Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Keragaman Sifat Fisik Padi Lokal di Desa Ture, Jambi Wahyudhi, Aditya; Herawani, Febrina; Tirto, Muhammad; Rif'atunidaudina, Ria; Theodora, Theodora; Mastura, Siti; Mora, Andita Minda; Rahmawati, Noni; Aidiah, Aidiah; Nasrudin, Nasrudin
JURNAL AGROTROPIKA Vol 23, No 2 (2024): Jurnal Agrotropika Vol 23 No 2, Oktober 2024
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v23i2.8734

Abstract

Local rice is a very important germplasm in the plant breeding program of superior rice. Jambi is one of the provinces in Indonesia which has a high diversity of local rice. This high diversity includes the diversity of physical characters of the shape and size of grain. This study aims to look at the physical diversity of lokal Jambi rice grains found in Ture Village. Research on the diversity of physical characters of Jambi local rice was conducted in Ture Village, Pemayung District, Batanghari Regency, Jambi Province. The local rice observed were Putih, Layap, Sereh wangi, Sekempol, Putih Kuning, Jarum Mas, Nak Daro and Ketan Hitam. The physical characters of grain that were observed were grain length, grain width, grain shape, rice color. The results showed that Sekepol was a short type of rice, Ketan Hitam and Jarum  Mas were a long rice and the other cultivars were a medium type. Based on the shape of the rice, the Sereh wangi, Jarum  Mas and  Ketan hitam  have a slender shape while the other cultivars are oval. The color of Ketan hitam is red and the other cultivars are white. Keywords : germplasm; local rice; physical characters; grain shape
Respon Pertumbuhan Semai Tanjung (Mimusops elengi Linn) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam: Response of Seedling Growth of Tanjung (Mimusops elengi Linn.) to Doses of Chicken Manure Fertilizer Puri, Suci Ratna; Hamzah, Hamzah; Handayani, Rajjitha; Rif'atunidaudina, Ria; Rumondang, Jenny; Armada, Galang
Jurnal Silva Tropika Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v8i2.38480

Abstract

ABSTRACT The sufficiency of nutrients in the soil greatly affected the growth and development of plants. The type of plant largely determines its nutritional requirement. Tanjung (Mimusops elengi Linn.) is one of type the forestry plant that has the ability of adapt to air pollution, so that it making it potential to be developed as a protective tree in urban forest development programs. The objective of this research was to determine how the Tanjung seedling growth responds to the dose of chicken manure in the nursery of the Agriculture Faculty, Jambi University. The study used a completely randomized design with a dose of chicken manure as the treatment. The treatments consisted of 5 levels, namely without chicken manure, 500 g/polybag, 750 g/polybag, 1000 g/polybag, and 1250 g/polybag. The research results showed that the dose of chicken manure affected on growth of Tanjung seedlings. The application of 1250 g of chicken manure per polybag had best effect on diameter, number of leaves, shoot dry weight, total dry weight, and root shoot ratio.   Keywords: chicken manure, doses, growth, seedling of Mimusops elengi, ultisol soil   ABSTRAK Kecukupan unsur hara dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Kebutuhan akan nutrisi sangat ditentukan oleh jenis tanaman itu sendiri. Tanjung (Mimusops elengi Linn.) merupakan salah satu tanaman kehutanan yang yang memiliki kemampuan adaptasi terhadap polusi udara sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai pohon pelindung pada program pengembangan hutan kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pupuk kandang yang optimal untuk pertumbuhan bibit tanjung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dosis pupuk kandang ayam sebagai perlakuan yang terdiri atas 5 taraf yaitu tanpa pemberian, 500 g/polibag, 750 g/polybag, 1000 g/polybag, and 1250 g/polybag. Hasil penelitian menunjukkan dosis pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanjung. Perlakuan pupuk kandang dengan dosis 1250 g/polybag memberikan respon pertumbuhan terbaik terhadap diameter, jumlah daun, berat berat kering tajuk, berat kering total dan nisbah tajuk akar pada bibit tanjung.   Kata kunci: dosis, pertumbuhan, pupuk kandang ayam, semai tanjung, tanah ultisol
The DISEMINASI PEMBUATAN BIBIT ALPUKAT UNGGUL DENGAN TEKNIK SAMBUNG PUCUK DI PONDOK PESANTREN DARUL ULUM II DESA RASAU KABUPATEN BATANGHARI wahyudhi, aditya; Herawani, Febrina; Rif'atunidaudina, Ria; Theodora; Mastura, Siti; Nasrudin; Erisha, Norra; Deviona
Journal of Empowerment Community Vol. 6 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jec.v6i1.1611

