Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KANDUNGAN AIR YANG TERDAPAT DALAM ASPAL LUNAK BERDASARKAN PENGARUH GEOLOGI Amirullah, Rusman; Widodo, Sri; Bakri, Hasbi; Amir, Muhamad Karnoha
Mining Science And Technology Journal Vol 1 No 1 (2022): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.776 KB) | DOI: 10.54297/minetech-journal.v1i1.255

Abstract

Secara umum kadar air dan bitumen pada aspal dapat diketahui berdasarkan kondisi geologi endapan aspal. Dimana batuan yang lebih lunak dan memiliki struktur geologi berpotensi memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan yang massif dan tidak memiliki struktur geologi. Begitu pula dengan kondisi topografi, semakin curam kondisi topografi suatu daerah maka semakin rendah pula kadar air pada batuan tersebut, begitu pula sebaliknya. Olehnya itu untuk membuktikan hal tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kadar air pada aspal berdasarkan kondisi geologi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kadar air pada lokasi tambang F yang tersusun oleh batu pasir menunjukan kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar air pada lokasi tambang A dan Winto yang tersusun oleh batu gamping. Hal ini disebabkan oleh teknik pengambilan sampel yang masih menggunakan pemboran cutting dengan bantuan air, sehingga kadar air pada sampel tidak dapat terkontrol. Selain itu berdasarkan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa semakin rendah kadar air pada sampel batuan maka kadar bitumen akan semakin tinggi begitu pula sebaliknya.
STUDI PERBANDINGAN NILAI KOHESI DAN SUDUT GESEK DALAM MATERIAL TANAH LIMONIT DAN SAPROLIT PADA PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DESA BELALO, KECAMATAN LASOLO, KONAWE UTARA Dzakir, La Ode; Hariono, Hariono; Dullah, Nurkhalis Mahmudah; Amir, Muhamad Karnoha; Hidayat, Arman; Masgode, Muhammad Bottomi; Purnama, Haerul
Mining Science And Technology Journal Vol 1 No 1 (2022): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.841 KB) | DOI: 10.54297/minetech-journal.v1i1.291

Abstract

Zona limonit dan saprolit merupakan zona dimana kegiatan penambangan nikel dilakukan.Hal ini karena proses pengkayaan mineral terjadi pada zona limonit dan zona saprolit tersebut. Karena merupakan zona tempat kegiatan penambangan berlangsung, maka perlu dilakukan penanganan khusus terhadap kedua zona tersebut. Salah satunya dengan melakukan penelitian untuk mengetahui nilai kohesi dan sudut gesek dalam dari kedua material tersebut Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa material tanah pada zona limonit memiliki nilai kohesi dan sudut gesek dalam yang lebih besar dibandingkan dengan nilai kohesi dan sudut gesek dalam material tanah pada zona saprolit. Hal ini disebabkan oleh kerapatan butir material pada zona limonit lebih rapat dibandingkan dengan kerapatan material tanah pada zona saprolit.
Analisis Zona Laterisasi Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geolistrik (Resistivity) Dullah, Nurkhalis Mahmudah; Dzakir, La Ode; Amir, Muhamad Karnoha
Mining Science And Technology Journal Vol 1 No 2 (2022): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015 KB) | DOI: 10.54297/minetech-journal.v1i2.383

Abstract

Metode geolistrik resistivitas merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi resistivitas batuan ultramafik dibawah permukaan. Tujuan metode geolistrik resitivitas adalah untuk melihat kondisi endapan atau zona laterisasi nikel laterit dibawah permukaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lapisan atas dari zona laterisasi terdiri dari top soil dan batuan sedimen (batu lempung) yang dicitrakan dengan gradasi warna biru muda- biru tua. Pada beberapa titik pola upper resistivity yang tipis diatas lapisan batu lempung yang diinterpresikan sebagai topsoil. Zona limonit dicitrakan dengan warna ungu yang terdapat pada kedalaman 40 mdpl sampai dengan -20 mdpl dengan ketebalan lapisan ini adalah sekitar 3 meter. Lapisan berikutnya berupa lapisan saprolit yang dicitrakan dengan warna kuning dengan ketebalan hingga 13 meter dan pola endapan mengikuti bentukan pola endapan dari zona bedrock yang dicitrakan dengan warna merah.
Eksplanasi Beban Erosi Bukaan Tambang Menggunakan Metode Empiris Pada PT. Prima Utama Lestari, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur Amir, Muhamad Karnoha; Trikusuma, Wahyu Fajar
Mining Science And Technology Journal Vol 2 No 1 (2023): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.521 KB) | DOI: 10.54297/minetech-journal.v2i1.444

