Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN VARIASI JENIS BAHAN PENGIKAT DAN NILAI PERMEABILITAS CETAKAN PASIR BASAH TERHADAP CACAT LUBANG HALUS HASIL COR ALUMINIUM PADUAN SERI 201,1 Djoko Andrijono
TRANSMISI Vol 7, No 1 (2011): Edisi Pebruari 2011
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v7i1.4564

Abstract

Bahan pengikat dapat menimbulkan kebasahan cetakan pasir dan berpengaruh terhadap nilai permeabilitas.Perbedaan kebasahan cetakan pasir dan nilai permeabilitas dapat mempengaruhi aliran gelembung gas danuap air yang ditimbulkan logam cair untuk keluar dari dalam cetakan. Gelembung gas dan uap air tersebut,dapat menimbulkan cacat lubang halus pada bagian luar dan bagian dalam hasil cor. Penelitian yangdilakukan menitikberatkan pada pemakaian variasi jenis bahan pengikat (binder) sebagai upaya untukmengurangi terjadinya cacat lubang halus pada hasil cor. Komposisi cetakan pasir basah, terdiri atas: (a) pasirsungai 86,58%, (b) bentonit 6%, (c) bahan pengikat (gulas tetes, gula pasir, dan gula merah) dengankomposisi yang sama 3%, dan (d) air 4,42%. Tujuan penelitian yang dilakukan menganalisa danmembandingkan pengaruh pemakaian gula tetes, gula pasir, gula merah dan nilai permeabilitas cetakan pasirbasah terhadap cacat lubang halus hasil cor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, cetakan pasir basahdengan pengikat gula merah mencapai nilai permeabilitas terendah sebesar 822,12 ml/cm3.menit denganpersentase cacat lubang halus rata-rata 6% dan nilai permeabilitas tertinggi pada cetakan pasir basah denganpengikat gula pasir mencapai 1043, 09 ml/cm3.menit dengan persentase cacat lubang halus rata-rata 7,5%.
Implementasi Sistem Hidroganik untuk Menunjang Program Ketahanan Pangan Pasca Pandemi Covid-19 di Desa Sukowilangun, Kalipare, Kab. Malang Sufiyanto Sufiyanto; Djoko Andrijono; Sri Widayati; Mochammad Musafaul Anam; Zaid Dzulkarnain; Sari Yuniarti
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 2, No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v2i3.259

Abstract

Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi dan sumber daya yang dimiliki merupakan salah satu upaya untuk mendorong perekonomian masyarakat. Pengembangan potensi dan sumber daya berbasis komunitas sebagai strategi pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Kelompok Sadar Wisata Sukowilangun Berseri dan Kelompok Tani Suka Maju merupakan komunitas yang aktif dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Desa Sukowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Permasalahan yang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat ini adalah: 1) keterbatasan lahan dan sumber air dalam pengembangan system pertanian dan perikanan air tawar; 2) belum memiliki konsep dalam pengembangan ekonomi kreatif untuk memaksimalkan potensi ekonomi hasil perikanan air tawar. Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah: 1) pemanfaatan teknologi pertanian dan perikanan terpadu dengan sistem hidroganik, (2) pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep ekonomi kreatif. Hasil yang diperoleh berupa: 1) implementasi sistem hidroganik untuk menunjang teknologi pertanian dan perikanan terpadu, (2) disversifikasi usaha ekonomi kreatif melalui olahan Baby Fish Crispy.
TERBENTUKNYA ENDAPAN CHROM CARBIDE ( Cr23C6 ) PADA BATAS BUTIR DAN KARAKTERISTIK BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK 316 L SETELAH PROSES LAS GAS TUNGSTEN ARC WELDING Djoko Andrijono
TRANSMISI Vol 1, No 2 (2005): Edisi September 2005
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.713 KB) | DOI: 10.26905/jtmt.v1i2.4440

