Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Lanskap Budaya Desa Toyomarto dengan Pendekatan Identitas Teritori Aisyah Safitri; Ema Yunita Titisari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era globalisasi ini, industri pariwisata memiliki peran besar dalam perubahan suatu wilayah. Industri tersebut dapat mengkomodifikasi suatu tempat secara umum. Perubahan tersebut mulai muncul di Desa Toyomarto seiring dengan dilakukannya pengembangan tempat-tempat wisatanya. Saat ini, kegiatan pariwisata di Desa Toyomarto berada di antara arus tradisional dan modern. Permasalahan yang muncul adalah semakin hilangnya nilai-nilai lokal dan degradasi lingkungan. Maka dari itu, perlu diketahui bagaimana karakter lanskap budaya Desa Toyomarto dengan mengidentifikasi karakter lanskap tersebut melalui pendekatan identitas teritori, dengan harapan agar dalam pengembangan lokasi wisatanya, karakter lanskap desa akan tetap muncul tanpa harus ketinggalan modernitas.
Karakter Visual Pura Mandaragiri Semeru Agung di Lumajang Winda Astutiningsih; Ema Yunita Titisari; Haru Agus Razziati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Mandaragiri Semeru Agung merupakan tempat ibadah bagi umat. Pura ini terletak dilereng Gunung Semeru, tepatnya di Desa Senduro, Kabupaten Lumajang. Dari segi visualPura ini bergaya arsitektur Pura Bali, namun karena lokasinya yang terdapat di LerengSemeru – Lumajang, terdapat usaha untuk memunculkan lokalitas dimana pura didirikan.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif-analitik untuk kemudian disandingkandengan karakter visual beberapa pura di Bali. Penggunaan sub-variabel ditentukan untukmenganalisis elemen bangunan untuk kemudian disintesis dengan variabel yang telahditentukan untuk mendapatkan karakter visual kompleks Pura Mandaragiri Semeru Agung.Sub-variabel yang dipakai adalah elemen visual bangunan meliputi: bentuk, garis, material,warna, tekstur, dan ornamen. Sedangkan variabel utamanya adalah prinsip visual yangmeliputi: irama, skala dan proporsi, keseimbangan dan kesatuan. Untuk mendapatkanperbedaan karakter visual Pura Mandaragiri Semeru Agung sebagai Pura Hindu di luar Baliyang memiliki gaya Arsitektur Bali dilakukan penyandingan dengan bangunan serupa daribeberapa Pura Bali yang telah dipilih sesuai dengan tingkatan yang sama. Secara visual PuraMandaragiri Semeru Agung dipengaruhi oleh arsitektur Pura Bali terutama pada bentukbangunan. Ornamennya memiliki kemiripan dengan ornamen pada Pura Bali tetapi lebihsederhana. Hal yang membedakan dengan Pura Bali adalah material yang digunakan.Kata kunci: karakter visual, arsitektur pura, arsitektur Bali
Komparasi Morfologi Stasiun Milik Nederlandsch Indische Sooorweg (NIS) Dengan Stasiun Milik Staatsspoorwegen (SS) Aubrey Giandima; Ema Yunita Titisari; Joko Triwinarto Santoso
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahirnya jaringan rel kereta api bermula dari melimpahnya hasil panen saat Tanam Paksa. Setelah raja Belanda menurunkan maklumat, timbul perdebatan mengenai perusahaan seperti apa yang dapat melakukan bisnis kereta api tersebut. Hasil dari perdebatan tersebut adalah sebuah perusahaan swasta bernama Nederlandsch Indische Spoorweg (NIS). Akan tetapi, jalur yang dibangun oleh NIS memiliki banyak kekurangan sehingga akhirnya pemerintahan Hindia Belanda mendirikan perusahaannya sendiri yaitu Staatsspoorwegen (SS). Kedua perusahaan memiliki andil yang besar dalam perkembangan kereta api di Hindia Belanda. Dua entitas perusahaan yang berbeda menggunakan strategi yang berbeda dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini tentu menimbulkan morfologi yang menarik untuk dikomparasikan. Penelitian ini membahas karakteristik morfologi stasiun kereta api dari dua perusahaan tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui skema komparasi. Variabel morfologi stasiun digunakan sebagai poin komparasi yang lalu dideskripsikan dengan aspek fungsi, bentuk, dan makna. Objek penelitian terpilih untuk dikomparasikan adalah Stasiun Tawang milik NIS dan Stasiun Cirebon milik SS. Hasil penelitian berupa room street sebagai karakteristik stasiun milik NIS dan kesimetrisan yang konstan pada stasiun milik SS.
Tinjauan Interdisipliner dalam Mengkaji Aspek Kosmologi dalam Arsitektur Ema Yunita Titisari; Antariksa Antariksa; Lisa Dwi Wulandari; Surjono Surjono
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.612 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2017.015.01.6

