Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Pengembangan Demulsifier Pada Skala Laboratorium Untuk Mengatasi Masalah Emulsi Minyak Di Lapangan "Z", Sumatera Selatan Mahdi Rana Manggala; Sugiatmo Kasmungin; Kartika Fajarwati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2149

Abstract

Emulsi merupakan campuran antara dua macam fluida immiscible, sifat danstabilitasnya dipengaruhi beberapa faktor seperti temperatur, viskositas, agitasi dankomposisi kimia dari minyak pembentuk emulsi tersebut. Lapangan “Z” merupakanlapangan yang berlokasi di wilayah kerja Blok Ogan Komering di Kabupaten OganKomering Ulu, Ogan Ilir dan Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan Di beberapa satellitetelah dilakukan injeksi chemical demulsifier di beberapa satellite karena problem emulsidan water cut yang cukup tinggi, maka ada kemungkinan terjadinya emulsi karena minyakmentah yang bercampur dan didominasi oleh air, sehingga water cut akan cenderungtinggi. Saat ini masih sering terjadi emulsi pada tangki pengumpul minyak ditandai denganBS&W (Basic Sediment & Water) dan kandungan garam (Salt Content) yang tinggi.Dengan menggunakan pengembangan bahan kimia berupa demulsifier (pemecahemulsi), diperkirakan akan memecah emulsi dan menurunkan kandungan garam (SaltContent). Pengembangan demulsifier baru dilakukan dengan metode Bottle Test dalamskala laboratorium. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakansampel minyak mentah (Crude Oil), yaitu minyak Air Serdang dan minyak Guruh serta airproduksi (Produced Water) dari lapangan “Z” yang diambil dari beberapa satellite dansumur minyak, sumur dengan produksi minyak per hari (BOPD) yang besar dan sumurdengan emulsi yang kuat. Diharapkan penelitian ini bisa mendapatkan demulsifier yanglebih efektif dan ekonomis
ISSN (E) : 2540 - 7589 153 ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1 Muh. Aristia Hadi; Sugiatmo Kasmungin; Andri Halim
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2150

Abstract

Tujuan dilakukannya Pressure Build up Test pada sumur gas AST-1 ini adalahuntuk mendapatkan informasi-informasi yang berguna seperti Initial Pressure (Pi),Transmibilitas (kh), Permeabilitas (k), skin (s), model reservoir, dan batas reservoir.Tujuan dari analisa uji deliverabilitas adalah untuk mendapatkan harga Absolute OpenFlow Potential (AOFP) atau kemampuan produksi sumur maksimum. Metode pengujiansumur yang dilakukan pada sumur AST-1 ini yaitu uji Pressure Build up Test (PBU) danIsochronal Test. Kedua uji sumur tersebut akan dilakukan dengan bantuan Software Ecrin4.02 dan perhitungan manual sebagai pembanding.
WETTABILITY STUDIES OF SANDSTONE AFTER THE INJECTION PROCESS OF SURFACTANT BY OBSERVING SALINITY EFFECT, SURFACTANT CONCENTRATION AND TEMPERATURE Muhammad Agus Sahputra; Sugiatmo Kasmungin; Muh. Taufiq Fathaddin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2151

