Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

EKSTRAKSI SENYAWA ANTIOKSIDAN BERUPA LIKOPEN DARI LIMBAH BUAH SEMANGKA DI PULAU LOMBOK: Reproducing Antioxidant Compounds Wit Lycopene Forms From Watermelon Waste In Lombok Island Taufikul Hadi; Wardatul Jannah
Pro Food Vol. 6 No. 2 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/profood.v6i2.165

Abstract

ABSTRACT Watermelon is one of the fruits that are in abundance in the dry season, especially on the island of Lombok. This abundant availability sometimes makes watermelons become waste. One way to take advantage of unsold watermelons so that they do not have to become waste is to extract the antioxidant compounds found in watermelons. The antioxidant compound found in watermelon is lycopene. Lycopene is an antioxidant compound that has many benefits, especially in controlling free radicals in the body. Also, lycopene is useful for preventing cardiovascular disease, diabetes, and, cancer. Lycopene extraction in watermelon fruit waste was carried out by the liquid-liquid method, using Hexane and Ethanol as a solvent with a ratio of 2:1. The purpose of this study was to determine the lycopene content in watermelon waste based on the ratio of feed and solvents (F/S), as well as time and temperature. The ratio of F/S used is 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5 extraction temperature (30, 40, 50, 60, 70, 80, and 90) o C while the time used (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120) minutes. Based on the analysis using UV-Vis Spectrophotometry, it is known that the optimum conditions for lycopene content are in the F/S ratio of 1:4 at 70oC and 90 minutes. The lycopene content obtained was 3, 1595 mg/100gram. Keywords: antioxidant, extraction, lycopene, UV-Vis spectrophotometry, watermelon ABSTRAK Semangka merupakan salah satu buah-buahan yang stoknya melimpah di musim kemarau terutama di pulau Lombok. Ketersediaan yang melimpah tersebut terkadang membuat buah semangka menjadi limbah. Salah satu cara memanfaatkan buah semangka yang tidak laku terjual agar tidak harus menjadi limbah adalah dengan mengekstrak senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka. Senyawa antioksidan yang terdapat pada buah semangka berupa Likopen. Likopen merupakan senyawa antioksidan yang memiliki banyak sekali manfaat terutama dalam mengendalikan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu Likopen juga bermanfaat mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, hingga kanker. Ekstraksi Likopen pada limbah buah semnagka ini dilakukan dengan metode cair-cair, dengan menggunakan Heksana dan Ethanol sebagai pelarut (solvent) dengan jumlah perbandingan 2:1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk bertujuan untuk mengetahui kandungan likopen yang terdapat pada limbah buah semangka berdasarkan perbandingan bahan dan pelarut (F/S), serta waktu dan suhu. Adapun perbandingan F/S yang digunakan yaitu 1:1, 1;2, 1;3, 1:4, 1:5 suhu ekstraksi (30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90)oC sedangkan waktu yang digunakan (30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120). Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis diketahui bahwa kondisi optimum kandungan Likopen berada pada perbandingan F/S 1:4 pada suhu 700C dan waktu 90 menit. Kandungan Likopen yang didapatkan sebesar 3,1595 mg/100gram. Kata kunci: antioksidan, ekstraksi, likopen, semangka, spectrofotometri UV-Vis
UJI TOKSISITAS AKUT (LC50) HERBISIDA DENGAN BAHAN AKTIF PARAKUAT DIKLORIDA TERHADAP IKAN NILA (Oreochromis niloticus Trewavas) PADA BAK–BAK PERCOBAAN Wardatul Jannah; Yusnita .
Jurnal Pendidik Indonesia (JPIn) Vol 1, No 2: Oktober 2018
Publisher : Yayasan Pendidikan Intan Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47165/jpin.v1i2.25

