Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Edukasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Lansia (Usia Lanjut) Terhadap Kejadian Diabetes Melitus Di Desa Persiapan Kaju Pati, Denisius Umbu; Boling, Merlin Yohana Selly
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i3.857

Abstract

Diabetes melitus merupakan masalah Kesehatan yang cukup serius dengan kelebihan berat badan menjadi factor resiko bagi banyak penyakit tidak menular. Oleh karena itu sangat penting dilakukan pemerinksaan secara berkala dengan melakukan pemeriksaan antropometri guna mendeteksi peningkatan indeks massa tubuh (IMT) sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular (PTM) akibat kelebihan berat badan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah workshop atau pemberian materi oleh narasumber dan pemeriksaan atau screaning gula darah (gula sewaktu atau GDS) dengan sasaran pada lansia (usia lanjut) di Desa persiapan Kaju. Hasil dari pre-test pengetahuan masyarakat kurang berjumlah 15 (50%) dan cukup berjumlah 14 (46,7%) dan post-test berjumlah 10 (33,3%) dan baik berjumlah 20 (66,7%), hal ini menunjukkan ada peningkatan yang sangat signifikan terhadap pengetahuan peserta lansia. Berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan hasil dua peserta memiliki Riwayat diabetes melitus. Tim pengabdaian berharap penyakit diabetes melitus di desa persiapan kaju dapat dilakukan pencegahan sedini dengan pengetahuan yang ada saat ini dan masyarakat melakukan pola hidup yang sehat.
Faktor Penentu Stunting pada Anak Balita di Kecamatan Mahu Kabupaten Sumba Timur Denisius Umbu Pati
JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT DAN SOSIAL Vol. 3 No. 1 (2025): Februari
Publisher : CV. ALIM'SPUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jikas.v3i1.1063

Abstract

Stunting merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat penting karena berdampak besar terhadap kualitas sumber daya manusia pada generasi yang akan datang. Stunting adalah kegagalan tumbuh pada anak kecil (anak di bawah usia 5 tahun) yang tinggi atau tinggi badannya terlalu kecil untuk usianya akibat kekurangan gizi kronis. Tujuan dari penelitian ini ialah melihat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan pola pengasuhan ibu terhadap stunting pada anak balita. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan desain case control study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 98 sampel kasus dan 98 sampel control. Uji yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa kerakteristik responden dengan kategori pemberian ASI secara Eksklusif berjumlah 93 (47,4%) responden dan kategori tidak memberikan ASI secara eksklusif berjumlah 103 (52,6%) sedangkan kerakteristik responden dengan pola pengasuhan kategori memberikan pola asuh secara baik dan benar baik itu memberikan perawatan, memberikan makanan yang bergizi, dan menjaga kebersihan anak berjumlah 12 (6,1%) responden dan kategori memberikan pola asuh yang tidak maksimal atau kurang baik berjumlah 184 (93,9%). Dan terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dan pola pengasuhan balita terhadap stunting pada balita dengan nilai p-value 0,003. Saran diberikan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan responden dan meningkatkan akses terhadap fasilitas Kesehatan.
Pemberdayaan Kelompok BUMDes Meringngi Omba Leghu pada Peternakan Ayam RAS Petelur di Desa Kareka Nduku Selatan Pati, Denisius Umbu; Pari, Aris Umbu Hina
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 10 (2024): Desember
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i10.1755

