Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

POTENSI TANAMAN OBAT BANONDIT (Biophytum petersianum Klotzsch) SEBAGAI SUMBER PAKAN HIJAUAN DI LEMBAH KEBAR PAPUA BARAT Diana Sawen
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 2 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.608 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2012.v02.i01.p08

Abstract

Banondit has been known as “Kebar grass” by the people in Papua Kebar valley and also in Indonesia for generations. This study was carried out to know the potential extent of banondit as medical plant and source of forage for livestock. The study lasted for 2 months by using descriptive method with case studies. Local com- munities, the one who get benefit from these species, were used as respondents by using random sampling. The results showed that community utilized banondit as drugs in their life to improve fertility for men and women, to normalize menstrual cycle, and for livestock (Bali cattle, goats, pigs and chicken) which cultivated in this location. Banondit within other forages grew naturally dispersed on pastures at Kebar. Livestock raising system remain extensive with the biological rhythm which has been formed for years. In that case, these animals continually consumed banondit according to their needs.
PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN BUAH MERAH PADA SISTEM PEMELIHARAAN BABI SECARA PASTURA Diana Sawen; Bernaddeta Wahyuni Irianti Rahayu; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.988 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v04.i01.p08

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan pada bulan April 2013, untuk mengetahui pemanfaatan limbah hasil pengolahan buah merah pada sistem pemeliharaan ternak babi secara pastura di Kampung Umpakalo Jayawijaya. Bagi masyarakat suku Dani di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, babi memiliki nilai penting secara sosial budaya dan ekonomi. Babi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian mereka secara turun temurun. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan percobaan lapangan untuk mengukur pertambahan bobot badan. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tiga perbedaan pakan tambahan menggunakan limbah buah merah (kontrol, biji buah merah dan biji + sari buah merah). Jumlah sampel ternak sebanyak 15 ekor babi lokal fase grower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan berat badan pada perlakuan dengan penambahan biji + sari buah merah. Pertambahan bobot badan harian yang diperoleh dari semua perlakuan adalah 0,41 kg. Hal ini karena sari buah merah mengandung betakaroten dan tokoferol yang lebih tinggi sehingga sangat membantu dalam pertumbuhan ternak di samping pakan lainnya yang dikonsumsi. Limbah buah merah sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pakan
Respon pertumbuhan rumput Setaria (Setaria spachelata) yang diberikan pupuk kotoran satwa Kuskus asal penangkaran Fredrik R.S. Mauri; Diana Sawen; Alnita Baaka
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v2i2.1040

Abstract

Cuscus is an arboreal animal whose habitat is in the forest with the type of food consumed are fruits, leaf shoots, and agricultural plants. Animal manure can also be used as organic fertilizer for forage plants. This study aims to determine the growth response of Setaria grass (Setaria sphacelata) given a dose of cuscus manure fertilizer with banana and avocado consumption. The study was designed in a CRD with 3 treatments. The treatments were P0 = without fertilizer (100% soil), P1 = 40 g/polybag of cuscus manure with banana consumption, and P2 = 40 g/polybag of cuscus manure with avocado consumption. Planting is done by pols on polybags measuring 30 x 25 cm. The results showed that the highest plant height of Setaria grass was found in P2 with an average of 101.70, then P1 was 101.47 and P0 was 71.16 cm/week. The results were the same for the number of leaves and tillers, P2 showed significantly higher results (P<0.05), followed by P1 and control. The application of organic fertilizer of cuscus manure with the consumption of bananas and avocados can increase the growth of Setaria grass.
KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASlTAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI KABUPATEN YAPEN: BOTANICAL VARIERTY AND CARRYING CAPACITY OF NATURAL PASTURE AT YAPEN REGENCY Muhammad Junaidi; Diana Sawen
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 5 No. 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted in several natural pasturing at Yapen regency during approximately 1 month. This study to aim detects botanic variety and carrying capacity of natural pasturing Yapen regency, Papua. Survey used in this study. This study is done to identifies and weight plant found at natural pasturing. At natural pasturing founds 22 species that consist of 7 palatable species (grass = Axonophus compressus, Cyperus kylingia (Kylingia monochepala), Andropogon sp, Eleusine indica, Digitaria pruriens, Cyperus rotundus and legume = Drymaria cordata) and 15 non palatable species (Cycloporus aridus, Menchrocephala bicolor, Psidium guajava, Mimosa pudica, Solanum verbascifolium, Commelinna memfusa, Eupatorium odoratum, Borreria laevis, Hyptis rhomboidea, Achyranthes aspera, Sida rhombifolia, Mengodia sarmentosa, Ageratum conyzoides, Murdania nudiflora, Biden pilosa) . Dominant species based on fresh weight are: non palatable species = 53,666 percent and palatable species = 46,333 percent. Palatable species consist of 43,757 percent grass and 2,575 percent legume. Carrying capacity of natural pasturing only 0,56 animal units a hectare or equal with 0,84 head Bali cattle (body weight about 300 kg) a hectare.
Potensi Legum Pohon “Dema” Asal Kabupaten Sarmi Papua Sebagai Hijauan Pakan: The Potential of Dema Tree Legume in Sarmi Papua as a Forage Diana Sawen; Luki Abdullah
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.99