Abstract

Teknologi pengelasan banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan industri manufaktur di bidangpemotongan, penyambungan atau penyatuan dan reparasi. Salah satu proses penyambungan dengan proseslas GTAW (Gas Tungten Arc Welding) banyak digunakan pada proses pengelasan baja tahan karat austenitik.Baja tahan karat austenitik akibat proses las GTAW dengan variasi kuat arus listrik sebesar 90 A, 100 A, 110A, maka mengakibatkan terjadinya kenaikan temperatur pengelasan semakin tinggi dan pengaruh sensitisasidapat menimbulkan terjadinya endapan chrom carbide ( Cr23C6 ) pada batas butir (grain boundary).Penelitian yang dilakukan menitik beratkan pembahasan mekanisme pembentukan chrom carbide ( Cr23C6 )dan sifat kekerasan daerah lasan (weldment) yang terdiri dari logam induk, daerah pengaruh panas dan logamlasan. Hasil penelitian angka kekerasan pada logam induk rata- rata 144,4 BHN ( tidak terjadi perubahansifat kekerasan ) dan angka kekerasan pada daerah pengaruh panas 257, BHN, 263 BHN, 266 BHN danangka kekerasan pada logam lasan 265 BHN, 332 BHN, 347 BHN, sehingga secara umum angka kekerasantertinggi terjadi pada logam lasan. Logam induk tidak terjadi perubahan struktur mikro, logam lasan dandaerah pengaruh panas terjadi perubahan struktur mikro.
BAJA KARBON RENDAH 0,12% C SEBAGAI MATERIAL TABUNG ALAT UKUR SUHU FLASH POINT TERHADAP KENAIKAN TEKANAN HASIL PEMBAKARAN PROPELAN Syahrizal Sinaga; Djoko Andrijono; Basuki Widodo
TRANSMISI Vol 11, No 2 (2015): Edisi September 2015
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v11i2.4557

Abstract

Alat ukur suhu titik nyala propelan merupakan suatu alat yang mampu mengukur suhu terendah dimana propelan mengeluarkan uap dan menyala (meledak). Tujuan penelitian untuk mengetahui ketebalan tabung alat ukur suhu titik nyala propelan terhadap kekuatan tarik dan kekuatan tekuk bahan tabung yang digunakan dihubungkan dengan tegangan kerja yang terjadi saat menerima tekanan hingga 200 bar hasil pembakaran propelan. Manfaat penelitian meliputi: menganalisa komposisi kimia, struktur mikro, .menguji kekuatan tekuk dan kekuatan tarik dan menganalisa bahan yang digunakan untuk pembuatan tabung alat ukur suhu titik nyala propelan. Hasil penelitian bahan tabung merupakan baja karbon rendah 0,12% C dengan fasa ferrite (ɑ) 60,56% dan perlite (ɑ+Fe3C) 39,42% dengan besar butir 372,77 μm2. Tegangan kerja yang terjadi pada bahan tabung dengan ketebalan 23 mm saat menerima tekanan 200 bar adalah 27,39 MPa (longitudinal) dan 109,21 MPa (transversal), sedangkan tegangan yang diijinkan melalui uji kekuatan tarik adalah 88,64 MPa dan 246,56 MPa uji kekuatan tekuk. Kesimpulan penelitian bahan tabung merupakan baja karbon rendah dengan fasa ɑ 60,56% dan ɑ+Fe3C 39,42% dengan besar butir rata-rata 372,77 μm2, kekuatan tarik bahan tabung 425,51 MPa, sehingga tegangan ijin bahan dengan pembebanan tarik adalah 88,64 MPa, kekuatan tekuk bahan tabung 2047,51 MPa, sehingga tegangan ijin bahan dengan pembebanan tekuk 426,56 MPa. Dengan ketebalan tabung 23 mm tegangan kerja yang terjadi adalah 27,39 MPa (longitudinal) dan 109,21 MPa (transversal). Ketebalan tabung yang ideal jika dihubungkan dengan tekanan maksimal 200 bar adalah 8 mm dengan tegangan kerja 314 MPa (transversal) dan 78,75 MPa (longitudinal), ketebalan tersebut dikatakan aman karena tegangan kerja lebih kecil dibanding tegangan ijin di mana tegangan ijin bahan tabung alat ukur suhu titik nyala propelan adalah 88,64 MPa (tarik) dan 426,56 MPa (tekuk).
PENGARUH KEKERASAN TERHADAP ELONGASI DAN STRUKTURMIKRO BESI TUANG NODULAR FCD 45 HASIL PROSES AUSTEMPER 375 oC, 425 oC Djoko Andrijono
TRANSMISI Vol 2, No 2 (2006): Edisi September 2006
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v2i2.4453