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang digunakan untuk menggali dan meningkatkan potensi yang ada pada masyarakat, hal ini bertujuan untuk pembangunan yang terjadi di desa berpusat dari masyarakat lokal, sehingga masyarakat dapat keluar dari kemiskinan. Pemberian dana desa kepada pemerintah desa untuk dikelola ialah bertujuan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas utama yang harus ada di masyarakat desa sehingga masyakarat desa dapat keluar dari kemiskinan. Desa Kareka Nduku Selatan memiliki BUMDes Maringngi Obma Leghu yang dikelola oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan desa dan masyarakat desa. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, perangkat desa dan pengurus BUMDes, Pelatihan pembuatan pupuk organic dari feses ayam kepada masyarakat dan pengurus BUMDes dan Pendampingan dan evaluasi kepada masyarakat desa. Hasil dari pada kegiatan ini ialah masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut dan masyakarat juga mengaplikasikan atau menerapkan kegiatan yang sudah diberikan di dalam kegiatan pertanian masyarakat.
Efektifitas Saringan Pasir Lambat (Downflow) dalam Pengukuran Kualitas Air sebagai Dampak Penurunan Kekeruhan Air Sungai Sebagai Air Bersih di Kabupaten Sumba Timur Denisius Umbu Pati
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2022): October 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.135 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i3.4138

Abstract

Abstrak Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenuhi kebutuhan maupun menopang hidupnya secara alami. Saringan pasir lambat ini sangat efektif karena hanya menggunakan satu macam pengolahan mampu menghasilkan kualitas yang baik. Pada saringan pasir lambat terjadi pengurangan kekeruhan air sampai pada tingkat yang dapat ditoleransi untuk air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pH, Temperatur, Oksigen terlarut, Amoniak dan kekeruhan menggunakan saringan pasir lambat. Penelitian dilakukan menggunakan saringan pasir lambat dengan ketebalan 80 cm, 100 cm dan 120 cm. Penelitian dilakukan selama 14 hari. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada pengukuran air sungai menggunakan saringan Pasir lambat mampu mengurangi kekeruhan, hasil penelitian menunjukkan sebelum 5,0-6,4 sesudah 5,0-5,5, pada pengukuran pH saringan pasir lambat berhasil menaikkan pH menjadi sebelum 5,5-6,4 pH sesudah 6,4 -6,8 pH. Hasil Pengukuran Temperatur (suhu) adalah pada ketebalan pasir 100 cm dan 120 cm lebih efektif dalam menaikkan suhu air sungai menjadi sebelum 28,5-28,9 sesudah 28,7-29,2. Hasil pengukuran oksigen terlarut (desolved oxygen) mengalami kenaikkan dengan pengukuran menggunakan saringan pasir lambat menjadi sebelum 3,2-36,7 sesudah 3,6-6,9. Hasil Pengukuran Amoniak (NH3) pada penelitian penggunaan saringan pasir lambat sangat efektif dalam mengatasi Amoniak dan menurunkan nilai amonik menjadi sebelum 5-10 sesudah 3-8. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini air sungai menjadi tidak berbau, berasa dan mengurangi kekeruhan. Kata Kunci: Saringan Pasir Lambat, Kualitas Air, Kekeruhan Air. Abstract Water is a resource that is needed by living things both to meet their needs and sustain life naturally. This slow sand filter is very effective because it only uses one type of processing to produce good quality. The slow sand filter reduces the turbidity of the water to a tolerable level for clean water. The purpose of this study was to determine pH, temperature, dissolved oxygen, ammonia and turbidity using a slow sand filter. The study was conducted using a slow sand filter with a thickness of 80 cm, 100 cm and 120 cm. The study was conducted for 14 days. Based on the results of the study, it was found that the measurement of river water using a slow sand filter was able to reduce turbidity, The results showed that before 5.0-6.4 after 5.0-5.5, the slow sand filter pH measurement succeeded in raising the pH to before 5.5-6.4 after 6.4-6.8 pH. The results of the Temperature Measurement (temperature) are that the thickness of the sand is 100 cm and 120 cm is more effective in increasing the temperature of the river water to before 28.5-28.9 after 28.7-29.2 The results of the measurement of dissolved oxygen (desolved oxygen) increased with measurements using a slow sand filter to before 3.2-36.7 after 3.6-6.9. The results of Measurement of Ammonia (NH3) in research using a slow sand filter is very effective in overcoming Ammonia and reducing the ammonia value to before 5-10 after 3-8. So the conclusion from this research is that the river water becomes odorless, tasteless and reduces turbidity. Keywords: Slow Sand Filter, Water Quality, Water Turbidity
Dampak Psikososial Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual di Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur Desy A. Sitaniapessy; Denisius Umbu Pati
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 3 (2022): October 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.555 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i3.4139

