Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

SUMBER PENCEMAR DAS CILIWUNG SEGMEN 2 SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA Astuti, Ariani Dwi; Iswanto, Bambang; Somantri, Berdi
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 3 (2008): JUNI 2008
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.087 KB)

Abstract

Pollutant Resources in Ciliwung Watershed Segment 2 and its Solutions. Ciliwung River flows across provinces West Java and DKI Jakarta and has a very important role to the people who lives along side it. According to Ministry of Environment in 2006, Ciliwung River’s drainage basin is divided to 5 segments. This Ciliwung River’s drainage basin segment 2 is in the Bogor municipalities and involving 16 villages. This research is to identify the resources and the variety of the pollution itself, and make the mapping for the vile level of the drainage basin area that has a correlation to the water’s quality, as a result of the activities from the people who lives in the segment 2 and recommends the effort to overcome it. The sample taken in 12 chosen points based on the allotment from the length of the river and the easily reached. The laboratory analysis result the highest BOD level founded in in Kedung Badak Pedes (12nd point) with concentration reaches 34,7 mg/l, COD in Kebon Pedes (11th point) reaches 39,95 mg/l, N in Paledang (7th point) reaches 11,25 mg/l and Fosfat in Babakan Pasar (6th point) reaches 0,267 mg/l . The vile level, as a result the vilest area is in Babakan Pasar based on the highest number of diarchea, Kedung Halang for the clean water supply, and Babakan Pasar and Sempur for the environmental sanitation. The source of the pollution in the segment 2 is organic material from domestic waste dropped to the river. Therefore, it is recommended to repair and to improve sanitation and clear water supply.   Abstract in Bahasa Indonesia:  Sungai Ciliwung melintasi provinsi Jawa Barat serta DKI Jakarta dan memiliki fungsi penting bagi masyarakat sekitar DAS. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2006, DAS Ciliwung ini terbagi atas 5 segmen. Segmen 2 ini berada pada wilayah kotamadya Bogor, meliputi 16 kelurahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber dan jenis pencemar, membuat pemetaan tingkat kekumuhan di DAS berkaitan dengan sanitasi dan pengaruhnya terhadap kualitas sungai, yang diakibatkan kegiatan penduduk di DAS Ciliwung segmen 2 serta menentukan upaya penanganannya. Pengambilan sampel dilakukan di 12 titik dan menunjukkan bahwa konsentrasi BOD tertinggi yaitu di Kedung Badak (di titik 12) dengan konsentrasi 34,7 mg/l, konsentrasi COD pada Kebon Pedes (di titik 11) dengan konsentrasi 39,95 mg/l, N pada Paledang (di titik 7) dengan konsentrasi 11,25 mg/l, dan Fosfat pada Babakan Pasar (di titik 6) dengan konsentrasi 0,267 mg/l. Untuk tingkat kekumuhan, angka kesakitan diare di Babakan Pasar tergolong Sangat Kumuh, Kedung Halang untuk tingkat pelayanan air bersih, serta Babakan Pasar dan Sempur untuk kondisi sanitasi lingkungannya. Sumber pencemar utama sungai Ciliwung segmen 2 adalah bahan organik dari limbah domestik (cair dan padat). Untuk itu salah satu program yang direkomendasikan adalah program peningkatan sarana sanitasi dan pelayanan air bersih.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU MENGGUNAKAN BIOREAKTOR ANAEROB-AEROB BERMEDIA KARBON AKTIF DENGAN VARIASI WAKTU TUNGGAL Astuti, Ariani Dwi; Wisaksono, Wahyudi; Nurwini, Anggreini Ratri
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 2 (2007): DESEMBER 2007
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.817 KB)

Abstract

Analysis of Applying the Environment Management System ISO 14001 2004 Tofu Industry’s wastewater treatment using bioreactor anaerobe–aerobe with detention time variation. Tofu Industry’s wastewater contains high organic compound, the wastewater should be treated to reduce the impact to the watercourse. For these small industries, the best alternative of wastewater treatment is one which has the following criteria: low cost operation and easy in operation. One of the simple wastewater treatment is biological treatment using attached growth system in anaerobe and aerobe condition. The combined-biofilter of anaerobic filter and aerobic filter used carbon active as medium result better effluent concentration compared the previous research. The combined-biofilter are operated with detention time variation of 24, 18, 12 hours, and the highest COD removal reach 93,53% in 24 hours detention time. COD concentration in effluent of the combined bioflter has not matched yet to Effluent Standard of Kep-51/MENLH/10/1995 but TSS concentration is below of this standard. Tofu industry’s wastewater has strong odor and the advantage using carbon active is the odor is reduced a lot. Kinetics of COD removal using Eckenfelder’s results n = 0,4712 dan K= 12,42 mg/L with R2 = 0,969   Abstract in Bahasa Indonesia: Analysis of Applying the Environment Management System ISO 14001 2004 Air limbah tahu mengandung bahan organik tinggi, yang bila tidak diolah dapat mencemari lingkungan. Pada umumnya industri tahu merupakan industri skala rumah tangga sehingga untuk pengolahan air limbahnya diperlukan pengolahan yang murah dan mudah dioperasikan. Suatu alternatif pengolahan limbah yang cukup sederhana adalah pengolahan secara biologis, yakni dengan bioreaktor lekat diam terendam bermedia, dimana mikroorganisme pengurai menempel pada media untuk berkontak langsung dengan air buangan secara anaerob maupun aerob. Pengolahan bioreaktor gabungan anaerob-aerob dengan media karbon aktif yang dilakukan menghasilkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu tinggal dan diperoleh hasil efisiensi COD sebesar 93,54 % dengan waktu tinggal 24 jam yang merupakan efisiensi tertinggi. Konsentrasi COD yang didapat belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta tetapi untuk konsentrasi TSS telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Limbah tahu merupakan limbah yang berbau, hasil akhir setelah pengolahan dilakukan dengan menggunakan media karbon aktif hasil akhirnya tidak terlalu berbau sehingga bisa dijadikan alternatif pengolahan limbah tahu. Kinetika penyisihan COD dengan menggunakan rumus Eckenfelder diperoleh nilai regresi sebesar 0,969 mendekati 1 dengan niali n = 0,4721 dan K sebesar 12,42 mg/l.