Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PEMBERIAN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN (rGH) MELALUI METODE PERENDAMAN DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum Cuv) Atmojo, Aditya; Basuki, Fajar; Nugroho, Ristiawan Agung
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.665 KB)

Abstract

Permintaan pasar bawal air tawar yang tinggi harus didukung dengan usaha budidaya yang berkelanjutan dan siklus produksi yang cepat. Rekombinan hormon pertumbuhan (rGH) merupakan inovasi teknologi dibidang perikanan yang memiliki potensi sebagai pakan suplemen yang diharapkan dapat memberikan percepatan pertumbuhan pada ikan budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu perendaman rGH yang terbaik terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva bawal air tawar (C. macropomum). Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 pengulangan. Ikan uji yang digunakan adalah bawal air tawar dengan bobot individu rata – rata 2,59±0,32 g/ekor dan panjang 4,5 – 5,5 cm. Ikan uji dipelihara selama 45 hari dengan padat tebar 1 ekor/l. Dosis rGH yang digunakan adalah 2,5 mg/l. Perlakuan A tanpa perendaman, B perendaman 30 menit, C perendaman 60 menit, D perendaman 90 menit. Data yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP), rasio konversi pakan (FCR), laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertumbuhan panjang mutlak (L), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil pengamatan total konsumsi pakan perlakuan A sebesar 193,72±2,96g, perlakuan B sebesar 193,06±4,55g, perlakuan C sebesar 193,81±10,32g, perlakuan D sebesar 192,01±3,85g. Nilai rasio konversi pakan perlakuan A sebesar 1,07±0,09, perlakuan B sebesar 1,11±0,05, perlakuan C sebesar 1,10±0,1, perlakuan D sebesar 0,99±0,01. Laju pertumbuhan spesifik didapatkan hasil A sebesar 3,44±0,03%/hari, perlakuan B sebesar 3,36±0,07%/hari, perlakuan C sebesar 3,45±0,06%/hari, perlakuan D sebesar  3,58±0,03%/hari. Pertumbuhan panjang mutlak diperoleh hasil perlakuan A sebesar 3,51±0,26cm, perlakuan B sebesar 3,45±0,21cm, perlakuan C sebesar 3,46±0,10cm, perlakuan D sebesar 3,95±0,06cm. Nilai kelulushidupan diperoleh perlakuan A sebesar 90,00±8,66%, perlakuan B sebesar 88,33±2,89%, perlakuan C sebesar 90,00±8,66%, perlakuan D sebesar 93,33±2,89%. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk ikan uji. Pemberian rGH melalui metode perendaman dengan lama waktu 90 menit dapat meningkatkan laju pertumbuhan spesifik dan pertumbuhan panjang mutlak bawal air tawar. Market demand on red-bellied pacu should be responded by sustainable and fast production cycle. Recombinant Growth Hormone was a technology innovation in fisheries sector which has potential ability that hopefully could give a growth acceleration on aquaculture organism. The aim of this research was to found the best duration of Recombinant Growth Hormone effects through immersion method on growth and survival rate of red-bellied pacu (C. macropomum) fry. This research was used an experimental method of completely randomized design for 4 treatments and 3 replicates. The trial fish was red-bellied pacu (C. macropomum) with 2,59±0,32 g/fish body weight average and 4,5 – 5,5 cm height. The fish was cultured for 45 days with 1 fish/l stocking density. The dose of rGH was 2,5mg/l. The treatments of this research were: A that was for trial with no rGH immersion, B with 30 minutes of rGH immersion, C with 60 minutes of rGH immersion, and D with 90 minutes rGH immersion. The measured data included the feed consumption, feed convertion ratio (FCR), specific growth rate (SGR), absolute length growth (L), survival rate (SR), and water quality. The result showed total feed consumption treatment A 193,72±2,96g, treatment B 193,06±4,55g, treatment C 193,81±10,32g, treatment D 192,01±3,85g. Feed convertion ratio treatment A 1,07±0,09, treatment B 1,11±0,05, treatment C 1,10±0,1, treatment D 0,99±0,01. Specific growth rate treatment A 3,44±0,03%/day, treatment B 3,36±0,07%/day, treatment C 3,45±0,06%/day, treatment D 3,58±0,03%/day. Absolute length growth treatment A 3,51±0,26cm, treatment B 3,45±0,21cm, treatment C 3,46±0,10cm, treatment D 3,95±0,06cm. Survival rate treatment A 90,00±8,66%, treatment B 88,33±2,89% SR, treatment C 90,00±8,66%, treatment D 93,33±2,89%. Water quality parameters during rearing period were suitable for the trial fish. Giving rGH through immersion method with 90 minutes duration could increased the specific growth rate and absolute length growth of red-bellied pacu.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN HORMON TIROKSIN TERHADAP DAYA TETAS TELUR, PERTUMBUHAN, DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) Manurung, Septina; Basuki, Fajar; Desrina, - -
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.534 KB)

