Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENCEGAHAN COVID-19 DAN PENGUATAN GIZI MASYARAKAT PADA KELOMPOK TANI PELANGI Sudarma, I Made Adi; Pari, Aris Umbu Hina; Pati, Denisius Umbu; Sirappa, Iven Patu; Uli, Reynaldy D.P.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.858 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5260

Abstract

Abstrak: Penyebaran Covid-19 semakin tinggi setiap harinya baik di tingkat nasional maupun daerah termasuk di Kabupaten Sumba Timur. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diarahkan untuk menyediakan informasi kepada masyarakat terkait bahaya dan cara pencegahan virus Covid-19 melalui penyediaan kebutuhan pokok dan pelatihan pembuatan pakan ternak itik. Metode pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi dan pelatihan kepada 10 orang perwakilan kelompok Tani Pelangi di Kelurahan Kawangu dan dievaluasi dengan metode kuesioner. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah 50% anggota kelompok belum memahami pencegahan Covid-19, 80% anggota kelompok tani menyatakan bahwa pemberian kebutuhan pokok berupa beras, telur, bak cuci tangan dan sabun sangat membantu, 70% anggota kelompok tani memahami materi sosialisasi Covid-19 dengan GERMAS, 70% anggota kelompok tani memahami materi pelatihan yang diberikan terkait pembuatan pakan ternak itik, dan 50% anggota kelompok tani bersedia untuk mempraktekkan teknik pembuatan ransum itik di rumah masing-masing. Abstract: The spread of Covid-19 increase day by day in nasional and regional level include Sumba Timur Region. The purpose of this community service activity is to provide information to the public about the dangers and ways of preventing Covid-19 through providing basic food assistance and training for ducks feed. The activity method uses socialization and training for 10 farmers as members of the Pelangi farmer group and also using questioner as part of evaluation. The results show that 50% of group members do not understand the prevention of Covid-19, 80% of farmer group members state that providing basic necessities in the form of mask, rice, eggs, washing tubs and soap is very helpful, 70% of farmer group members understand Covid-19 socialization materials with GERMAS, 70% of farmer group members understand the training materials provided regarding the manufacture of duck feed, and 50% of farmer group members are willing to practice techniques for making duck rations in their respective homes.
Analisis Resiko Derajat Kesehatan Petani Pengguna Pestisida Denisius Umbu Pati
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 5 No 2 (2020): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v5i2.464

Abstract

Background: Healthy is a state of well-being in body, soul, and social conditions so that everyone can live productively socially and economically. Objective: to analyze the effect of risk factors for the health degree of pesticide user farmers in Lambanapu Village, East Sumba Regency. Method: This research is an analytic survey with a cross sectional study design. The population in this study were 132 respondents who used pesticide farmers. The sampling technique used was simple random sampling technique. The sample in this study were 80 respondents who used pesticide farmers. Results: Univariate analysis showed the degree of public health with theoretical farmers who were not sick was 30 (37.5%) and sick were 50 (62.5%), knowledge of pesticide user farmers in good categories was 11 (13.8%), moderate numbered 48 (60.0%) and less amounted to 21 (26.3%), education of farmers using pesticides more than strata 1 amounted to 24 (30.0%), SMP and SMA amounted to 43 (53.8%) and less than SD amounted to 13 (16.3%) while personal protective equipment that meets the requirements amounted to 53 (66.3%) and did not meet the requirements amounted to 27 (33.8%). The results of the bivariate analysis showed that there was an influence between knowledge (p = 0.030), education (p = 0.009) and personal protective equipment (p = 0.003) with the degree of public health. Conclusion: There is a significant influence between knowledge, education and personal protective equipment on health status. Latar Belakang: Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tujuan: untuk Menganalisis Pengaruh Faktor Resiko Derajat Kesehatan Petani Pengguna Pestisida di Kelurahan Lambanapu Kabupaten Sumba Timur. Metode: Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancang bangun cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 132 responden petani pengguna pestisida. Teknik sampling yang digunakan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 80 responden petani penggguna pestisida. Hasil: Analisis univariat menunjukkan derajat kesehatan masyarakat dengan petani keteori tidak sakit berjumlah 30 (37.5%) dan sakit berjumlah 50 (62.5%), pengetahuan petani pengguna pestisida dengan kategori baik berjumlah 11 (13.8%), sedang berjumlah 48 (60.0%) dan kurang berjumlah 21 (26.3%), pendidikan petani pengguna pestisida lebih dari strata 1 berjumlah 24 (30.0%), SMP dan SMA berjumlah 43 (53.8%) dan kurang dari SD berjumlah 13 (16.3%) sedangkan alat pelindung diri yang memenuhi syarat berjumlah 53 (66.3%) dan tidak memenuhi syarat berjumlah 27 (33.8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan (p=0.030), pendidikan (p=0.009) dan alat pelindung diri (p=0.003) dengan derajat kesehatan masyarakat. Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan dan alat pelindung diri terhadap derajat kesehatan.
Optimalisasi Kinerja Pemerintah Desa dalam Penggunaan Infrastruktur Water Closet (WC) Umum untuk Mengurangi Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kecamatan Tanarighu Kabupaten Sumba Barat Denisius Umbu Pati; Pingky Alfa Ray Leo Lede; Martina F. Diaz
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i0.1255

