Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah Dan Perilaku Terhadap Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Susiani Hariningsih; Aries Prasetyo; Sujangi
Gema Lingkungan Kesehatan Vol. 21 No. 2 (2023): Gema Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gelinkes.v21i2.71

Abstract

ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan bawah ataupun atas dan bisa berdampak pada berbagai penyakit, baik infeksi ringan sampai penyakit berat yang parah, tergantung dari patogen, faktor inang, dan faktor lingkungan. Melalui data yang dihimpun terdapat 4 (empat) juta orang meninggal akibat dari infeksi saluran pernapasan akut, kemudian ketika di perinci didapat infeksi saluran pernapasan ataslah penyebab utamanya dengan menyumbang data 98%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian  penyakit ISPA di Wilayah Puskesmas Pangkur. Penelitian di sini menggunakan penelitian exposed facto dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan semua kepala keluarga yang ada pada Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Metode penentuan titik sampling dengan fixed disease sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan status penyakit ISPA data Bulan Juni, Juli, Agustus yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkur. Hasil penelitian tentang kejadian penyakit ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas pangkur menunjukkan bahwa penghitungan resiko prevalensi komponen fisik rumah tehadap kejadian penyakit ISPA sebesar 8,636 dengan nilai r sebesar 0,020. Penghitungan resiko prevalensi perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA sebesar 2,017 dengan nilai r sebesar 0,124. Komponen rumah dan perilaku memiliki besar pengaruh 55,3% terhadap kejadian ISPA. Penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara lingkungan fisik rumah dan perilaku penghuni rumah terhadap kejadian penyakit ISPA. Diharapkan bagi penderita ISPA ada upaya perbaikan lingkungan fisik rumah dan menerapkan perilaku sehat.
Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat Melalui Kegiatan CTPS Prihastini, Lilis; Yulianto, Budi; Prasetyo, Aries; Sujangi
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2: Juli 2024
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v4i2.648

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah adalah praktik kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik selama siswa berada di kelas maupun di luar kelas. PHBS di sekolah perlu mendapatkan perhatian terutama anak usia tingkat sekolah dasar, karena masa tersebut anak-anak rentan terhadap penyakit infeksi dan masih tingginya in absentia siswa dikarenakan penyakit berbasis lingkungan. Tujuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa sekolah dasar mengenai PHBS. Metode yang digunakan pre-test dilanjutkan ceramah dan tanya jawab menggunakan power point mengenai pencegahan Stuntung, selanjutnya diakhiri dengan post-test. Hasil dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini responden yang memperoleh skor baik padapre-test sebesar 71,8% meningkat menjadi 96,8% responden pada hasil skor post-test. Sehingga didapatkan simpulan terdapat peningkatan skor responden antara pre-test dan post-test. Perlu adanya promosi kesehatan yang lebih intensif tentang CTPS sehingga adanya perubahan perilaku pada siswa.
Sosialisasi GERCEP Stunting (Gerak Cegah dan Penanganan Stunting) Prasetyo, Aries; Indraswati, Denok; Handoyo; Sujangi
APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2: Juli 2024
Publisher : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47575/apma.v4i2.649

Abstract

Stunting dan masalah kekurangan gizi lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang diperhatikan secara global. Sebanyak 149,2 juta balita di dunia diperkirakan mengalami stunting. Masih adanya balita yang stunting di Desa Mitra maka perlu dilakukannya peningkatan pengetahuan tentang stunting sebagai pencegahan.  Tujuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang Stunting. Metode yang digunakan pre-test dilanjutkan ceramah dan tanya jawab menggunakan power point mengenai pencegahan Stuntung, selanjutnya diakhiri dengan post-test. Hasil dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini responden yang memperoleh skor baik pada pre-test sebesar 73,7% meningkat menjadi 97,4% responden pada hasil skor post-test. Sehingga didapatkan simpulan terdapat peningkatan skor responden antara pre-test dan post-test dan warga mitra terutama ibu balita  untuk menerapkan pola asuh makan balita yang benar.