Abstract

The background of this research was based on residual of oil or residual saturationexperienced by irrigated rocks or oil recovery in the secondary oil recovery phase, so anEnhanced Oil Recovery (EOR) method is necessary. However, at that phase also stillfound the remaining oil that remains attached to rocks. Thus, the study of residual oil isrequired by wettability using variations of surfactant chemical solutions at roomtemperature conditions and reservoir temperature variations. Therefor the objectives ofthis research, the processing injection surfactant, interfacial tension of oil-water would bereduced. But, the oil cannot be swept at all in the reservoir by surfactant injection(tendency fluid to adhere rocks). This research will particularly discuss about study ofwettability in sandstones to examine the maximum sweeping point of area by combinationof surfactant and brine. Data analysis used in this research was brine and anionicsurfactant Alpha Olefin Sulfonate (AOS) and core. The specific concentrations of brineand surfactant such as 2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm, 8000 ppm, 10000 ppm, and15000 ppm and 1.0%, 1,2%, 1,4%,1,6% 1,8% and 2,0%. Both of them will examine intemperature 300C, 700C, 800C, and 900C.The result shows of three cores (M1, M2, andM3) of this research get the porosity of each other such as 21,5%, 17,8%, and 20,3% withthe permeability such as 232 mD, 74 mD, and 185 mD. The category owned by porosityand permeability of each cores is very good. The wettability that very dominant categoryof each surfactant owned by mixed surfactant 2% with salinity 2000 ppm that have chosenby 36 mixed of surfactant in temperature 300C, 700C, 800C, and 900C. But, for mixsurfactant in salinity 15.000 ppm would cause the wettability down from water-wet tointermediate-wet. Therefore, the wettability can be concluded that the wettability would getinfluence by passed of certain salinity of fluid or surfactant and the wettability would riseby temperature
KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study) Agung Santoso; Sugiatmo Kasmungin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2154

Abstract

Dalam Enhanced Oil Recovery (EOR), salah satu metoda yang digunakan yaituinjeksi kimia dengan menggunakan polimer. Injeksi polimer pada dasarnya merupakaninjeksi air (Water Flooding) yang disempurnakan. Penambahan polimer dalam air injeksidimaksudkan untuk memperbaiki sifat fluida pendesak, yaitu viskositasnya sehinggadiharapkan dapat meningkatkan perolehan minyak yang lebih besar. .
PENENTUAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR DENGAN VARIASI DRAWDOWN PRESSURE DAN KOMPLESI Christopher Christopher; Sugiatmo Kasmungin; Kartika Fajar Hartono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2224

Abstract

Obyek diskusi dari paper ini adalah skenario-skenario pengembangan dari lapangan X. Lapangan X berlokasi di blok Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia. Lapangan X sekarang dimiliki oleh PT. Pertalahan Arnabatara Natuna. Simulasi reservoir dari lapangan ini memiliki tujuan hanya untuk memproduksi minyak sebanyak mungkin, tanpa memperhitungkan faktor pengeluaran dalam mendapatkannya. Proses simulasi dari lapangan ini dilakukan dengan menggunakan simulator. Volume minyak awal dalam proses inisialisasi berjumlah 24.33 MMSTB, sementara OOIP dari static model berjumlah 24 MMSTB. Ada perbedaan sebesar 1.375%. Karena perbedaannya yang kecil, proses simulasi bias dilanjutkan ke proses berikutnya, yaitu scenario pengembangan. Ada 3 skenario yang diajukan dalam pengembangan lapangan ini. Scenario pertama adalah Case A, yang mengebor 3 sumur infill. Drawdown pressure untuk Case A sebesar 25% dan sumur hanya memproduksi dari zona atas, UG-10. Scenario kedua adalah Case B, yang juga mengebor 3 infill well dengan lokasi yang identic dengan Case A. Drawdown pressure untuk Case B adalah 20% dan tahap produksi pertama dilakukan pada zona atas, dan akan berganti ke zona bawah setelah produksi turun menjadi 400 BOPD, produksi akan beralih ke zona bawah. Case C memiliki kondisi yang identic dengan Case A dengan perbedaan hanya terletak pada drawdown pressure, yaitu 30%. 
HYDRAULIC FRACTURING CANDIDATE-WELL SELECTION USING ARTIFICIAL INTELLIGENCE APPROACH Agus Aryanto; Sugiatmo Kasmungin; Fathaddin M. T.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku III
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2487

