Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PEMERIKSAAN KESEHATAN HEMOGLOBIN Tutik Tutik
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk  mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Hemoglobin dapat meningkat ataupun menurun. Penurunan kadar hemoglobin dalam darah disebut anemia. Anemia disebabkan oleh banyak faktor diantaranya perdarahan, nutrisi rendah, kadar zat besi, asam folat, vitamin B12 yang rendah, sedangkan peningkatan kadar hemoglobin dalam darah disebut polisitemia. Gejala yang terjadi saat hemoglobin tinggi hampir tidak ditemukan, justru baru diketahui saat dilakukan pemeriksaan hemoglobin. Berdasarkan hasil sosialisasi dan penyuluhan  yang telah  dilakukan banyak sekali Lansia yang belum mengetahui tentang manfaat pemeriksaan hemoglobin serta kadar normal hemoglobin. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan hemoglobin dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada Lansia tentang pentingnya melakukan pemeriksaan hemoglobin dan mengetahui kadar hemoglobinnya untuk mencegah terjadinya anemia. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kata kunci : Hemoglobin, Lansia, Pemeriksaan  
Kandungan Beta Karoten Dan Aktivitas Antioksidan Terhadap Ekstrak Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata) Lismawati Lismawati; Tutik Tutik; Nofita Nofita
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 7 No. 2 (2021): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v7i2.111

Abstract

Labu kuning (Cucurbita moschata) jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak ditanam di Indonesia, buah ini kaya akan beta-karoten yang terbukti memiliki aktivitas melawan bahaya radikal bebas. Beta karoten salah satu jenis karotenoid yang berfungsi sebagai provitamin-A, beta karoten juga berperan sebagai antioksidan yang efektif pada konsentrasi rendah oksigen. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kadar beta karoten dan aktivitas antioksidan pada labu kuning (Cucurbita moschata). Labu kuning diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksan. Hasil ekstraksi dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) sedangkan uji kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar beta karoten pada sampel labu kuning adalah sebesar 14,59%. Untuk hasil antioksidan pada ekstrak labu kuning didapatkan IC50 sebesar 30,75 dan asam askorbat sebesar 18,43 sehingga dapat digolongkan sebagai antioksidan dengan kategori sangat kuat. Kata Kunci : Labu kuning (Cucurbita moschata), beta karoten, antioksidan, spektrofotometer UV-Vis.
FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR ANTISEPTIK EKSTRAK ETANOL SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Tutik Tutik; Dewi Chusniasih; Rizki Yuliana Rahayu
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v5i1.6726

Abstract

Serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) merupakan tanaman yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan sabun cair ekstrak serai dapur terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Simplisia serai dapur dimaserasi menggunakan etanol 96%. Uji efektivitas antibaktri dilakukan dengan metode difusi cakram untuk KHM dan untuk menentukan efektivitas antibakteri sediaan sabun cair antiseptik. Hasil maserasi diperoleh rendemen sebanyak 19,4 %. Hasil KHM diperoleh pada konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat 7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,33 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil pengujian mutu sabun cair antiseptik memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI. Hasil uji efektivitas antibakteri sabun cair ekstrak serai dapur dengan konsentrasi 10% diperoleh zona hambat sebesar  7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,25 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil uji efektivitas kedua bakteri tersebut kurang efektif karena masih dalam kategori zona bambat yang sedang.Kata kunci: Serai Dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf), Sabun CairAntiseptik, Staphylococcus aureus, Eschericia coli
FORMULASI SEDIAAN GEL HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus Neneng Lisnawati; Selvi Marcellia; Tutik Tutik
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2022): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i1.5829

