Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Perencanaan Perbaikan Kualitas Layanan Jasa Wisata Menggunakan Pendekatan Integrasi Servqual dan Quality Function Deployment Mubin, Ahmad
Jurnal Teknik Industri Vol 9, No 2 (2008): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.803 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol9.No2.102-111

Abstract

Competition of tourism business in Malang makes the recreational park management to improve their innovations. Innovation intended to how the management can increase the quality of service which is able to give significant advantages and differs from the others recreational park. Sengkaling Recreational Park is one of tourist destination in Malang which is quite a lot visited by tourists. But since the exist of another competitor the Jatim Park, causes the decreased of the number of visitors of the Sengkaling Recreational Park. Therefore research was needed to be done to know what kind of service attributes wanted by tourists and how is the difference condition between perceptions and tourist expectations to quality of service given. A planning method which applicable to translate the customer needs become the action plan form for company is QFD. This step can be use to evaluate and plan the improvement of service quality. To sharpen the identification of service quality attributes that need to be applied therefore QFD approach is integrated with Servqual approach. At the Servqual approach found nine service attributes which have negative gap (difference) between perceptions and tourist expectations, that is security and safety guarantee of the play arena, the complete of the play arena, availability of toilet, hygiene and less time to pass on the toilet, comfortable route tourism object, supporting facilities for health and safety, environmental safety of tourism object, availability of dangerous area guide, and hygiene environment of tourism area. To plan the improvement of service quality, through QFD approach from result of analysis HOQ is got from priority consumer desire based on percentage rating of Normalized Raw Weight which is the complete of plays arena (15.09%), comfortable route of tourism object (13.10%), security and safety guarantee of plays arena (12.45%) and availability of the toilet (11.73%). While technical response which given high priority to be repaired and improved to fulfill satisfaction of Sengkaling Recreational Park visitors that is elegibility test of plays arena equipments and supporting facilities in routine (97.323), renovation of toilet building (96.513), addition of toilet in strategic locations (93.697), installation of commemoration fringes or sign in all area of the tourism object (70.033), location of officer cleaning service effectively (66.227) and addition of arena facility plays at (57.982).
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI DAN PEMANFAATAN SERAT KELAPA SEBAGAI PENGGANTI SERAT KAIN PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN ASBES (STUDI KASUS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN ASBES DI KABUPATEN MALANG) Moh. Jufri; Ahmad Mubin; Nur Subekhi
Jurnal Dedikasi Vol. 4 (2007): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v4i0.877

Abstract

Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM} dalam menunjang pembangunandaerah adalah sangat besar. Untuk itu, pemberdayaan UKM termasuk para pengrajinPembuatan Asbes haruslah terus dilakukan yaitu dengan cara penerapan teknologi, baikteknologi proses maupun desain produk, sehingga dapat meningkatkan kualitas, kualitasdan daya saingnya.Teknologi Proses yang digunakan oleh para pembuatan Asbes selama ini masihkonvensional secara turun temurun, demikian pula desainnya belum borientasi padapasar, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing terutama denganproduk sejenis yang dihasilkan oleh industri yang sudah rnenggunakan teknologimodern.Pemilihan Pembuatan Asbes "Internit MIKO" sebagai lokasi kegiatan pengabdiankarena dilihat dari posisi dan tempat yang strategis untuk pengembangan usaha di masayang akan datang. Hal inilah yang mendorong diadakannya kegiatan pengabdian untukpengembangan produk Asbes tersebut agar menjadi lebih maju dan mapan. Harapanlebih jauh lagi bisa menjadi perusahaan yang menghasilkan produk Asbes yang mempunyaikualitas yang baik.Dari hasil monitoring terhadap keberhasilan penerapan Iptek terlihat bahwa telahada peningkatan, misalnya pengrajin sudah mampu memilih alternative pengganti bahanbaku yang baik, melakukan urutan proses produksi dengan benar, memperkirakancampuran serat kelapa dengan arah serat dengan baik sehingga bahan baku tidak sampaiberlebih, dan ada peningkatan dalam memilih bahan alternatifselain kain. Peningkatanketahanan banding produk hasil penerapan Iptek dengan sebelumnya yaitu sebesar2,5%. Dalam hal pengembangan desain produk, sudah ada peningkatan yaitu mampumembuat desain sesuai keinginan pemesan atau konsumen dan mampu memberikanalternatif desain yang menarik dengan kombinasi antara desain Asbes (internit) yang dibuat dengan aksesoris rumah sesuai model Gibs dan warna dasar asbes sudah bisa menyesuaikan dengan warna cat rumah. Dari sisi penangangan order, pengrajin sudahmampu membuat sketsa gambar pesanan lengkap, perkiraan waktu penyelesaiannya, danmenentukan komponen biaya yang meliputi; biaya bahan baku (utama dan pendukung),biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Kata Kunci : Serat Kelapa, Asbes.
Perbaikan Proses Produksi dan Pengem,bangan Desain Produk Pisai Pandai Besi Ahmad Mubin; Nur Subeki; Moh. Jufri
Jurnal Dedikasi Vol. 3 (2006): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v3i0.882