Abstract

Untuk meningkatkan sifat mekanis besi tuang nodular adalah dengan cara melakukan proses perlakuan panasaustemper yang prosesnya terjadi 2 tahap yaitu : temperatur austenisasi 900 oC dengan waktu tahan selama60 menit yang dilanjutkan proses austemper pada temperatur 375 oC dan 425 oC dengan waktu tahan masingmasing30, 60, 90 menit. Pengujian yang dilakukan meliputi : uji komposisi kimia, uji kekerasan,pengamatan struktur mikro pada besi tuang nodular kondisi tanpa perlakuan panas austemper dan setelahproses perlakuan panas austemper. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi 260BHN pada temperatur austemper 375 oC dan 245 BHN pada temperatur austemper 425 oC dengan waktutahan yang sama sebesar 30 menit. Elongasi tertinggi 3,57 % pada temperatur austemper 375 oC denganwaktu tahan selama 60 menit dan 5,66 % pada temperatur austemper 425 oC dengan waktu tahan selama 60menit. Struktur mikro besi tuang nodular setelah proses austemper diperoleh struktur bainit atas dan austenitsisa yang berbentuk celah – celah sempit diantara jarum – jarum ferit ( a ) yang tumbuh hampir sejajar sertaada yang berbentuk blok – blok austenit. Pada temperatur austemper 375 oC didapatkan struktur bainit ataslebih halus dibandingkan struktur bainit atas pada temperatur 425 oC.
Analisa Flash Hider pada Senapan Serbu SS1 V1 dengan Variasi Buffle untuk Menurunkan Besarnya Intensitas Cahaya (Candela) di Ujung Laras Simbolido Simbolido; Djoko Andrijono; Jainur Rohman
TRANSMISI Vol 16, No 2 (2020): September 2020
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v16i2.4786

Abstract

Flash hider merupakan komponen senjata ringan berfungsi untuk peredam kilatan cahaya api yang diakibatkan pengaruh pembakaran isian dorong. Apabila terjadi perangpada malam hari dengan adanya flash hider, posisi petembak tidak terlihat oleh musuh, sebab kilatan cahaya api pada ujung mulut laras dapat diredam. Flash hider pada senapan serbu SS1 V1, dengan satu buffle mampu menurunkan intensitas cahaya (candela)83,42 %.Manfaat penelitian memberikan keamanan bagi penembak agar tidak terlihat oleh musuh dengan memasang flash hider. Tujuan penelitian menurunkan intensitas cahaya yang lebih rendah dengan cara menggunakan variasi buffle pada flash hider terhadap besarnya jumlah intensitas cahaya yang keluar di ujung mulut laras dengan menggunakan satu buffle. Kesimpulan penelitian intensitas cahaya mengalami penurunan rata-rata 83,42 % dengan menggunakan senapan serbu SS1-V1 dan  penembakan tanpa menggunakan flash hiderdiperoleh 0,0035 candela. Setelah menggunakan flash hider (satu buffle) diperoleh penurunan menjadi 0,0006 candela. Penurunan intensitas cahaya rata-rata 90,857% dengan menggunakan senapan serbu SS1-V1dengan penembakan tanpa menggunakan flash hider diperoleh 0,0035 candela dan setelah menggunakan flash hider (variasi buffle) diperoleh penurunan 0,00032 candela.Perbandingan nilai persentase penurunan intensitas cahaya pada saat penembakan menggunakan senjata SS1 V1 yang dipasang flash hider (satu buffle) 83,42 % danflashhider (variasi buffle) 90,857%.
ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LISTRIK TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS GAS HIDROGEN DAN EFISIENSI REAKTOR PADA LAS HHO Gunawan Gunawan; Djoko Andrijono; Tuharno Tuharno
TRANSMISI Vol 9, No 2 (2013): Edisi September 2013
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v9i2.4599