Abstract

Abstract A preliminary study was carried out to determine the potential of dema tree legumes from Sarmi Papua as forage. Dema is the name of the local language for this legume. This study was conducted for 10 months in Sarmi regency, using a case study method with survey techniques, interviews, and laboratory analysis. The observations made included identification of species, morphology, and habitat as well as nutrient content. The results of this study indicate that there are two species of dema legume, the morphology was different in habitat description and leaf morphology. Propagations are by stem cuttings and seeds. The legumes nutritional content are 18.87% crude protein, 16.18% crude fiber, 3.97% calcium, and 17 amino acids. Forage production is around 2-4 kg/tree/3 months. Species identified as Ormocarpum orientale. The conclusion is dema legume has potential as forages. Keywords : Forages; Legumes; Potency; Sarmi Abstrak Suatu studi awal telah dilakukan untuk mengetahui potensi leguminosa pohon “dema” asal Kabupaten Sarmi Propinsi Papua sebagai hijauan pakan. Dema merupakan nama dari bahasa lokal untuk menyebut legume ini. Studi dilakukan selama 10 bulan, bertempat di kabupaten Sarmi, menggunakan metode studi kasus dengan teknik survei, wawancara dan analisis laboratorium. Pengamatan yang dilakukan meliputi identifikasi spesies, morfologi dan habitat serta kandungan gizi. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies legume dema, morfologinya spesifik pada deskripsi habitat dan morfologi daun. Perkembangbiaknnya dengan stek batang dan biji. Selanjutnya legume dema memiliki kandungan protein kasar sebesar 18,87%, serat kasar 16,18%, Kalsium (Ca) 3,97% dan juga 17 asam amino. Produksi hijauannya, 2-4 kg/pohon/3 bulan dan spesies teridentifikasi dengan nama Ormocarpum orientale. Dengan demikian berpotensi sebagai hijauan pakan. Kata kunci: Hijauan pakan; Legume pohon; Potensi; Sarmi
MONITORING BIOGAS DAN PENANGANAN KESEHATAN TERNAK SAPI DI PILOT PROJECT KAMPUNG JANDURAU DISTRIK KEBAR TIMUR : Biogas Monitoring and Cattle Health Handling in the Pilot Project of Jandurau Village, East Kebar District Daniel Seseray; Abdul Ollong; Iriani Sumpe; Purwaningsih; Alnita Baaka; Rinetha Stella Suabey; Agustinus G. Murwanto; Diana Sawen; John Arnold Palulungan
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v3i2.263

