Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

MUTU ROTI BERBAHAN DASAR MOCAF: “FORMULASI DAN METODE PEMBUATAN ADONAN” I Wayan Sweca Yasa; Zainuri Zainuri; M. Abbas Zaini; Taufikul Hadi
Pro Food Vol. 2 No. 2 (2016): Pro Food
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.521 KB)

Abstract

This reasearch aim was to investigate the appropriate formulation and method of producing the modified cassava flour (MCF) sweet bread. The experiment was conducted in laboratory and arranged with completely randomized design of factorial with three replications. The treatments variabel included the proportion of 10, 20 and 30% MCF based on the total flour in formulation and three different methods of dough preparation. The straight dough, sponge and dough method and no time dough, respectively were the methods of dough preparation. The bread quality parameters were physical characteristics such as color, crumb structure, loaf volume, organoleptics such as taste, flavor, and chemical composition such as ash, protein, lipid and sugar content. Data were analyzed with analyses of variance and post hoc test with Least Significant Difference at the same level of sigificance of 5 percent. The result showed that the methods of dough preparation gave affect on the organoleptic characteristic, but they did not show affect on the physical and chemical composition of the bread quality. MCF proportion in formulation found their affect on moisture and protein content, however on others parameter their affect were not found. The higher proportion of MCF in formulation, the higher the moisture content of the bread. In contrast to the protein content of the bread, the higher the proportion of MCF in formulation, the lower the protein content. The MCF sweet bread produced with straight dough method and 20% of MCF in formulation had the best quality parameter of physical, organoleptic and chemical composition and met the Indonesia quality standard of sweet bread, except the protein content. Key words: bread, formulation, modified cassava flour, dough methods ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan metode pembuatan adonan yang menghasilkan mutu roti manis berbahan baku mocaf terbaik. Percobaan dilakukan di laboratorium dan ditata menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 ulangan. Variabel perlakuan mencakup formulasi adonan roti dengan 4 aras dan metode pembuatan adonan dengan 3 aras perlakuan. Formulasi adonan meliputi penggunaan tepung mocaf 0, 10, 20, 30% dari total tepung yang digunakan. Sementara, metode adonan meliputi metode pembuatan adonan dengan sistem langsung (straigh dough), sistem tidak langsung (sponge and dough), sistem cepat (No time dough). Variabel yang diamati meliputi : warna, struktur remah, volume roti, rasa, aroma, kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan kadar gula reduksi. Data dianalisis menggunakan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf nyata yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembuatan adonan berpengaruh terhadap sifat organoleptik, namun tidak berpengaruh terhadap komposisi kimia dan sifat fisik roti manis. Proporsi mocaf dalam formulasi adonan hanya berpengaruh terhadap kadar air dan kadar protein roti manis. Semakin banyak proporsi tepung mocaf dalam adonan maka semakin tinggi kadar airnya, namun sebaliknya dengan kadar protein roti manis. Roti manis yang dibuat dengan metode langsung (straight dough) dan proporsi tepung mocaf 20 persen dalam formulasi menunjukkan mutu fisik, kimia dan organoleptik yang terbaik dan memenuhi standar mutu roti menurut SNI, kecuali kadar protein. Kata kunci: roti, mocaf, metode, formulasi adonan
EKSTRAKSI SENYAWA ANTIOKSIDAN BERUPA LIKOPEN DARI LIMBAH BUAH SEMANGKA DI PULAU LOMBOK: Reproducing Antioxidant Compounds Wit Lycopene Forms From Watermelon Waste In Lombok Island Taufikul Hadi; Wardatul Jannah
Pro Food Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v6i2.165

