carry out physical activities such as regular sports and educational institutions can facilitate learning methods that can involve physical activity in both online and offline learning. Keywords: nutrition status, sedentary lifestyle, student Correspondence: Noviyati Rahardjo Putri. Midwifery Program, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Email: novirahardjo@staff.uns.ac.id. Mobile: +6285742944794.
The Impact of Baby Massage on the Growth of Children Aged 0-2 Years Putri, Noviyati; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Nugraheni, Angesti; Argaheni, Niken Bayu; Kusmawati, Iffah Indri
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v7i1.3881

Abstract

Background: Massage has been widely studied because of its potential to promote growth in children. This study aims to evaluate the effectiveness of massage therapy on weight gain in children under 2 years old at the Jenawi Health Center. Methods: A non-randomized controlled trial with a pretest and posttest, involving 70 children under 2 years of age. Participants were divided into an intervention group, which received infant massage therapy for one month, and a control group which did not receive massage. Interventions are given daily by the mother. Data analysis used the Wilcoxon and Mann-Whitney. Results: there was a significant increase in body weight compared to the control group. The mean weight change in the intervention and control group was 485.7 and 350 grams. The Wilcoxon test obtained a z-score of -7,280 (p = 0.001), indicating a statistically significant weight gain from baseline to post-intervention. Additionally, the Mann-Whitney U test revealed a statistically significant difference in weight change between the control and intervention groups (z = -3.269, p = 0.001). Therefore, it can be concluded that massage is effective in increasing the Infant's weight so massage can be used as a routine treatment method to support the weight growth of children under two years old.
How Do Pregnant Women in Surakarta Understand, Feel About, and Perceive Breastfeeding? A Qualitative Study Using Snowball Sampling Argaheni, Niken Bayu; Putri, Noviyati Rahardjo; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Kusmawati, Iffah Indri; Nugraheni, Angesti
Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v19i1.3885

Abstract

Breastfeeding is critical for the health of both mothers and infants, with global recommendations supporting exclusive breastfeeding for the first six months. This study aimed to examine the knowledge, attitudes, perceptions, and challenges faced by pregnant women in Surakarta.: Five women between 28 and 36 weeks of gestation were recruited using snowball sampling, and data were collected through in-depth interviews. Thematic analysis, conducted using NVivo 12. Revealed that while participants generally demonstrated a high level of preparedness for breastfeeding, challenges such as public discomfort, inconsistent readiness, and emotional uncertainties persisted. The support of their husbands was felt to be crucial by the participants in this study. However, as the study involved only five pregnant women, the findings should be interpreted with caution, and may not be generalizable to a wider population. Nonetheless, this study suggests that emphasis should be placed on addressing the individual needs of mothers and providing appropriate support interventions to help overcome emotional and logistical barriers, which could enhance effective breastfeeding practices in similar contexts.
Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Menarche Dini pada Anak Sekolah Dasar di Surakarta Andieny, Pramudya Dwi; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Sari, Atriany Nilam; Rokhayati, Evi; Kusmawati, Iffah Indri
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.26-31

Abstract

Latar belakang. Usia menarche bagi seorang anak perempuan sangat penting karena hal ini dapat menjadi prediksi kesehatan pada saat dewasa. Seiring berjalannya waktu, usia menarche secara signifikan semakin dini. Menarche dini ditemukan menjadi faktor risiko berkembangnya kanker payudara, kanker endometrium, leiomyomata uterus, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus type 2, dan obesitas. Faktor yang dapat memengaruhi menarche dini, di antaranya status gizi dan aktivitas fisik. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan menarche dini pada anak sekolah dasar di Surakarta.Metode. Penelitian dilakukan di SDIT Insan Mulia Surakarta. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 65 orang. Data dianalisis secara bivariat dengan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik biner. Hasil. Terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan menarche dini (p-value 0,013). Tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan menarche dini (p-value 0,402). Status gizi (p-value 0,005) lebih berhubungan dengan menarche dini dibandingkan aktivitas fisik (p-value 0,477).Kesimpulan. Status gizi lebih berhubungan dengan menarche dini pada anak SDIT Insan Mulia. Oleh karena itu, diharapkan anak perempuan dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah terjadinya menarche dini.
The Influence of Cegah Anemia Remaja (Care) Educational Video on Knowledge and Perceptions of Anemia Prevention in Female Adolescents Azzahra, Nabila Khairunisa; Perestroika, Grhasta Dian; Argaheni, Niken Bayu; Kusmawati, Iffah Indri; Novika, Revi Gama Hatta
Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 10 No. 3 (2025)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/thejhpb.2025.10.03.02