Abstract

Hydraulic fracturing is one of the stimulation method that aimed to increaseproductivity of well by creating a high conductive conduit in reservoir connecting it to thewellbore. This high conductivity zone is created by injecting fluid into matrix formation withenough rate and pressure. After crack initiate and propagate, the process continue withpumping slurry consist of fracturing fluid and sand. This slurry continues to extend thefracture and concurrently carries sand deeply into formation. After the materials pumped,carrier fluid will leak off to the formation and leave the sand holds the fracture created.TLS Formation in X and Y Field is widely known as a formation that have lowproductivity since it has low permeability around 5 md and low resistivity 3 Ohm-m. Oilfrom TLS formation could not be produced without fracturing. This formation also havehigh clay content, 20 – 40 % clay. Mineralogy analysis also shown that this formationcontains water sensitive clay such as smectite and kaolinite. Hydraulic fracturing has beendone in this field since 2002 on around 130 wells.At the beginning of hydraulic fracturing campaign, the success parameter is only tomake the wells produce hydrocarbon in economical rate. As the fractured wells becomelarger in number, several optimization is also been done to increase oil gain. Later on, theneeds of conclusive analysis to evaluate well performance after hydraulic fracturing riseup due to sharp decrement of crude oil price. Accurate analysis and recommendationneed to be conducted to assess the best candidate for hydraulic fracturing to maximizesuccess ratio. Even though a common practice, candidate-well selection is not astraightforward process and up to now, there has not been a well-defined approach toaddress this process. Conventional methods are not easy to use for nonlinear process,such as candidate-well selection that goes through a group of parameters having differentattributes and features such as geological aspect, reservoir and fluid characteristics,production details, etc. and that’s because it is difficult to describe properly all theirnonlinearities. In that matter, Artificial Intelligence approach is expected to be analternative solution for this condition.
PERHITUNGAN ISI AWAL MINYAK DENGAN METODE MATERAL BALANCE DAN PERAMALAN PRODUKSI PADA LAPANGAN “IA” Nithyananda Putri Madewa; Sugiatmo Kasmungin; Onnie Ridaliani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2859

Abstract

Lapangan IA yang berlokasi di Sumatera Selatan ditemukan pada tahun 1996 dan mulai berproduksi pada tahun 1997 sampai dengan saat ini. Dalam mengembangkan lapangan minyak, penting adanya untuk mengetahui karakteristik reservoir pada lapangan terserbut antara lain seperti data PVT, sejarah lapangan dan data lainnya untuk menghitung cadangan. Mengetahui Original Oil in Place (OOIP) atau volume minyak awal adalah jumlah total minyak mula-mula yang terdapat di dalam suatu reservoir sebelum diproduksikan. Perhitungan OOIP yang ditentukan dengan metode volumetrik dimana pada reservoir ini didapat sebesar 228 MMSTB. Perhitungan ini ditambahkan dengan menentukan jenis dari tenaga pendorong yang dihitung dengan menggunakan 2 metode yaitu Drive Index dan Kualitatif. Dari kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis tenaga pendorong dominan pada reservoir ini adalah water drive reservoir. Pada perhitungan OOIP dapat dihitung dengan Metode Material Balance didapatkan OOIP sebesar 227 MMSTB. Pada peramalan produksi reservoir menggunakan metode Decline Curve Analysis (DCA) dengan Software Oil Field Manager (OFM) sehingga akan mendapatkan Estimated Ultimate Recovery (EUR), Recovery Factor (RF), Remaining Reserve (RR) dan waktu sumur terserbut dapat berproduksi.
ANALISIS PEMILIHAN POLIMER UNTUK MENGATASI LOST CIRCULATION Ade Muhammad Syah; Sugiatmo Kasmungin; Abdul Hamid
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3306