Abstract

Abstrak Kekerasan seksual terhadap anak merupakan bentuk kejahatan yang wajib mendapat perhatian semua pihak, mulai keluarga sampai kepada pemerintah. Jumlah kasus kekerasan seksual yang cukup tinggi tentu menjadi tanggung jawab semua pihak dalam menyelesaikan masalah ini. Seringkali yang menjadi kendala dalam penyelesaian kasus kekerasan seksual adalah kurangnya pemahaman para pendamping atau orang tua dalam memahami dampak yang dirasakan oleh anak korban kekerasan seksual sehingga pendampingan yang diberikan kepada anak tidak secara holistic dan tidak tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak psikososial anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Dengan mengetahui dampak psikososial pada anak korban kekerasan seksual, maka akan menolong pendamping dan juga orang tua dalam mendampingi anak korban kekerasan seksual dengan cara dan metode yang tepat. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah anak korban kekerasan seksual yang berada di Kecamatan Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur dan bersedia menjadi subjek dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini bentuk pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik snowball sampling. Hasil penelitian ini merumuskan bahwa dampak psikososial yang dirasakan oleh anak korban kekerasan seksual yaitu anak merasakan ketakutan, sikap tidak percaya pada orang dan cenderung tertutup, anak korban kekerasan seksual sulit diajak berkomunikasi, merasa bersalah, Kecemasan, Korban juga merasa malu, mengalami rasa regresi/kemunduran yang tidak sesuai dengan perkembangan mental dan emosi seusianya karena sering mengalami ketegangan, depresi, sehingga anak menjadi pendiam, rendah diri, menarik diri dari pergaulan sosialnya. Mengalami kemarahan yang mendalam karena kehilangan kepercayaan terhadap orang dewasa yang dipercayainya sehingga dia menjadi kasar, agresif dan nakal bahkan dapat pula melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri sebagai bentuk pelarian diri dari permasalahan yang dihadapinya. Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Psikososial, Anak Abstract Sexual violence against children is a form of crime that must receive the attention of all parties, from the family to the government. The high number of cases of sexual violence is certainly the responsibility of all parties in resolving this problem. Often the problem in solving cases of violence is the understanding of assistants or parents in understanding the impact felt by child victims of violence so that the assistance provided by children is not holistic and not on target. The purpose of this study was to determine the psychosocial impact of children who were victims of sexual violence. By knowing the psychosocial impact on child victims of sexual violence, it will help assistants and parents to accompany child victims of sexual violence in the right ways and methods. This study will use a descriptive method with a qualitative approach. The subjects of this study were child victims of sexual violence who were in Waingapu City District, East Sumba Regency and were willing to become subjects in the research conducted. In this study, the form of data collection to be carried out is the snowball sampling technique. The results of this study formulate that the psychosocial impact felt by child victims of sexual violence, namely children feeling fear, distrust of people and tend to be closed, child victims of sexual violence are difficult to communicate with, feel guilty, anxiety, victims also feel ashamed, experience a sense of regression. setbacks that are not in accordance with the mental and emotional development of their age because they often experience tension, depression, so that the child becomes quiet, has low self-esteem, withdraws from his social interactions. Experiencing deep anger because of losing trust in an adult whom they trust so that they become rude, aggressive, and naughty and can even commit acts that are self-defeating as a form of escape from the problems they face. Keywords: Sexual Abuse, Psychosocial,Children.
Determinan kejadian malaria menggunakan rapid diagnostic test (RDT) pada wilayah endemis Puskesmas Mahu Denisius Umbu Pati; Aris Umbu Hina Pari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 10 (2024): Volume 18 Nomor 10
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i10.550