Abstract

ABSTRACT Watermelon is one of the fruits that are in abundance in the dry season, especially on the island of Lombok. This abundant availability sometimes makes watermelons become waste. One way to take advantage of unsold watermelons so that they do not have to become waste is to extract the antioxidant compounds found in watermelons. The antioxidant compound found in watermelon is lycopene. Lycopene is an antioxidant compound that has many benefits, especially in controlling free radicals in the body. Also, lycopene is useful for preventing cardiovascular disease, diabetes, and, cancer. Lycopene extraction in watermelon fruit waste was carried out by the liquid-liquid method, using Hexane and Ethanol as a solvent with a ratio of 2:1. The purpose of this study was to determine the lycopene content in watermelon waste based on the ratio of feed and solvents (F/S), as well as time and temperature. The ratio of F/S used is 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 extraction temperature (30, 40, 50, 60, 70, 80, and 90) o C while the time used (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120) minutes. Based on the analysis using UV-Vis Spectrophotometry, it is known that the optimum conditions for lycopene content are in the F/S ratio of 1:4 at 70oC and 90 minutes. The lycopene content obtained was 3, 1595 mg/100gram. Keywords: antioxidant, extraction, lycopene, UV-Vis spectrophotometry, watermelon ABSTRAK Semangka merupakan salah satu buah-buahan yang stoknya melimpah di musim kemarau terutama di pulau Lombok. Ketersediaan yang melimpah tersebut terkadang membuat buah semangka menjadi limbah. Salah satu cara memanfaatkan buah semangka yang tidak laku terjual agar tidak harus menjadi limbah adalah dengan mengekstrak senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka. Senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka berupa Likopen. Likopen merupakan senyawa antioksidan yang memiliki banyak sekali manfaat terutama dalam mengendalikan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu Likopen juga bermanfaat mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, hingga kanker. Ekstraksi Likopen pada limbah buah semnagka ini dilakukan dengan metode cair-cair, dengan menggunakan Heksana dan Ethanol sebagai pelarut (solvent) dengan jumlah perbandingan 2:1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk bertujuan untuk mengetahui kandungan likopen yang terdapat pada limbah buah semangka berdasarkan perbandingan bahan dan pelarut (F/S), serta waktu dan suhu. Adapun perbandingan F/S yang digunakan yaitu 1:1, 1;2, 1;3, 1:4, 1:5 suhu ekstraksi (30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90)oC sedangkan waktu yang digunakan (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120). Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis diketahui bahwa kondisi optimum kandungan Likopen berada pada perbandingan F/S 1:4 pada suhu 700C dan waktu 90 menit. Kandungan Likopen yang didapatkan sebesar 3,1595 mg/100gram. Kata kunci: antioksidan, ekstraksi, likopen, semangka, spectrofotometri UV-Vis
KAJIAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DENGAN BSF (Black Soldier Fly) di TPA Kebon Kongok Gendewa Tunas Rancak; Tuty Alawiyah; Taufikul Hadi
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 1, No 1 (2017): Volume 1 Nomor 1 JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2227.122 KB) | DOI: 10.36312/jisip.v1i1.702

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan kajian terkait pengolahan sampah organik dengan Black Soldier Fly (BSF) di TPA Kebon Kongok. Kebon kongok merupakan salah satu TPA Regional yang terletak di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Terdapat sepuluh kegiatan pengelolaan yang dilakukan pada TPA Kebon Kongok yaitu Penimbangan, Pengawas Timbunan, kegiatan operasional alat berat, daur ulang, pengelolaan air lindi, penanganan gas (biogas), zona penyangga, pemulung, sosial dan pengolahan sampah organik dengan Black Soldier Fly (BSF). Hasil penelitian terkait kajian terhadap pengolahan sampah organik dengan Black Soldier Fly (BSF) menunjukkan bahwa tahapan dalam proses pengolahan sampah organik dengan BSF yaitu penimbangan sampah, pembongkaran sampah di unit unloading sampah (proses pemilahan), pencacahan sampah organik, penimbangan sebelum dimasukkan ke bioreaktor, proses pada bioreaktor, tahap panen larva dewasa, pemidahan telur larva ke hatcery, pemindahan telur BSF ke hatcery, pemindahan larva ke bioreaktor untuk mengolah sampah organik, pembiakan larva menjadi lalat hingga dewasa
POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT Astrini Widiyanti; Taufikul Hadi
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 14 No 1 (2022): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.993 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v14i1.168