Abstract

Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembengunan daerah adalah sangat besar. untuk itu, pemberdayaan ukm termasuk pengrajin pandai besi haruslah terus dilakukan yaitu dengan cara penerapan teknologi, baik teknologi proses maupun desain produk, sehingga dapat meningkatkan kuantitas, kualitas dan daya saingnya.Teknologi proses yang digunakan oleh para pengrajin pandai besi selama ini masih konversional secara turun menurun, demikian pula desain belum berorientasi pada pasar, sehingga kualitas produk yang dihasilkan oleh industri yang sudah menggunakan teknologi modrenPemilihan pandai besi "Soli A" sebagai lokasi kegiatan pengabdian karena dilihat dari posisi pandai besi tersebut menunjukan tempat yang strategis untuk pengembagan usaha dimasa yang akan datang. hal inilah yang mendorong diadakanya kegiatan pengabdian untuk mengembangkan pandai besi tersebut agar menjadi lebih maju dan mapan. harapan lebih jauh menjadi perusahaan yang menghasilkan produk peralatan rumah tangga dan pertanian.dari hasil monitoring terhadap keberhasilan penerapan Iptek terlihat bahwa telah ada peningkatan, misalnya pengrajin sudah mampu memilih bahan baku yang baik, melakukan urutan proses produksi dengan benar, memperkirakan temperatur pemanasan dengan baik sehingga bahan baku tidak sampai mencair, dan ada peningkatan dalam memilih media pendingin. peningkatan ketahanan korosi produk hasil penerapan Iptek dengan sebelumnya yaitu sebesar 2,5 %, sedangkan nilai kekerasanya meningkat 1,8% dari sebelumnya. dalam hal pengembagan desain produk, sudah ada peningkatan yaitu mampu membuat desain sesuai keinginan pemesan atau konsumen dan mampu memberikan alternatif desain yang menarik desain dengan kombinasi antara pegangan (garan) dan bahan pisau yang serasi. dari sisi penangan order, pengrajin sudah mampu membuat sketsa gambar pesanan lengkap dengan ukuran, perkiraan waktu penyelesaiannya , dan menentukan komponen biaya yang meliputi biaya bahan baku (utama dan pendukung), biaya tenaga kerja, dan biaya oprasional lainya Kata Kunci : Proses Produksi, Desain Produk, Pisau, UKM
PERBAIKAN PROSES PENGELASAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KEKERASAN HASIL SAMBUNGAN LAS PADA BENGKEL KONSTRUKSI DAN OTOMOTIF DI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Nur Subeki; Ahmad Mubin
Jurnal Dedikasi Vol. 2 (2005): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v2i0.935