Abstract

Peningkatan penggunaan herbisida pada sektor pertanian tanpa disadari memiliki dampak negatif bagi sektor perikanan, yakni menimbulkan pencemaran di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat toksisitas Lethal Concentration 50 (LC50) herbisida dengan bahan aktif parakuat diklorida dengan ikan Nila sebagai bioindikator (hewan uji). Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan ikan Nila sebagai hewan uji, dan menggunakan 5 perlakuan konsentrasi termasuk kontrol dengan 3 kali ulangan (n), parameter yang diuji adalah mortalitas hewan uji, dan penentuan LC50 dengan menggunakan perhitungan  Log–Logistic Model. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014, di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Hasil penelian menunjukkan bahwa kematian hewan uji tertinggi sebesar 80% yakni pada konsentrasi 24,2 ppm ulangan 1, dan kematian terendah sebesar 0% yakni pada konsentrasi 7,8 ppm ulangan 2 dan 3, dengan hasil hasil LC50 pada konsentrasi 16,95 ppm paparan herbisida dengan bahan aktif parakuat diklorida (toksisitas sedang). Parameter kualitas air seperti suhu, pH dan oksigen terlarut (DO) masih tergolong normal untuk kehidupan ikan. Untuk meminimalisir dampak dari penggunaan herbisida terhadap kehidupan akuatik bisa dengan cara pembuatan bak-bak (kolam) penampungan limbah yang bertujuan untuk pengelolaan air limbah pertanian sebelum masuk ke perairan umum.
KAJIAN PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM GIRI MENANG Wardatul Jannah; Itratip Itratip
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.074 KB) | DOI: 10.36312/jime.v2i2.699

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan kajian terhadap pengolahan dan distribusi air minum di Perusahaan Daerah Air Minum Giri Menang (PDAM Giri Menang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan pengolahan dan distribusi air minum pada PDAM Giri Menang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam pengolahan air minum yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu tahap koagulasi, tahap flokulasi, tahap pengendapan (sedimentasi), dan tahap penyerapan air (filtrasi). Proses distribusi air dilakukan setelah melalui tahap pengolahan. Distribusi air disesuaikan dengan daftar penerima distribusi air yang sudah terdaftar pada PDAM Giri Menang
ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM Wardatul Jannah; ITRATIP ITRATIP
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.062 KB) | DOI: 10.36312/jime.v3i1.60

Abstract

Banjir merupakan masalah tahunan yang dihadapi Pemerintah Kota Mataram. Wilayah kelurahan yang dilewati sungai seringkali terjadi banjir akibat luapan air sungai. Sampah-sampah yang berada di badan sungai ini dapat menghambat aliran air dan memperkecil daya tampung sungai. Penelitian ini dilakukan di Sungai Unus Kota Mataram. Sungai unus melewati beberapa kelurahan padat penduduk di Kota Mataram. Data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan akan dijakaji dengan metode deskriftif kualitatif. Berdasarkan kajian yang dilakukan, faktor utama penyebab meluapnya sungai unus adalah penyempitan kapasitas sungai akibat sedimentasi dan pemanfaatan bantaran sungai yang kurang tepat. Pengurangan kapasitas sungai unus terlihat dari hulu sampai hilir.
Program Hutan Kemasyarakatan Berbasis Kearifan Lokal ; Studi Kasus Di Kawasan Hutan Lindung Sesaot Lombok Barat Mukhtar Mukhtar; Wardatul Jannah
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 2, No 1 (2018): Volume 2 Nomor 1 JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.133 KB) | DOI: 10.36312/jisip.v2i1.612