Abstract

Background: Malaria is an infectious disease that is still a serious health problem in endemic areas, including in the Mahu Health Center area, East Sumba Regency. The disease is caused by protozoa of the genus Plasmodium and is transmitted through the bite of female Anopheles mosquitoes. Malaria control is an important part of efforts to achieve the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs). However, environmental factors and community behavior in endemic areas often increase the risk of transmission. Purpose: To analyze the determination of malaria incidence using Rapid Diagnostic Test (RDT). Method: Analytical observational study with a cross-sectional approach and 310 respondents were selected through a multistage random sampling technique. Data collection was carried out through direct observation, structured interviews, and documentation, then analyzed using a linear regression test. Results: The distance between the house and the breeding place, the presence of livestock pens, the availability of ventilation nets, the use of nets while sleeping, and the use of mosquito repellent significantly influenced the incidence of malaria with a p value <0.05. Conclusion: Environmental factors and community behavior such as the distance of the house from mosquito breeding sites, the presence of livestock pens, the availability of mosquito nets, the use of mosquito nets, and the use of mosquito repellent are determining factors for malaria incidence in endemic areas. Suggestion: Environmental interventions such as rearranging the location of mosquito breeding sites and livestock pens, as well as providing education to the community about the importance of using mosquito nets and mosquito repellent as preventive measures, need to be improved.   Keywords: Endemic; Malaria; Rapid Diagnostic Tests (RDT).   Pendahuluan: Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan serius di daerah endemis, termasuk di wilayah Puskesmas Mahu, Kabupaten Sumba Timur. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Pengendalian malaria menjadi bagian penting dari upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Namun, faktor lingkungan dan perilaku masyarakat di daerah endemis seringkali meningkatkan risiko penularan. Tujuan: Untuk menganalisis determinan kejadian malaria menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan sebanyak 310 responden dipilih melalui teknik multistage random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara terstruktur, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan uji regresi linear. Hasil: Jarak rumah dengan breeding place, keberadaan kandang ternak, ketersediaan kasa ventilasi, penggunaan kelambu saat tidur, dan penggunaan obat nyamuk secara signifikan memengaruhi kejadian malaria dengan perolehan p-value < 0.05. Simpulan: Faktor-faktor lingkungan dan perilaku masyarakat, seperti jarak rumah dengan breeding place, keberadaan kandang ternak, ketersediaan kasa ventilasi, penggunaan kelambu, dan penggunaan obat nyamuk, merupakan determinan penting dalam kejadian malaria di daerah endemis. Saran: Harus adanya peningkatan intervensi lingkungan, seperti penataan ulang lokasi breeding place dan kandang ternak, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan kelambu dan obat nyamuk sebagai upaya pencegahan.   Kata Kunci: Endemis; Malaria; Rapid Diagnostic Test (RDT).
Kesehatan Mental Peternak Babi Pasca Wabah ASF: Studi Deskriptif Di Kelurahan Kambajawa dan Kanatang Denisius Umbu Pati
JURNAL MULTIDISIPLIN ILMU AKADEMIK Vol. 2 No. 4 (2025): Agustus
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jmia.v2i4.5389