Abstract

Ikan Mas Koki (Carassius auratus) merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat digemari masyarakat serta memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Namun derajat penetasan dan pertumbuhan ikan mas koki sangat rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat daya tetas, pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan mas koki yaitu melalui ransangan hormonal seperti hormon tiroksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hormone tiroksin terhadap HR, SR larva ikan mas koki (C. auratus) dan untuk mengetahui pengaruh lama waktu perendaman hormon tiroksin yang terbaik untuk meningkatkan daya tetas, pertumbuhan serta kelangsungan hidup larva ikan mas koki (C. auratus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu Perlakuan A (control), B (perendaman hormon tiroksin 8 jam dengan dosis 0,10 mg/l), C (perendaman hormon tiroksin 16 jam dengan dosis 0,10 mg/l), dan D (perendaman hormon tiroksin 24 jam dengan dosis 0,10 mg/l). Data yang diamati meliputi daya tetas telur (HR), survival rate (SR), laju pertumbuhan spesifik, dan kualitas air. Hasil penelitian menunujukkan bahwa daya tetas telur ikan mas koki pasca perendaman hormon tiroksin berpengaruh nyata (P≤0,01) dengan hasil terbaik terdapat pada perlakuan D 77.67%±1.15, sedangkan tingkat kelulushidupan serta laju pertumbuhan spesifik juga menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P≥0,01). Sedangkan kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran layak untuk budidaya ikan mas koki. Goldfish (C. auratus) is one type of ornamental fish that is very popular community and has a very high economic value. But the degree of hatching and growth of the goldfish is very low. One effort that can be done to accelerate the hatchability, growth and survival of goldfish larvae is through hormonal stimulation such as thyroxine hormone. This study aims to determine the effect of thyroxine hormone on HR, SR chef larvae (C. auratus) and to determine the effect of longest time of thyroxine hormone immersion to increase hatchability, growth and survival of goldfish larvae (C. auratus). This research used experimental method with 4 treatments and 3 replications. The treatments in this study were Treatment A (control), B (8 hours of thyroid hormone immersion with a dose of 0.10 mg / l), C (16 hours of thyroxine hormone with a dose of 0.10 mg / l), and D (hormone immersion 24 hours of thyroxine at a dose of 0.10 mg / l). Observed data included egg hatchability (HR), survival rate (SR), specific growth rate, and water quality. The results showed that the hatchability of goldfish eggs after soaking the hormone thyroxine significantly (P≤0,01) with the best results was found in treatment D 77.67% ± 1.15, whereas the survival rate and the specific growth rate also showed no significant effect (P≥ 0.01). While the quality of water during maintenance is still within a reasonable range for the cultivation of the goldfish.   Goldfish (C. auratus) is one type of ornamental fish that is very popular community and has a very high economic value. But the degree of hatching and growth of the goldfish is very low. One effort that can be done to accelerate the hatchability, growth and survival of goldfish larvae is through hormonal stimulation such as thyroxine hormone. This study aims to determine the effect of thyroxine hormone on HR, SR chef larvae (C. auratus) and to determine the effect of longest time of thyroxine hormone immersion to increase hatchability, growth and survival of goldfish larvae (C. auratus). This research used experimental method with 4 treatments and 3 replications. The treatments in this study were Treatment A (control), B (8 hours of thyroid hormone immersion with a dose of 0.10 mg / l), C (16 hours of thyroxine hormone with a dose of 0.10 mg / l), and D (hormone immersion 24 hours of thyroxine at a dose of 0.10 mg / l). Observed data included egg hatchability (HR), survival rate (SR), specific growth rate, and water quality. The results showed that the hatchability of goldfish eggs after soaking the hormone thyroxine significantly (P≤0,01) with the best results was found in treatment D 77.67% ± 1.15, whereas the survival rate and the specific growth rate also showed no significant effect (P≥ 0.01). While the quality of water during maintenance is still within a reasonable range for the cultivation of the goldfish.