Abstract

Program Hutan Kemasarakatan (HKm) di Nusa Tenggara Barat (NTB), diujicobakan sejak tahun 1995/1996, di areal kawasan hutan lindung Sesaot seluas 25 ha, dengan penggarap sebanyak 58 orang, dengan pola agroforestry. Pada tahun 1998 kemudian dilakukan evaluasi oleh Departemen Kehutanan. Hasilnya, tingkat keberhasilan mencapai 93 %. Terhadap keberhasilan tersebut, dilakukan perluasan mencapai 211 Ha, sehingga  total luasan areal mencapai 236 ha,  dengan jumlah penggarap mencapai 1.224 kepala keluarga. Dalam perkembangan pelaksanaan program HKm, terjadi sejumlah konflik, baik konflik vertikal antara masyarakat dengan aparat Dinas Kehutanan maupun konflik horizontal antar kelompok-kelompok tani penggarap. Menindaklanjuti konflik tersebut, pemerintah daerah melakukan pengembangan kelembagaan masyarakat berbasis nilai-nilai kearifan lokal yang dikenal dengan istilah awig-awig (aturan lokal pada Suku Sasak) pada tingkat kelompok dan tingkat kawasan. Kenyataan di lapangan, kondisi ekologis kawasan hutan lindung Sesaot mengalami penurunan. Debit Sungai Aik Nyet yang berada di kawasan hutan lindung Sesaot dalam kurun waktu enam tahun (1998-2002) telah terjadi penyusutan debit air sebesar 18,32 m3/detik. Artinya, pelibatan masyarakat melalui program HKm, bertolak belakang dengan kondisi ekologis kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami makna program HKm oleh masyarakat; (2) Memahami penerapan Awig-awig mengenai program HKm dan (3) memahami penerapan program HKm. Beberapa teori yang digunakan dalam menganalisa temuan penelitian antara lain teori ekologi manusia dan teori interaksional simbolik. Metode penelitian menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan studi kasus.  Sumber data atau informan adalah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan yang termasuk penggarap program HKm dan penggarap HKm non program, juga orang dari luar kawasan hutan yang dianggap relevan. Penentuan informan dilakukan dengan metode snowball sampling dan purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan triangulasi. Sedangkan analisa data dilakukan melalui analisa deskriptif menggunakan model Miles dan Huberman. Pengujian keabsahan data dan informasi, dilakukan dengan metode triangulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Hasil penelitian; Pertama, makna program HKm oleh masyarakat dipahami sebagai kesempatan untuk memperoleh hak kelola lahan di dalam kawasan hutan untuk kegiatan usaha tani. Akibatnya masyarakat cenderung berprilaku eksploitatif untuk memaksimalkan manfaat ekonomi lahan. Dalam kaitannya dengan fungsi konservasi, terjadi perbedaan pemahaman antara masyarakat dengan Dinas Kehutanan. Masyarakat memaknai konservasi dari keseluruhan vegetasi sebagai kesatuan fungsi ekonomi dan konservasi, sehingga pemanfaatan lahan lebih didominasi oleh tanaman MPTS. Dinas Kehutanan memaknai tanaman pohon untuk pengintegrasian fungsi konservasi guna mendukung manfaat ekonomi. Ke dua, Revitalisasi nilai Awig-awig sebagai aturan pelaksanaan program HKm masih dipandang sebagai simbolisasi nilai lokal. Dalam implementasinya belum efektif untuk mendukung pengintegrasian fungsi konservasi  dan fungsi ekonomi sesuai dengan tujuan program HKm. Dari 12 muatan aturan dalam Awig-awig kawasan, hanya tiga muatan aturan yang dijalankan dan sembilan muatan aturan belum efektif berjalan. Pelanggaran Awig-awig yang sulit ditangani terdiri dari sindikat pencurian kayu, perilaku perambahan hutan, praktek ganti rugi lahan dan penegakan komposisi tanam.Ke tiga, Penerapan program HKm oleh masyarakat belum efektif mendukung pelestarian sumberdaya hutan secara berkelanjutan. Penerapan yang dilakukan masih sebatas pada pelestarian jangka pendek. Hal itu disebabkan karena masyarakat lebih berorientasi pada pemenuhan keinginan, bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Berdasarkan hasil penelitian, dirumuskan saran akademis yakni pentingnya kajian lebih lanjut dari beberapa sudut pandang antara lain (i) kesesuaian luas lahan terhadap kecukupan ekonomi rumah tangga; (ii) Kesesuaian pola tanam untuk mendukung integrasi fungsi konservasi dengan fungsi ekonomi, (iii) perumusan model penguatan kelembagaan masyarakat berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan pengetahuan ekologi lokal.Saran praktis, yakni (1) aspek tata kelola kawasan; diperlukan inventarisasi ulang tata batas kawasan, mendorong percepatan pemberian izin resmi kepada masyarakat dan melakukan rekonstruksi ulang kawasan yang ditetapkan sebagai lahan kelola HKm; (2) aspek tata kelola usaha; diperlukan intervensi program pengembangan usaha produktif melalui penguatan peran perempuan serta menggeser intensifikasi produksi di dalam kawasan hutan ke intensifikasi produksi di luar kawasan hutan dan (3) aspek tata kelola kelembagaan; untuk kelembagaan masyarakat diperlukan program penguatan kapasitas dan dukungan program untuk penguatan Awig-awig. Bagi kelembagaan pemerintah diperlukan komitmen terutama aparat-aparat yang di lapangan untuk melakukan penegakan hukum secara adil dan tidak bermain ganda  serta dukungan pengakuan formal terhadap Forum Kawasan.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah Wardatul Jannah
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 3, No 3 (2019): JISIP: JURNAL ILMU SOSIAL DAN PENDIDIKAN
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.013 KB) | DOI: 10.36312/jisip.v3i3.977