Abstract

Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan daerah sangat besar. Untuk itu pemberdayaan UKM, termasuk para pemilik bengkel haruslah terus dilakukan dengan cara pembinaan penerapan teknologi, baik teknologi proses maupun desain konstruksi, sehingga dapat meningkatkan kuantitas, kualitas dan daya saingnya.Teknologi Proses Pengelasan yang digunakan oleh para ahli las pada bengkel konstruksi selama ini masih konvensional, yang diperoleh secara turun-temurun, demikian pula desain konstruksinyanya belum berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas, sehingga kualitas sambungan dan bentuk konstruksi yang dihasilkan kurang memberikan jaminan kekuatan dan kekerasan permukaan konstruksi sambungan.Pemilihan tempat kegiatan di Bengkel Mobil Adi Puro dan Bengkel Las Dalbo terletak di Desa Tlogomas dan Desa Tlogo Indah Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, karena dilihat dari posisi kedua bengkel tersebut menempati tempat yang strategis untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang. Hal inilah yang mendorong diadakannya kegiatan pengabdian untuk pengembangan kedua bengkel tersebut agar menjadi lebih maju dan mapan dalam pengembangan jasa perbengkelan.Keberhasilan penerapan IPTEK yang dilakukan adalah adanya peningkatan kemampuan tukang las dalam hal : 1). Penerapan prosedur pengelasan dengan baik yaitu: meliputi langkah persiapan dengan pembersihan permukaan yang akan dilas, penyusunan kampuh las dengan baik serta menggunakan alat pengamanan standar. 2). Pelaksanaan pengelasan sudah ada peningkatan dalam memilih elektrode, arus dan media pendingin yang cocok untuk jenis pengelasan tertentu. 3) Pasca pengelasan diadakan pembersihan permukaan dan juga paniting. Peningkatan kekerasan hasil penerapan IPTEK dengan sebelumnya adalah sebesar 2,3%. Sedangkan untuk kekuatan tarik meningkat sebesar 5,65 %. Dilihat dari sisi penambahan alat Jig ang Figture dapat meningkatkan ketelitian dari pergeseran konstruksi sebesar 3-5 cm.
Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard dan Analytical Network Process Pada Perusahaan Manufaktur Lampu Adhi Nugraha; Muhammad Abdillah Arif; Ahmad Mubin
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 20 No 2 (2020)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/matrik.v20i2.1039

Abstract

Pengukuran kinerja yang selama ini digunakan oleh PT XYZ, sebuah perusahaan manufaktur lampu, hanya fokus pada aspek keuangan saja, sehingga aspek – aspek lain diantaranya aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal, dan aspek pembelajaran & pertumbuhan masih belum terukur. Perusahaan perlu merancang suatu metode pengukuran kinerja untuk dapat mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini, yang juga bisa digunakan sebagai acuan perbaikan dan peningkatan kinerja yang harus dilakukan perusahaan. Permasalahan yang dialami perusahaan terdapat pada aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam penyelesaian masalah kinerja, peneliti menggunakan model Balanced Scorecard untuk perancangan serta Analytical Network Process untuk pembobotan indikator kinerja. Adapun untuk pengukuran kinerja perusahaan menggunakan Objective Matrix dengan evaluasi menggunakan Traffic Light System. Dengan menggunakan beberapa metode tersebut, didapatkan beberapa Key Performance Indicator (KPI) yang dianggap kurang. KPI yang dianggap kurang diberikan usulan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan.
Analisis Kelayakan Pendirian Unit Produksi di Universitas (Studi Kasus Industri Minyak Atsiri) Ahmad Mubin
Jurnal Teknik Industri Vol. 3 No. 1 (2002)
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol3.No1.12-21

Abstract

The establishment of production unit requires fairly high investment, therefore to avoid the investment connducted which in fact will be unprofitable in the future, before implementing such investment, the comprehensive analysis or feasibility study is required, concerning marketing, technical financial management, and social-economyn alysis.From the result of feasibilitiy studythe level of feasibility for the establishment of production or business units is determined. In this case study, the subject of study is production of essential oil that serves as raw material for food, pharmacy, and parfume manufactures. Based on the analysis result of market and marketing aspects, as well as technical and Technology aspects, it was  ndicated that the proposal of production unitestablishment feasible to beaccepted. Likewise, the result of financial analysis with the methods of Net present value, Profitability Index(B /C ratio), Internal Rate of Return and payback period,indicated that the proposal of production unitestablishmeint is feasibleto be accepted.
Penerapan Konsep Crossdocking untuk Menurunkan Persediaan di PT. Coca Cola Distribusi Malang Ahmad Mubin
Jurnal Teknik Industri Vol. 4 No. 2 (2003)
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol4.No2.30-39