PENGARUH PEMBERIAN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN (rGH) MELALUI METODE PERENDAMAN DENGAN LAMA WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN LELE VARIETAS SANGKURIANG Triwinarso, Wisnu Hadi; Basuki, Fajar; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.4 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang yang diberi rekombinan hormon pertumbuhan dosis 2mg/L dengan metode perendaman dengan lama waktu yang berbeda dan mengkaji waktu yang optimal benih ikan lele sangkuriang yang diberi rekombinan hormon pertumbuhan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele sangkuriang. Penelitian ini dilaksanakan di Satker PBIAT Ngrajek, Magelang, pada bulan Agustus-November 2013. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan perendaman dengan larutan rekombinan hormon pertumbuhan 2mg/L perlakuan A selama 0 menit, perlakuan B 30 menit, perlakuan C 60 menit, dan perlakuan D 90 menit. rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang (ElrGH). Hasil pengamatan pertumbuhan bobot spesifik perlakuan A sebesar 5,642±0,025 %/hari, perlakuan B sebesar 6,510±0,055 %/hari, perlakuan C sebesar 6,358±0,108 %/hari, perlakuan D sebesar 6,240±0,179 %/hari. Pengukuran panjang mutlak didapat hasil perlakuan A mendapatkan hasil 4,18±0,07 cm, pelakuan B 5,35 ± 0,03 cm, perlakuan C 5,30 ± 0,09 cm, dan perlakuan D 5,25 ± 0,23 cm. Nilai konversi pakan pada perlakuan A 0,751±0,008, perlakuan B 0,457±0,022, perlakuan C 0,514±0,010, perlakuan D 0,543±0,008. SR yang didapat selama pemeliharaan pada perlakuan A 82,67±1,53%, Perlakuan B 79,00±3,00% , perlakuan C 75,33±2,52%, perlakuan D 73,00±1,00%. Pemberian rekombinan hormon pertumbuhan melalui metode perendaman pada ikan lele sangkuriang dengan lama waktu 30 menit dapat meningkatkan pertumbuhan bobot spesifik, pertumbuhan panjang mutlak, dan kelulushidupan, serta menurunkan rasio konversi pakan. Pemberian rekombinan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan SGR sebesar 15,90%, panjang mutlak 28%, kelulushidupan 13,25%, dan menurunkan FCR 64,33% The purpose of this study was to assess the effect of seed growth sangkuriang catfish fed with recombinant growth hormone dose 2mg / L through immersion method with different time and assess the optimal time sangkuriang seed catfish fed recombinant growth hormone on growth and seed survival rate catfish sangkuriang. This study was conducted in Unit Freshwater Fish Hatchery Center (SATKER PBIAT) Ngrajek, Magelang, August-November 2013. Research using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Immersion treatment with recombinant growth hormone solution of 2 mg / L treatment A for 0 min, 30 min treatment B, treatment of C 60 mins, and treatment D 90 minutes. The rGH used from giant grouper fish (rElGH). The observation of SGR treatment of A 5,642±0,025 %/day, treatment of B 6,510±0,055 %/day, treatment of C 6,358±0,108 %/day, treatment of D 6,240±0,179 %/day. The absolute length measurements that showed growth optimum results at A 4,18±0,07 cm, treatment of B 5,35 ± 0,03 cm, treatment of C 5,30 ± 0,09 cm, and treatment of D 5,25 ± 0,23 cm. Feed conversion value in treatment A 0,751±0,008, treatment B 0,457±0,022, treatment C 0,514±0,010, treatment D 0,543±0,008. SR obtained during the maintenance treatment A 82,67±1,53%, treatment B 79,00±3,00% , treatment C 75,33±2,52%, treatment D 73,00±1,00%. Administration of recombinant growth hormone through immersion method at catfish sangkuriang long 30 minutes can increase the growth of a specific weight, length of absolute growth, and survival, as well as lower feed conversion ratio. Administration of recombinant growth hormone can increase by 15.90% SGR, the absolute length of 28%, the survival of 13.25%, and 64.33% lower FCR
PENGGUNAAN RESERVOIR TERHADAP PERFORMA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricius) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA TRADISIONAL (The Use of Reservoirs to the Performance Tiger Shrimp (Penaeus monodon Fabricius) on Culture Traditional Pond) Titik Susilowati; Tristiana Yuniarti; Fajar Basuki
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 1 (2017): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.666 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.1.52-57