Abstract

Kesehatan mental pada peternak babi mengacu pada kondisi psikologis yang mencakup kemampuan mereka dalam mengelola stress, mengatasi kecemasan, dan mempertahankan fungsi kehidupan sehari-hari setelah terdampak wabah Virus African Swine Fever (ASF). African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit hewan menular yang menyebabkan kematian massal babi dan telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian untuk menggambarkan kondisi kesehatan mental peternak pasca wabah ASF. Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif-kuantitatif dengan sampel sebanyak 50 responden yang terdampak langsung wabah ASF pada Kelurahan Kambajawa dan Kanatang. Hasil penelitian pada peternak babi akibat wabah ASF, yang mengalami stress terbanyak dengan kategori ringan berjumlah 39 (0,78%) responden, depresi dengan kategori ringan berjumlah 25 (0,5%) responden dan sedang 18 (0,36%) responden dan kecemasan dengan kategori sedang berjumlah 20 (0,4%) responden hal ini dikarenakan factor tuntutan ekonomi keluarga atau beternak babi menjadi pengahasilan utama keluarga, faktor budaya, dan kebutuhan keluarga lainnya yang bisa dihasilkan dari hasil beternak babi hilang akibat wabah Virus African Swine Fever (ASF).
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik “Paniwang” Terhadap Produksi Dan Kandungan Nutrisi Biomassa Sorgum Lokal Sumba Umur Panen 100 Hari Hamu, Melania Loda Ana; Sudarma, I Made Adi; Pati, Denisius Umbu
JURNAL PETERNAKAN SABANA Vol. 4 No. 1 (2025): Edisi Januari-April 2025
Publisher : Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/jps.v4i1.1137

Abstract

The increasing livestock population triggers the need for forage feed, but limited land and land conversion are obstacles. Sorghum (Watar hammu) Kiku mbimbi, a local variety of East Sumba, has the potential as livestock feed because it is tolerant of dry land and nutritious, but its productivity is influenced by environment and fertilization. This study examines the effect of Paniwang fertilizer on the nutrition and fresh weight production of 100-day-old sorghum. Using a completely randomized design (CRD) with 5 fertilizer dose treatments (0, 10, 20, 30, 40 tons/ha) and 4 replications, the study at the Field Laboratory of Universitas Kristen Wira Wacana Sumba (March-June 2024) measured fresh material production and nutrition (proximate test), analyzed by ANOVA and DUNCAN (95% confidence). The results showed that Paniwang fertilizer significantly affected sorghum production and nutrition. The optimal dose of 30 tons/ha (P3) produced the highest fresh weight (521.20 grams), while high doses (40 tons/ha, P4) reduced production. There was variation in nutrient content between treatments: treatment without fertilizer (P0) produced the highest dry matter (DM) (87.910%) and the lowest metabolizable energy (ME) (2,808.95 kcal/kg), treatment of 10 tons/ha (P1) produced the highest crude protein (CP) (7.460%) and the lowest crude fiber (CF) (13.741%), and treatment of 20 tons/ha (P2) produced the highest ME (3,182.70 kcal/kg). This study confirms that variety, fertilization, harvest age, and environmental conditions affect sorghum nutrient content, which needs to be considered to improve sorghum-based feed quality. Paniwang fertilizer is effective in increasing sorghum production and nutrient content, serving as a reference for the development of sustainable alternative feed.
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pola Pertumbuhan Tanaman Sorgum Lokal Sumba (Watar Hammu Kiku Mbimbi) Bulu, Lewi; Sudarma, I Made Adi; Pati, Denisius Umbu
JURNAL PETERNAKAN SABANA Vol. 4 No. 1 (2025): Edisi Januari-April 2025
Publisher : Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/jps.v4i1.1138

Abstract

The utilization of sorghum biomass as animal feed from agricultural waste needs to be increased due to the lack of availability of animal feed due to the long dry season on Sumba Island. One alternative to increase sorghum productivity is to regulate the appropriate planting distance for the growth and production of sorghum plants. This study used a completely randomized design with 5 treatments and 3 replications where 1 replication had 18 planting holes so that there were 270 planting holes. The treatments given were P1 = planting distance 25 cm x 25 cm; P2 = planting distance 25 cm x 37.5 cm; P3 = planting distance 25 cm x 50 cm; P4 = planting distance 25 cm x 62.5 cm; and P5 = planting distance 25 cm x 75 cm. The variables observed were plant height and number of plants. The results of this study indicate that different planting distance treatments have a significant effect on the height of local sorghum plants where a closer planting distance (25x25) is able to provide a fairly higher plant height, while the number of growth shows good results in all treatments. It is concluded that local sorghum plants as animal feed can be planted at a closer planting distance to produce more optimal biomass production.