Tradisi bau nyale tidak hanya penting bagi masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah, tetapi juga sangat penting bagi masyarakat pesisir Kabupaten Lombok Timur, terutama di Kecamatan Jerowaru. Acara menangkap epitoki cacing laut di Pantai Kaliantan ini telah lama menjadi budaya tahunan, yang ingin ditingkatkan menjadi atraksi wisata budaya oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Keluarnya nyale adalah peristiwa biologis, tetapi pengajaran tentang nyale di sekolah hanya terbatas pada tradisi dan legenda saja. Guru-guru Biologi tidak mempunyai akses terhadap informasi ilmiah tentang Biologi cacing nyale. Tidak sedikit guru Biologi yang belum memahami tentang reproduksi cacing nyale. Kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk menjawab kebutuhan guru akan informasi ilmiah tentang Biologi cacing nyale. Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara daring dan pemberian bahan bacaan elektronik tentang Biologi cacing nyale. Peserta kegiatan penyuluhan adalah 32 guru Biologi dari 17 SMA Negeri di Kabupaten Lombok Timur. Sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan, para guru Biologi diberikan pre-test dan post-test untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Bahan bacaan diberikan setelah guru menjawab pre-test, sebelum kegiatan penyuluhan. Hasil penilaian guru sendiri menunjukkan bahwa mereka mengalami peningkatan pengetahuan tentang cacing nyale sebanyak 4,33 hingga 5,17 skala pada semua sembilan topik yang dibahas. Perbandingan rata-rata pengetahuan guru pada pre-test dan post-test menunjukkan adanya kenaikan enam kali lipat (631%). Peningkatan pengetahuan yang sangat besar ini dapat dijelaskan dari perubahan pada ketersediaan sumber informasi tentang cacing nyale. Dengan menyediakan bahan bacaan tentang Biologi cacing nyale, para guru Biologi menjadi lebih faham tentang aspek Biologi dari cacing nyale, dan diharapkan mereka akan lebih bersemangat untuk mengajarkan Biologi cacing nyale kepada siswa SMA. Jika kegiatan ini dilaksanakan pada semua guru di seluruh Pulau Lombok, dari SD/MI hingga SMA/MA, maka dalam waktu 10 tahun, sebagian besar penduduk Pulau Lombok akan memahami pentingnya konservasi atau pengelolaan cacing nyale.ÃÂ