Abstract

ABSTRACT The existing biogas has not been utilized by all group members due to several problems, including the clogging of the gas valve in the reactor, and the leaking of storage which has not been handled independently by the community. Livestock health management is an obstacle for farmers in Jandurauw. Inspection of biogas installations is carried out by directly observing the condition of the equipment and followed up with training to handle the problem. Animal health is carried out by observing the condition of livestock and handling through the provision of drugs and vitamins. In addition, counseling is also carried out to introduce the use of traditional medicines that can be given to livestock. Members of the Jandurau livestock group can handle the problem of damage to the biogas installation and also understand the use of traditional medicine in livestock  Keywords: Bali cattle; Biogas; Jandurauw village    ABSTRAK  Biogas yang ada belum dimanfaatkan oleh seluruh anggota kelompok, berbagai kendala seperti tersumbatnya kran gas pada reaktor biogas dan bocornya storage belum mampu ditangani secara mandiri oleh warga masyarakat. Penanganan kesehatan ternak menjadi keterbatasan bagi peternak di Kampung Jandurauw. Pemeriksaan instalasi biogas dilakukan dengan cara melihat langsung kondisi perangkat biogas, jika ditemukan terdapat kerusakan dilakukan pelatihan untuk menangani kerusakan tersebut. Sedangkan kesehatan  hewan dengan melihat kondisi ternak yang sakit, kemudian dilakukan penanganan dengan pemberian obat dan vitamin. Selain itu juga dilakukan penyuluhan tentang obat-obatan tradisional yang dapat diberikan ke ternak. Anggota kelopok ternak kampung Jandurauw dapat menangani permasalahan kerusakan instalasi biogas, dan juga paham akan penggunaan obat-obat tradisional. Kata kunci: Biogas; Sapi Bali; Kampung Jandurauw
Respon Produksi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum), Benggala (Panicum Maximum) dan Setaria (Setaria Spacelata) terhadap Perbedaan Salinitas Diana sawen; Merlyn N. Lekitoo; Martha Kayadoe; Onesimus Yoku; M. Djunaedi
Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.817 KB) | DOI: 10.37729/jrap.v5i1.44

Abstract

Forage is a ruminant animal basal feed, where sufficient and continuous availability and good quality must be a priority. Place to growth or location, also determine the existence and production of forage including grass species in this study. This study aims to determine how much the production of elephant grass, panicum and cetaria on salinity differences. The study was conducted for 4 months, in Kompleks Perumahan dosen UNIPA Amban in Manokwari West Papua. The study was designed with a split plot design in to Completely Randomize design (CRD) 4x3 with 4 replications. As the main plot is grass species and the subplot is salinity based on growing media. Factor I is grass species (Sp) consisting of: Pennisetum purpureum (Sp1), Panicum maximum (Sp2) and Setaria spacelata (Sp3) and then Factor II is growing media (M) consisting of: soil 100% (M0), soil 70% + 30% of sand (M1), soil 50% + 50% of sand (M2) and soil 30% + 70% of sand (M3). Statistical analysis shows that the effect of salinity is significant (P<0.05) on plant growth variable, namely fresh matter production, dry matter production and stem leaf ratio. Planting media M1 (soil 70% + sand 30%) perform the best result, and species that is responsive to salinity is Panicum maximum (Sp2).
BIOMASS OF Setaria sphacelata DUE TO ORGANIC FERTILIZERS OF CUSCUS FECES BASED ON FRUIT CONSUMPTION IN THE SECOND DEFOLIATION Diana Sawen; L. Nuhuyanan; Sriani Nauw; M. Junaidi; B. T. Hariadi
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 2 (2022): Pastura Vol. 11 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2022.v11.i02.p02

Abstract

Penggunaan pupuk organik sudah banyak dilakukan dalam budidaya hijauan pakan. Salah satu jenispupuk organik yang juga bisa dimanfaatkan yaitu yang berasal dari kotoran satwa kuskus yang ada di penangkaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biomassa rumput setaria berupa rasio daun batang, produksi segar, dan produksi bahan kering akibat pemberian perlakuan pupuk organik (PO) feses kuskus pada defoliasi kedua. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan yaitu: P0= kontrol; P1 = 40 g/polybag PO feses kuskus berbasis konsumsi pisang; dan P2= 40 g/polybag PO feses kuskus berbasis konsumsi avokad. Penelitian dilakukan dengan 4 ulangan dengan lama waktu 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan masing-masing dosis 40 g/polibag PO feses kuskus berbasis konsumsi pisang dan avokad, secara analisis ragam nyata memberikan perbedaan terhadap biomassa rumput setaria (bobot segar dan produksi bahan kering), yaitu perlakuan P0 82 g/polybag, P1 dan P2 masing-masing, 123 g/polibag dan 122 g/polybag, sedangkan produksi BK 24,93 g (P0), 43,08 g (P1) dan 41,25 g (P2). Selain itu rasio daun batang dan bobot kering setaria juga tidak memberikan pengaruh. Dengan demikian disimpulkan bahwa P1 merupakan perlakuan terbaik yang mampu meningkatkan biomassa rumput setaria. Kata kunci: biomassa, pupuk organik feses kuskus, Setaria sphacelata
Komposisi Kimia dan Potensi Pengembangan Indigofera zollingeriana Sebagai Sumber Hijauan Pakan di Provinsi Papua Barat Firna Novita Yafur; Diana Sawen
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.5.2022.49-55

