Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Inheritance of Blast Resistance (Pyricularia grisea Sacc.) on Interspecific Crossing between IR64 and Oryza rufipogon Griff DWINITA WIKAN UTAMI; HAJRIAL ASWIDINNOOR; SUGIONO MOELJOPAWIRO; IDA HANARIDA; REFLINUR REFLINUR
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 13 No. 3 (2006): September 2006
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.406 KB) | DOI: 10.4308/hjb.13.3.107

Abstract

Blast disease affected by Pyricularia grisea causes high percentage of yield losses in rice production. The improvement of durable Blast resistance is difficult due to the complexity of the inheritance of this trait. This study was conducted to evaluate the genetic control and inheritance of Blast resistance trait in interspesific population between IR 64 (accepted Indonesian rice type, medium resistant to Indonesian Blast pathogen) and Oryza rufipogon (AA genome; acc. No.IRGC#105491; donor for Blast resistance). Six populations, i.e. P1, P2, F1, F2, BCP1, and BCP2, were inoculated with three Indonesian races of Blast pathogen. The disease intensity was determined on the basis of disease leaf area (DLA). The three types of gene interactions (additive, dominance, and epistatis) were significantly involved in this trait. Among the digenic epistasis interactions, all of the additive x additive [i], additive x dominance (j) and dominance x dominance (l) contributed to the trait. Broad-sense heritability ranged from 50.30 up to 91.20%, while the narrow heritability ranged from 16.98 up to 73.20%. The presence of additive gene effect indicated that selection of this trait is promising. Key words: inheritance, Blast resistance, wild rice, Oryza rufipogon
Marka Mikrosatelit Sebagai Alternatif Uji BUSS dalam Perlindungan Varietas Tanaman Padi Sugiono Moeljopawiro
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6708

Abstract

Studi dilaksanakan di BB Biogen untuk menjajagi kemungkinan penggunaan SSR bagi BUSS pada padi. Varietas Fatmawati dan tujuh varietas pembanding diuji dengan 10 marker SSR. Diperoleh 125 lokus pada kromosom 1, 2, 5, 6, 7, 10 dan 11 dengan jumlah alil berkisar antar 6 pada BPC samapi 33 pada Fatmawati. Marka mikrosatelit dapat digunakan untuk mendeteksi perbedaan antar varietas maupun untuk mencirikan varietas, dimana Marka RM11 merupakan marka utama yang terdapat pada varietas Fatmawati, Maros, Barumun, Gilirang dan Memberamo, RM237 pada Cisadane dan BP630, dan marka RM133 dan RM287 pada BPC. Baik secara morfologi maupun secara molekuler terbukti bahwa kedelapan varietas yang diuji masih belum seragam. Khusus untuk varietas Fatmawati yang dijadikan varietas simulasi uji BUSS, hasil tersebut menunjukkan bahwa bahwa varietas Fatmawati keragamannya masih tinggi sehingga tidak dapat diberi perlindungan PVT dan belum layak dilepas sebagai varietas unggul baru, karena masih belum seragam. Atas dasar pertimbangan waktu, biaya dan ketelitian, marka mikrosatelit dapat diusulkan sebagai alternative uji BUSS di masa depan.
Optimizing Selection for Yield Using Selection Index Sugiono Moeljopawiro
Zuriat Vol 13, No 1 (2002)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v13i1.6726

Abstract

Kriteria seleksi berdasarkan sifat morfologi tanaman kopi robusta Alnopri Alnopri; Ridwan Setiamihardja; Sugiono Moeljopawiro; Nani Hermiati
Zuriat Vol 3, No 1 (1992)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v3i1.6677

Abstract

Suatu penelitian telah dilaksanakan di kebun percobaan Pusat Penelitian Perkebunan Kaliwing, Jember, dari bulan Juni 1989 sampai dengan September 1989. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan sifat-sifat morfologi dengan daya hasil dan nilai duga daya waris sifat0sifat tersebut. Bahan penelitian adalah 24 koln kopi 'Robusta' yang ditanaman pada bulan Desember 1973, dan dipelihara menurut sistem batang tunggal. Tata letak percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan.hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat rata-rata jumlah buku produktif dan bobot 100 butir biji mempunyai hubungan positif sangat nyata dengan daya hasil, sehingga sifat-sifat tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi.Nilai duga daya waris (heritabilitas dalam arti luas) sifat rata-rata jumlah buku produktif rendemen hasil, dan bobot 100 butir biji adalah tinggi, sehingga mudah diwariskan dan seleksi dapat dilakukan pada generasi awal.
APLIKASI TEKNIK MARKER ASSISTED SELECTION (MAS) DALAM SELEKSI INTROGRESI GENOTIP TAHAN PATOGEN BLAS DARI Oryza rufipogon KE DALAM IR 64 Dwinita W. Utami; Hajrial Aswidinnoor; Asep Setiawan; Sugiono Moeljopawiro; Edi Guhardja
Zuriat Vol 15, No 2 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i2.6809