Abstract

The performance of the village government is an indicator or benchmark in determining how the government is successful in the welfare of its people to achieve high levels of productivity in society and its government. Public services are part of the performance of the government, how the village government provides or takes policies and decisions in an effort to improve the quality of life and life of a more prosperous community. The village government took a policy to hold a public Water Closet (WC) that the community could use to reduce diseases caused by the environment. The research objective is to see 1). Village Government Performance in Using Public Water Closet (WC) Infrastructure to Reduce Open Defecation (BABS); 2). Community satisfaction with the performance of the Village Government in the Use of Public Water Closet (WC) Infrastructure to Reduce Open Defecation (BABS); 3). obstacles received by the village government in carrying out the development of Public Water Closet (WC) infrastructure to Reduce Open Defecation (BABS). The research method used in this research was descriptive qualitative method. The study population was 36 village fund managers and community leaders. The sample in this study consisted of 18 village fund managers and community leaders spread across 8 villages from 18 villages in Tanarighu District, West Sumba Regency. The sampling technique used in this study was purposive sampling, by using key people who understand village problems clearly, the manager of village funds, namely the village head or village secretary, as well as people who feel the village government policies, namely community leaders. The results showed that the performance of the village government was good where the community was satisfied with the services provided, the village community's satisfaction with the performance of the village government, the community was satisfied because the village government was currently transparent, accountability and the balance of community rights and obligations were the priority of the village government, and obstacles. what the village government receives is classified as difficult with the location or land that is owned by individuals and is supported by a lack of knowledge.Keywords: village government; public water closet (WC) infrastructure; open defecation (BABS)ABSTRAKKinerja pemerintah desa merupakan indikator atau tolak ukur dalam menentukan bagaimana pemerintah tersebut berhasil dalam mensejahterakan masyakatnya untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam Masyarakat dan pemerintahannya. Pemerintah desa mengambil kebijakan untuk mengadakan Water Closet (WC) umum yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam mengurangi penyakit yang disebabkan oleh lingkungan. Tujuan penelitian untuk melihat 1). Kinerja Pemerintah Desa dalam Penggunaan Infrastruktur Water Closet (WC) Umum untuk Mengurangi Buang Air Besar Sembarang (BABS); 2). Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam Penggunaan Infrastruktur Water Closet (WC) Umum untuk Mengurangi Buang Air Besar Sembarang (BABS); 3). hambatan yang diterima pemerintah desa dalam menjalankan pemangunan infrastruktur Water Closet (WC) Umum untuk Mengurangi Buang Air Besar Sembarang (BABS). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitian adalah 36 orang pengelola dana desa dan tokoh masyarakat. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 orang pengelola dana desa dan tokoh masyarakat yang tersebar di 8 desa dari 18 desa di Kecamatan Tanarighu Kabupaten Sumba Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan menggunakan key people yang memahami masalah desa secara jelas, pengelola dana desa yaitu kepala Desa atau Sekretaris Desa, serta masyarakat yang merasakan kebijakan pemerintah desa yaitu tokoh masyarakat dan yang menjadi sampel masuk dalam kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian didapatkan kinerja pemerintah desa sudah baik dimana masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang telah diberikan, kepuasan masyarakat desa terhadap kinerja pemerintah desa, masyarakat merasa puas karena pemerintah desa saat ini transparan, akuntabilitas dan keseimbangan hak dan kewajiban masyarakat menjadi prioritas pemerintah desa, dan hambatan yang diterima pemerintah desa tergolong sulit dengan lokasi atau lahan yang merupakan milik perorangan dan didukung dengan pengetahuan yang kurang.Kata kunci: pemerintah desa; infrastruktur water closet (WC) umum; buang air besar sembarang (BABS)
Faktor Predisposisi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Baun, Kecamatan Amarasi Barat Martina Fenansia Diaz; Denisius Umbu Pati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i4.1256