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi biomassa,  kelulushidupan udang windu (Penaeus monodon Fabricius) dan kelimpahan fitoplankton yang dibudidayakan di tambak tradisional dengan reservoir dan tanpa reservoir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif   Padat tebar udang windu 2 ekor/m2.  Pemeliharaan dilakukan selama 3 bulan (ukuran konsumsi). Data produksi udang dan kelimpahan plankton dianalisis dengan Uji-T dan data kualitas air yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi udang windu pada tambak dengan menggunakan reservoir dan tanpa reservoir berbeda nyata  (p<0.050) dengan nilai 48.8 ± 25.90 kg pada tambak dengan menggunakan reservoir dan 9 ± 7.31 kg pada tambak tanpa reservoir. Sedangkan kelimpahan fitoplankton tidak menunjukkan perbedaan nyata (p > 0.05) dengan nilai 16.37 ± 4.24 sel / L untuk tambak reservoir dan 15.73 ± 2.20 sel / L  untuk tambak tanpa reservoir. Kualitas air media tambak dengan reservoir yaitu  suhu: 26.8 – 31.0oC. DO : 1.25-8.86 mg/L., pH air : 7.5-9.2., kecerahan : 25-47.5 cm., kedalaman air : 75-95 cm dan nilai salinitas 5-21 ppt. Sedangkan tambak tanpa reservoir suhu: 24.7-32.4oC., DO : 1.25-8.46 mg/L. pH air : 8.0-9.1. kecerahan : 25.5-40 cm., kedalaman air : 70-90., salinitas: 9-18 ppt. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan reservoir pada budidaya udang windu tradisional dapat meningkatkan produksi udang monodon (P. monodon Fabricius)   The aim of the research is determining the biomass production of tiger shrimp (P. monodon .F) and abundance of phytoplankton which is maintained in a traditional pond with water reservoir and without using water reservoir. The method that is used in this deskriptif  Two treatment. namely traditional pond with water reservoir and without using water reservoir. Rearing the shrimp was done until 3 mount. Data biomass production shrimp were  analysed with T-test and data water quality were analyzed descriptively. The result shows that the pond cultivation using water reservoir and without water reservoir significant effect ( p < 0.05) on the biomass production of tiger shrimp to the ponds by using a reservoir with a mean 49.8 ± 23.90 kg and 9 ± 6.31 for pons without a reservoir. While the pond using water reservoir and without reservoir have not significant effect ( p > 0.05) on the phytoplankton abundance of 16.37 ± 4.24 cell / L for the pond by using a reservoir and 15.73 ± 2.20 cell / L for the pond without a reservoir. Water quality for temperature: 26.8 – 31.0oC., DO : 1.25-8.86 mg/L., pH : 7.5-9.2., brightness : 25-47.5 cm., depth : 75-95 cm and  salinity 5-21 ppt for ponds by using a reservoir and temperate 24.7 – 31.0oC., DO : 1.25-8.46 mg/L., pH : 8.0-9.1., brightness : 25.5-40 cm., depth : 70-95 cm and  salinity 9-18 ppt without reservoir.  From the data conclude that traditional pond with water reservoir can improve the biomass production of tiger shrimp to the pond.  
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA NILA SALIN (Oreochromis niloticus) DI PERTAMBAKAN KECAMATAN TAYU (Analysis On Land Suitability Cultivation Of Saline Tilapia (Oreochromis niloticus) at The Pond in Tayu District) Sri Nurchayati; Haeruddin Haeruddin; Fajar Basuki; Sarjito Sarjito
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.4.224-233