Abstract

This paper is a review of the importance of interdisciplinary reviews in assessing the cosmological aspects of architecture. Architecture is a discipline that focuses on the study of the human environment. Environment and humans are very complex objects. Studies of people and architecture need to involve other disciplines. Involving other disciplines will help the understanding of people and architecture as a cultural product. Cosmology is the key to understanding architecture, especially the architecture of pre-modern society. By analysing the substance of some theories and architectural research on cosmology obtained the conclusion that in reviewing cosmological aspects in architecture is required interdisciplinary studies because architecture is an object that needs to be viewed from many perspectives. This is due to the complexity of human beings who create and create architecture as a place of residence.Keywords: interdisciplinary, architecture, cosmology
Penataan Ruang Kelas Yang Sesuai Dengan Aktivitas Belajar Kasus: Paud Kuncup Matahari Dan Pg/Ra Mutiara Bhima Sakti Sidoarjo Triandriani M.; Noviani S.; Ema Yunita T.
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.443 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.01.7

Abstract

The main problem of PG/RA Mutiara Bhima Sakti and PAUD Kuncup Matahari’s classroom design is how to optimize the available space-resources to accomodate learning acitivities.This could be a supporting factor to success learning program. This research aim to find the suitable classroom model for PG/RA Mutiara Bhima Sakti and PAUD Kuncup Matahari by studying of space-use and learning program. PG/RA Mutiara Bhima have only 1 permanent classroom, while another classroom was divided into 2 classrooms using non-permanent divider. PAUD Kuncup Matahari’s classroom was too small to accomodate all the students. From the result of the analysis and according to BCCT program (as the learning program used by those two prescools), we arrange classroom into centers: natural, dramatic, preparation, block, etc. These centres was arranged by utilize space-resources optimizely. One centre colud be used by one class or more, in the same time or in different time. The classrooms was designed flexible. They can be used for different activities by changing their interior arrangement.Kata kunci: arrangement, classroom, children
Konsep Ekologis pada Arsitektur di Desa Bendosari Ema Yunita Titisari; Joko Triwinarto S.; Noviani Suryasari
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.159 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2012.010.02.3

Abstract

Desa Bendosari tengah berupaya mengembangkan potensi alamiahnya untuk kegiatan agraris dan wisata. Dikhawatirkan implikasi dari kegiatan wisata adalah pada kerusakan lingkungan. Untuk itu perlu dibuat serangkaian kebijakan terkait tata ruang kawasan agar nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi konsep ekologis masyarakat Desa Bendosari dengan mengangkat arsitektur sebagai obyek penelitian. Unsur-unsur arsitektural yang diamati antara lain adalah ruang, struktur dan konstruksi, bahan (material bangunan), dan unsur-unsur non fisik (sosial, budaya, ekonomi, agama/kepercayaan, adat-istiadat, dan sebagainya) sebagai faktor penentu perubahan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis didasarkan pada teori arsitektur ekologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektut Desa Bendosari masih cukup ekologis meskipun dalam beberapa hal telah mulai meninggalkan konsep ekologis terutama terkait penggnaan bahan bangunan dan teknologi baru yang tidak diadaptasikan dengan kondisi lokal.Kata kunci: arsitektur, ekologis, desa
Penyusunan Database Arsitektur Nusantara Berbasis Tipologi Arsitektur Dari Paradigma Budaya Ema Yunita T; Abraham M. Ridjal
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.072 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2014.012.01.3