Abstract

The low coverage of K4 pregnancy check visits in Baun Health Center is one of the causes of the high maternal mortality rate and infant mortality rate. The purpose of the study was to analyze faktors related to the examination of K4 pregnancy in the Baun Health Center. This type of research was analytic observation with a retrospective study method or case control approach. The population was 304 post-partum mothers and 80 samples (40 cases and 40 controls). The sampling technique used simple random sampling technique. Research variables were age, education, knowledge and parity. The research instrument were questionnaires. The statistikal analysis in this study was Chi square (X2) with a confidence level α = 0.05. The results showed significant age ρ-value 0.041, education ρ-value 0.009, knowledge ρ-value 0.014, and parity ρ-value 0.002, while the variables that had no relationship were occupations ρ-value 0.143. Age, education, knowledge and parity have relation with K4 pregnancy visit.Keywords: predisposing faktors; K4 pregnancy visitABSTRAKRendahnya angka cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Baun menjadi salah satu penyebab angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang masih tinggi. Tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan K4 di Puskesmas Baun. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan observasional analitik dan pendekatan case control. Populasi sebesar 304 ibu nifas dan sampel sebesar 80 (kasus berjumlah 40 dan kontrol berjumlah 40). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Variabel penelitian yaitu umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas, instrument penelitian menggunakan kuesioner dan pengambilan data primer dan sekunder. Analisis statistik dalam penelitian ini adalah Chi square (X2 ) dengan tingkat kepercayaan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan signifikan umur ρ-value 0,041, pendidikan p-value 0,009, pengetahuan p-value 0,014, dan paritas ρ-value 0,002, sedangkan variable yang tidak mempunyai hubungan adalah pekerjaan p-value 0,143. Umur, pendidikan, pengetahuan dan paritas mempunyai hubungan dengan kunjungan kehamilan K4.Kata kunci: faktor predisposisi; kunjungan kehamilan K4
Pelatihan Pembuatan Stik dan Pilus Rumput Laut pada Kelompok Usaha Kelurahan Kambajawa Firat Meiyasa; Nurbety Tarigan; Gian Kirana Efruan; Denisius Umbu Pati; Desy Asnath Sitaniapessy
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 03 (2019): Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v2i03.3525