Abstract

Sumur X ini merupakan sumur penghasil minyak yang sudah diproduksi sejak tahun 2005. Pada sumur ini terjadi kerusakan pada ESP (Electric Submersible Pump) sehingga perlu dilakukan penggantian ESP. Kesulitan yang ditemui pada saat ESP akan diganti adalah terjadinya lost circulation pada saat sumur akan dimatikan. Penyebab hilangnya fluida ke dalam formasi dianalisa berdasarkan data yang ada, diantarnya tekanan hidrostatis yang dihasilkan fluida untuk mematikan sumur, tekanan reservoir, dan tekanan rekah batuan.Kemungkinan penyebab lost berdasarkan analisa yang dilakukan adalah fluida hilang ke dalam formasi B200 melalui lubang perforasi dengan interval 7 ft pada kedalaman ±1070 ft. Kemungkinan ini didukung dengan data lapangan diantaranya adalah tekanan casing dan tubing saat sumur di shut-in dan berdasarkan sejarah formasi B200.Untuk mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh lost circulation ini  agar pekerjaan workover bisa dilanjutkan adalah pemilihan XCD Polymer sebagai pengental kill fluid dimana kill fluid yang digunakan untuk mematikan sumur adalah KCl, dimana fluida ini solid free dan tidak merusak lingkungan serta ramah lingkungan dan tidak melebihi tekanan hidrostatik yang diperlukan untuk mengimbangi tekanan reservoir, dimana tekanan overbalance sebesar 200 – 300 psi. Pemilihan konsentrasi polimer harus dilakukan agar memenuhi kriteria dimana fluida harus bias mempertahankan viskositasnya pada temperatur reservoir dan crosslinker ditambahkan untuk mencegah lost kembali terjadi saat keadaan static. Penambahan crosslinker disebut sebagai crosslinked gel system, dimana penambahan crosslinker ini ditujukan untuk mempercepat gelling time dari fluida tersebut, sehingga mencegah dan meminimalisir terjadinya lost pada saat sirkulasi dihentikan atau saat keadaan statis karena gelling time dari fluida ini tercapai dengan waktu yang relatif cepat dengan penambahan crosslinker.
PENENTUAN KOMPOSISI SURFAKTAN NaLS AMPAS TEBU DENGAN PERTIMBANGAN KESTABILAN SURFAKTAN DAN UJI KELAKUAN FASA Aqlyna Fattahanisa; Rini Setiati; Sugiatmo Kasmungin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3336

Abstract

Surfaktan ampas tebu memiliki peluang yang baik untuk mengembangkan jenis surfaktan lokal. Penelitian ampas tebu menjadi surfaktan yang telah dilakukan baru terbatas pada sulfonasi lignin ampas tebu menjadi surfaktan tetapi belum sampai pada penggunaan surfaktan NaLS ampas tebu sebagai fluida injeksi reservoir minyak pada salinitas rendah. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menentukan komposisi surfaktan NaLS ampas tebu dengan variasi konsentrasi dan variasi salinitas rendah yang kompatibel jika dilakukanya injeksi surfaktan, dengan melihat rheology surfaktan yaitu uji kestabilan surfaktan dan uji kelakuan fasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi laboratorium dengan pengkondisian mendekati kondisi reservoir. Komposisi surfaktan yang dapat dikategorikan siap untuk dilakukannya injeksi surfaktan pada penelitian ini adalah 1,5% 4000 ppm; 1,5% 5000 ppm; 1% 15000 ppm; dan 1,5% 15000 ppm dengan melihat hasil pengujian dan pengamatan uji kestabilan emulsi dan kelakuan fasa. Kedua pengujian tersebut harus dilanjutkan dengan pengujian lebih lanjut berupa pengujian IFT dan Thermal.
PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN NALS AMPAS TEBU DAN SALINITAS TINGGI PADA HASIL UJI KELAKUAN FASA Arinda Ristawati; Rini Setiati; Sugiatmo Kasmungin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3361