Abstract

Gas HHO merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang diperoleh dari hasil proses elektrolisis air(H2O) menjadi 2 atom hidrogen (H2) dan 1 atom oksigen (O2) sehingga menghasilkan gas terdiri atas gas (H2)dan (O2) selanjutnya disebut dengan istilah Brown Gas. Penelitian yang dilakukan pada proses pengelasandengan gas HHO sebagai sumber energi panas dengan variasi kuat arus listrik pada rangkaian PMW terdiriatas: 50 A, 52 A, 54 A, 56 A, 58 A, 60 A diperoleh bahwa pada kuat arus listrik maksimum 60 A mampumenghasilkan temperatur pembakaran 1251,78 0 K dengan laju aliran produksi gas HHO 0,0193 liter/detikdan energi panasnya 2,665 kj serta efisiensi reaktor maksimum 35,57 %. Kesimpulan hasil penelitian lasHHO hanya dapat digunakan untuk proses pemotongan (membuat lubang) dan proses penyambungan(penyatuan) pada logam induk (base metal) yang mempunyai temperatur cair di bawah 1200 0 K.
STRUKTUR COLUMNAR, DENDRITIC DAN ACICULAR BAJA 0,16% C SETELAH PROSES SMAW CONSUMABLE ELECTRODE RB 260 E 6013 Djoko Andrijono
TRANSMISI Vol 10, No 2 (2014): Edisi September 2014
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v10i2.4614

Abstract

Baja 0,16% C setelah di las busur listrik elektroda terbungkus dan dilanjutkan proses variasi media pendinginan terjadi perbedaan sifat kekerasan dan struktur mikro pada daerah lasan terdiri atas: logam induk, daerah pengaruh panas dan logam lasan. Tujuan penelitian untuk mengetahui, membandingkan, menganalisa pengaruh variasi media pendinginan terhadap sifat kekerasan, struktur mikro daerah lasan, sifat mampu las baja 0,16% C, dan mengetahui, menganalisa komposisi kimia logam induk dan elektroda sebagai logam pengisi. Manfaat penelitian untuk memperoleh sifat kekerasan yang paling optimum sehingga dapat diaplikasikan untuk konstruksi sambungan las pada rangka bangunan dan rangka kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan sifat kekerasan daerah lasan yang paling tinggi pada pendinginan oli SAE 90, air dan terendah pada pendinginan udara. Struktur mikro daerah lasan terbentuk fasa ferit () dan perlit ( + Fe3C) pada pendinginan udara. Struktur mikro daerah lasan dengan pendinginan oli SAE 90, air tidak terbentuk struktur martensit melainkan terbentuk fasa , Fe3C. Kesimpulan penelitian sifat kekerasan daerah lasan secara umum semakin meningkat, besar butir semakin halus, kecuali logam induk tidak mengalami perubahan sifat kekerasan dan struktur mikro serta besar butir.
Kualitas Produk Peralatan Pertanian Hasil Tempa Panas Pengrajin Pande Besi Melalui Penerapan Desain Dapur Perlakuan Panas Model Tutup Djoko Andrijono; Sufiyanto
Bahasa Indonesia Vol 19 No 01 (2022): Sarwahita : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Edisi Khusus)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/sarwahita.191.9