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan kajian pengaruh tingakat pengetahuan ibu-ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah. Sampah adalah sisa aktivitas manusia dan alam yang sudah tidak bisa dipakai kembali yang berasal dari, pasar, industri, perhotelan yang menyebabkan pencemaran terahadap lingkungan dan kesehatan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk merupakan faktor utama meningkatnya sampah sehingga perlu penanganan sampah yang baik jika tidak ada penanganan khusus maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Timbulnya masalah sampah di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah di duga dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama yang akan difokuskan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu rumah tangga terhadap pengelolaan sampah rumah tangga
PROSES PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK DI LEMBAGA GENERASI BINTANG SEJAHTERA Wardatul Jannah
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 3, No 1 (2019): JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.831 KB) | DOI: 10.36312/jisip.v3i1.929

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan kajian terhadap porses pengolahan sampah Anorganik di Lembaga Generasi Bintang Sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan dan jenis-jenis pengolahan sampah plastik di Lembaga Generasi Bintang Sejahtera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pengolahan Sampah  Plastik di Lembaga Generasi Bintang Sejahtera ada dua proses yaitu penggilingan dan Pengepresan. Proses pengolahan sampah plastik secara penggilingan melakukan pemilahan (sortir), penggilingan sampah plastik yang sudah dipilah sesuai dengan jenisnya kemudian dilakukan tahap penggiling sampah plastik. sedangkan proses pengolahan dengan penggepres menggunakan mesin pres hidrolik dengan kapasitas 5 ton sampah plastik. Proses pengepresan tujuanya supaya mendapatkan hasil pemadatan sampah plastik sehingga volumenya berkurang dan beratnya tetap.
ANALISA RASIO DEBIT MAKSIMUM DAN MINIMUM (Qmax/Qmin) SUNGAI UNUS KOTA MATARAM Itratip Itratip; Wardatul Jannah
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.335 KB) | DOI: 10.36312/jupe.v1i1.81

