Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Kualitas Placemaking Pada Koridor Jalan Guntur Untuk Membangun Ruang Publik Kota Malang Cantika Bela Novanza; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya penggunaan lahan permukiman di Kota Malang telah memperparah kepadatan populasi dan menimbulkan pandangan bahwa kota ini membutuhkan ruang publik yang baik. Jalan Guntur merupakan salah satu jalan di permukiman elit bekas penjajahan Belanda yang memiliki berbagai kegiatan yang dapat dilakukan yang didukung adanya Pasar Oro Oro Dowo, Hutan Kota Malabar, Taman Merbabu, serta berbagai cafe dan restoran. Dengan beragamnya aktivitas yang pada kawasan ini elemen ruang publik seperti jalur pedestrian, ruang untuk bersosialisasi serta keterkaitan antara destinasi wisata yang ada di lingkungan ini masih kurang untuk mewadahi aktivitas masyarakat sehingga perlu dioptimalkan. Placemaking merupakan salah satu pendekatan dari perencanaan dan perancangan suatu ruang publik. Penerapan placemaking di Jalan Guntur penting untuk membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan untuk berbagai aktivitas, termasuk bagi pejalan kaki, pedagang, dan pengunjung. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan observasi menggunakan teknik place centered mapping dan wawancara semi terstruktur untuk mengetahui keempat aspek placemaking yaitu sociability, access & linkage, uses & activities, comfort & image pada Koridor Jalan Guntur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat aspek placemaking teridentifikasi pada Koridor Jalan Guntur namun belum menyebar secara merata sehingga placemaking di kawasan ini masih lemah.
Kenyamanan Spasial dan Visual Ruang Pejalan Kaki Pada Koridor Jalan Pasar Besar Malang Azis, Indy; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koridor komersial di Kota Malang yang dikenal sebagai Koridor Jalan Pasar Besar mengalami pertumbuhan yang signifikan karena berbagai aktivitas yang ada di dalamnya. Meningkatnya laju pertumbuhan ini berdampak pada kebutuhan ruang fisik, seperti ruang untuk aktivitas ekonomi masyarakat di daerah komersial tersebut. Namun, berbagai fungsi lingkungan di koridor Jalan Pasar Besar menyebabkan masalah spasial dan visual, yang berdampak pada aktivitas pejalan kaki. Dalam penelitian ini, terdapat empat aspek utama kenyamanan, tetapi fokus penelitian ini adalah kenyamanan spasial dan kenyamanan visual, yang merupakan dua aspek yang paling penting untuk ruang pejalan kaki. Hasilnya menunjukkan bahwa kenyamanan spasial dinilai negatif, sementara kenyamanan visual dinilai positif.
Innovative Recycle Center Berbasis Eduwisata di Kota Batu dengan Pendekatan Arsitektur Berkelanjutan Sheisarismala, Alvira Febrizki; Asikin, Damayanti
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur memiliki keterkaitan erat dengan lingkungan, khususnya dalam konteks permasalahan sampah. Permasalahan sampah yang meningkat di Kota Batu. Pasca penutupan TPA Tlekung tahun lalu, terindikasi potensi degradasi lingkungan apabila tidak terdapat upaya penanganan yang maksimal. Penelitian ini mengusulkan rancangan Innovative Recycle Center Berbasis Eduwisata sebagai solusi pengolahan sampah yang lebih efektif dan lebih berkelanjutan. Objek ini diharapkan mampu menjadi model promosi pengolahan sampah baru sehingga akan menaungi keragaman aktivitas terkait potensi daur ulang sampah yang memiliki nilai lebih. Konsep arsitektur berkelanjutan merupakan konsep yang mempertimbangkan kualitas lingkungan buatan dan upaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan alam. Adapun metode desain yang digunakan adalah metode empirisme dengan observasi objek representatif, untuk mengidentifikasi kebutuhan perancangan secara akurat. Pendekatan ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada terkait pengolahan sampah dengan tetap mempertimbangan lingkungan sekitar. Dalam perancangan, diterapkan enam prinsip arsitektur berkelanjutan dan empat unsur eduwisata. Keduanya diimplementasikan dalam aspek desain tata lanskap, material, ruang dan bangunan, sirkulasi, serta sistem bangunan. Dengan demikian, objek perancangan tersebut tidak hanya mengurangi dampak sampah tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Kata kunci: innovative recycle center, eduwisata, arsitektur berkelanjutan, empirisme
LOKALITAS PADA DESAIN RUANG BERSAMA DI KAMPUNG LEDOK, KAWASAN TEMENGGUNGAN KOTA MALANG Najib, Mochammad; Ramdlani, Subhan; Asikin, Damayanti
Jurnal Koridor Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1025.083 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v8i2.1346

