Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

GREEN HOTELS DEVELOPMENT POLICY AS A LOW CARBON TOURISM DEVELOPMENT EFFORT IN INDONESIA christianto, Jery; Amalia, Affrida; Furqan, Alhilal
International Journal of Sustainable Competitiveness on Tourism Vol. 2 No. 01 (2023): IJSCOT II-01
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/ijscot.v2i01.1048

Abstract

This research analyzes the implementation of the green hotel development policy as a low-carbon tourism development effort in Indonesia during the era of President Joko Widodo's administration. This paper discusses what is meant by green hotel development, low carbon tourism development, and climate change risk management. This research is qualitative descriptive research that analyzes secondary data with a cross-sectional study design. The results of this study show that the Government of Indonesia has called for four strategic steps in dealing with climate change. Ensuring that all countries contribute to tackling climate change; mobilizing the potential of the community to raise awareness in dealing with and implementing actions related to climate change; Strengthening global partnerships by prioritizing capacity building cooperation in dealing with climate change for countries in the Pacific region; besides that, there are also four other efforts that have been carried out, namely the government targeting greenhouse gas reduction, the law on environmental protection and management, and the development plan national medium term, or RPJMN; establishing the management agency for environmental funds; national economic recovery; and food estate. Examples of hotels implementing green hotels in Indonesia are Borobudur Hotel Jakarta, Greenhost Boutique Hotel Yogyakarta, etc.
Strategi Peningkatan Daya Dukung Wisata di Kawasan Wisata Lembang Labibah, Fairuz; Khainur, Puti Nailatulfarihah I.; Furqan, Alhilal
JURNAL NASIONAL PARIWISATA Vol 13, No 2 (2023): Jurnal Nasional Pariwisata
Publisher : Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jnp.92016

Abstract

Commonly used tourism carrying capacity assessment methods currently have shortcomings because they still use indicators that cannot be measured, making it difficult to be understood and applied in the form of policies by relevant parties. In addition, some indicators are not collected at all by authorities because they are not considered important or are only relevant for one type of destination and not for other destinations. So ESPON conducted research to develop a new method for assessing the carrying capacity of tourist areas that was implemented in four destinations in Slovenia and Italy. The method was then adapted to be implemented in the Lembang tourism area, and has several stages, namely an overview of tourist destinations, a review of tourist destinations from the point of view of sustainable development and tourism development, data collection of tourist destinations, identification of strengths, weaknesses, opportunities, and threats (SWOT), and strategy formulation. Some of the resulting strategies are utilizing natural and cultural wealth wisely to improve the economy and welfare of the community around the tourist area, involving all parties (managers, government, community and tourists) in maintaining public facilities of tourist attractions, making bad reviews of tourists as an evaluation for tourist attraction managers, especially those related to improving public facilities, protecting natural wealth by giving strict sanctions to people who damage nature in tourist areas, and empowering the community in developing all existing tourist attractions.
Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Berbasis Gastronomi: di Coastal Tourism Pulau Bangka Podung, Geraldine; Alifah, Winne Riesky; Furqan, Alhilal
Masyarakat Pariwisata : Journal of Community Services in Tourism Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Politeknik Pariwisata NHI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/mp.v5i1.1406

Abstract

Destinasi pariwisata memerlukan daya tarik yang menjadi poin utama yang akan dijual pada industri pariwisata. Pariwisata berbasis gastronomi menjadi salah satu yang menarik saat ini. Dalam rangka pengembangan suatu destinasi pariwisata, maka dibutuhkan strategi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk melihat dan mengidentifikasi strategi yang cocok untuk diterapkan dalam memulai pengembangan destinasi wisata berbasis gastronomi di Pulau Bangka yang memiliki berbagai potensi dan kekuatan sebagai destinasi pariwisata gastronomi. Sehingga nantinya dengan strategi yang disesuaikan dengan target tersebut dapat dilakukan pengembangan secara bertahap di Pulau Bangka untuk membantu meningkatkan perekonomian melalui pendapatan daerah serta branding terhadap Pulau Bangka.
ANALISIS PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI DESA WISATA MEKARSARI, KABUPATEN BANDUNG Suhaimi, Sanna Nadia; Putri, Titania Athaya; Harahap, Agustian; Furqan, Alhilal
Jurnal Industri Parawisata Vol 6, No 2 (2024): JANUARY
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v6i2.1555