Abstract

UNU NTB campus activities produces inorganic and organic waste. The potential waste amount increasing provides an opportunity for managers to recyle waste into products of economic and environmental value. The purpose of this study to analyze the generation and composition of waste at UNU NTB which is the basic information for conducting integrated waste management. Field observations were made to analyze the amount of waste generated, the weight of the waste, and the percentage of waste composition. The waste generation at UNU NTB reaches 47 liters/day and the weight of waste reaches 3.74 kg/day. The composition of waste at UNU NTB consists of 77% inorganic waste and 23% organic waste. UNU NTB has 773.1 kg/year of plastic waste which generates an economic potential of IDR 2,551,190. Paper waste as much as 326.8 kg/year generates economic potential of Rp. 196,086. Organic waste is analyzed for recycling potential by recyleing organic waste into compost. The economic potential of waste is analyzed based on the price of waste at the UNU NTB Waste Bank. Organic waste at UNU NTB reaches 330.5 kg/year which has an economic potential of Rp. 1,982,880/year with reference to the market price of compost fertilizer of Rp. 6,000/kg. The potential for recycling organic waste into compost is 44 kg/year.
Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik Cair Zurhaini Zurhaini; Wardatul Jannah; Taufikul Hadi
Indonesian Journal of Engineering (IJE) Vol 1 No 1 (2020): Edisi September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.622 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah sayuran rumah tangga menjadi pupuk organik cair di Desa Dasan Baru Dusun Memunggu, Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dengan studi kasus pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Jenis data yang diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu analisis unsur hara makro (Nitrogen, Posfor dan Kalium) pupuk organik cair dari sampah rumah tangga seperti bayam, kubis dan tomat sebanyak 24 kg dengan jumlah keseluruhan 72 kg, sampah yang sudah terkumpul di cincang terlebih dahulu lalu ditimbang dengan berat masing-masing jenis sampah 2 kg sehingga dalam satu ember komposter 6 kg jenis sampah kemudian ditambahkan dengan bioaktivator effectivate mikroorganisme dengan variasi 100 mL, 200 mL dan 300 mL terdapat juga kontrol dengan pengulangan dua kali, lalu difermentasikan selama 21 hari. Pupuk organik cair yang dihasilkan dengan unsur hara makro Nitrogen, Posfor dan Kalium dengan jumlah rata-rata yaitu Nitrogen dengan perlakuan 100 mL(1,41) 200 mL (1,44) dan 300 mL (1,48), kontrol (1,25), Posfor dengan perlakuan 100 mL(2,39) 200 mL (2,53) dan 300 mL (2,16), kontrol (2,19) dan Kalium dengan perlakuan 100 mL(4,66) 200 mL (4,84) dan 300 mL (4,61), kontrol (4,44). Dari hasil analisis data menggunakan ANOVA diperoleh bahwa unsur hara nitrogen menunjukkan nilai tidak signifikan karena (Fhitung< Ftabel) dengan nilai sebesar 3,873 < 6,59 dari Ftabel pada α=5% sebesar 6,59. Unsur hara Posfor juga menunjukkan nilai tidak signifikan karena (Fhitung< Ftabel) dengan nilai 0,228 < 6,59 Ftabel pada α=5% sebesar 6,59 dan unsur hara Kalium menunjukkan nilai signifikan karena (Fhitung > Ftabel) dengan nilai 7,905 > 6,59. Abstract: This research aims to utilize household vegetable litter into liquid organic fertilizer in Memunggu hamlet, Dasan Baru village, Kediri sub-district, Waste Lombok Regency. The methods of research used is an experimental method with a quantitative approach with a case study of processing household waste into liquid. The type of identified in this study were macro nutrients (Nitrogen, phosphorus and potassium) liquid organic fertilizers from household waste such as cabbage, spinach and tomatoes as much as 24 kg with a total amount of 72 kg, garbage already accumulated in the first chopped and then weighed with the weight of each type of garbage 2 kg so in a bucket composter 6 kg type of garbage then added with Bioaktivator effectivate mikroorganisme with variations of 100 mL, 200 mL and 300Ml There is also a control with repetition twice, and then segment for 21 days. Liquid Organic fertilizer produced with macro nutrients of Nitrogen, Posfor and potassium with an average amount of Nitrogen with the treatment of 100 mL (1.41) 200 mL (1.44) and 300 mL (1.48), control (1.25), Posfor with treatment 100 mL (2.39) 200 mL (2.53) and 300 mL (2.16), control (2.19) and potassium with treatment 100 ml (4.66) 200 mL (4.84) and 300 mL (4.61), Control (4.44). From the results of data analysis using ANOVA obtained that the nitrogen nutrients showed no significant value because (Fcount< Ftable) with a value of 3.873 < 6.59 from Ftabel at α = 5% by 6.59. The nutrients Posfor also shows no significant value due to (Fcount<Ftable) with a value of 0.228 < 6.59 ftable at α = 5% by 6.59 and potassium nutrients show significant value because (Fcount>Ftabel) with a value of 7.905 > 6.59.
Affecting Factors of Generation and Weight Domestic Waste in Tanjung Karang Village Mataram City Astrini Widiyanti; Taufikul Hadi; Moh. Irvan
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 19, No 3 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v19i3.607-625