Abstract

Nila salin (Oreochromis niloticus) adalah ikan nila yang dibudidayakan pada perairan payau dengan memanfaatkan sifat euryhaline (dapat mentoleransi perubahan salinitas dengan rentang yang lebar). Ikan ini mampu tumbuh dan berkembangbiak pada salinitas 0 – 20 ppt dan masih dapat hidup pada salinitas 35 ppt. Keunggulan ikan nila adalah pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Pembudidaya ikan di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati mulai mencoba budidaya nila salin karena kegagalan dalam budidaya udang. Lahan yang digunakan untuk budidaya nila salin di Kecamatan Tayu pada tahun 2015 seluas 2 Ha dan meningkat menjadi 582 Ha pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian lahan budidaya nila salin di Pertambakan Kecamatan Tayu. Metode yang digunakan adalah metode survei. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan metode matcing untuk mendapatkan kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan tambak ikan nila di lokasi penelitian digolongkan pada tingkat kesesuaian kelas S3 (sesuai marginal) dengan nilai rata-rata 72,6 %. Faktor pembatas yang perlu menjadi perhatian serius adalah fluktuasi Oksigen terlarut, potensial redoks dan TSS. Saline tilapia (Oreochromis niloticus) is a tilapia fish that is cultivated in brackish waters by utilizing its euryhaline properties (it can tolerate a wide range of changes in salinity). This fish is able to grow and reproduce at a salinity of 0 – 20 ppt and can still live at a salinity of 35 ppt.. The advantages of tilapia are fast growth, easy to breed, and easy to adapt to the environment. Fish cultivators in Tayu District, Pati Regency, started trying saline tilapia cultivation due to failures in shrimp cultivation. The land used for saline tilapia cultivation in Tayu District in 2015 was 2 hectares and increased to 582 hectares in 2018. This study aims to analyze the suitability of saline tilapia cultivation land in Tambakan, Tayu District. The method used is a case study survey method. Land suitability analysis was carried out using the matching method to obtain land suitability classes. The results of the suitability analysis of tilapia ponds in the research location were classified at the level of suitability for S3 class (marginally appropriate) with an average value of 72.6%. Limiting factors that need serious attention are fluctuations in dissolved oxygen, redox potential and TSS.
ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI DAN PERFORMA BENIH HIBRID IKAN NILA PANDU F6 DENGAN IKAN NILA NILASA (Oreochromis niloticus) Analysis of the Character Reproduction and Seed Hybrid Performance 0f Tilapia Fish F6 Pandu with Nilasa Tilapia (Oreochromis niloticus) Dio Patria Yustysi; Fajar Basuki; Titik Susilowati; Tristiana Yuniarti
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 12, No 1 (2016): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.704 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.12.1.19-23

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari hibridisasi ikan nila Pandu F6 dengan nila Nilasa terhadap karakter reproduksinya dan performa benih yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (Pandu F6 ♀><Pandu F6 ♂), B (Nilasa ♀><Nilasa ♂), C (Pandu F6 ♀>< Nilasa ♂), dan D (Nilasa ♀><Pandu F6 ♂). Data yang diamati meliputi fekunditas, daya tetas telur, diameter dan bobot telur, panjang dan bobot larva TL, panjang dan bobot larva lepas kuning telur, kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan nilai terbaik pada fekunditas sebesar 1191,67 ± 239,45 butir/200 g, daya tetas telur sebesar 80,93 ± 3,90%, kelulushidupan sebesar 81,55 ± 7,54%, laju pertumbuhan spesifik sebesar 7,26 ± 0,25, konversi pakan 0,54 ± 0,02 didapatkan pada perlakuan C, akan tetapi untuk diameter dan bobot telur, panjang dan bobot larva Kuning Telur, dan panjang dan bobot larva lepas kuning telur tidak berbeda nyata. Hasil tersebut menunjukan bahwa hibridisasi (perlakuan C) memberikan pengaruh yang nyata (P < 0,05) terhadap fekunditas, daya tetas telur, kelulushidupan, laju pertumbuhan spesifik, dan konversi pakan tetapi tidak berpengaruh terhadap diameter dan bobot telur, panjang dan bobot larva, dan panjang dan bobot larva lepas kuning telur.  This research aims to know the influence of hybridization tilapia fish Pandu F6 with nila Nilasa against the character of the reproduction and seed performance. This research was conducted with the experimental method using Random Design complete (RAL) with 4 treatments and three replicates. The treatments in this study: the treatment A (Pandu F6 F6 ♀ >< Pandu ♂), B (Nilasa ♀>< Nilasa ♂), C (Pandu F6 ♀>< Nilasa ♂), and D (Nilasa ♀ >< Pandu F6 ♂). The observed data covering fecundity, hatching rate, egg size, yolk sack larva length and weight, length and weight of the egg yolk off larvae, survival rate, specific growth rate, feed conversion rate, and water quality. The results showed the best value on the fecundity of 1191.67±239.45 eggs/200 g, Hatching rate 80.93 ± 3.90%, Survival rate of 81.55 ± 7.54%, specific growth rate of 7.26 ± 0.25, conversion fodder 0.54 ± 0.02 obtained at the treatment C, but for the diameter and weight of egg, larval length and weight TL, and the length and weight of the yolk egg off larvae for each treatment do not differ markedly. The results showed that hybridization (treatment C) gives a real influence (P < 0.05) of fecundity,hatching rate, survival rate but not with the egg size, larva weight and length, and the length and weight of larvae off yolk. Water quality on the spawning, hatching eggs and larvae found on the maintenance of a decent range for tilapia fish farming  
Sustainable Urban Farming: Budidaya Ikan Hias dan Ikan Rawa di Pekarangan Rumah Fajar Basuki
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2021: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 “Sustainable Urban Farming Guna Meningkatkan
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Basuki F. 2021. Sustainable urban farming: ornamental and swamp fish cultivation in the home yard. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-9 Tahun 2021, Palembang  20 Oktober 2021. pp. 11-18.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Indonesia has a lot of potential land resource for fresh water cultivation including swamp resource, the purpose of this paper is to talk about ornamental and swamp fish cultivation in the house yard that easily to do, to be expected it will increasing household revenue. Result based on experience and literature review, if in the location has enough fresh water and the pH water is 7 for cultivation, it is possible to cultivate the Goldfish (Carasiuas auratus Linnaeus, 1758), starting from preparation for resulting broodstock, and then is spawning using fish pond or aquarium,   maintaining the larva until it becomes harvest seeds according to the size, and the last is transporting it safely. But, if in the location has enough fresh water but the pH water under 7, so it is still possible to cultivate rasbora fish (Rasbora einthovenii Bleeker,1851), starting from preparation for resulting broodstock, and then is spawning using fish pond or aquarium, maintaining the larva until it becomes harvest seeds according to the size, and the last is transporting it safely.
PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN HORMON TIROKSIN (T4) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN NILA PUTIH (Oreochromis niloticus) Rendy Andriawan; Fajar Basuki; Tristiana Yuniarti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 1 (2020): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.881 KB) | DOI: 10.14710/sat.v4i1.5473

