Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Media Sosial: Ruang Baru dalam Tindak Pelecehan Seksual Remaja Rosyidah, Feryna Nur; Nurdin, Muhammad Fadhil
Sosioglobal Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.587 KB) | DOI: 10.24198/jsg.v2i2.17200

Abstract

Artikel ini fokus pada masalah perilaku menyimpang, khususnya pelecehan seksual yang terjadi di media sosial. Pelecehan seksual adalah masalah sosial yang sudah ada sejak lama. Selain dengan ruang baru, remaja yang menggunakan internet telah membuka celah untuk menjadikan diri mereka sebagai korban pelecehan seksual itu sendiri. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan dalam kajian ini dengan melakukan analisis dokumen terkait penggunaan media sosial di masyarakat. Artikel ini berusaha untuk menguraikan tentang perilaku lama pelecehan seksual yang direproduksi ke dalam media sosial. Teori Anomi dan Ketegangan sosial digunakan sebagai pisau analisis untuk menguraikan terjadinya pelecehan seksual yang terjadi di media sosial saat ini. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak disertai pengawasan dan perhatian dari lingkungan sekitar akan memicu terjadinya perilaku-perilaku menyimpang. Pelecehan seksual sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang marak terjadi karena minimnya pengetahuan, kurangnya pengawasan, serta rendahnya tingkat kesadaran remaja dalam penggunaan media sosial secara bijak. Tindak pelecehan secara verbal di dunia maya terhadap perempuan, baik seksual maupun non-seksual yang terjadi merupakan bentuk kebiasaan yang direproduksi
Gender dan Stereotipe: Konstruksi Realitas dalam Media Sosial Instagram Feryna Nur Rosyidah; Nunung Nurwati
Share : Social Work Journal Vol 9, No 1 (2019): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.199 KB) | DOI: 10.24198/share.v9i1.19691

Abstract

Artikel ini berfokus pada permasalahan gender dan stereotipe khususnya dalam hal konstruksi realitas sosial yang terjadi dalam media sosial Instagram. Pendekatan kualitatif  dengan metode etnografi virtual yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan kultur pengguna di ruang siber. Fokus kajian dalam artikel ini adalah membahas; (1) konstruksi realitas dalam media sosial, dan (2) hubungan antara gender dan stereotipe yang terjadi dalam ruang media sosial Instagram. Informasi yang berkembang dalam media sosial telah menciptakan suatu area tanpa batas yuridiksi, sehingga interaksi yang terjadi juga telah menciptakan suatu hubungan tanpa batas. Media sosial menjadi salah satu sarana bagi masyarakat untuk mengumpulkan kepercayaan diri serta dukungan dari lingkungannya, memudahkan mereka dan meningkatkan rasa ingin tahu akan dunia yang lebih luas, serta dijadikan sebagai sarana untuk memuaskan hasrat baik yang bersifat positif maupun negatif yang tidak dapat mereka lakukan di dunia nyata. Pada penggunaan media sosial ini ternyata gender adalah satu-satunya variabel demografi yang sangat signifikan berpengaruh dalam penggunaan media sosial, karena ada beberapa perbedaan antara pengguna media sosial laki-laki dan perempuan. Dapat disimpulkan bahwa dalam hal perubahan ini, telah terjadi pembentukan identitas yang di rekonfigurasi ruang dan waktu yang terikat dengan teknologi baru.
Media Sosial: Ruang Baru dalam Tindak Pelecehan Seksual Remaja Feryna Nur Rosyidah; Muhammad Fadhil Nurdin
Sosioglobal Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.587 KB) | DOI: 10.24198/jsg.v2i2.17200

Abstract

Artikel ini fokus pada masalah perilaku menyimpang, khususnya pelecehan seksual yang terjadi di media sosial. Pelecehan seksual adalah masalah sosial yang sudah ada sejak lama. Selain dengan ruang baru, remaja yang menggunakan internet telah membuka celah untuk menjadikan diri mereka sebagai korban pelecehan seksual itu sendiri. Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan dalam kajian ini dengan melakukan analisis dokumen terkait penggunaan media sosial di masyarakat. Artikel ini berusaha untuk menguraikan tentang perilaku lama pelecehan seksual yang direproduksi ke dalam media sosial. Teori Anomi dan Ketegangan sosial digunakan sebagai pisau analisis untuk menguraikan terjadinya pelecehan seksual yang terjadi di media sosial saat ini. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak disertai pengawasan dan perhatian dari lingkungan sekitar akan memicu terjadinya perilaku-perilaku menyimpang. Pelecehan seksual sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang marak terjadi karena minimnya pengetahuan, kurangnya pengawasan, serta rendahnya tingkat kesadaran remaja dalam penggunaan media sosial secara bijak. Tindak pelecehan secara verbal di dunia maya terhadap perempuan, baik seksual maupun non-seksual yang terjadi merupakan bentuk kebiasaan yang direproduksi
Social Media Trap: Remaja Dan Kekerasan Berbasis Gender Online Feryna Nur Rosyidah; Hadiyanto A. Rachim; Pitoyo Pitoyo
Sosioglobal Vol 7, No 1 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i1.27083

