Claim Missing Document
Check
Articles

Women's Status in Politics Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 3 (2014): 2014 Presidential Election, Religion & Status of Women
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i3.58

Abstract

"Chair" Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 2 (2014): 2014 General Election & Women Politicians
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i2.59

Abstract

"Three Earthly Bodies" Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 1 (2014): Women Bodies in Ecology
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i1.60

Abstract

Raison d’etre of Mainstreaming Gender in 2014-2019 Jokowi-Kalla Cabinet: Women, Justice and Governance Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 4 (2014): Women in 2014 Cabinet
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i4.67

Abstract

Tulisan ini akan meletakkan fokus pada kehadiran perempuan dalam eksekutif pemerintahan, yaitu kabinet. Kajian singkat ini akan menggunakan pendekatan institutionalisme feminis yang secara metodologis dan klinis melacak, mencurigai, dan menerangkan bahwa akses dan peran perempuan dalam institusi eksekutif amat terbatasi dan berada di bawah rerata adil. Pendekatan ini adalah pendekatan subjektif yang secara aksiologis berpihak pada perempuan dan kelompok minoritas lain (ras-etnis, kelas sosial politik agama, orientasi seksual, difabel, dan lain-lain). Pendekatan ini memiliki tiga matra keberpihakan: pertama, asumsi eksplisit bahwa peraturan dan praktik yang menjadi raison d’être (alasan eksistensial) praktik politik amat maskulin dan mengabarkan ketidaksetaraan relasi kekuasaan, secara spesifik mengkonstruksi (l)iyan dalam kata kunci gender, ras, etnis, agama, dan kelas sosial-ekonomi. Kedua, memberikan penghargaan pada praktik-praktik informal dari proses-proses komunikasi dan tatakelola politik yang tidak termaktub dalam paradigma modern. Perihal 124 ini secara spesifik menginduk pada praktik-praktik masyarakat adat dan perlindungan ekologis yang erat kaitannya dengan perikehidupan perempuan dan para liyan. Ketiga, komitmen pada pengarusutamaan, pendekatan ini menyadari bahwa dua perihal tersebut tidak akan teratasi tanpa ada komitmen politik atas tindakan-tindakan pengarusutamaan, baik gender, difabel, ekologis, dan lain-lain. Dengan membawa tiga dimensi tersebut, tulisan ini akan mengambil posisikeputusan bagaimana akses perempuan menuju kabinet dan bagaimana jalan dibentangkan untuk memberikan para liyan akses yang adil atas praktik-praktik politik—tidak hanya dalam posisi inferior tetapi perempuan juga perlu berada dalam posisi kementerian portofolio strategis—dimana strategi pengarusutamaan gender dijangkarkan ke dalam sistem operasional eksekutif. Riset ini juga merupakan dokumentasi kajian Jurnal Perempuan atas Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada 29 Oktober 2014 bersama beberapa ahli di bidangnya masing-masing.
Religion, 2014 General Election and Status of Women as Other Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 3 (2014): 2014 Presidential Election, Religion & Status of Women
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i3.75

Abstract

Riset kali ini menarasikan perjumpaan antara agama dan politik di Pemilihan Legislatif 9 April dan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 (selanjutnya disingkat Pemilu: Pileg dan Pilpres) dalam menimbang status perempuan. Pendekatan feminisme kerap curiga dan tak percaya bagaimana aliansi kedua terminologi itu dapat dan bisa sungguh-sunguh melayani amanat keadilan gender dan keadilan sosial. Disamping melakukan dokumentasi teoritis, kajian pada Jurnal Perempuan Edisi 82 kali ini, salah satunya, merupakan dokumentasi FGD (Focus Group Discussion) yang dilaksanakan pada Selasa 1 Juli 2014 jam 13-17 WIB di kantor Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta. FGD ini difasilitasi oleh Mariana Amiruddin (Dewan Redaksi Jurnal Perempuan) dengan narasumber berikut: Ade Kusumaningtyas (RAHIMA), Husein Muhammad (Komnas Perempuan), Siti Khadijah Nasution (Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Manneke Budiman (FIB, UI), Masruchah (Koalisi Perempuan Indonesia), Muhamad Ali (Univ California, Riverside), Nur Iman Subono (FISIPOL UI), Septemmy Lakawa (Sekolah Tinggi Teologi Jakarta), Siti Musdah Mulia (Megawati Institute) dan Titi Sumbung (Indonesian Center for Women in Politics). Bahasan konseptual ketiga 113 terminologi pada judul di atas, akan dilengkapi dengan fakta-fakta politik tahun 2014 ini, yaitu fakta Pileg dan fakta Pilpres.
When Bulls No Longer Drink Water under Keningar Trees: Women’s Worldview at Mount Merapi Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 19 No. 1 (2014): Women Bodies in Ecology
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v19i1.89