Abstract

Kelompok usaha “Ceria 41”, “Dahlia 28” dan “Sehati” merupakan kelompok usaha yang bergerak dalam menghasilkan produk olahan berbahan dasar pangan lokal. Kelompok usaha ini merupakan bagian dari ibu – ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Kambajawa, Sumba Timur, NTT. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pendampingan kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi dan pengetahuan kepada kelompok usaha tentang pemanfaatan pangan lokal yang dapat dikembangkan menjadi oleh – oleh khas Sumba. Kegiatan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: workshop, praktek pembuatan stik dan pilus rumput laut, dan pendampingan serta pemasaran produk. Hasil dari pengabdian ini memberikan pengaruh positif pada ketiga kelompok tersebut, dimana produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen berdasarkan formulasi yang tepat dan juga desain kemasan yang menarik. Hal ini terlihat dari jumlah produk yang telah dipasarkan di berbagai lokasi seperti swalayan dan outlet yang ada di kota Waingapu – Sumba Timur.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI BUDIDAYA IKAN DI KELURAHAN LAMBANAPU KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR Denisius Umbu Pati
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol 3 No 2 (2018): Mei
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi ikan budidaya merupakan kegiatan membudidayakan ikan yang terus dipelihara sampai menghasilkan ikan yang baru tanpa diambil hasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat produksi budidaya ikan di Kelurahan Lambanapu Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan rancang banguncross sectional study. Lokasi penelitian di Kelurahan Lambanapu Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur. Populasi adalah semua petani pembudidayaan sebanyak 21 Kepala Keluarga, teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 21 Kepala Keluarga. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa,petani yang membudidayakan ikan tidak mampu tumbuh kembang dengan baik berjumlah 7 (33,3%) sedangkan petani yang membudidayakan ikan dan mampu tumbuh kembang berjumlah 14 (66,7%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwaada pengaruh antara pengetahuan petani ikan (p=0,017), pendidikan petani ikan (p=0,025), pekerjaan petani ikan (p=0,017), dengan tingkat produksi petani ikan, namun hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara motivasi petani ikan (p=0,943) dan jumlah bibit ikan (p=0,743) dengan tingkat produksi petani ikan. Kata kunci: Faktor dan Produksi analisis
ANALISIS PENGARUH PENGHASILAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT (E. COTTONI) DI DESA TANAMANANG KECAMATAN PAHUNGAN LODU KABUPATEN SUMBA TIMUR Denisius Umbu Pati
Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 11 No 1 (2022): EQIEN- JURNAL EKONOMI DAN BISNIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr Kh Ez Mutaqien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.439 KB) | DOI: 10.34308/eqien.v11i1.678

Abstract

Seaweed is one of the potential fishery commodities to be cultivated. Seaweed has multiple functions in various industries such as food, beauty, pharmaceutical, textile and agriculture industries. This study aims to analyze the effect of income for Sakol (E. cottoni) Seaweed Cultivators in Plantang Village, Pahungan Lodu District, East Sumba Regency. The type of research conducted in this research is an analytical survey with a cross sectional study design. The research location is in Plantang Village, Pahunga Lodu District, East Sumba Regency. The population in this study were 145 seaweed farmers. The sample in this study was 102 seaweed cultivators. The results of the univariate analysis showed that the income of seaweed cultivators according to household needs was 41 (40.20%) cultivators and the income of seaweed cultivators who were not suitable was 61 (59.80%) cultivators. The results of the bivariate analysis showed that there was a very significant effect between the number of hours worked (p = 0.038) and the capital of the farmer (p = 0.041) and the income of the seaweed farmers, while the results showed that there was no effect between the level of education of the farmers (p = 0.107). with seaweed farming income. The conclusion of this study is that there is a very significant effect between the number of hours worked and the capital of the farmer and the income of seaweed cultivation.
Ritual Petani Marapu (Makna Simbolik Ritual Petani Marapu di Desa Wunga Kabupaten Sumba Timur) Diana Andayani Djoh; Denisius Umbu Pati; Ospensius Kawawu Taranau
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11642