Abstract

ABSTRAKIkan nila merupakan salah satu jenis ikan bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan rekayasa budidaya untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu perendaman tiroksin dan mengetahui lama waktu perendaman tiroksin yang terbaik digunakan untuk memacu pertumbuhan dan kelulushidupan larva nila putih. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Siwarak (BBI) Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, pada bulan Oktober-November 2018. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan nila putih yang telah lepas kuning telur. Pemeliharaan dilakukan selama 35 hari. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu A direndam tiroksin 0,1 mg/L selama 0 menit (kontrol), B direndam tiroksin 0,1 mg/L selama 12 jam, C direndam tiroksin 0,1 mg/L selama 24 jam, D direndam tiroksin 0,1 mg/L selama 36 jam. Variabel yang diukur meliputi, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, kelulushidupan, dan kualitas air. Nilai terbaik pertumbuhan bobot mutlak adalah C 1,05±0,21g. Nilai terbaik laju pertumbuhan spesifik adalah C 10,20±0,54%/hari. Nilai terbaik pertumbuhan panjang mutlak adalah C 36,03±2,59cm. Nilai terbaik kelulushidupan adalah B 92,22±0,96% tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap semua perlakuan. Dengan demikian lama waktu perendaman tiroksin berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, dan pertumbuhan panjang mutlak larva nila putih namun tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelulushidupan larva nila putih. Lama waktu perendaman terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan larva nila putih adalah 24 jam.Kata kunci : Lama Waktu Perendaman; Tiroksin; Pertumbuhan; Kelulushidupan; Nila PutihABSTRACT Tilapia fish is one kind fish of high economical value and widely consumed by society. In this regard, cultivation needs to be done to meet the demands and demands of the community. The study aims to determine the long-term influence of thyroxine and the long-time immersion of thyroxine is best used to spur the growth and livelihoods of white tilapia larvae. This research was conducted in the Siwarak Fish Seed Hall (BBI) Ungaran, Semarang, Central Java, in October-November 2018. The test fish used are white tilapia larvae that have loose egg yolks. Maintenance is done for 35 days. This study uses 4 treatments and 3 repeats ie A soaked thyroxine 0.1 mg/L for 0 hours (control), B soaked thyroxine 0.1 mg/L for 12 hours, C soaked thyroxine 0.1 mg/L for 24 h, D soaked thyroxine 0.1 mg/L for 36 hours. The variables measured include, absolute weight growth, absolute length growth, specific growth rate, sustainability, and water quality. The best value of absolute weight growth is C 1.05 ± 0, 21g. The best value of the specific growth rate is C 10,20 ± 0.54%/day. Best value of absolute length growth is C 36,03 ± 2, 59cm. The best value of a livelihood is B 92,22 ± 0.96% but has no real effect on all treatment. Thus a long time the immersion of thyroxine has a noticeable effect on absolute weight growth, specific growth rate, and the absolute long growth of white tilapia larvae but does not affect the degree of livelihood of white tilapia larva. The length of the best soaking time to improve the growth and livelihoods of white tilapia larvae is 24 hours.Key words: Immersion Time; Thyroxine; Growth; Survival; White Tilapia
PENGGUNAAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI ANTIBAKTERI UNTUK MENGOBATI INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Latifah Apriliana Maisyaroh; Titik Susilowati; Alfabetian Herjuno Condro Haditomo; Tristiana Yuniarti; Fajar Basuki
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 2 (2018): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i2.3021