Abstract

Aktifitas pertambangan akan mengakibatkan kerusakan fisik seperti erosi, sedimentasi, banjir dan kekeringan. Salah satu pengelolaan lingkungan pertambangan yaitu mengatasi erosi akibat degrasi tanah. Penelitian ini berfokus untuk menjelaskan beban erosi yang terjadi di bukaan tambang daerah penelitian berdasarkan kondisi eksisting di lapangan. Metode penelitian dilakukan secara langsung dengan pendekatan empiris menggunakan metode USLE. Hasil pengamatan yaitu curah hujan rata-rata bulanan (tahun 2011-2020) yaitu antara 120 – 420 mm dan curah hujan terendah yaitu120 mm dan curah hujan tertinggi yaitu 673 mm. Pengamatan faktor tanah menunjukan indeks permeabilitas tanah daerah penelitian adalah 6.3 (agak lambat – sedang). Pengamatan besaran faktor lereng adalah 1.34 %. Kemudian pengaruh vegetasi daerah penelitian adalah hutan tak terganggu, sedikit serasah (C = 0.005) dan pengaruh pengelolaan lahan adalah strip rumput permanen, baik, rapat dan berlajur (P = 0.04). Dari hasil pengamatan, pengukuran beban erosi dengan pendekatan empiris (metode USLE) mendapatkan hasil beban erosi bulanan antara 4.8 – 39.1 ton/bulan. Bedasarkan kondisi tersebut kelas beban erosi daerah penelitian adalah kelas I sampai kelas II (sangat ringan sampai ringan). Dari akumulasi tahunan diperoleh beban erosi dalam 1 tahun adalah sebesar 280 ton/tahun. Bedasarkan kondisi tersebut kelas beban erosi daerah penelitian adalah kelas IV yaitu kategori berat dengan nilai beban erosi antara 180 – 480 ton/tahun. Perlu dilakukan lebih lanjut agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga akurat dan sesuai dengan kondisi yang akan terjadi di lapangan.
Pemetaan Distribusi Konsentrasi Besi (Fe) Berdasarkan Karakteristik Endapan Dengan Pengaplikasian Metode IDW (Inverse Distance Weighting), Palangga Konawe Selatan Prianata, Yogi La Ode; Dzakir, La Ode; Amir, Muhamad Karnoha; Kadar, Muhammad Ilham
Mining Science And Technology Journal Vol 2 No 2 (2023): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54297/minetech-journal.v2i2.486

Abstract

Konsentrasi besi (Fe) terkadang ditemukan sebagai kandungan logam tanah (residual). Di Indonesia jenis endapan sekunder ditemukan di Halmahera, Sulawesi Timur (Morowali), Sulawesi Selatan (Sorowako) dan Sulawesi Tenggara (Pomalaa Kolaka), termasuk wilayah Konawe Selatan. Guna mengetahui distribusi konsentrasi Fe yang terkandung dalam endapan nikel laterit, penerapan metode Inverse Distance Weighting (IDW) dipilih dalam melakukan penaksiran distribusi konsentasi Fe. Tentunya hal ini berkaitan dengan kegiatan selanjutnya termaksud menentukan karakter unsur Fe yang terdapat pada daerah penelitian. Distribusi nilai konsentrasi Fe terendah adalah 0-4.85% dan yang tertinggi adalah 25.31-40.47% dengan frekuensi 5-12% yang menunjukan skewness positif. Berdasarkan arah distribusi konsentrasi Fe dengan menggunakan metode IDW cenderung mengarah pada arah 315o (BT) dan 135o (TG), hal tersebut dikarenakan proses sampling yang hanya terpusat pada titik tertentu. Sehingga dalam memperkirakan nilai distribusi hanya tertuju pada suatu titik berdasarkan nilai titik sampel yang mengelilinginya. Karakteristik konsentrasi Fe dipengaruhi oleh kehadiran batugamping di permukaan, sehingga menyebabkan kandungan air hilang dan larutan Fe akan bersenyawa dengan oksida dan terendapkan sebagai ferri hidroksida. Kehadiran mineral pembewa unsur Fe seperti: magnetite (Fe3O4), hematite (Fe2O3), kromite (FeCr2O4), and gutite (FeO(OH)) semakin memperkuat konsentrasi Fe pada daerah penelitian.
Karakteristik Endapan Nikel Laterit Daerah Molawe Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Raivel, Raivel; Hasrianto, Hasrianto; Amir, Muhamad Karnoha; Dzakir, La Ode
Mining Science And Technology Journal Vol 2 No 3 (2023): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54297/minetech-journal.v2i3.543