Abstract

Tanjung Karang Village is a priority tourism destination. Strategic tourist destinations need to maintain environmental cleanliness to achieve sustainable waste management to create comfort and satisfaction for visitors. The purpose of this study is to analyze the generation, weight, composition of waste, and influencing factors. The method in this study is a field survey to measure the generation and weight of waste with 13 households sample for 8 days. Data analysis has analyzed the Kolmogorov Smirnov Normality Test and the Dummy Variable Multiple Regression Test. The waste generation in Tanjung Karang Village is 3 liters/person/day and the weight of waste is 0.5 kg/person/day. The composition of the most waste is 56% organic waste. 28% plastic. and the others are metal, B3 waste, paper, glass, and so on. The most widely used plastic waste is food packaging plastic, High Density (HD), and High Density Polyethylene (HDPE). Influencing factors the generation and weight of waste are type of house, number of occupants, land area, occupation, and income. The recommendation for waste management in Tanjung Karang Village is that 56% of organic waste can be processed by composting, ecoenzyme, and biopore holes. Plastic waste 18% can be reduced by using plastic converted into containers.
STUDI PENGERINGAN BAMBU DENGAN PEMANFAATAN GAS BUANG ( FLUE GAS ) PEMBAKARAN GERABAH Taufikul Hadi; I Made Bendiyasa; Rahman Sudiyo
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.495 KB) | DOI: 10.29303/jrpb.v7i1.93

Abstract

The temperature of flue gas from pottery burning is still relatively high, which is around 200oC. It is expected that it can be utilized as a drying medium, for example to dry bamboo. In this study, drying medium used was hot air. The main objective of the study is to evaluate drying parameters which are expected to be applicable for drying bamboo with a flue gas medium from pottery. The dimensions of each bamboo sample were 45 cm length, 8 cm width, and 1 cm thickness. The initial weight of each sample was weighed then it was placed in the drying unit. Subsequently the hot air was flowed into the drying unit. The hot air temperatures used were 60°C, 80°C and 100°C. Every 30 minutes interval, as soon as the oven window was closed, the changes of the bamboo mass were recorded and the temperatures of the dry and wet thermometer were measured. The drying process was carried out until the mass of the bamboo samples were constant. In this study, two type of drying rate were observed, i.e., falling and constant rates. It was observed that constant drying rate was lasting for a short period. The drying bamboo was controlled by both water diffusion in the bamboo and water transfer from the bamboo surface. The effective water diffusion coefficients (Deff) are 0.02 cm2/h for hot air of 60oC, 0.03 cm2/h for 80oC, and 0.08 cm2/h for 100oC.
POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT Astrini Widiyanti; Taufikul Hadi
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 14 No. 1 (2022): Envirotek: Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/envirotek.v14i1.168