Abstract

Community-Based Tourism (CBT) merupakan konsep yang diarahkan untuk diterapkan pada Desa Mekarsari untuk pengembangan desa wisatanya, karena kegiatannya yang mendukung cara hidup masyarakat lokal dan upaya mereka untuk mencapai kesejahteraan. Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji implementasi CBT di desa ini sehingga dapat memberikan wawasan untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Metode dalam penelitian ini menggunakan studi lapangan dan wawancara dengan Staff Pelayanan Kantor Desa, Ketua Desa, Penggiat Pemuda dan Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Mekarsari, dimana data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan interpretatif. Temuan menunjukkan bahwa CBT di Desa Wisata Mekarsari masih dalam tahap pengembangan dan memiliki potensi yang baik dengan keberagaman alam dan komoditas unggulan seperti teh, kopi, dan susu sapi. Namun, terdapat hambatan dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, seperti keterbatasan sumber daya manusia dan kurangnya kerja sama antara pengelola objek wisata dan pemangku kepentingan. Untuk mengatasi ini, diperlukan investasi dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas masyarakat serta membangun kemitraan antara pemangku kepentingan untuk mencapai pertumbuhan pariwisata yang optimal dan memastikan manfaat ekonomi dirasakan oleh masyarakat setempat.
ANALISIS TAHAPAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERTUMPU MASYARAKAT DI KAMPUNG ADAT CIRENDEU, KOTA CIMAHI Annafi, Hafsah Restu Nurul; Kartika, Ratu Dika; Alifah, Winne Riesky; Furqan, Alhilal
Jurnal Industri Parawisata Vol 7, No 1 (2024): JULY
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i1.2106

Abstract

Desa Wisata dianggap sebagai daya tarik dalam suatu tujuan wisata yang secara signifikan merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama bagi masyarakat lokal. Pariwisata pedesaan di desa-desa tradisional dapat membantu melestarikan budaya lokal dan memberdayakan masyarakat setempat. Kampung Adat Cirendeu adalah contoh desa tradisional yang telah dikembangkan menjadi tujuan wisata edukatif dengan mempertahankan nilai-nilai budaya lokal seperti tidak makan nasi dan menggantinya dengan singkong. Pariwisata berbasis masyarakat adalah salah satu cara di mana Kampung Adat Cirendeu telah mengembangkan dan mempertahankan gaya hidup tradisionalnya. Keberlanjutan desa dipertahankan oleh kemampuan masyarakat setempat untuk memberdayakan diri tanpa terganggu oleh faktor eksternal seperti kehadiran atau ketiadaan wisatawan. Analisis studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara dengan Ketua Desa Cirendeu dan penelitian pustaka. Hasil studi ini menemukan bahwa Desa Cirendeu berada dalam kategori berkelanjutan, hal ini karena orang-orang di sekitar desa telah mampu memberdayakan diri tanpa terganggu oleh faktor eksternal seperti ada atau tidaknya wisatawan, mereka terus melakukan gaya hidup mereka.
Business Model Canvas (BMC) Approach for Ecotourism Development Based on Islamic Boarding School Community (Case: Cipeujeuh Valley, Darul Arqam Muhammadiyah Islamic Boarding School) Al-Sakina, Nashiha; Yustiana, Yooce; Furqan, Alhilal
3BIO: Journal of Biological Science, Technology and Management Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : School of Life Sciences and Technology, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/3bio.2024.6.2.1

Abstract

This study investigates the potential for ecotourism in Cipeujeuh Valley, which is situated near the Darul Arqam Muhammadiyah Islamic boarding school in Garut Regency. The research examines the factors that drive tourists to visit the area, the level of community engagement, and the development of a community-based ecotourism business model. The data was gathered using descriptive statistics, the Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS) framework, and rapid rural appraisal techniques. The results indicate that Cipeujeuh Valley has intermediate ecotourism spectrum, with push factors such as sports and adventure, recreation and relaxation, social status, and quality time, and pull factors including nature and the local community, and enjoying facilities. The community is generally receptive to ecotourism development, with 61.3% expressing interest and 38.7% not. The study suggests that educational institutions, communities, organizations, and families can be targeted through a business model canvas that offers unique environments, sustainable resource use, community empowerment, educational tourism, and economic development. Key resources include natural attractions, religious and local wisdom activities, infrastructure, and a skilled workforce, while key activities involve nature-based and community-based tourism experiences.  
KOHERENSI FAKTOR DEMAND DALAM SISTEM KEPARIWISATAAN TERHADAP IMPLIKASI PERENCANAAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA Fasya, Muhammad Najih; Furqan, Alhilal
Jurnal Industri Parawisata Vol 7, No 2 (2025): JANUARY
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2098