Abstract

Ikan nila (O. niloticus) merupakan salah satu ikan air tawar ekonomis penting. Salah satu kendala utama dalam kegiatan budidaya adalah adanya penyakit, diantaranya Motile Aeromonas Septicema (MAS) yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Sekarang ini, penanganan penyakit lebih diutamakan menggunakan obat herbal. Ekstrak kulit buah manggis diduga mengandung senyawa antibakteri yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan kelulushidupan ikan Nila. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak kulit buah manggis terhadap kelulushidupan ikan nila yang diinfeksi A. hydrophila. Sebanyak 120 ekor ikan Nila dengan panjang rata-rata 8,55±0,50 cm digunakan pada penelitian ini. Ikan diinfeksi bakteri A. hydrophila sebanyak 0,1 mL secara intramuscular dengan kepadatan 108 CFU/mL. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan yaitu perlakuan A (0 mg/L, B (500 mg/L), C (600 mg/L) dan D (700 mg/L). Setelah munculnya gejala klinis, ikan dilakukan perlakuan perendaman dengan ekstrak kulit manggis selama 4 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perendaman ekstrak kulit buah manggis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kelulushidupan ikan nila. Perlakuan terbaik ditunjukan pada perlakuan D (700 mg/L) dengan prosentasi kelulushidupan sebesar 76,67±15,28.
PENGARUH TINGKAT KEPADATAN TELUR YANG BERBEDA TERHADAP EMBRIOGENESIS, LAMA WAKTU PENETASAN DAN DERAJAT PENETASAN TELUR IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) Ziadah Alfath; Fajar Basuki; Ristiawan Agung Nugroho
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.4643

Abstract

Proses penetasan telur merupakan salah satu fase yang menentukan keberhasilan budidaya ikan. Daya tetas telur yang tinggi dengan kualitas telur yang baik akan menjadikan produksi larva tawes dengan kualitas yang baik. Permasalahan dari produksi dalam budidaya ikan tawes hanya mampu menghasilkan telur sebanyak 10.000 dengan daya tetas yang rendah yaitu sebesar 22%. Sebagai upaya peningkatan derajat penetasan telur ikan tawes yaitu dengan perlakuan tingkat kepadatan yang berbeda pada setiap wadah penetasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kepadatan yang berbeda terhadap perkembangan telur dan derajat penetasan telur ikan tawes (B.gonionotus), untuk mengetahui kepadatan yang optimal bagi penetasan telur ikan tawes. Penelitian dilaksanakan Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Ngrajek, Magelang, Jawa Tengah pada Bulan Maret-April 2018. Bahan uji yang digunakan adalah telur ikan tawes (B.gonionotus) hasil pemijahan di Balai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan yakni, kepadatan dalam 10 liter air A (10 butir/liter air), B (20 butir/liter air), C (30 butir/liter air), D (40 butir/liter air). Variabel yang diukur meliputi: Pengamatan perkembangan telur secara deskriptif, waktu penetasan (menit), derajat penetasan (HR) dan kualitas air. Data derajat penetasan dianalisis dengan analisis ragam, apabila berpengaruh maka dilakukan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui beda antar perlakuan untuk menentukan perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepadatan yang berbeda berpengaruh nyata (F hitung > F tabel) terhadap parameter uji. Hasil perkembangan embrio tercepat diperoleh perlakuan C dan D secara bersamaan, derajat penetasan tertinggi diperoleh perlakuan B yaitu sebesar 89,83±3,55.