Abstract

Fenomena ruang-ruang perkotaan yang hanya dipandang sebagai ruang ekonomi, industry, perdagangan dan jasa, menempatkan ruang-ruang untuk kepentingan publik berada pada ujung prioritas penyediaan ruang. Demikian pula yang terjadi pada permukiman kampung kota, dengan kompleksitas kualitas ruang dan lokalitasnya, seringkali penempatan ruang untuk publik menjadi pilihan terakhir (ruang sisa/negative space) yang tidak terencana dalam ruang permukiman kampung kota (Putri,2012). Di tengah keterbatasan lahan dan keragaman setting fisik, sebenarnya masih bisa ditemukan potensi ruang sosial, budaya, dengan kompleksitas teritori, bentuk dan kemajemukan penggunanya. Ruang bersama (communal space) ini memiliki dinamika dan pola yang menjaga warga untuk saling meningkatkan kualitas daya hidup, ruang komunitas belajar lintas generasi, dengan nilai-nilai kearifan local pada pengelolaannya. Potensi serupa ditemukan di kampong Ledok kawasan Temenggungan di pusat kota Malang, yang sedang berupaya mencari dan membentuk ruang-ruang bersama (communal space) tersebut melalui setting dan atribut ruang, dinamika-pola ruang serta teritori ruang Implementasinya dipaparkan melalui dua metode desain, secara programatik dan pragmatik. Secara programatik, artinya membahas program aktifitas dan fungsi serta pola ruang, sedangkan secara pragmatik, membahas tentang penerapan ide dan nilai yang terkandung, yang mengarah pada struktur ruang kawasan. Pengembangan ide desainnya, berawal dari pemetaan pola aktifitas dan waktu berlangsungnya (incidental), kemudian berlanjut pada pemetaan fungsi, pelaku, dan karakteristik lokal. Pemanfaatan ruang, waktu dan batas yang beragam dan fleksibel, memungkinkan digunakan metode superimposed yang menghasilkan multilayer program dalam satu komponen ruang. Dengan pemahaman aktifitas sosial dan budaya lokal masyarakat setempat, termasuk melibatkan potensi material lokal mereka, ruang bersama yang terjadi sangat kuat unsur lokalitasnya.
Education on Innovation of Processed Beverages Made from Turmeric and Telang Flowers as Tourism Kampong Products Titisari, Ema Yunita; Asikin, Damayanti; Herlindah; Dewi, Heptari Elita
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 1 (2024): May 2024
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/engagement.v8i1.1635

Abstract

People in Baran Buring Village, Malang City produce turmeric. There are still many of them living below the poverty line. To improve the community's economy, the Tourism Kampong program was initiated and driven by the Tholabie Islamic Boarding School in collaboration with academics. This Public Service (PKM) program aims to educate people how to process turmeric and telang flower into popular beverages. The method used is educating and training people about how to produce popular beverages made from turmeric and telang flower. The results achieved are: the increasing of people knowledge about the benefits of telang and turmeric flowers (80%) and the skill in produce turmeric and telang flowers (90%). This beverage product can be a souvenir as well as a reinforcement of the character of Kampoeng Eduwisata Buah Bercahaya.
COMMUNITY DEVELOPMENT STRATEGY THROUGH IDENTIFICATION OF TANGIBLE AND INTANGIBLE ASSETS FOR THE DEVELOPMENT OF BARAN BURING TOURISM KAMPUNG Titisari, Ema Yunita; Wahid, Julaihi; Asikin, Damayanti; Herlindah, Herlindah; Dewi, Heptari Elita
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY VOLUME 7, NUMBER 2, OCTOBER 2024
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v7i2.18067

Abstract

Suburban areas often experience development pressures, with implications for changing green space into built areas, rural cultures into urban ones, and poverty into prosperity. The development of Buring Kampong (suburban settlement) in Malang City into a tourism kampong, in addition to improving the local economy, must also be able to support environmental quality and community independence. This research used the Asset Based Community Development (ABCD) approach in identifying tangible and intangible assets. The data were collected through field observation, focused group discussion, interviews, and secondary data. Tangible aspects include land use, natural and artificial resources, infrastructure, accessibility, machinery and equipment, and local architecture. Meanwhile, intangible assets include intellectual property, potential branding development, goodwill, software/web, formal and informal organization, social and cultural values, and potential customers. The data obtained were presented descriptively and discussed together, as a triangulation process. The results showed the diversity and breadth of tangible and intangible assets of Baran village, and both of these assets can be directly found in the field and during FGDs and interviews. This research is also an effort to strengthen community engagement and public awareness about their assets, and this activity needs to be continuously improved, to have a better level of community engagement, confidence, social participation, branding, and networking.
Sustainability Status of Bale Tani Vernacular Architecture in Sade Village, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara Ramadhan, Muhammad Hafizh; Nugroho, Agung Murti; Asikin, Damayanti
Civil and Environmental Science Journal (CIVENSE) Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.civense.2024.007.02.5