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pendampingan dan pelatihan peningkatan keterampilan sambung pucuk dalam pembuatan bibit tanaman alpukat oleh santri Pondok Pesantren Darul   Ulum II. Diseminasi ini dilatar belakangi oleh pemanfaatkan waktu luang yang masih kurang optimal oleh santri dan penyediaan bibit alpukat unggul untuk ditanam di lahan pondok yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah  menambah  pengetahuan  dan  keterampilan  santri  mengenai  pembuatan  bibit  unggul dengan teknik sambung pucuk, serta menyediakan bibit alpukat unggul untuk optimalisasi penggunaan lahan di pondok pesantren. Metode yang digunakan adalah ceramah dan pelatihan. Materi-materi terkait pelatihan disampaikan melalui ceramah dan diskusi. Kemudian dilanjutkan dengan praktik secara langsung. Hasil dari diseminasi ini adalah santri dan masyarakat pondok pesantren memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan bibit alpukat dengan teknik sambung pucuk dan tersedianya bibit alpukat unggul untuk ditanam oleh pondok pesantren. Kesimpulan  dari  kegiatan  ini  adalah  kegiatan  diseminasi  pembuatan  bibit  alpukat  unggul  ini menjadi wawasan dan keterampilan baru bagi santri dan masyarakat pondok pesantren untuk dapat membuat bibit tanaman buah unggul. Kata kunci: alpukat, bibit, pondok pesantren, sambung pucuk
Perbandingan Laju Fotosintesis pada Tanaman Tanjung (Mimusops elengi Linn.) dan Tanaman Merbau Darat (Intsia palembanica) pada Berbagai Media Tanam: Comparison of Photosynthesis Rates in Tanjung (Mimusops elengi Linn.) and Merbau Darat (Intsia palembanica) on Various Gowing Media Hardiyanti, Rizky Ayu; Puri, Suci Ratna; Handayani, Rajjitha; Rif’atunidaudina, Ria; Rumondang, Jenny; Yandi, Wahyu Nazri; Muryunika, Rince
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.44376

Abstract

ABSTRACT Sunlight plays a crucial role in the process of photosynthesis because it provides the energy source that plants need. The intensity of light received by plants greatly affects their growth and the efficiency of photosynthesis. The rate of photosynthesis in plants is also greatly influenced by the intensity of sunlight, where if there is sufficient light intensity, adequate amounts of water and carbon dioxide, and appropriate temperatures, photosynthesis will usually reach its peak. The purpose of this research is to observe the rate of photosynthesis in Tanjung (Mimusops elengi Linn.) and Merbau darat (Intsia palembanica) plants with various treatments such as the addition of topsoil, subsoil, rice husk charcoal, cocopeat, sand, cow dung fertilizer, and NPK fertilizer using a plant photosynthesis meter. The research was conducted at the Educational Forest and Nursery Laboratory of the Forestry Department, Faculty of Agiculture, Jambi University. The results of this study indicate that Tanjung with the treatment of topsoil, rice husk charcoal, and 5 g of NPK is the best fertilizer application, as evidenced by the highest photosynthesis rate of 31.7 µmolCO2 m-2s-1. Meanwhile, for the merbau darat seedlings, the treatment with topsoil, sand, and 2 g of NPK fertilizer yielded the highest results for the photosynthesis rate.   Keywords: photosynthesis rate, NPK fertilizer, merbau darat, tanjung, subsoil   ABSTRACT Cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis karena dapat memberikan sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Intensitas cahaya yang diterima tanaman sangat mempengaruhi pertumbuhan dan efisiensi fotosintesis. Laju fotosintesis pada tanaman juga sangat di pengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, dimana jika intensitas cahaya yang cukup, jumlah air dan karbon dioksida yang cukup serta suhu yang sesuai, fotosintesis biasanya akan mencapai puncaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa tinggi laju fotosintesis pada tanaman Tanjung (Mimusops elengi Linn.) dan Merbau darat (Intsia palembanica) dengan berbagai perlakuan seperti penambahan media topsoil, subsoil, arang sekam, cocopeat, pasir, pupuk kotoran sapi dan pupuk NPK dengan alat plant photosyntesis meter. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hutan Pendidikan dan Pembibitan Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanaman Tanjung dengan pemberian perlakuan topsoil, arang sekam dan NPK 5 g merupakan pemberian pupuk terbaik dengan hasil laju fotosintesis tertinggi yaitu 31,7 µmolCO2m-2s-1. Sedangkan pada bibit merbau darat dengan pemberian perlakuan topsoil, pasir dan pupuk NPK 2 g mendapatlan hasil tertinggi untuk laju fotosintesisnya.   Kata kunci: laju fotosintesis, merbau darat, pupuk NPK, tanjung, subsoil
Keragaman Sifat Fisik Padi Lokal di Desa Ture, Jambi Wahyudhi, Aditya; Herawani, Febrina; Tirto, Muhammad; Rif'atunidaudina, Ria; Theodora, Theodora; Mastura, Siti; Mora, Andita Minda; Rahmawati, Noni; Aidiah, Aidiah; Nasrudin, Nasrudin
JURNAL AGROTROPIKA Vol. 23 No. 2 (2024): Jurnal Agrotropika Vol 23 No 2, Oktober 2024
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ja.v23i2.8734