Abstract

Banjir merupakan salah satu masalah tahunan yang dihadapi Pemerintah Kota Mataram.Penyempitan kapasitas sungai dapat disebabkan oleh sedimentasi (pengendapan) dan sampah..Penelitian ini dilakukan di Sungai Unus Kota Mataram. Sungai unus melewati beberapa kelurahan padat penduduk di Kota Mataram. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan metode statistik.Berdasarkan obeservasi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rasio maksimum dan minimum sungai Unus dari 4,04 tahun 2007 menjadi 5,75 pada 2010. Peningkatan rasio debit maksimum dan minimum menyebabkan potensi banjir meningkat
Identifikasi Tutupan Terumbu Karang Di Gili Meno Auliya Akraboelittaqwa; Sri Astuty; Ayi Yustiati; Wardatul Jannah
Indonesian Journal of Engineering (IJE) Vol 1 No 1 (2020): Edisi September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.579 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang, menggunakan metode survei dengan melakukan pengamatan tutupan terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT), Untuk pengukuran parameter fisika-kimia air dilakukan secara insitu pada tiap stasiun dengan masing-masing dilakukan pada setiap stasiun penelitian. Data yang diperoleh diolah kemudian dianalisis secara deskriptif tiap stasiunnya untuk menentukan kondisi terumbu karang didukung dengan kondisi fisika-kimia perairan. Kondisi terumbu karang di perairan Gili Meno secara rata-rata masuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil pengamatan dengan metode Line Intercept Transect (LIT) persentase karang keras (hard coral) di perairan Gili Meno secara rata-rata memiliki persentase sebesar 24,19% sedangkan karang mati (dead coral) sebesar 12,82%. Rata-rata persentase tutupan komponen algae yakni sebesar 0%, sedangkan komponen other fauna dan abiotic berturut-turut sebesar 12,17% dan 56,41%. Keadaan perairan di Gili Meno cukup optimal bagi kehidupan ekosistem terumbu karang. Suhu yang optimal, salinitas yang normal serta kecerahan yang mencapai 100% serta oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh biota laut menunjang untuk keberlangsungan hidup ekosistem terumbu karang. Kondisi fisika kimia perairan di Gili Meno banyak dipengaruhi oleh Arus Lintas Indonesia (Arlindo) karena Selat Lombok merupakan salah satu jalur dari Arlindo. Abstract: This research aims to inventory and determine the condition of the coral reef ecosystem, used a survey method by observing coral reef cover using the Line Intercept Transect (LIT) method. The measurement of the physico-chemical parameters of water was carried out in-situ at each station with each carried out at each research station. The data obtained were processed then analyzed descriptively for each station to determine the condition of coral reefs supported by the physico-chemical conditions of the waters. On average, the condition of coral reefs in Gili Meno waters is in the medium category. Based on observations using the Line Intercept Transect (LIT) method, the percentage of hard corals in Gili Meno waters has an average percentage of 24.19% while dead coral is 12.82%. The average percentage cover of the algae component is 0%, while the other fauna and abiotic components are 12.17% and 56.41%,. The condition of the waters in Gili Meno is quite optimal for the life of the coral reef ecosystem. Optimal temperature, normal salinity and brightness that reaches 100% and dissolved oxygen needed by marine life support the survival of coral reef ecosystems. The physical and chemical conditions of the waters in Gili Meno are heavily influenced by the Indonesian Cross Flow (Arlindo) because the Lombok Strait is one of the routes from Arlindo.
Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Pupuk Organik Cair Zurhaini Zurhaini; Wardatul Jannah; Taufikul Hadi
Indonesian Journal of Engineering (IJE) Vol 1 No 1 (2020): Edisi September
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.622 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah sayuran rumah tangga menjadi pupuk organik cair di Desa Dasan Baru Dusun Memunggu, Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dengan studi kasus pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Jenis data yang diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu analisis unsur hara makro (Nitrogen, Posfor dan Kalium) pupuk organik cair dari sampah rumah tangga seperti bayam, kubis dan tomat sebanyak 24 kg dengan jumlah keseluruhan 72 kg, sampah yang sudah terkumpul di cincang terlebih dahulu lalu ditimbang dengan berat masing-masing jenis sampah 2 kg sehingga dalam satu ember komposter 6 kg jenis sampah kemudian ditambahkan dengan bioaktivator effectivate mikroorganisme dengan variasi 100 mL, 200 mL dan 300 mL terdapat juga kontrol dengan pengulangan dua kali, lalu difermentasikan selama 21 hari. Pupuk organik cair yang dihasilkan dengan unsur hara makro Nitrogen, Posfor dan Kalium dengan jumlah rata-rata yaitu Nitrogen dengan perlakuan 100 mL(1,41) 200 mL (1,44) dan 300 mL (1,48), kontrol (1,25), Posfor dengan perlakuan 100 mL(2,39) 200 mL (2,53) dan 300 mL (2,16), kontrol (2,19) dan Kalium dengan perlakuan 100 mL(4,66) 200 mL (4,84) dan 300 mL (4,61), kontrol (4,44). Dari hasil analisis data menggunakan ANOVA diperoleh bahwa unsur hara nitrogen menunjukkan nilai tidak signifikan karena (Fhitung< Ftabel) dengan nilai sebesar 3,873 < 6,59 dari Ftabel pada α=5% sebesar 6,59. Unsur hara Posfor juga menunjukkan nilai tidak signifikan karena (Fhitung< Ftabel) dengan nilai 0,228 < 6,59 Ftabel pada α=5% sebesar 6,59 dan unsur hara Kalium menunjukkan nilai signifikan karena (Fhitung > Ftabel) dengan nilai 7,905 > 6,59. Abstract: This research aims to utilize household vegetable litter into liquid organic fertilizer in Memunggu hamlet, Dasan Baru village, Kediri sub-district, Waste Lombok Regency. The methods of research used is an experimental method with a quantitative approach with a case study of processing household waste into liquid. The type of identified in this study were macro nutrients (Nitrogen, phosphorus and potassium) liquid organic fertilizers from household waste such as cabbage, spinach and tomatoes as much as 24 kg with a total amount of 72 kg, garbage already accumulated in the first chopped and then weighed with the weight of each type of garbage 2 kg so in a bucket composter 6 kg type of garbage then added with Bioaktivator effectivate mikroorganisme with variations of 100 mL, 200 mL and 300Ml There is also a control with repetition twice, and then segment for 21 days. Liquid Organic fertilizer produced with macro nutrients of Nitrogen, Posfor and potassium with an average amount of Nitrogen with the treatment of 100 mL (1.41) 200 mL (1.44) and 300 mL (1.48), control (1.25), Posfor with treatment 100 mL (2.39) 200 mL (2.53) and 300 mL (2.16), control (2.19) and potassium with treatment 100 ml (4.66) 200 mL (4.84) and 300 mL (4.61), Control (4.44). From the results of data analysis using ANOVA obtained that the nitrogen nutrients showed no significant value because (Fcount< Ftable) with a value of 3.873 < 6.59 from Ftabel at α = 5% by 6.59. The nutrients Posfor also shows no significant value due to (Fcount<Ftable) with a value of 0.228 < 6.59 ftable at α = 5% by 6.59 and potassium nutrients show significant value because (Fcount>Ftabel) with a value of 7.905 > 6.59.