Abstract

Sistem kepariwisataan memiliki sifat interkoneksi dan interdependensi. Melalui pendekatan teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor demand yang ada dalam sistem kepariwisataan dan diselaraskan dengan perencanaan kebijakan kepariwisataan di Indonesia. Sehingga penelitian ini mengkaji muatan pembangunan kepariwisataan yang ada di dalam Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teoritis. Selain itu penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mengumpulkan data sekunder secara kepustakaan yang menyangkut tentang sistem kepariwisataan, demand pariwisata dan perencanaan kebijakan kepariwisataan. Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa muatan perencanaan pembangunan kepariwisataan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No. 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota telah mengakomodir faktor supply dan demand, namun dari keempat komponen pembangunan kepariwisataan hanya komponen pemasaran pariwisata yang mengkaji aspek demand pariwisata.
UNRAVELING THE COMPLEXITY OF PUBLIC TRANSPORT GOVERNANCE IN URBANIZED AREA: CASE STUDY OF YOGYAKARTA URBANIZED AREA Devi, Mutiasari Kurnia; Miharja, Miming; Furqan, Alhilal
Built Environment Studies Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/best.v5i2.18608

Abstract

Transport governance has become an increasingly significant aspect of transport research. In urban areas, the institutional problems become more complex since they involve actors across administrative regions, not to mention institutional fragmentation, where actors need to have the capabilities to build good coordination between institutions. In addition, Indonesia currently has weak institutional capacity in public transportation planning and policy. This can hinder the development of effective and efficient public transportation. This paper elaborates on the complexities of public transportation planning in the Yogyakarta Urbanized Area (YUA) by unraveling the distribution of responsibilities and coordination mechanisms across governance levels. To fulfill this objective, we conduct interviews with policy-makers and stakeholders involved in public transport policy-making. Unclear roles, limited financial and human resources, and the lack of a clear institution responsible for public transport arrangements within YUA are constraints to achieving successful public transport planning in YUA. However, YUA has a typical polycentric governance system involving multiple actors in the public transport policy-making process, aggravating the coordination problem in various horizontal and vertical networks between actors.
ANALISIS PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI DESA WISATA MEKARSARI, KABUPATEN BANDUNG Suhaimi, Sanna Nadia; Putri, Titania Athaya; Harahap, Agustian; Furqan, Alhilal
Jurnal Industri Parawisata Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Industri Pariwisata JANUARY 2024
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v6i2.1555

Abstract

Community-Based Tourism (CBT) merupakan konsep yang diarahkan untuk diterapkan pada Desa Mekarsari untuk pengembangan desa wisatanya, karena kegiatannya yang mendukung cara hidup masyarakat lokal dan upaya mereka untuk mencapai kesejahteraan. Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji implementasi CBT di desa ini sehingga dapat memberikan wawasan untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Metode dalam penelitian ini menggunakan studi lapangan dan wawancara dengan Staff Pelayanan Kantor Desa, Ketua Desa, Penggiat Pemuda dan Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Mekarsari, dimana data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan interpretatif. Temuan menunjukkan bahwa CBT di Desa Wisata Mekarsari masih dalam tahap pengembangan dan memiliki potensi yang baik dengan keberagaman alam dan komoditas unggulan seperti teh, kopi, dan susu sapi. Namun, terdapat hambatan dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, seperti keterbatasan sumber daya manusia dan kurangnya kerja sama antara pengelola objek wisata dan pemangku kepentingan. Untuk mengatasi ini, diperlukan investasi dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas masyarakat serta membangun kemitraan antara pemangku kepentingan untuk mencapai pertumbuhan pariwisata yang optimal dan memastikan manfaat ekonomi dirasakan oleh masyarakat setempat.
KOHERENSI FAKTOR DEMAND DALAM SISTEM KEPARIWISATAAN TERHADAP IMPLIKASI PERENCANAAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA Fasya, Muhammad Najih; Furqan, Alhilal
Jurnal Industri Parawisata Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Industri Pariwisata JANUARY 2025
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v7i2.2098

Abstract

Sistem kepariwisataan memiliki sifat interkoneksi dan interdependensi. Melalui pendekatan teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor demand yang ada dalam sistem kepariwisataan dan diselaraskan dengan perencanaan kebijakan kepariwisataan di Indonesia. Sehingga penelitian ini mengkaji muatan pembangunan kepariwisataan yang ada di dalam Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teoritis. Selain itu penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mengumpulkan data sekunder secara kepustakaan yang menyangkut tentang sistem kepariwisataan, demand pariwisata dan perencanaan kebijakan kepariwisataan. Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa muatan perencanaan pembangunan kepariwisataan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No. 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota telah mengakomodir faktor supply dan demand, namun dari keempat komponen pembangunan kepariwisataan hanya komponen pemasaran pariwisata yang mengkaji aspek demand pariwisata.