Abstract

Abstract The problems encountered by artisan blacksmiths based on the field study results: unable to detect incineration temperature of wood charcoal in the crucibles, crusts occurrence on the metal surface of scrap component of spring leaf SUP 9 after heating process in the exposed model heating treatment. The solutions taken were by transforming the kitchen design, from exposed model heating treatment to closeted model heating treatment, which aimed to avoid oxidation on the incinerated metal, thus crusts do not occur on its surface. The kitchen wall of closeted model heating treatment was made from fireproof bricks, held heat resistance, and carried a stable thermal conductivity out of wood charcoal incineration. A digital thermocouple was installed in the closeted model heating treatment kitchen to accurately measure the temperature of wood charcoal incineration results. The closeted heating model treatment kitchen was designed portable. The solution methods applied field study and descriptive analysis. The study generated a result of sturdiness value with 18.8 HRC average for hoe products was below the standard of sturdiness value according to SNI 02-0331-1989 and generated a result of kitchen wall of closeted model heating treatment made from red bricks with cement as the fastener could not stand the heat. The conclusion for the application of kitchen design of closeted model heating treatment were the sturdity values achieved 58 HRC with SAE 900 C as the cooling lube and the wear rate achieved 0.000165605 gram/m. This meant the wear resistance property was low which met the standard according to SNI 02-0331-1989. Abstrak Permasalahan pengrajin pande besi sesuai hasil studi lapangan: temperatur pembakaran arang kayu di dalam kowi tidak dapat dideteksi, permukaan logam bekas komponen pegas daun SUP 9 timbul kerak setelah proses pemanasan di dalam dapur perlakuan panas model buka. Metode pemecahannya melakukan inovasi pada desain dapur perlakuan panas model buka dirubah menjadi desain dapur perlakuan panas model tutup yang bertujuan: material logam yang dipanasi tidak teroksidasi, sehingga permukaan logam tidak timbul kerak, dinding dapur perlakuan panas model tutup terbuat dari bata tahan api, mempunyai sifat tahan panas serta konduktivitas panas hasil pembakaran arang kayu stabil, dapur perlakuan panas model tutup dipasang termokopel digital agar temperatur hasil pembakaran arang kayu terukur dan akurat, dan dapur perlakuan panas model tutup dirancang dapat dipindah-pindah tempat. Metode pemecahannya menggunakan metode studi lapangan dan metode analisis deskriptif. Hasil-hasil temuan yang diperoleh angka kekerasan produk cangkul rata-rata 18,8 HRC masih di bawah angka kekerasan cangkul menurut SNI 02-0331-1989, dinding dapur perlakuan panas model buka terbuat bata merah dengan pengikat semen tidak tahan panas. Simpulan dengan penerapan desain dapur perlakuan panas model tutup, angka kekerasan mencapai 58 HRC dengan media pendinginan oli SAE 90 dan laju keausan 0.000165605 gram/m memenuhi SNI 02-0331-1989, sehingga sifat ketahanan ausnya rendah.
ANALISIS SURFACE DEFECT MENGGUNAKAN IMAGEJ PADA PRODUK HASIL PROSES ROLL BENDING PIPA KOTAK Sufiyanto Sufiyanto; David Ross; Djoko Andrijono; Rudy Hariyanto
BAROMETER Vol 7 No 1 (2022): Barometer
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35261/barometer.v7i1.5862

Abstract

Produk pipa lengkung merupakan produk yang dibuat melalui proses roll bending. Deformasi dalam bentuk kelengkungan tersebut dihasilkan oleh gaya bending yang diberikan pada material pipa. Karakteristik sifat mampu bentuk pada proses bending ditentukan oleh kemampuan deformasi plastis yang terjadi dan kekuatan material. Pada saat gaya bending yang diberikan melebihi batas kemampuan material maka terjadi kegagalan produk dimana salah satunya adalah surface defect pada proses roll bending pipa kotak. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar luasan surface defect yang terjadi pada proses roll bending pipa kotak. Metode yang digunakan adalah menghitung luasan surface defect dengan aplikasi ImageJ. Tahapan yang dilakukan adalah setting skala, penentuan batas area surface defect, dan pengukuran luasan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aplikasi ImageJ dapat digunakan sebagai metode untuk pengukuran luasan surface defect yang terjadi pada proses roll bending pipa kotak.