Abstract

Kebudayaan masyarakat Desa Wunga merupakan perilaku masyarakat yang dilakukan dengan cara menghormati leluhur-leluhur melalui suatu kepercayaan yang disebut sebagai marapu. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan pola deskriptif-eksploratif. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai Desember 2018. Lokasi penelitian Desa Wunga, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpove sampling. Informan yang dipilih berjumlah enam orang, dua orang sebagai informan kunci yaitu pemimpin agama/tua-tua adat (Rato) dan empat orang sebagai informan utama atau petani desa Wunga. Jenis pengumpulan data yakni data primer dan data sekunder. Teknik analisa data adalah kualitatif. Hasil penelitian Kepercayaan marapu berfungsi untuk menjembatani hubungan dengan Alkhalik sebagai yang tertinggi. Mereka percaya adanya Tuhan atau Alkhalik yang tidak boleh secara sembarang disapa oleh manusia. Untuk itu, Marapu berfungsi untuk menjembatani hubungan dengan Alkhalik sebagai sebagai pemilik semesta alam yang ada. Marapu diyakini juga sebagai pengatur, pemelihara alam semesta yang mewujudkan kekuatan ilahi dalam bentuk tanda- tanda alam (kilat, gempa bumi, dan lain-lain), maupun dalam bentuk benda-benda (gunung, batu, pohon, emas yang dikeramatkan dan sebagainya). Makna Simbolik Ritual Petani Marapu ditandai dengan praktik atau ritual yang dijalankan masyarakat Wunga dalam bertani maupun berternak ialah seluruh kegitan tersebut dilakukan melalui ritual/ kepercayaan marapu mulai dari persiapan hingga panen dan beberapa ternak disiapkan sebagai pelengkap dari ritual tersebut. Melalui ritual ditemukan makna diproyeksikan dalam bentuk rumah adat orang Sumba dengan arsitektur dan fungsinya yang menggambarkan posisi serta.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI Pennisetum purpureum cv. Mott YANG DIBERIKAN PUPUK BOKASHI SLUDGE BIOGAS DENGAN LEVEL BERBEDA I Made Adi Sudarma; Junesius Opang Maramba Njara; Denisius Umbu Pati
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Peternakan ( Jurnal Of Animal Science )
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jac.v7i1.6138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh performans Pennisetum purpureum cv. Mott (rumput Odot) yang diberikan pupuk bokashi sludge biogas dengan level 0, 15 dan 30 ton/hektar. Penelitian ini menggunakan bibit rumput Odot, bedengan tanah ukuran 160 x 160 x 45 cm, sludge biogas, EM-4, dedak padi, sekam padi, gula air, dan air. Adapun alat-alat yang digunakan sekop, pacul, ember, sabit, terpal, palat drum dan pengukur suhu lingkungan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Kristen Wira Wacana Sumba. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakukan dan 4 ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditanami 9 anakan/ stek rumput Odot sehingga total terdapat 108 anakan rumput Odot. Perlakuan P0 : tanpa pemberian pupuk; P1 : pemberian pupuk 15 ton/ha; dan P2 : pemberian pupuk 30 ton/ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang nyata (P<0.05) perlakuan pupuk level 15 dan 30 ton/ha terhadap perlakuan kontrol (tanpa pemberian pupuk) pada variabel tinggi tanaman, panjang daun dan produksi bahan segar namun tidak terdapat pengaruh nyata (P>0,05) pada variabel jumlah anakan. Disimpulkan bahwa pemberian pupuk bokashi sludge biogas hingga 30 ton/ha dapat meningkatkan produksi rumput odot.
KUALITAS SPERMATOZOA SAPI SUMBA ONGOLE DALAM PENGENCER TRIS KUNING TELUR YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG Musa Tay Lamba Awang; Alexander Kaka; Denisius Umbu Pati
JURNAL PETERNAKAN SABANA Vol 1 No 1 (2022): Edisi Januari-April 2022
Publisher : Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.407 KB) | DOI: 10.58300/jps.v1i1.224

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas spermatozoa sapi SO yang di simpan pada suhu ruang. Materi yang digunakan adalah semen pejantan yang bersumber dari 2 (dua) ekor sapi SO yang telah terlatih untuk diambil semennya. Semen yang di hasilkan di tampung dengan metode vagina buatan yang dilakukan setiap 3 hari sekali penampungan. Sedangkan rancangan percobaan dalam penelitian terdiri dari 3 perlakuan dan 10 ulangan sehingga diperoleh 30 unit percobaan antara lain: P1 : Pengencer tris (PT) 90% + kuning telur (KT) 10%; P2: PT 80% + KT 20% dan P3: PT 70% + KT 30%. Adapun variabel dalam penelitian ini meliputi variabel makroskopis yakni volume, warna, konsistensi, pH bau). Sedangkan variabel makroskopis antara lain gerakan massa, gerakan individu, konsentrasi, viabilitas dan abonormalitas. Semua data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis of variance dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Hasil analisis of variance pada perlakuan P2 berbeda nyata (P<0,05) dengan P1 dan P2 terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa sapi SO. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa penambahan level kuning telur yang berbeda memberikan pengaruh terhadap motilitas spermatozoa dengan level kuning telur sebaiknya menggunakan maksimal 20%.