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia dan potensi pengembangan Indigofera zollingeriana sebagai sumber hijauan pakan di Provinsi Papua Barat. Penelitian dilakukan di sub Laboratorium Agrsotologi Fakultas Peternakan Universitas Papua, selama 2 bulan. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik observasi lapang dan analisis laboratorium. Indigofera zollingeriana merupakan jenis legum pohon introduksi yang sudah dikembangkan atau dibudidayakan di wilayah Papua Barat sebagai hijauan pakan potensial yang memiliki karakteristik morfologi yang baik, kandungan protein yang tinggi serta mampu dikembangkan pada lahan-lahan marginal. Kandungan protein kasar Indigofera zollingeriana di ketiga lokasi bervariasi 25,36-26,32%. sedangkan kandungan serat kasarnya bervariasi 11,9 –18,99%. Protein Kasar sebesar 25,36-26,32%, Serat Kasar sebesar 11,9-18,99%, Lemak Kasar sebesar 1,43-3,33% dan Abu sebesar 6,33-10,35%.
Penerapan budidaya hijauan pakan melalui pertumbuhan leguminosa merambat pada praktikum mahasiswa di kebun hijauan makanan ternak: Application of forage cultivation through the development of cover crop leguminosae in a forage garden by students Diana Sawen; Lambertus E. Nuhuyanan; Bambang Tj. Hariadi; Onesimus Yoku; Caroline D. Ariana; Mikael G. Sallosa; Yohanis P. E. A. Nurak; Norma Y. Nouwenik; Bayu Rifai; Linkolin Soe; Yoppy Kafiar; Emma F. Kendy; Jeinuddin M. R. M. Iha; Agustinus Y. Vuin; Gaby Fonataba; Daud Keiya; Rika L. A. Waliana; M. Abdurahim
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v4i3.404

Abstract

ABSTRACT  Providing forage for livestock in adequate quantities and continuously available is the aim of forage cultivation. This student project was carried out to provide education based on practice and offer forage cultivation information for the farmer. Three species of legume have been planted which consist of Arachis glabrata, Centrosema pubescens, and Clitoria ternatea. Those legume are good quality forage for the livestock. Descriptive methods has been applied  with trial plot of legume and direct observation on the field. The project has been carried out in the animal farm of the Faculty of Animal Husbandry of Papua University in Manokwari. The porject run for three months. The results showed that simultaneously, the three legume species increased plant growth and growth rates in the form of the number of leaves, the number of tillers, and the length of the tendrils, which increased with the time of observation. Forage cultivation actually aims to provide forage of good quality in adequate quantities and continuously available for livestock according to their needs. This learning program actually also aims to provide education to students participating in the course and, in general, to breeders about how to cultivate forage in the form of creeping leguminosae, including Arachis glabrata, Centrosema pubescens, and Clitoria ternatea. The method used is descriptive, with the techniques of making demonstration plots or observation plots, discussion, and direct observation. The activity lasted for 3 months and was located in the HMT plantation area owned by the Faculty of Animal Husbandry, UNIPA Manokwari. The results showed that simultaneously, the three legume species increased plant growth and growth rates in the form of the number of leaves, the number of tillers, and the length of the tendrils, which increased with the time of observation.  Keywords: Cover crop legume; Forages; Growth   ABSTRAK   Budidaya hijauan pakan ternak sebenarnya bertujuan untuk menyediakan hijauan pakan yang berkualitas baik, dengan jumlah yang memadai dan tersedia berkesinambungan bagi ternak sesuai dengan kebutuhannya. Program pembelajaran ini sebenarnya juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa peserta mata kuliah dan juga secara umum kepada peternak tentang bagaimana melakukan budidaya hijauan pakan berupa leguminosa merambat, diantaranya Arachis glabrata, Centrosema pubescens dan Clitoria ternatea. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik pembuatan demplot atau petak pengamatan, diskusi dan observasi langsung. Kegiatan berlangsung selama 3 bulan yang berlokasi di lahan kebun HMT milik Fakultas Peternakan UNIPA Manokwari. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa secara simultan ketiga spesies legume memberikan peningkatan pertumbuhan tanaman dan laju pertambahan berupa jumlah daun, jumlah anakan dan panjang sulur yang semakin besar seiring dengan waktu pengamatan. Kata kunci: Hijauan pakan; Legume cover crop; Pertumbuhan