Abstract

Perakitan varietas unggul yang memiliki sifat ketahanan terhadap pathogen blas (Pyricularia grisea) merupakan salah satu program utama dalam pemuliaan padi. Untuk mendukung program tersebut diperlukan gene pool yang luas terutama untuk trait kuantitatif. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan mengidentifikasi lokus kuantitatif (QTL) yang terdapat pada spesies liar dan mentransfernya ke dalam kultivar padi. Spesies padi liar Oryza rufipogon diidentifikasi mempunyai lokus ketahanan kuantitatif (QRL) terhadap patogen blas. Pemanfaatan marka molekuler dalam pemuliaan tanaman salah satunya adalah untuk mempercepat seleksi (MAS) kembalinya genom tetua pemulih dalam persilangan silang balik. Dalam rangka menseleksi progeni persilangan O. rufipogon dengan IR64 menggunakan marka molekuler, dalam penelitian ini dilakukan seleksi introgresi genotip tahan yang hanya sedikit membawa fragmen dari tanaman padi liar. Tujuan dari penelitian ini adalah menseleksi genotip tahan blas dan menganalisis introgresi dan keterpautannya dengan tentative QTL tahan blas. Hasil analisis menunjukkan terdapat 20 genotip tahan dengan tingkat introgresi yang bervariasi dari 9%–40% dari total kromosom yang terpetakan. Analisis keterpautan menunjukkan bahwa genotip nomor 118 mempunyai QTL tahan blas pada kromosom 2, genotip nomor 337 mempunyai QTL tahan blas pada kromosom 12 dan genotip nomor 343 mempunyai QTL tahan blas pada kromosom nomor 9. Nomor-nomor genotip yang telah terseleksi tingkat ketahanan dan introgresinya dapat mempercepat kembalinya genome tetua pemulih, sebagai bahan untuk pembentukan populasi lebih lanjut.
Pemetaan QTL Resistensi Tanaman Jagung terhadap Penyakit Bulai Di Bogor M. Azrai; Murdaningsih H. K.; Neni Rostini; Sugiono Moeljopawiro; D. Ruswandi
Zuriat Vol 13, No 2 (2002)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v13i2.6747

Abstract

Sebagai bagian dari suatu penelitian kolaboratif AMBIONET (Asian Maize Biotechnology Network), Indonesia turut serta dalam kegiatan marker assisted selection (MAS) untuk pemuliaan jagung tahan bulai. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi dan memetakan 146 marka RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) yang berasosiasi dengan lokus karakter kuantitatif ketahanan dari 134 populasi genotip RIL (recombinant inbred lines) progeni CML 139 x Ki3. Penelitian dibagi atas dua tahap yaitu tahap analisis molekuler dan tahap pengujian di lapangan. Analisis molekuler memanfaatkan data dari Pusat Penelitian Internasional Jagung dan Terigu (CIMMYT), Mexico. Penelitian lapangan dilakukan di Bogor pada bulan Mei 2002 sampai Juli 2002. Data fenotipik (persentase serangan bulai) dianalisis dengan menggunakan program alpha lattice, sedangkan analisis QTL (Quantitative Trait Loci) menggunakan “software computer” program “Windows QTL Cartographer V.1.21”. Hasil analisis QTL menunjukkan bahwa dari 146 marka RFLP pada 134 populasi genotip RIL progeni CML 139 x Ki3, terdapat 14 marka yang terdistribusi pada enam kromosom dari 10 kromosom berdasarkan fenotaiping di Bogor. Efek aditif yang terdeteksi dalam analisis QTL pada umumnya bernilai negatif yang mengarah ke CML 139 (genotip peka).
Genetic Relationships Between Grain Types and Agronomic Traits In Rice Sugiono Moeljopawiro
Zuriat Vol 13, No 1 (2002)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v13i1.6727

Abstract

The genetic relationships between grain types and agronomic traits in rice (Oryza sativa L.) were studied in 6 x 6 diallel cross (excluding reciprocals) involving long-, medium-, and short-grain cultivars were studied. Combining ability analyses revealed that mean squares due to GCA were larger than those due to SCA, except for heading date. Vsca for heading date, plant height, panicle number, and grains per panicle were larger than Vgca for those traits. Panicle length, grain length, grain width, and 100-grain weight had larger Vgca than Vsca. General combining ability effects obtained in this study suggested that ‘Brazos’ was a good combiner for earliness. ‘Starbonnet’ was a good combiner for plant height, grains per panicle, and ‘Starbonnet’ and ‘Lebonnet’ were good combiners for grain length. ‘Nortai’ combined well for high panicle number and ‘Nortai’ and ‘S201’ combined well for grain width. ‘M401’ and ‘S201’ were good combiners for 100-grain weight. Phenotypic and genetic correlations followed a similar trend, except the latter was of a higher magnitude. Grain width and 100-grain weight were positively correlated with each other, but negatively correlated with the other traits. Grain length and grain width were negatively correlated. In general, heritability estimates in the broad sense were high. Moderate narrow sense heritability estimates for plant height, panicle length, grain length, grain width, and 100-grain weight suggested that these traits can be selected with the pedigree method, and the bulk method would be better for selecting heading date and grains per panicle.