Abstract

Local rice is a very important germplasm in the plant breeding program of superior rice. Jambi is one of the provinces in Indonesia which has a high diversity of local rice. This high diversity includes the diversity of physical characters of the shape and size of grain. This study aims to look at the physical diversity of lokal Jambi rice grains found in Ture Village. Research on the diversity of physical characters of Jambi local rice was conducted in Ture Village, Pemayung District, Batanghari Regency, Jambi Province. The local rice observed were Putih, Layap, Sereh wangi, Sekempol, Putih Kuning, Jarum Mas, Nak Daro and Ketan Hitam. The physical characters of grain that were observed were grain length, grain width, grain shape, rice color. The results showed that Sekepol was a short type of rice, Ketan Hitam and Jarum  Mas were a long rice and the other cultivars were a medium type. Based on the shape of the rice, the Sereh wangi, Jarum  Mas and  Ketan hitam  have a slender shape while the other cultivars are oval. The color of Ketan hitam is red and the other cultivars are white. Keywords : germplasm; local rice; physical characters; grain shape
The DISEMINASI PEMBUATAN BIBIT ALPUKAT UNGGUL DENGAN TEKNIK SAMBUNG PUCUK DI PONDOK PESANTREN DARUL ULUM II DESA RASAU KABUPATEN BATANGHARI wahyudhi, aditya; Herawani, Febrina; Rif'atunidaudina, Ria; Theodora; Mastura, Siti; Nasrudin; Erisha, Norra; Deviona
Journal of Empowerment Community Vol. 6 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/jec.v6i1.1611

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pendampingan dan pelatihan peningkatan keterampilan sambung pucuk dalam pembuatan bibit tanaman alpukat oleh santri Pondok Pesantren Darul   Ulum II. Diseminasi ini dilatar belakangi oleh pemanfaatkan waktu luang yang masih kurang optimal oleh santri dan penyediaan bibit alpukat unggul untuk ditanam di lahan pondok yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah  menambah  pengetahuan  dan  keterampilan  santri  mengenai  pembuatan  bibit  unggul dengan teknik sambung pucuk, serta menyediakan bibit alpukat unggul untuk optimalisasi penggunaan lahan di pondok pesantren. Metode yang digunakan adalah ceramah dan pelatihan. Materi-materi terkait pelatihan disampaikan melalui ceramah dan diskusi. Kemudian dilanjutkan dengan praktik secara langsung. Hasil dari diseminasi ini adalah santri dan masyarakat pondok pesantren memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan bibit alpukat dengan teknik sambung pucuk dan tersedianya bibit alpukat unggul untuk ditanam oleh pondok pesantren. Kesimpulan  dari  kegiatan  ini  adalah  kegiatan  diseminasi  pembuatan  bibit  alpukat  unggul  ini menjadi wawasan dan keterampilan baru bagi santri dan masyarakat pondok pesantren untuk dapat membuat bibit tanaman buah unggul. Kata kunci: alpukat, bibit, pondok pesantren, sambung pucuk
Shade and NPK Effects on Calliandra and Sengon Seedling Growth Differences Rumondang, Jenny; Ratna Puri, Suci; Rif’atunaudina, Ria; Handayani, Rajjitha; Hardiyanti, Rizky Ayu; Dinanty, Fawwaz
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 1 (2025): Januari - Maret
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i1.8763

Abstract

Calliandra (Calliandra sp.) is a shrub with multiple benefits, including its use as firewood and as a high-protein livestock feed. Sengon (Paraserianthes falcataria) is a fast-growing tree species widely cultivated to support the timber industry. To enhance seedling growth and productivity, environmental manipulation through shading and fertilization is necessary. This study aims to evaluate the effects of shading and NPK fertilizer doses on the growth of Calliandra calothyrsus and Sengon seedlings in the context of industrial forest plantation management. Using a completely randomized design, this study tested four shading levels (no shading, 25%, 50%, and 75%) and four NPK fertilizer doses (0, 1, 2, and 3 g per seedling). Each treatment was repeated twice, resulting in a total of 248 seedlings per species. The observed variables included height, diameter, and leaf count. The results showed that Calliandra exhibited no significant differences in height growth across shading levels. However, the best growth was observed under 25% shading, with a height increase of 11.84 cm and a diameter of 1.55 mm, and at an NPK dose of 2 g, with a height of 10.75 cm and a diameter of 1.54 mm. Meanwhile, Sengon showed the best height growth under 75% shading with an NPK dose of 1 g per seedling. The optimal diameter growth for Calliandra was achieved under 25% shading with an NPK dose of 1 g, while Sengon exhibited the best diameter growth without shading and with an NPK dose of 3 g.
Comparative analysis of Genetic Diversity among Pod Vegetables Genetic Resources Potential in Indonesia Revealed by ISSR Markers Rif’atunidaudina, Ria; Sobir; Maharijaya, Awang
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.977 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.3.161-172

