Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING HABITS AND WORK STRESS AMONG BOARD OPERATORS IN ELECTRICITY COMPANIES: CROSS-SECTIONAL STUDY Wardoyo, Dhea Aulia Hera; Wahyudiono, Yustinus Denny Ardyanto
Journal of Community Mental Health and Public Policy Vol. 6 No. 2 (2024): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Terapan untuk Kesehatan Jiwa (Lenterakaji)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51602/cmhp.v6i2.127

Abstract

Background: The 2019 National Socio-Economic Survey showed that 92.1% of active smokers were workers. An increase in risky behaviour such as smoking can be a cause of stress in working individuals. Purpose: This study aimed to determine the strength of the relationship between smoking habits and occupational stress in board operators. Methods: This is a quantitative research design. The type of research used was observational with a cross sectional approach. Sampling using the total population of 52 people. The independent variable (smoking habit) was measured using the Penn State Nicotine Dependence Index and the dependent variable (work stress) was taken with the Workplace Stress Scale questionnaire. The strength of the relationship test was carried out with the contingency coefficient test to determine the strength of the relationship between variables. Results: 30 respondents (57.7%) do not smoke. While 30 respondents (57.7%) had work stress levels mostly in the moderate stress category. The results of the strong relationship showed c = 0.254 which means a weak relationship between smoking habits and occupational stress. Conclusion: Most of board operators do not have a smoking habit and experience moderate work stress and there is a weak relationship between smoking habits and work stress. Abstrak Latar Belakang: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019 menunjukkan sebanyak 92,1% perokok aktif berasal dari kalangan pekerja. Peningkatan perilaku berisiko seperti kebiasaan merokok dapat menjadi penyebab stres pada individu pekerja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kuat hubungan kebiasaan merokok dengan stres kerja pada operator board. Metode: Ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel menggunakan total populasi yaitu sebesar 52 orang. Variabel independen (kebiasaan merokok) diukur dengan menggunakan Penn State Nicotine Dependence Index dan variabel dependen (stres kerja) diambil dengan kuesioner Workplace Stress Scale. Uji kuat hubungan dilakukan dengan uji koefisien kontingensi untuk mengetahui kuat hubungan antar variabel. Hasil: 30 responden (57,7%) tidak merokok, sedangkan 30 responden (57,7%) tingkat stres kerja mayoritas dalam kategori stres sedang. Hasil kuat hubungan menunjukkan c = 0,254 yang memiliki makna hubungan lemah antara kebiasan merokok dengan stres kerja. Kesimpulan: Sebagian besar board operator tidak memiliki kebiasaan merokok dan mengalami stres kerja sedang serta terdapat hubungan lemah antara kebiasaan merokok dengan stres kerja.
Pendidikan Gizi tentang Anemia dan Konseling Kesehatan Mental pada Remaja melalui Program Kenal Sebaya Puspikawati, Septa Indra; Sebayang, Susy Katikana; Dewi, Desak Made Sintha Kurnia; Fadzilah, Rochmanita Ilvanadewi; Alfayad, Afan; Wardoyo, Dhea Aulia Hera; Pertiwi, Rina; Adnin, Arini Banowati Azalia; Devi, Sarda Ika; Manggali, Tyas Ratna; Septiani, Mela; Yunita, Dewi
Media Gizi Kesmas Vol 10 No 2 (2021): MEDIA GIZI KESMAS (DECEMBER 2021)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgk.v10i2.2021.278-283

Abstract

ABSTRAKLatar belakang: Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari angka normal. Indonesia merupakan sebuah negara dengan kejadian anemia yang cukup tinggi. Prevalensi kejadian anemia yang terjadi pada Remaja Indonesia yaitu 32%, hal ini memiliki arti 3-4 dari 10 remaja di Indonesia menderita anemia. Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) adalah salah satu cara yang dapat digunakan sebagai upaya di dalam penanganan anemia. Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah pada remajaputri sebesar 76,2%, dengan 80,9% diantaranya mendapat TTD di sekolah. Remaja putri yang mendapat TTD di sekolah dan mengonsumi ≥52 butir hanya sebanyak 1,4%, sedangkan, 98,6% lainnya mengonsumsi <52 butir. Dengan demikian kesadaran remaja putri tentang pentingnya konsumsi TTD sebagai langkah untuk mencegah terjadinya anemia masih cukup rendah.Tujuan: Mengetahui perbedaan antara pengetahuan sebelum dan setelah pendidikan gizi tentang anemia pada remajaMetode: Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Banyuwangi. Dilaksanakan pada bulan Agustus 2021. Sasaran kegiatan adalah pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Banyuwangi.Hasil: Rata – rata skor pengetahuan meningkat sebesar 11,23. Sebanyak 75,3% siswa menjawab sangat setuju bahwa sosialisasi ini memberikan informasi baru.Kesimpulan: Edukasi tentang anemia dan TTD pada remaja dengan media video dan leaflet secara online dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang anemia dan TTD.Kata kunci: remaja, anemia, tablet tambah darah