Abstract

Sade Village displays a unique settlement pattern that is influenced by geographical conditions and the needs of its residents. One of the buildings that follows the contour of Sade Village is Bale Tani, a medium-sized bale generally inhabited by families with a middle economic level. Bale Tani has undergone several changes due to the wishes of its residents, which have the potential to influence the sustainability of its vernacular architecture. This research aims to analyze the sustainability of Bale Tani vernacular architecture in Sade Village using the Multidimensional Scaling (MDS) method through the RAPFISH application, as well as carry out leverage analysis to identify indicators that influence sustainability. The results of the analysis show that the overall level of sustainability of the Bale Tani vernacular architecture is less than satisfactory, with a sustainability index value reaching 47.64%. Each of the analyzed dimensions, such as visual image, climate responsiveness, and comfortable living space, shows a low level of sustainability. Of the 18 indicators observed, nine indicators, including kamar dedare, kamar dengan to’aq, roof sheathing, wall sheathing, window openings, building floor, floor plan, roof, and wall, are the dominant factors in the sustainability of Bale Tani vernacular architecture.
Symbolic Order Lacan pada Terbentuknya Identitas Masjid : (Kasus: Masjid Jami’ Aji Hasanoeddin Kutai Kertanegara) Arsita, Ema Dwi; Titisari, Ema Yunita; Asikin, Damayanti; Ahmad, A. Ghafar
RUAS Vol. 22 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2024.022.02.1

Abstract

The Jami Adji Amir Hasanoeddin Mosque symbolizes the development of Islam in the Kingdom of Kutai Kartanegara, which was previously a Hindu kingdom. This research aims to expose the representation of the architectural identity of the Jami Adji Amir Hasanoeddin Mosque with the perspective of Lacan's identity theory, especially the symbolic order stage. This is important to do considering that the symbolic meaning of mosques now needs to be strengthened and re-contextualized in an increasingly globalized community culture, so it requires strengthening identity. This study uses a descriptive-qualitative approach. Historical data and data on the original state of the building were collected through observation, documentation, and interviews. The analysis process is carried out through a series of identification of the process of identity formation at the mirror stage and symbolic order through the interpretation of the relationship between observation units (history, mosque architectural elements, stakeholders, and related political elements). The results of the study show that the identity of the Jami Adji Amir Hasanoeddin Mosque is as a 'leader' or center for the development of Islam. This is shown by the choice of location, role, and function of the mosque both at the beginning of its existence until the reign of Aji Sultan Muhammad Parikesit, as well as efforts to embrace various social groups through the diversity of architectural elements.
Penataan Laboratorium Terapan FTUB: Implementasi Konstruksi Moduler Modern Sufianto, Heru; Wulandari, Lisa Dwi; Asikin, Damayanti; Zulkarnaen, Guruh Pratama; Christina, Adinda
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2025: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi modular telah menjadi inovasi signifikan dalam dunia arsitektur dan teknik, berkembang sejak abad ke-19 hingga menjadi solusi modern yang efisien dan berkelanjutan. Awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan perumahan cepat, teknologi ini kini diaplikasikan pada berbagai fungsi, seperti bangunan pendidikan, fasilitas darurat, dan pusat data. Di Indonesia, konstruksi modular mulai diperkenalkan melalui program RISHA oleh Kementerian PUPR dan terus berkembang dengan inovasi seperti Mobox, WG Flatpack, dan Ruspin. Teknologi ini dinilai adaptif terhadap lingkungan, menguntungkan secara skala, dan cocok untuk daerah rawan gempa. Dalam konteks pendidikan, teknologi modular memberikan peluang besar untuk pembelajaran interdisipliner di bidang Arsitektur, Teknik Sipil, dan Teknik Elektro. Artikel ini mengeksplorasi penerapan empat teknologi modular tersebut, khususnya dalam pembangunan fasilitas laboratorium di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan manfaat yang diperoleh bagi dunia Pendidikan. Karakter keempat teknologi moduler tersebut dilihat dengan seksama untuk dapat diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan peruntukan dan kondisi lokasi.
Semantic Architecture at Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin in Kutai Kartanegara Regency Arsita*, Ema Dwi; Titisari, Ema Yunita; Asikin, Damayanti
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 6, No 4 (2023): Educational, Historical Studies and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v6i4.35803

Abstract

The existence of the Jami Adji Amir Hasanoeddin mosque is a symbol of the progress of the Islamic religion in Kutai Kartanegara. The mosque is also a landmark of urban area identity and has ideology, concepts, history, culture, forms and acculturation that describe the identity of a society. An architecture with an identity needs to have a sense and concept that truly represents the built space in accordance with the culture and ideology of the community, so there is a need for research on the architectural semantics of the Jami Adji Amir Hasanoeddin mosque. The research method uses qualitative research with a descriptive approach using observations and interviews related to architectural semantics in mosques. The results of the research include position, shape, size, ornamental patterns and construction, it was found that Javanese, Middle Eastern, Kutai and Malay styles as well as connotative meanings related to the beliefs of the Kutai people