Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Spatial Configuration and Social Integration in the Residential Area of Benteng Keraton Buton Pratama, Yusuf Vladimir; Asikin, Damayanti; Antariksa
RUAS Vol. 23 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2025.023.01.7

Abstract

The complexity of settlements is shaped by the diversity of user activities and the intensity of social interactions, both of which are influenced by accessibility and spatial configuration. Connectivity systems play a crucial role in linking shared spaces and public services, thereby supporting social and economic activities. This study aims to evaluate the efficiency of spatial configuration patterns in Benteng Keraton Buton using the space syntax method, combined with Geographic Information System (GIS) overlays. Space syntax analysis is employed to assess accessibility based on three key variables: connectivity, integration, and spatial intelligibility. The findings reveal that public spaces and key facilities are concentrated in areas with high levels of accessibility, while areas with low connectivity tend to experience spatial isolation. These results support existing theories of spatial configuration, which propose that accessibility influences the intensity of space utilization and patterns of social interaction. This study offers new insights into the spatial organization of historical settlements and presents a data-driven approach to inform preservation strategies and the sustainable management of similar heritage areas.
Connectivity and Spatial Integration of Waste Bank Unit Using Space Syntax : (Case: The Klampok Kasri 2 Waste Bank Unit in Malang, Indonesia) Audri, Delia Suci; Kusdiwanggo, Susilo; Asikin, Damayanti
RUAS Vol. 23 No. 1 (2025)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2025.023.01.1