Abstract

Background: In adolescents aged 15-20 years, anemia is a disease that is susceptible, especially in young women. Early prevention efforts use educational videos motion graphics It has not been widely studied as to how much influence it has on knowledge and perceptions regarding the prevention of anemia in adolescents. This study aims to determine the effect of the Prevent Adolescent Anemia (CARE) educational video on knowledge and perceptions of preventing anemia in adolescents. Subjects and Method: A quantitative study was conducted on 68 teenage girls who were susceptible to anemia. This research used a quasi-experimental design that was held in February 2024 at Abi-Ummi Boyolali Islamic Boarding School. The dependent variable were adolescent knowledge and perception. The independent variable was Cegah Anemia Remaja (CARE) educa­tional video. The difference in values between the two groups was analyzed using the Wilcoxon matched-pairs signed-ranks test. The influence of the CARE educational video on adolescents' knowledge and perceptions of anemia was examined using multinomial logistic regression. Results: The prevalence of knowledge of preventing anemia in adolescents is 58.8% sufficient and the majority's perception of preventing anemia in adolescents is good, at 94.1%. The effect of CARE educational videos on knowledge is significant (OR= 5.40; p <0.001) and on perception is also significant (OR= 5.48; p= 0.013). Conclusion: Health education through the Cegah Anemia Remaja (CARE) Educational Video has an effect on increasing knowledge and perception of anemia prevention in female adolescents.
Edukasi MPASI dalam Program GERBANG EMAS: Membangun Pondasi Nutrisi Awal untuk Mencegah Stunting Kusmawati, Iffah Indri; Putri, Noviyati Rahardjo; Megasari, Anis Laela; Larasati, Disa; Rahmah, Ulinuha Aufa; Ningrum, Dita Cahaya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 11 (2025): Volume 8 No 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i11.22693

Abstract

ABSTRACT Stunting is a health problem in toddlers characterized by height below the standard and delayed cognitive development as a result of chronic malnutrition. One of the contributing factors is inappropriate complementary feeding (CF) practices, in terms of timing, type, texture, and feeding frequency. A lack of maternal knowledge is a key factor underlying these inappropriate practices. This community service activity aimed to improve mothers’ knowledge regarding appropriate complementary feeding to support optimal child growth and development and to prevent stunting. The method was carried out through CF education, accompanied by examples of local menus and tips on food texture according to the child’s age, and concluded with a discussion. The target participants of this activity were 35 mothers of infants aged 6–12 months. Based on the pre-test results, the average maternal knowledge score was 7.8, which increased to 8.4 after the educational intervention. The results indicate an improvement in knowledge gained through participatory education in the complementary feeding class. It is expected that future activities will be complemented by long-term assistance, periodic evaluation of children’s nutritional status, and expanded research coverage that includes maternal behavior and involves a control group. Keywords: Complementary Feeding, Stunting, Health Education  ABSTRAK Stunting merupakan masalah kesehatan pada balita yang ditandai dengan tinggi badan di bawah standar dan keterlambatan perkembangan kognitif akibat kekurangan gizi kronis. Salah satu penyebabnya adalah praktik pemberian MPASI yang tidak tepat, baik dari segi waktu, jenis, tekstur, maupun frekuensi makan. Kurangnya pengetahuan ibu menjadi faktor utama dalam ketidaktepatan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian MPASI yang tepat guna mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dan mencegah stunting. Metode kegiatan dilakukan melalui pemberian edukasi MPASI disertai dengan contoh menu lokal serta tips tekstur makanan sesuai dengan usia anak lalu ditutup dengan diskusi. Mitra dalam kegiatan ini adalah 35 orang ibu balita usia 6 -12 bulan. Berdasarkan hasil pre test didapatkan rerata nilai pengetahuan ibu adalah 7,8 dan meningkat menjadi 8,4 setelah intervensi edukasi. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang didapatkan melalui edukasi partisipatif dalam kelas MPASI. Diharapkan untuk kegatan selanjutnya dapat dilengkapi dengan pendampingan jangka panjang, evaluasi status gizi anak secara berkala, serta perluasan cakupan penelitian yang mencakup perilaku ibu dan melibatkan kelompok kontrol. Kata Kunci: MPASI, Stunting, Edukasi Kesehatan