Abstract

Penelitian mengenai arsitektur nusantara saat ini tersebar luas. Perlu upaya untuk menghimpun dan menyatukan hasil-hasil penelitian tersebut agar dapat dimanfaatkan untuk perbaikan negeri. Database Arsitektur Nusantara berisi kejamakan dan kemajemukan ragam arsitektur nusantara merupakan upaya yang strategis bagi kebutuhan penelitian bertema kearifan lokal arsitektur nusantara. Database ini dimanfaatkan dan dikembangkan bersama secara partisipatori dengan media web online. Dasar penyusunan data base adalah perumusan tipologi arsitektur dengan paradigma budaya yaitu: Keperkasaan Masyarakat Megalit, Kewaspadaan Pelestari Lingkungan Hutan, Ketekunan Masyarakat Tani Pedalaman, Keterbukaan Masyarakat Pesisir, dan Kelenturan Masyarakat Dagang, Industri dan Informasi. Variabel amatannya didasarkan pada aspek dan unsur-unsur arstitektural, yang kelengkapannya tergantung ketersediaan data. Jenis data meliputi data deskriptif (tulisan/paparan), gambar 2 dan 3 dimensi, peta-peta, hingga model digital X3D dalam bentuk video. Kelengkapan data ini dapat dikembangkan dan dibangun bersama-sama. Dengan adanya database yang dapat menjadi salah satu bahan rujukan penelitian arsitektur, diharapkan data-data hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan yang terkandung dalam arsitektur nusantara sehingga bermanfaat bagi perbaikan negeri ini.Kata kunci: database (data dasar), Arsitektur Nusantara
Penataan Lansekap Pada Program Kampung Agropreneur Di Tembalangan Malang Ema Yunita Titisari; Damayanti Asikin
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.034 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2015.013.02.2

Abstract

Salah satu cara memecahkan permasalahan ruang terbuka hijau di kampung-kampung kota adalah melalui program pertanian kota. Selain dapat memperbaiki kualitas ekologi dan aspek visual lingkungan, urban farming berpotensi menjadi kegiatan ekonomi. Pada Kampung Tembalangan yang cukup padat, diperlukan perencanaan pola penataan lansekap dari kegiatan pertanian kota yang dilakukan. Penataan lansekap pada Kampung Tembalangan ini meliputi beberapa tahap yaitu: evaluasi kondisi eksisting, analisis potensi, dan alternatif solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik urban farming yang dipraktekkan dapat sekaligus menjadi elemen-elemen estetis arsitektural dan menciptakan ruang untuk beberapa fungsi sesuai dengan yang dibutuhkan.Kata kunci: penataan, lansekap, agropreneur, kampung
Sumber Air dalam Ruang Budaya Masyarakat Desa Toyomerto Singosari, Malang Ema Yunita Titisari; - Antariksa; Lisa Dwi Wulandari; - Surjono
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 5 No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.998 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2018.v05.i01.p08

Abstract

Pada akhir era Majapahit, umat Budha mendirikan bangunan suci di dekat sumber air Sumberawan Desa Toyomerto dengan tujuan untuk memperkuat khasiat air dan mengubahnya menjadi tirta amerta. Selain bermakna suci dan digunakan untuk upacara ritual, air Sumberawan juga digunakan untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa. Setiap tahun, mereka mengadakan Slametan Banyu. Kajian ini menyoroti sumber air dalam ruang budaya masyarakat Desa Toyomerto, khususnya dikaitkan dengan upaya menjaga kelestarian sumber air. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan antropologi-historis dan antropologi-ekologi. Data-data dianalisis dengan teknik analisis wacana. Wacana yang dianalisis adalah sumber air dari perspektif budaya. Hasil kajian menunjukkan upaya masyarakat Desa Toyomerto dalam menjaga kelestarian sumber air tak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga secara transendental. Pendirian candi di sumber air, mitos, dan cerita-cerita rakyat yang dipercaya kebenarannnya oleh masyarakat mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan sumber air. Kelestarian sumber air dijaga dengan jalan menjaga keseimbangan hubungan vertikal-transendental dan horisontal-sosial. Kata kunci: sumber air, ritual, ruang budaya
Membaca Intertekstualitas pada Hasil Renovasi Stasiun Jatinegara Jakarta Mutiara Indah Puspitasari; Yusfan Adeputera Yusran; Ema Yunita Titisari
RUAS Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : RUAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.01.12

Abstract

Jatinegara Station is considered as an A class station in Jakarta, which has been around for 111 years since it opened in 1909. This station has been redeveloped in terms of railway facilities and building infrastructure owing to the Double-doubled Track (DDT) project. This renovation attracts discourses in the topic of cultural heritage building’s sustainability, the functionality of the heritage building as an infrastructure building, and the compability of the new concourse building when being compared to the heritage building. Research based on intertextuality study is used to find reasons for development based on the historical and social aspects of today's society. The reasearch of intertextual relationship between the text of Jatinegara Station and the sociohistorical text can provide a further understanding on the renovation in the hope that the public could appreciate the renovations that has been carried out. The methodology used in this research is descriptive with a qualitative approach, the analysis will undergo through suprasegmental and intertextual technique provided by Julia Kristeva. The results is intertextuality reading of renovated Jatinegara Railway Station that is obtained through analyzing the sociohistoric text within.