Abstract

The community waste bank is recognized as an important element in urban waste management, but its effectiveness is often limited by suboptimal spatial configuration, which hinders social interaction and community participation. This study examines the relationship between spatial configuration and social interaction patterns in community waste banks to reveal how spatial layout influences the quality of social interaction at the Klampok Kasri 2 Waste Bank Unit. Space Syntax is employed as a relevant method to analyze the influence of spatial accessibility and connectivity on social behavior. The research focuses on eight waste bank units. Data analysis was carried out using the Space Syntax method and structured observation. The results show a strong correlation between spatial integration and the intensity of social interaction, while connectivity has a moderate influence. Areas with high global integration consistently support more frequent social interaction, whereas spaces with moderate integration levels foster a greater diversity of social activities. These findings contribute to enhancing the effectiveness of community-based waste banks through improved spatial configuration. They also provide a foundation for developing strategic spatial planning guidelines aimed at increasing social interaction and community participation, both of which are critical to supporting sustainable urban waste management.
TERRITORIALITY IN THE UTILIZATION OF POST-REVITALIZATION KAYUTANGAN CORRIDOR Ramadhanty, Fakhita Aulia; Asikin, Damayanti; Santosa, Herry
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Directorate of Research and Community Service (DRPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayutangan Street Corridor in Malang City is a historical area that has been revitalized since 2020, aiming to revive its identity as a heritage public space as well as a commercial corridor of the city. After revitalization, the area's pedestrian path has experienced an increase in function and activity, but it also raises new problems in the form of overlapping spatial use and territorial behavior by various user groups. This study aims to identify the pattern of utilization and territoriality of pedestrian paths formed in the Kayutangan corridor after revitalization. The method used is qualitative descriptive with data collection techniques in the form of placed centered mapping and photography surveys, which are carried out in three corridor distribution zones. The results of the study show that pedestrian paths are used not only for pedestrian mobility, but also social, informal economy, and cultural activities. It was found that there was an overlap of functions on the pedestrian path which eventually formed various kinds of territories, namely the primary territory by the owner of the shop/building, the secondary territory by informal traders, and the public territory by pedestrians and temporary visitors. This phenomenon indicates the existence of spatial conflicts and need for more inclusive space management. The conclusion of this study emphasizes the importance of managing public spaces that are sensitive to social dynamics so that the function of pedestrians as an inclusive urban space can be maintained.
Perancangan Malang Productive Zone dengan Pendekatan Active Living untuk Meningkatkan Aktivitas Gerak Penggunanya Hangayomi, Aurelia Rayya; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Malang, yang terletak di Jawa Timur, memiliki populasi sebesar 847.182 orang pada tahun 2023 dengan mayoritas penduduknya berada dalam rentang usia produktif 20-39 tahun. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi kota yang mencapai 6,07% pada tahun 2023. Penduduk kota ini sebagian besar terlibat dalam aktivitas produktif seperti bekerja dan belajar, termasuk di ruang kerja bersama (co-working space). Digitalisasi juga mempengaruhi aktivitas kerja dan belajar, dengan meningkatnya produk digital dan kerja jarak jauh atau hybrid. Namun, aktivitas ini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental serta kesejahteraan secara keseluruhan. Ada dua penyakit degeneratif di kota ini, yaitu Diabetes Mellitus (DM) dan hipertensi yang mempengaruhi kondisi kesehatan penduduk. Konsep active living diperlukan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik. Active Design Guidelines (ADG) diperkenalkan pada tahun 2010 untuk meningkatkan kualitas kesehatan kota. Untuk itu, ketersediaan sebuah zona yang mendukung produktivitas utamanya masyarakat usia produktif Kota Malang dengan desain yang membuat penggunanya tetap aktif bergerak diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dilengkapi fasilitas untuk mendukung gaya hidup sehat pengunjungnya dengan metode strukturalisme.   Kata kunci: active living, co-working space, gaya hidup sehat, ruang produktif
Intergenerational Care Center dengan Pendekatan Arsitektur Biofilik di Kota Surabaya Salsabila, Santika Fitri; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah lansia dan partisipasi kerja perempuan memunculkan kebutuhan akan fasilitas yang dapat melayani dua kelompok usia sekaligus, yaitu lansia dan anak-anak. Surabaya Barat sebagai wilayah dengan pertumbuhan tinggi belum memiliki fasilitas terpadu yang menggabungkan panti werdha eksklusif dan day care dalam satu kawasan. Intergenerational Care Center dirancang sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut sekaligus mendorong interaksi sosial antar generasi. Pendekatan arsitektur biofilik digunakan untuk menciptakan suasana yang sehat, alami, dan nyaman melalui penggunaan elemen alam seperti pencahayaan alami, ventilasi silang, ruang terbuka hijau, dan material alami. Selain itu, perancangan dilakukan dengan metode empirisme, yaitu melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas pengguna dan kondisi eksisting sebagai dasar dalam merumuskan keputusan desain. Proses perancangan dimulai dari analisis kebutuhan pengguna, tapak, dan fungsi ruang, kemudian dikembangkan menjadi konsep tata massa, zonasi, dan perancangan ruang yang seimbang antara fungsi interaksi dan privasi. Diharapkan perancangan ini dapat menjadi alternatif fasilitas sosial yang mendukung kesejahteraan fisik dan psikologis bagi lansia dan juga anak-anak.   Kata kunci: intergenerational care center, lansia, anak-anak, arsitektur biofilik
Eduwisata Budidaya Tambak dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan di Kabupaten Sidoarjo Putri, Annida Nisrina; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sidoarjo memiliki potensi yang tinggi di bidang perikanan, khususnya budidaya tambak. Budidaya ini menjadi mata pencaharian yang banyak diminati oleh masyarakat. Hasil dari budidaya dapat diolah menjadi nilai tambah bagi industri lokal. Namun, budidaya tambak yang tidak dilakukan secara tepat dapat mencemari lingkungan. Air limbah tambak yang dibuang secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Kandungan senyawa nitrogen dalam bentuk ammonia dan zat organik dalam air limbah yang berasal dari sisa pakan dan hasil metabolisme ikan dapat menurunkan kualitas air. Di sisi lain, pencemaran tersebut juga dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Perancangan ini mengusung eduwisata budidaya tambak sebagai wadah edukasi dan rekreasi guna mengurangi kerusakan lingkungan. Metode perancangan yang digunakan adalah arsitektur berkelanjutan dan pragmatis dengan mengeksplorasi alternatif desain berdasarkan identifikasi permasalahan. Hasil dari perancangan berupa eduwisata dengan desain tapak yang berkontribusi membentuk iklim yang sehat melalui sirkulasi dan vegetasi, mengelola air hujan, mengelola limbah dengan TPS dan constructed wetland, serta meningkatkan nilai ekonomi melalui fasilitas komersial, desain bangunan yang menerapkan hemat energi, desain ruang yang efisien, dan desain struktur yang tanggap iklim.   Kata kunci: eduwisata, budidaya, pragmatisme, arsitektur berkelanjutan