Abstract

Gel Hand Sanitizer banyak digunakan masyarakat sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang praktis dan efektif. Salah satu tanaman yang memiliki daya antibakteri adalah daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat minimum ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dan aktivitas sediaan gel hand sanitizer dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi daun nangka menggunakan metode perkolasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian daya hambat bakteri pada ekstrak daun nangka menggunakan metode disk dan pada sediaan gel hand sanitizer menggunakan metode sumuran. Ekstrak daun nangka memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1% dengan zona hambat sebesar 6,19 mm dan termasuk dalam kategori sedang. Pada sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun nangka formula I dengan konsentrasi 11% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat 12,32 mm dengan kategori kuat. Hasill uji antibakteri dianalisis menggunakan ONE WAY ANOVA, pada hasil analisis statistik pada ekstrak daun nangka dan sediaan gel hand sanitizer menunjukkan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu 0,000 (P=<0,05) antara seluruh konsentrasi. Ekstrak daun nangka dapat diformulasikan sebagai sediaan gel hand sanitizer dan memiliki aktivitas dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan kategori kuat.
EFEKTIVITAS FORMULASI SPRAY EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI REPELLENT TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti Isnaini Hatta Putri; Tutik Tutik; Selvi Marcellia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 3 (2022): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i3.7921

Abstract

Kulit bawang merah (Allium cepa L. ) yang kurang termanfaatkan memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai repellent yaitu senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sediaan spray ekstrak kulit bawang merah efektif sebagai repellent dalam pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak kulit bawang merah yang efektif untuk dibuat dalam sediaan spray sebagai  repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti.  Ekstraksi kulit bawang merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 3L hasil ekstraksi kulit bawang merah sebanyak 28 gram dengan rendemen 18,66%. Evaluasi sediaan spray ekstrak kulit bawang merah meliputi uji pH, uji kejernihan, bobot jenis dan uji iritasi memenuhi persyaratan sehingga aman untuk digunakan. Sediaan spray ekstrak kulit bawang merah pada konsentrasi 5% sudah memiliki efektivitas sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti pada 30 detik pertama dengan nilai daya proteksi 97,5% tetapi setalah 6 jam daya proteksi berkurang dengan hasil 71,20%.
PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA KEPADA MASYARAKAT DI BALAI DESA KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO PRINGSEWU Tutik Tutik; Sherin Malinda; Yolanda Nasution; Yulita Yulita; Yunmalinda Yunmalinda
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v5i1.5788

Abstract

Chikungunya adalah penyakit menular yang disebabkan oleh vius chikungunya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegyti, bersifat self limiting deases (dapat sembuh sendiri), tidak menyebabkan kematian, dan diikuti dengan adanya imunitas di dalam tubuh penderita. Gejala ini menyerupai Demam Berdarah Dengue, tetapi pada Chikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan (Schok) ataupun kematian. Seringkali demam ini dikatakan sebagai flu tulang karena satu di antara gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus si pembawa virus, untuk memutus rantai penularan. Karena vektor chikungunya sama dengan vektor demam berdarah dengue, maka upaya pencegahan ini berlaku juga untuk mencegah penularan demam berdarah.  Sasaran penyuluhan ini adalah masyarakat yang masih kurangnya pengetahuan tentang bahaya penyakit chikungunya dengan tujuan umum untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang penanganan chikungunya. Kemudian memiliki tujuan agar masyarakat mampu mengetahui pencegahan dan cara pengobatan dari penyakit chikungunya tersebut. Kata kunci : Chikungunya, Aides aegyti, Penyuluhan
PEMANIS DAN PEWARNA PADA MAKANAN JAJANAN Tutik Tutik; Eka Fitriani; Falla Falla; Kharisma Budi Utami; Nisa A Febriasti; Mitfha Meliya Putri
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v5i2.7853

Abstract

Zat pewarna dan pemanis buatan, merupakan bahan tambahan makanan yang dapat memberikan kesan warna yang baik dan manis terhadap produk makanan jajanan.Rhodamin B dan Metanil Yellow sering dipakai untuk mewarnai kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula, sirup, biskuit, sosis, makaroni goreng, minuman ringan, cendol, manisan, gipang dan ikan asap.Sakarin merupakan garam natrium dari asam sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari gula biasa (sukrosa) dan Siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali daripada sukrosa. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini merupakan untuk mengedukasi anak anak tentang bahaya pewarna dan pemanis buatan.Penyuluhan kesehatan merupakan suatu upaya yang direncanakan untuk menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mau melakukan suatu anjuran yang diharapkan untuk meningkatkan status kesehatan. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika berlangsung lama akan menyebabkan malnutrisi. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada orang tua maupun anak-anak mengenai pentingnya memilih jajanan. Kata Kunci : Edukasi Kesehatan, Pengetahuan, Informasi.
Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Dan Fraksi Etil Asetat Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Meilinda Meilinda; Tutik Tutik; Mashuri Yusuf; Putri Amalia
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v5i2.6857