Abstract

This Final duty produce design model distribution system for the finished of problems of product distibution stream. Method which used in system model is method of Crossdocking. Crossdocking used as by method to schedule delivery of product. Ther€ is two step scheduling of delivery, first of scheduling of delivery of factory Sales Center and both scheduling of shipping ofsales Center - outlet. Crossdocking repr€sent distribution melhod as a mean to minimize of is expense of supply, Crossdocking applied by functioned Sales Centar as facility of Crossdock, where at its distribution process of product sent from factory to outlet pass Sales Center without passing inventory storage process. Scheduling of first phase cover amounl, time, target of delivery, and used vehicle. By the end of this system device done by calculation of safety stock as anticipation to avoid stock out to demand of final consumer. Of device model this Crossdockingc an be yielded decrease of inventoryl evel in Sales Center, and decrease of transportation cost from factory to Sales Center.
Uji Pemanfaatan Teknologi Elektroplating Pada Produk Pandai Besi Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Ahmad Mubin
Jurnal Teknik Industri Vol. 2 No. 1 (2001)
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol2.No1.1-9

Abstract

The research of application of electroplating technology testing at pandai Besi product as means to increase of quality and competitiveness had done, this research aimed to make reparation of production process and to applied electroplating technology in finishing process, until can adding to decorative properties and resistence of corrosion at product and to determine cost addition because that treatment.
Peningkatan Produktivitas Dan Kinerja Lingkungan Dengan Metode Green Productivity di PT. XYZ Ahmad Mubin; Syaiful Zainuri
Jurnal Teknik Industri Vol. 13 No. 2 (2012): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol13.No2.126-132

Abstract

Productivity is very important for the company as a way to monitor the production performance. Productivity measurement is performed to determine the level of productivity performance of the company and can be used as guideline for continuous improvement. Similarly, the environmental aspect has become an important and strategic issues that must be addressed by the industry well and improved its performance continuously. In order to improve productivity while lowering environmental impact the company need to use Green Productivity model approach. The purposes of this research were to identify factors that affect productivity and environmental performance, as well as providing proposed improvement using Green Productivity method based on the highest value of the Benefit-Cost Ratio (BCR) index. The results showed that the factors that affect productivity and environmental performance are the boiler performance and the wastewater treatment. Therefore to overcome these problems, it was needed an improvement alternative. The improvement alternative proposed were to install Heat Exchanger and DAF (Dissoveled Air Floatation). From the estimated contribution, the chosen alternative could provide a significant increase in the productivity index of boiler at 103.64% better than the initial condition and productivity index of oil waste by 104.18% better than the initial condition, also there were decreased level of CO level at 0.19 and 0.17 for oil and fat. 
Perancangan Integrated Environmental Performance Measurement System Di Rumah Sakit Chandra Kurniawan; Ahmad Mubin; Heri Mujayin Kholik
Jurnal Teknik Industri Vol. 18 No. 1 (2017): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol18.No1.9-18

Abstract

Waste has a negative impact on the environment. Hospital medical waste is a hazardous waste for the environment. Environmental performance measurement systems are used to measure the performance of hospitals in handling waste. The measurement of its environmental performance in the hospital is expected to provide improved sewage treatment systems. AHP (Analytical Hierarchy Process) and OMAX (Objactive Matrix) methods are used to design environmental performance systems at hospitals. The data needed is medical and non medical treatment. Data were collected using pairwise comparison questionnaires. The questionnaire data shows the importance of key environmental performance indicators (KEPI). Results of questionnaires processed using Expert Choice. Expert Choice's output produces weight and consistency ratio. Weighted KEPI results are processed by OMAX method. The OMAX method is used to determine the value of environmental performance. There 41 KEPI aspects of the environment. Based on the results of the environmental performance assessment, liquid waste has the highest weight of 0.229.