Abstract

Endapan ini memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan produksi stainless steel atau baja tahan karat yang diaplikasikan untuk peralatan dapur, ornamen rumah dan komponen industri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik nikel laterit sebagai salah satu acuan dalam explorasi dan penambangan. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan lapangan melalui data pengeboran dengan analisis laboratorium menggunakan XRF (X-Ray Fluorescence). Hasil penelitian menunjukan lapisan limonit, saprolit dan badrock memiliki ketebalan dan kadar Ni yang berbeda beda setiap lapisan dan titik bor. Lapisan top soil memiliki ketebalan 1 meter dengan kadar Ni 0,75 – 1,23 % dan Fe 37, 92 – 44,49 %, limonit memiliki ketebalan rata – rata 7 meter dengan kadar Ni 0,76 – 1, 30 % dan Fe 19,47 – 41,22%, sedangkan saprolit memiliki ketebalan rata – rata 6 meter dengan kadar Ni 1,41 – 2,15 % dan Fe 7,83 – 44,35 %, lapisan badrock Ni 0,56 – 1,38 % dan Fe 10,89 – 17,75 %. Model endapan bawah permukaan, menunjukan bahwa endapan nikel laterit daerah penelitian terbentuk dan terkayakan di bagian tengah yang dikelilingi oleh batuan dengan endapan nikel laterit low grade. Model endapan ini dipengaruhi oleh struktur geologi yang bekerja pada batuan pembentuk endapan nikel. Pola distribusi unsur Ni yaitu semakin kebawa semakin tinggi dan akan mengalami penurun kembali ketika mendekati lapisan bedrock. Sedangkan unsur Fe semakin ke bawah semain rendah dan sebaliknya
Potensi Akuifer Menggunakan Metode Geolistrik di Desa Sambalagi, Kabupaten Morowali Dzakir, La Ode; Kadar, Muhammad Ilham; Amir, Muhamad Karnoha
Mining Science And Technology Journal Vol 3 No 3 (2024): Mining Science and Technology Journal
Publisher : Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54297/minetech-journal.v3i3.886

Abstract

Air tanah merupakan sumber daya alam penting yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari konsumsi rumah tangga hingga keperluan industri. Di Desa Sambalagi, Kabupaten Morowali, ketersediaan air tanah menjadi aspek penting dalam pemenuhan kebutuhan air lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi akuifer di Desa Sambalagi dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner, yang efektif dalam pemetaan lapisan bawah permukaan secara vertikal. Pengukuran dilakukan pada empat lintasan, masing-masing sepanjang 290 meter. Data geolistrik diolah menggunakan perangkat lunak Res2DInv untuk mendapatkan profil resistivitas 2D yang menunjukkan variasi lapisan tanah di bawah permukaan. Hasil penelitian menunjukkan adanya lapisan akuifer dangkal pada kedalaman antara 2 hingga 30 meter dari permukaan, dengan nilai resistivitas berkisar antara 4 hingga 60 ohm-meter. Lapisan akuifer ini ditemukan di beberapa titik dengan ketebalan bervariasi dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air tanah lokal. Metode geolistrik konfigurasi Wenner terbukti efektif dalam mengidentifikasi potensi akuifer di wilayah penelitian, memungkinkan pemetaan lapisan air tanah secara akurat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Desa Sambalagi memiliki potensi akuifer yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, serta merekomendasikan survei tambahan untuk meningkatkan representasi data potensi air tanah di wilayah ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengelolaan sumber daya air tanah yang berkelanjutan di Desa Sambalagi.
Kajian Teknis Hidrologi dan Hidrogeologi pada Kegiatan Penambangan Nikel di Wilayah IUP PT PS, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara: Hydrogeological and Hydrological Technical Assessment of Nickel Mining Operations at PT PS, Kolaka, Southeast Sulawesi Farsan, Adwil Rilansyah; Dzakir, La Ode; Amir, Muhamad Karnoha
Journal of Engineering Science and Technology Applications Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Engineering Science and Technology Applications
Publisher : CV Insight Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58227/jesta.v3i1.224

Abstract

This hydrology and hydrogeology study was conducted to analyze the water resource conditions within the Mining Permit Area (IUP) of PT PS, located in Pomalaa District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi. The study aims to assess rainfall characteristics, runoff discharge, erosion potential, aquifer conditions, and to formulate technical recommendations for mine water management. The data used includes 10-year historical rainfall records, field measurements, geoelectrical surveys, and modeling of discharge and drainage systems. The results show that the site experiences high rainfall with a peak runoff discharge of 96.7 m³/s for a 10-year return period. A shallow aquifer was identified at a depth of 20–30 meters, with an average groundwater level of 20 meters. The recommended infrastructure includes surface drainage channels, sump pits, and settling ponds to manage runoff and mine water efficiently. The study concludes that mining activities in the area are technically feasible, provided that water management systems are implemented in accordance with applicable standards and regulations.