Abstract

Aktivitas kampus UNU NTB menghasilkan sampah anorganik dan sampah organik. Potensi jumlah sampah yang terus meningkat memberikan peluang bagi pengelola untuk mengubah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan dan komposisi sampah di UNU NTB yang menjadi informasi dasar untuk melakukan pengelolaan sampah terpadu. Observasi lapang dilakukan untuk menganalisis jumlah timbulan sampah, berat sampah, dan persentase komposisi sampah. Timbulan sampah di UNU NTB mencapai 47 liter/hari dan berat sampah mencapai 3,74 kg/hari. Komposisi sampah di UNU NTB terdiri dari sampah anorganik 77% dan sampah organik 23%. UNU NTB memiliki sampah plastik 773,1 kg/tahun yang menghasilkan potensi ekonomi Rp 2.551.190. Sampah kertas sebanyak 326,8 kg/tahun menghasilkan potensi ekonomi Rp 196.086. Sampah organik dianalisis potensi daur ulang dengan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Potensi ekonomi sampah dianalisis berdasarkan harga sampah di Bank Sampah UNU NTB Sampah organik di UNU NTB mencapai 330,5 kg/tahun yang memiliki potensi ekonomi Rp 1.982.880/tahun dengan mengacu pada harga pasar pupuk kompos Rp 6.000/ kg. Potensi daur ulang sampah organik menjadi kompos yaitu 44 kg/tahun.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Oranik Cair (POC) Dari Sampah Organik di Desa Pringgasela Selatan Kabupaten Lombok Timur Taufikul Hadi; Astrini Widiyanti; Nila Hayati
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat di desa Pringgasela Selatan belum terlalu perduli dalam mengatasi persoalan sampah. Masih ada sebagian besar masyarakat di desa tersebut membuang sampah di sembarang tempat seperti di parit dan saluran irigasi persawahan. Sampah sebenarnya memiliki nilai guna kembali jika dilakukan pengolahan kembali, baik itu pada smapah organic maupun sampah anorganik. Akan tetapi kurangnya pengetahuan masyarakat terutama di desa Pringgasela Selatan dalam pengolahan sampah, sehingga sampah tersebut hanya dikumpulkan, diangkut, dan dibuang. Salah satu pengolahan sampah organic adalah pembuatan Pupuk Organik Cair. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahun mengenai jenis sampah organic, cara memilah sampah, dapat mengolah sampah menjadi pupuk cair yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman baik yang ada di persawahan ataupun di pekarangan rumah. Selain itu juga kegiatan ini diharapakan bisa mendukung program Zero Waste yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi NTB. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pemberian materi tentang sampah organic, pupuk organic cair, dan komposter. Kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan komposter dan pupuk organic cair. Dari hasil kegiatan pelatihan ini ibu-ibu peserta yang tergabung dalam kelompok Dasa Wisma RW Sepakat Desa Pringgasela Selatan memberikan respon yang positif. Hal ini terlihat dari antusias mereka dalam mengikuti pemberian materi dan pelaksanaan praktik.
Optimasi Konsentrasi Mordan Alami Berupa Kapur Sirih Hadi, Taufikul
Indonesian Journal of Engineering (IJE) Vol 4 No 1 (2023): Edisi September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimasi dari jumlah mordan berupa kapur sirih untuk meningkatkan kualitas kain tenun yang ada di desa Pringgasela. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kondisi optimum jumlah konsentrasi mordan berupa kapur sirih pada pewarnaan benang secara alami dengan daun tarum yang menghasilkan warna lebih tajam dan tahan kelunturan adalah sebesar 4%. Pada kondisi ini jumlah rata-rata zat warna yang teradsorpsi sebesar 0,430 gr dengan jumlah massa rata-rata benang yang berkurang sebesar 0,180 gr. Abstract This study aims to determine the optimization of the amount of mordant in the form of whiting to improve the quality of woven fabrics in Pringgasela village. The results showed that the optimum condition for the amount of mordant concentration in the form of whiting on natural yarn dyeing with tarum leaves which produced a sharper color and friction resistance was 4%. In this condition, the average amount of dye adsorbed is 0,430 gr with the average mass of yarn being reduced by 0,180 gr.