Abstract

Artikel ini berfokus pada masalah kekerasan berbasis gender online (KGBO), khususnya keterkaitan antara remaja dan penggunaan media sosial. Pendekatan kualitatif dengan metode etnografi virtual dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan kultural penggunaan ruang siber. Fokus kajian dalam artikel ini adalah membahas; (1) lingkup KGBO, dan (2) hubungan antara KGBO dan penggunaan media sosial pada kalangan remaja. Teori Interaksi Simbolik dari Mead digunakan dalam penelitian ini sebagai pisau analisis untuk mengupas fenomena KGBO di kalangan remaja. Kemunculan fenomena kekerasan berbasis gender online merupakan salah satu dari sekian banyak dampak negatif penggunaan media sosial. Sebanyak 61% KGBO dengan berbagai bentuk dilakukan oleh orang terdekat korban (intimate partner violence). Media sosial bagi remaja menjadi bukti eksistensi dirinya dalam masyarakat. Perlu adanya sosialisasi dan pemahaman yang cukup dalam penggunaannya sehingga remaja dapat terbebas dari bahaya KGBO dan dampak negatif lainnya. This article focuses on the issue of online gender based violence (OGBV), specifically the link between youth and the use of social media. A qualitative approach with a virtual ethnographic method is carried out to see social and cultural phenomena in the use of cyberspace. The focus of the study in this article is to discuss; (1) the scope of the OGBV, and (2) the relationship between the OGBV and the use of social media among adolescents. The Symbolic Interaction Theory from Mead is used in this study as a knife for analyzing the phenomenon of OGBV among adolescents. The emergence of the phenomenon of online gender based violence is one of the many negative impacts of the use of social media. As many as 61% OGBV in various forms were carried out by those closest to the victim (intimate partner violence). Social media for adolescents is proof of their existence in society. It is necessary to have sufficient socialization and understanding in its use so that young people can be free from the dangers of OGBV and other negative impacts. 
Gender Education Socialization At The Hidayatussibyan Islamic Boarding School Foundation Nw Sengkerang Year 2024 Firmansyah, Agung; Sumitro, Sumitro; Adhi, Rakhmat Nur; Utomo, Jepri; Rosyidah, Feryna Nur; Noviana, Mila; Hadi, Mr. Samsul
Abdi Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v6i2.7979

Abstract

The activity of providing gender education socialization to students of the Hidayatussibyan NW Sengkerang Islamic Boarding School Foundation is a form of community service implementation targeting students of the Hidayatussibyan NW Sengkerang Islamic Boarding School. Community service in the form of socialization is intended to provide knowledge and awareness building about gender issues such as awareness of gender equality and gender violence. This socialization is expected to raise students' awareness of gender concepts and stereotypes that are developing in society. Based on the results of the community service team's analysis, there are still many students who consider the gender inequality they see in everyday life to be something normal and are not critical of it. The internalization of the values they have received since childhood in their families and the surrounding environment, especially about gender inequality, they consider it commonplace and accept it for granted. This community service is carried out using a direct socialization method and added Focus Group Discussion to find the core of the existing problem. The results of the community service activities are measured through several questions in the form of pre-tests and post-tests, the results of which show an increase and awareness that is starting to build from regarding the students' concept of gender, gender equality, and gender violence.  
Edukasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Terhadap Organisasi Kemahasiswaan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Nur Adhi, Rakhmat; Firmansyah, Agung; Rosyidah, Feryna Nur; Utomo, Jepri
Jurnal Cendekia Mengabdi Berinovasi dan Berkarya Vol 3 No 3 (2025): September
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jenaka.v3i3.963

Abstract

Sexual violence in higher education institutions has become a critical concern, particularly in Mataram City, where several cases have been reported in recent years. Unequal power relations within academic settings often position students, especially women, as vulnerable targets of such violence. In response to this issue, a community service team organized an educational program on Prevention and Handling of Sexual Violence, targeting members and leaders of student organizations across three universities in Mataram. The program was conducted on March 3, 4, and 6, 2025, involving a total of 203 participants. The intervention was implemented in three stages. The first stage involved conducting a pre-test and initial observation, which revealed a generally low level of awareness and knowledge among participants regarding sexual violence. The second stage comprised educational sessions designed based on the pre-test results, including both direct instruction and the dissemination of posters containing QR codes that provided access to educational materials and regulatory documents. The final stage involved administering a post-test to evaluate knowledge improvement and awareness development. The evaluation results demonstrated a significant increase in participants' understanding of sexual violence issues and their awareness of the importance of active involvement in prevention and response efforts. This activity contributed meaningfully to fostering a campus culture that is safe, just, and free from sexual violence.