Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Efek Parakrin Interleukin 10 Enkapsulasi Sel Punca Mesenkimal Sibuea, Christine Verawaty; Silaen, Rachel Teodora; Samosir, Sarah Christina br; Kuara, Glenessa; Ginting, Kharnis Marsha Madora
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.26027

Abstract

Sel punca mesenkimal memiliki kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang tinggi, sebagai imunoregulator dan efek parakrin. Hal ini menyebabkan terapi seluler sel punca mesenkimal banyak digunakan untuk penanganan penyakit infeksi dan degeneratif. Kemampuan imunoregulator sel punca mesenkimal disebabkan karena adanya efek parakrin sel punca mesenkimal yang mensekresikan growth factor dan sitokin proinflamasi. Singkatnya persistensi sel punca mesenkimal pada terapi seluler mempengaruhi kemampuan efek parakrin dan imunoregulator; sehingga fungsi immunomodulator, antiinflamasi dan regenerasi jaringan tidak maksimal. Enkapsulasi sel punca mesenkimal memungkinkan retensi viabilitas sel punca mesenkimal, sehingga meningkatkan efek parakrin dan imunoregulator. Interleukin 10 (IL-10) merupakan salah satu sitokin proinflamasi yang memiliki peranan penting dalam meregulasi respon imun. Penelitian ini menganalisa kadar IL-10 pada enkapsulasi sel punca mesenkimal. Sel punca mesenkimal dikapsulasi dengan menggunakan alginate cross linked dengan CaCl2, dan dikultur hingga 21 hari. Kadar IL-10 dianalisa dengan metode ELISA. Kadar IL-10 menurun pada hari ke-7 dan kembali meningkat pada hari ke-14. Enkapsulasi menjaga sel punca mesenkimal dari lingkungan luar kapsul dan mempertahankan efek parakrin. 
Kadar TNF ( Mikroenkapsulasi Sel Punca Hematopoietik CD34+ Sibuea, Christine Verawaty; Sibarani, Joseph Partogi; Silaen, Rachel Teodora; Samosir, Christina br; Kuara , Glenessa; Ginting, Kharnis Marsha Madora
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.26029

Abstract

Sel punca hematopoietik CD34+ memiliki memiliki kemampuan angiogenik, plastisitas dan sebagai imunoregulator. Hal ini menyebabkan sel punca hematopoietik CD34+ banyak digunakan pada terapi seluler. Rendahnya kemampuan proliferasi dan rendahnya viabilitas migrasi ke host, memberikan keterbatasan pendekatan terapi seluler yang menggunakan sel punca hematopoietik CD34+. Enkapsulasi mempertahankan fungsi sel punca hematopoietik CD34+ dan dapat meregulasi sistem imun. Tumor Necrosis Factor ( (TNF() merupakan molekul pro-inflamasi yang berperan penting dalam imunoregulasi. TNF( berperan penting dalam reaksi penolakan transplantasi sel punca hematopoietik CD34+. Penelitian ini menganalisa kadar TNF(pada enkapsulasi sel punca hematopoietik CD34+. Sel punca hematopoietik CD34+ dikapsulasi dengan menggunakan alginate cross linked dengan CaCl2, dan dikultur hingga 21 hari. Kadar TNF( dianalisa dengan metode ELISA. Kadar TNF( menurun pada hari ke-7 dan tidak ditemukan hingga hari ke-21. Enkapsulasi menurunkan kadar TNF( dan dapat digunakan untuk pengembangan terapi seluler sel punca hematopoietik CD34+.
Hubungan Polimorfisme Gen Vitamin D Receptor (VDR) ApaI dengan Multi Drugs Resistant Tuberculosis (MDR TB) Sibuea, Christine Verawaty; Pardosi, Maria; Simbolon , Ira; Tampubolon, Paulus Adventus
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i2.26355

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TB dapat diobati dan pasien akan sembuh setelah diterapi dengan obat anti tuberkulosis (OAT). Resistensi pada dua jenis OAT yang disebut dengan Multi Drug Resistant TB (MDR-TB) akan meningkatkan angka mortalitas dan merupakan masalah kesehatan yang penting. MDR-TB dapat disebabkan karena pengobatan yang inadekuat, mutasi dari bakteri tuberkulosis, serta faktor imunitas dan genetik host. Polimorfisme gen dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya MDR-TB. Vitamin D dianggap berperan penting dalam imunitas tubuh dan eliminasi Mycobacterium tuberculosis, sehingga polimorfisme gen VDR dianggap mempengaruhi kerentanan menderita MDR-TB. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui polimorfisme gen VDR-ApaI pada MDR-TB di kota Medan. DNA diisolasi dari 32 sampel darah penderita MDR-TB dan 32 sampel darah penderita non MDR-TB. DNA diamplifikasi dengan menggunakan PCR. Amplikon hasil PCR didigesti dengan enzim restriksi ApaI dan divisualisasi dengan elektroforesis gel agarosa. Allel varian TT dan allel heterozigot GT hanya ditemukan pada non MDR-TB. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara polimorfisme gen VDR ApaI dengan MDR-TB.