Abstract

Kacang tunggak (Vigna unguiculata ssp unguiculata), kacang panjang (V. unguiculata ssp sesquipedalis), kacang Bogor (V. subterranea), koro kratok (Phaseolus lunatus), kacang merah (P. vulgaris), koro pedang (Canavalia ensiformis), koro benguk (Mucuna pruriens) dan kecipir(Psophocarpus tetragonolobus) merupakan sayuran polong penting di Indonesia dari tanaman kacang-kacangan. Tanaman tersebut bernilai ekonomi tinggi dan kaya nutrisi dengan kandungan protein biji keringnya yang hampir sama dengan kedelai dan dapat menunjang kesehatan manusia sekaligus menunjang pangan di masa depan. Informasi keragaman genetik di antara sayuran polong yang berbeda masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik dalam dan antar sayuran polong yang berbeda spesies berdasarkan marka ISSR. Sebanyak 32 aksesi sayuran polong dianalisis menggunakan 11 primer ISSR menghasilkan 80 pita polimorfik dengan persentase polimorfisme sebesar 100% dan primer informatif yang didapat adalah PKBT 3 dan PKBT 6. Hasil analisis kluster dan analisis PCA mengelompokkan 32 aksesi tersebut ke dalam delapan kluster dan menunjukkan mayoritas aksesi yang satu spesies mengelompok bersama. Koefisien kemiripan genetik Gower keseluruhan aksesi berkisar antara 0.425-0.988, dan koefisien kemiripan delapan spesies berkisar antara0.444 – 0.700. Hubungan kekerabatan antara spesies V. subterranean - C. Ensiformis memiliki jarak genetik terkecil, sedangkan jarak genetik terbesar ditemukan antara spesies P. vulgaris - M. pruriens. Penentuan kekerabatan tersebut bermanfaat untuk pemahaman yang lebih lanjut tentang hubungan di antara sayuran polong yang berbeda spesies, yang umumnya dianggap sebagai kelompok yang kompleks dengan variabilitas fenotipik yang tinggi. Kata kunci: jarak genetik, kacang-kacangan, koefisien kemiripan, pengelompokan, polimorfisme
Keaneakaragaman Jenis Serangga pada Tanaman Terung Asam (Solanum lasiocarpum Dunal) di Desa Ibru Kecamatan Mestong Provinsi Jambi Herawani, Febrina; Rif'atunidaudina, Ria; Umami, Maslikhatul; Kurniawan, Rizki; Lia, Mayanda
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 7 No 2 (2025): December
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v7i2.2364

Abstract

Keanekaragaman serangga pada ekosistem pertanaman merupakan indikator penting stabilitas dan kesehatan agroekosistem, sehingga kajian terhadap komunitas serangga pada pertanaman terung asam (Solanum lasiocarpum Dunal) yang belum diketahui jenisnya, sehingga diperlukan sebagai dasar pengelolaan ekosistem berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengkaji keanekaragaman serangga pada pertanaman terung asam (Solanum lasiocarpum Dunal) di Desa Ibru, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Pengambilan sampel dilakukan pada fase generatif menggunakan tiga metode perangkap, yaitu sweep net, yellow pan trap, dan pitfall trap. Indeks keanekaragaman dihitung menggunakan indeks Shannon-Wiener (H′), indeks dominasi (C), dan indeks kepadatan populasi (K). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 740 individu serangga berhasil dikoleksi, terdiri atas 9 ordo, dengan jumlah tertinggi berasal dari ordo Hymenoptera (401 individu). Nilai indeks Shannon-Wiener (H′) tercatat 0,64 (rendah) pada sweep net, 1,74 (sedang) pada yellow pan trap, dan 1,55 (sedang) pada pitfall, sehingga secara umum dikategorikan sedang. Nilai indeks dominasi (C) sebesar 0,33 menunjukkan dominasi rendah, sedangkan indeks kepadatan populasi mencapai 2,90 ekor/m². Hasil ini mengindikasikan bahwa komunitas serangga pada pertanaman terung asam cukup beragam dengan struktur komunitas yang relatif seimbang.