Abstract

Industri perminyakan melakukan Pengembangan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dalam peningkatan perolehan minyak di reservoir.  Metode EOR umumnya injeksi kimia, khususnya injeksi surfaktan. Surfaktan memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka fluida minyak dan air dalam matriks batuan sehingga sisa-sisa minyak yang belum dapat terproduksi pada tahap primary recovery maupun waterfloading. Efektivitas surfaktan dalam menurunkan tegangan antar muka minyak-air dipengaruhi oleh jenis surfaktan yang digunakan, konsentrasi surfaktan dan kadar garam larutan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas dan konsentrasi surfaktan tertentu terhadap hasil uji kelakuan fasa.  Uji kelakuan fasa merupakan salah satu Parameter screening surfaktan yang dapat dilakukan untuk melihat karakteristik surfaktan. Uji kelakuan fasa adalah uji terhadap pencampuran fluida reservoir dengan fluida injeksi. Penelitian ini menggunakan  Variasi salinitas tinggi dan konsentrasi surfaktan natrium lignosulfonat (surfaktan NaLS) berbahan baku lignin, yaitu pada salinitas 70000 ppm,75000 ppm dan 80000 ppm dan konsentrasi 0.5%, 0.75%, 1%, 1,25%, dan  1,5%,  Masing-masing diukur pada temperatur 60oC dengan menggunakan minyak ringan. Hasil Uji kelakuan fasa menunjukkan terdapat pengaruh konsentrasi surfaktan NaLS ampas tebu dan salinitas tinggi yaitu dapat membentuk emulsi fasa tengah (mikroemulsi) dengan minyak ringan pada variasi konsentrasi tertentu.
Co-Authors Ababil Rao Akbar Abdalim Fadhlu Salammulloh Abdalim Fadlu Abdul Azis Maulana Ibrahim ABDUL HAMID Adam Fatchur Rohman Ade Muhammad Syah Agung Budi Rudiantoro Agung Santoso Agus Aryanto Agus Astra Agus Astra Pramana Amarullah Iqbal Amira Amira Andri Halim Andry Prima Aqlyna Fattahanisa Arif Eka Rahmanto Arina . Arinda Ristawati Astra Agus Pramana Aziz Ibrahim bambang Kustono Bayu Fathurrahman Bianca Marella Putri Salusu Christopher Christopher Cornelius Cornelius Cynthia Veronika Deana Wahyuningrum Deskha Ardianto Diah Dwi Saputri Djoko Sulistyanto Dwi Atty Mardiana Emmy Fatmi Budhya Engelbertus Fatlolon Eti Suryati Fadliah Fadliah Fathaddin M. T. Fauzy Fauzy Ghitha Naufalia Gita Yuliananda Hardianti Hardianti Havidh Pramadika Ilham Narendrodhipo Insyira Nur Indriana Irma Tuanaya jason kristiadi darmawan Joe Christian Alexander Kartika . Kartika Fajar Hartono Kartika Fajarwati Kartika Fajarwati Hartono Kartika Kartika Kris Pudyastuti Lolyta Frigrina M Taufiq Fathaddin M. Taufiq Fathaddin Mahdi Rana Manggala Masrin Damanik Muh. Aristia Hadi Muh. Taufiq Fathaddin Muhammad Agus Sahputra Muhammad Rafif Falah Muhammad Syarif Fadhlurrahman Muhammad Taufiq Fathaddin, Muhammad Taufiq Muhammad Zakki Fadhillah Nilawati Puspita Ningrum Nithyananda Putri Madewa Norman Vincent Ampang Pasasa Novia Fazilani Nuki Pratiwi Gunawan Onnie Ridaliani Onnie Ridaliani Prapansya Pauhesti Rusdi, Priselia Utami Puri Pauhesti Rachmat Sudibjo Raden Himawan Radityo Danisworo Rahmat Sudibjo Reno Pratiwi Reno Pratiwi Ricky Ricky Rifki Andriyan Rifki Ilahi Rini Setiati Risyad Ramadhan Wibowo Rizki Akbar Salmaraisa Esti Suyudi Salmaraisa Estri Suyudi Samsol Siti Kartika Taufiq Fathaddin Tommy Rinanto Suhadi Vaya Candida Putra Widia Yanti Widya Pratama Kesuma Widya Yanti Yani Fauzani Yulia, Prayang Sunny Yunita Yulianti Zakky Zakky Zico Iqbal Fatturahman Zico Iqbal Faturachman