Abstract

Kulit bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total dari ekstrak metanol dan fraksi etil asetat kulit bawang merah. Penelitian ini dilakukan ekstraksi kulit bawang merah dan pemisahan fraksi etil asetat serta penetapan kadar fenolik menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak kulit bawang merah sebesar 2,54%. Pengujian skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol kulit bawang merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan fenolik total pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat pada konsentrasi 50 ppm, yaitu 0,0181 mgGAE/g ekstrak dan 0,0110 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 50 ppm berkurang 39,2265 %, Sedangkan hasil kadar fenolik pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat konsentrsi 100 ppm, yaitu 0,0349 mgGAE/g ekstrak dan 0,0174 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 100 ppm berkurang 50,1432 %. Hasil pengukuran kadar menunjukkan bahwa kadar dari fraksi etil asetat lebih rendah dibandingkan ektrak metanol. Hal tersebut disebabkan sifat dari golongan senyawa fenolik yang bersifat polar dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.Kata kunci : Kulit bawang merah, fenolik, fraksi etil asetat, spektrofotometri UV-Vis
Analisis Kadar Senyawa Alkaloid dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Reza Alzanando; Mashuri Yusuf; Tutik Tutik
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v5i1.7032

Abstract

Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid, flavonoid, pseudokarpain, saponin, tanin, vitamin C, vitamin E, kolin, dan karposid. Alkaloid dapat berperan sebagai anti-leukemia, anti-tumor, anti-virus, dan anti-malaria. Flavonoid memiliki aktivitas anti-oksidan, anti-virus, anti-bakteri, anti-alergi, anti-radang dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar alkaloid total dan flavonoid total pada ekstrak etanol daun pepaya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV – Vis. Penentuan kadar alkaloid total ekstrak etanol daun pepaya ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 275 nm dengan menggunakan pembanding kafein, sedangkan penentuan kadar flavonoid total ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 436 nm dengan menggunakan pembanding kuersetin. Hasil penetapan kadar alkaloid total yang diperoleh pada ekstrak etanol daun pepaya sebesar 16,56 % sedangkan kadar flavonoid total yang diperoleh sebesar 9,41 %. Sehingga dari data tersebut terlihat bahwa senyawa alkaloid total lebih besar kadarnya dibanding senyawa flavonoid.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID, ALKALOID DAN FENOLIK EKSTRAK METANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI SOKLETASI DAN REFLUKS dwi mega utami; Tutik Tutik
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v6i1.8356

Abstract

ABSTRAK Kulit bawang merah (Allium cepa L.) diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Kandungan senyawa aktif kulit bawang merah dapat digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik ekstrak metanol kulit bawang merah (Allium cepa L.). Kulit bawang merah diekstraksi menggunakan metode refluks dan sokletasi dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh di ukur kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil ekstraksi kulit bawang merah diperoleh % rendemen sebesar sebesar 14,7% untuk refluks dan 12,2% untuk sokletasi. Hasil penetapan kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik pada ekstrak dengan metode refluks diperoleh 11,024, 14,691 dan 2,265. Sedangkan pada metode sokletasi diperoleh 6,306, 16,020 dan 2,450.Kadar flavonoid ekstraksi refluks lebih tinggi dibandingkan sokletasi sedangkan kadar alkaloid dan fenolik ekstraksi sokletasi lebih tinggi dibandingkan refluks. Kata Kunci : ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), kadar flavonoid, kadar alkaloid, kadar fenolik, refluks dan sokletasi.