Abstract

Filsafat ekofeminisme telah mulai memasuki lokus perdebatan bagaimana dia memandang hubungan antara identitas manusia dan percakapan antara manusia, binatang dan alam. Sebelumnya dan masih hidup secara permanen dalam pandangan dunia masyarakat modern bahwa binatang dan alam adalah segala sesuatu yang dikaitkan dengan instrumentalisasi perikehidupan manusia. Perikehidupan selalu dikaitkan dengan kemanusiaan. Perikehidupan manusia memutus dirinya pada kebutuhan-kebutuhan dirinya, sandang-pangannya, tanah-rumahnya, dan segala kenyamanan-kenyamanan yang didapat dari alam dan binatang. Binatang adalah piara, alam adalah instrumen sumber daya untuk eksploitasi tanpa mempertimbangkan keberlanjutannya, tanpa mempertimbangkan sirkularitas ekosistem, ketergantungan antara alam, manusia dan binatang. Manusia meletakkan identitas dirinya secara superior di atas kedua elemen tersebut. Manusia tak lagi dapat mewarisi apa-apa yang ada dalam artefak nenek-moyangnya, dari candi-candi purba, yang mewariskan kesatuan dengan alam, dengan binatang, dengan tumbuhan, dengan Riset 132 pohon-pohon. Modernitas dan kapitalisme telah menceraikan manusia dari kesatuan itu: dari keterkaitan, dari kesetaraan, dari aksi kasihsayang, terhadap alam, terhadap binatang, terhadap pohon-pohon.
Bill Draft on the Elimination of Sexual Violence Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 21 No. 2 (2016): Bill Draft on the Elimination of Sexual Violence
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v21i2.99

Abstract

Feminist Pedagogy as Interruption of Domination: Case Studies of Graduate Studies KWG UI & IKG UIN Kalijaga Dewi Candraningrum; Anita Dhewy
Jurnal Perempuan Vol. 21 No. 3 (2016): Feminist Pedagogy
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v21i3.126

Abstract

Feminist pedagogy explicitly documented equal and inclusive interactions that is aware of the existence of the other in the text and practice of knowledge. Feminist pedagogy is not a tool or collection strategy, but it is a philosophy which links the theory of teaching and learning that putting feminism in its central dynamics. It accepts to be appreciated, criticized, and fought as a form of knowledge dynamics. First, it did the work of resistance against hierarchy and domination. Second, it used the experience as a source of knowledge. Third, it made a transformation and realization in arrays of critical ways. This paper investigates two studies centers: Gender Studies Graduate Program of UI (later shortened as KG UI), which was established in 1990; and Islam & Gender Study UIN Kalijaga (later shortened as IKG UIN YK) which was established in 2015. In-depth interviews are mainly done to the founders of the graduate school at the two universities, lecturers and students.
Fear, Bullying & Will of Female Students in STEM: Case Study of Vocational Schools in Jakarta Dewi Candraningrum; Anita Dhewy
Jurnal Perempuan Vol. 21 No. 4 (2016): Status of Girls in STEM (Science, Technology, Engineering & Mathematics)
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v21i4.150

Abstract

Women in STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) continued to decline from secondary schools to universities level, as well as in lab, teaching and research policy-making and technology. This is triggered by the absence and minority of women in policy and decision-making regarding research in science and technology. Women’s leadership is very low in the area of energy use, adaptation to climate change, and economic production. In the formal sector, only 10% of women are in the sector of STI (science, technology, innovation). Only 5% of women who become members of the national academy of science technology in the respective disciplines. Why does it happen? This paper studies several vocational schools in Jakarta to answer those questions. This research found that the fear of a mother and daughter against STEM is not just happening today, but deeply rooted in the tradition, even in modern era. Besides bullying both in school and in the community, girls’ interest in STEM is also still very low compared to boys. However, this study found how girls copes those hindrances with strong will via their agency to win STEM in their education pathways.
Girls in STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) Dewi Candraningrum
Jurnal Perempuan Vol. 21 No. 4 (2016): Status of Girls in STEM (Science, Technology, Engineering & Mathematics)
Publisher : Yayasan Jurnal Perempuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34309/jp.v21i4.155

Abstract